benita fitriana nim: 109092000002 -...

135
PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN, FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN MOTIVASI TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN POKOK NON BERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT Benita Fitriana NIM: 109092000002 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 / 1435 H

Upload: dinhkien

Post on 26-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN,

FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN MOTIVASI

TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN POKOK NON

BERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT

Benita FitrianaNIM: 109092000002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 / 1435 H

Page 2: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN,

FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN MOTIVASI

TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN POKOK NON

BERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT

Benita FitrianaNIM: 109092000002

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian pada Program Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 / 1435 H

Page 3: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2015

Benita Fitriana109092000002

Page 4: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah
Page 5: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama Benita Fitriana

Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 3 Februari 1991

Jenis Kelamin Female

Nomor HP 087878736788

Agama Islam

Status Single

Kewarganegaraan Indonesian

Email [email protected]

Alamat Japos Graha Lestari Blok D V No. 20 RT 02 RW 08

Jurangmangu Barat, Pondok Aren, Tangerang

RIWAYAT PENDIDIKAN

TK Dian Lestari ( 1996 - 1997 )

SDN Joglo 01 Jakarta ( 1997 -2003 )

SMPN 206 Jakarta (2003 - 2006 )

SMAN 90 Jakarta ( 2006 - 2009 )

Strata I Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2009 – 2014 )

Page 6: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

RINGKASAN

Benita Fitriana. 109092000002. Pengaruh Usia, Pendidikan, Pendapatan, FaktorSosial, Budaya, Pribadi dan Motivasi terhadap Persepsi Konsumsi Pangan PokokNon Beras di Wilayah Jakarta Barat di bawah bimbingan Ujang Maman(Pembimbing 1) dan Siti Rochaeni (Pembimbing 2)

Peran pokok pertanian sebagai mesin penggerak ekonomi nasional adalahmenciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesiamengalami pertambahan angka yang cukup besar, dan ini menjadi tantangandalam menciptakan ketahanan pangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi karakteristikkeluarga responden Jakarta Barat. 2) Mengidentifikasi indikator-indikator faktorsosial, budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokoknon beras. 3) Menganalisis pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor sosial,budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokok nonberas.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan secara sengaja (purposive)di Kecamatan Cengakareng Jakarta Barat. Data yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dariresponden dengan menggunakan kueisoner dan wawancara dengan pihak yangterkait, sedangkan data sekunder meliputi gambaran umum wilayah penelitian,data penduduk, dan data potensi pangan lokal dari sumber-sumber yang relevanseperti buku, Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal dan data dari dinas instansiterkait. Metode penentuan sampel dilakukan dengan secara (purposive) denganjumlah sampel sebanyak 200 responden. Pengolahan data menggunakan analisisregresi linear berganda dibantu software SPPS 14.0.

Berdasarkan faktor sosial masyarakat kurang menerima adanya pangannon beras. Faktor budaya, masyarakat Jakarta Barat adaptif terhadap konsumsipangan pokok non beras.. Faktor pribadi pada masyarakat Jakarta Barat terbukaakan adanya pangan pokok non beras, kurangnya motivasi masyarakat untukmengonsumsi pangan pokok non beras, sehingga pada persepsi konsumsi panganpokok non beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Barat kurang responsiveterhadap konsumsi pangan pokok non beras

Hasil analisis data adanya pengaruh variabel sosial dan pribadi terhadappersepsi konsumsi pangan pokok non beras, terlihat dari pengaruh yang positifdan sangat signifikan variabel sosial dan pribadi dengan Uji F (uji menyeluruh)terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Kecamatan CengkarengJakarta Barat. Uji determinasi R2 variabel nilai persepsi konsumsi pangan pokok

Page 7: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

non beras yang dapat dijelaskan oleh usia, pendidikan, pendapatan, faktor sosial,budaya, pribadi, motivasi, dan pendapatan sebesar 21.1 %. Dan sisanya 78.9%dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.Berdasarkan hasil uji regresi terlihat bahwa variabel motivasi adalah variabel yangpaling dominan pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok nonberas.

Kata kunci : faktor budaya, sosial, pribadi, dan motivasi, persepsi, pangan nonberas, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat

Page 8: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka

penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan bejalan dengan lancar. Oleh karna itu

pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Allah SWT yang telah menganugerakan kepada penulis kemampuan berfikir

sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

2. Ibunda tersayang, terimakasih atas cintamu, kasih sayang, kesabaran, do’a,

motivasi, dan segalanya yang telah diberikan oleh ananda, baik secara moril

maupun materiil sehingga Alhamdulillah penulis dapat skripsi ini. Syukron

jazakumullah khairun katsir atas perjuangan ayah dan ibunda tercinta. Ananda

tidak mungkin bias membalasnya, semoga Allah SWT memberikan balasan

yang setimpal atas semua yang telah diberikan oleh ibu untuk ananda.

3. Almarhum Ayahanda tersayang, kerinduan ananda pada papa hanya bias

ananda titipkan melalui do’a. terimakasih telah memberikan senyuman, kasih,

dan segala ilmu yang pernah papa berikan ke puteri kecil papa. Meskipun tak

sempat melihat dan mendampingi saya beranjak dewasa, namun doa selalu

terpanjat agar diberikan keluasan alam barzah dan dijauhkan dari azab kubur.

4. Kakak tersayang, Anjas Kusumawati, terimakasih atas motivasi, nasihat, dan

apapun yang diberikan baik materiil maupun moril. Semoga kakak selalu

sukses dan bersama terus bias membahagiakan papa dan mama.

5. Bapak Dr. Agus Salim, M. Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

6. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku ketua Program Studi Agribisnis

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

Page 9: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta

meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam

penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta

meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Dr. Edmon Daris selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu

dan tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran dan

arahan.

10. Bapak Ir. Junaidi selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dan

tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran dan arahan.

11. Para dosen Agribisnis yang telah membantu dalam memberikan semangat

dan do’a bagi penulis

12. Azzam Muhammad Jundi, kekasih hatiku. Terimakasih atas hari-hari,

motivasi, dan do’a yang telah diberikan.

13. Sahabat-sahabatku, Charista, Galih, Deli. Terimakasih atas motivasi dan

dukungan, pengalaman hidup, dan segalanya yang sudah kalian berikan

padaku. Yang penting hati kita tetap satu. Aamiin.

14. Teman – teman seperjuangan Agribisnis 2009 Hana, Novi, Uki, Vinka, Eka,

Fifah, Iwat, Rahman, Endang, Ade, Jamal, Jazil, Bimbim, Dian, Gembul,

Arum, Dewi, Ika, Nita, Elis, Sarah Silvi, Mia, Nauli, dll. Terimakasih atas

segalanya yang diberikan, bangga berada di tengah-tengah kalian. Semoga

silaturahmi selalu terjaga. Barakallah aamiin.

Page 10: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

sestematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, penulis harapkan

komentar, saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini memberikan wawasan

yang lebih luas bagi pembaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 Februari 2015

Benita Fitriana

Page 11: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4

1.3 Tujuan.............................................................................. 5

1.4 Batasan Masalah Penelitian............................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi............................................................................ 7

2.2 Usia.................................................................................. 13

2.3 Pendidikan ....................................................................... 14

2.4 Pendapatan....................................................................... 15

2.5 Faktor Sosial.................................................................... 16

2.6 Faktor Budaya ................................................................. 17

2.7 Faktor Pribadi .................................................................. 18

2.8 Motivasi........................................................................... 21

2.9 Pangan ............................................................................. 22

2.10 Penelitian Terdahulu........................................................ 27

2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................ 29

Page 12: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

ii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ........................... 31

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................. 31

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................... 34

3.4 Metode Pengambilan Sample.......................................... 35

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................ 39

3.5.1. Analisis Data Kuantitatif........................................ 403.5.2. Analisis Regresi Berganda..................................... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografi................................................................. 46

4.2 Penduduk......................................................................... 48

4.2.1 Jumlah Penduduk ................................................... 484.2.2 Agama.................................................................... 504.2.3 Pekerjaan................................................................ 514.2.4 Pendidikan.............................................................. 52

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ................................................. 53

5.2 Analisis Data Kuantitatif ................................................. 60

5.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 65

5.4 Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan PokokNon Beras di Wilayah Jakarta Barat ............................... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan...................................................................... 76

6.2 Saran................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 79

LAMPIRAN............................................................................................ 82

Page 13: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

iii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga di Indonesia Tahun2007-2011 ......................................................................................... 2

2. Ketersediaan Pangan Pokok untuk Konsumsi Rumah tangga diIndonesia Tahun 2007-2011 ............................................................. 3

3. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran ................... 32

4. Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga Wilayah Jakarta BaratTahun 2012 ....................................................................................... 37

5. Jumlah Keluarga Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012................. 37

6. Jumlah RW Kumuh Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012............ 38

7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta Barat ..................... 47

8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta Barat ........................................ 50

9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta Barat .... 51

10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta Barat .... 52

11. Karakteristik Responden di Wilayah Jakarta Barat .......................... 54

12. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di Wilayah JakartaBarat .................................................................................................. 57

13. Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang Mengonsumsi Nasi diWilayah Jakarta Barat ....................................................................... 57

14. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan Non Berasdi Wilayah Jakarta Barat ................................................................... 58

15. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi di WilayahJakarta Barat...................................................................................... 59

16. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat.................................................... 59

17. Analisis Data Responden Faktor Sosial ............................................ 60

18. Analisis Data Responden Faktor Budaya ......................................... 61

19. Analisis Data Responden Faktor Pribadi .......................................... 63

20. Analisis Data Responden Motivasi ................................................... 64

21. Analisis Data Responden Persepsi Konsumsi Pangan Pokok NonBeras ................................................................................................. 65

Page 14: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

iv

22. VIF dan Nilai Toleransi .................................................................... 67

23. Autokorelasi ...................................................................................... 68

24. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, FaktorPribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Pangan Pokok Non Berasdi wilayah Jakarta Barat .................................................................... 76

Page 15: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka pemikiran pengaruh usia, pendidikan terakhir,pendapatan, faktor budaya, faktor, sosial, faktor sosial konsumsipangan pokok nonberas .................................................................... 30

2. Teknik mengambil Sample Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Persepsi Pangan Pokok Non-Beras.................................... 36

3. Kurva Uji Normalitas........................................................................ 66

4. Kurva Uji Heteroskedastisitas........................................................... 73

Page 16: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Responden ....................................................................... 82

2. Tabulasi Data Hasil Kuesioner ......................................................... 90

3. Hasil Analisis Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasi diwilayah Jakarta Barat ........................................................................ 118

Page 17: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris memiliki potensi pertanian yang

cukup besar dan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.

Pertanian berperan penting bagi pertumbuhan permintaan domestic dan bagi

produk-produk dari sector-sektor ekonomi lainnya. Salah satu peran pokok

pertanian sebagai mesin penggerak ekonomi nasional adalah menciptakan

ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia mengalami

pertambahan angka yang cukup besar, dan ini menjadi tantangan dalam

menciptakan ketahanan pangan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia

diperkirakan sebesar 242 juta jiwa dan terus bertambah dari tahun ke tahun. Laju

pertumbuhan penduduk saat ini adalah 1,4 persen per tahun yang berarti setiap

tahun bertambah sekitar 3 juta orang (Data Satistik Indonesia 2013).

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak pernah

terlepas dari kehidupan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber

hayati dan air, baik diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk tambahan pangan,

bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,

pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman (UU No. 7 Tahun 1996

tentang Pangan).

Page 18: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

2

Beras adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Namun hingga saat ini pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan beras

nasional. Jumlah penduduk yang kian bertambah disandingkan dengan situasi

geografis yang seringkali tidak menentu menciptakan besarnya permintaan yang

tidak sebanding dengan penawaran beras. Hal ini mendorong diversifikasi pangan

pokok menjadi suatu alternatif yang mulai dilirik oleh konsumen beras.

Menurut Riyadi (2003), diversifikasi pangan merupakan suatu proses

pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi

memiliki beragam pilihan (alternatif) terhadap berbagai bahan pangan.

Pertimbangan rumah tangga untuk memilih bahan makanan pokok keluarga di

dasarkan pada aspek produksi, aspek pengolahan, dan aspek konsumsi pangan.

Penganekaragaman pangan ditujukan tidak hanya untuk mengurangi

ketergantungan akan jenis pangan tertentu, akan tetapi dimaksudkan pula untuk

mencapai keberagaman komposisi gizi sehingga mampu menjamin peningkatan

kualitas gizi masyarakat.

Tabel 1. Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga di Indonesia Tahun2007-2011

KomoditiKonsumsi (Kg/Kapita/Tahun) Laju

Pertumbuhan(%)2007 2008 2009 2010 2011

Beras 100,05 104,89 102,21 100,75 102,87 0,74

Jagung 4,75 3,23 1,36 2,66 1,93 -20,29

Ubi Kayu 6,99 1,83 5,53 5,06 5,79 33,73

Ubi Jalar 2,40 1,83 2,24 2,29 2,87 6,57

Sagu 0,73 1,83 0,42 0,37 0.469 22,23

Kentang 2,09 2,03 1,72 1,83 1,56 -5,53Sumber : SUSENAS, BPS 2012

Page 19: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

3

Tabel 1 menggambarkan bahwa perkembangan konsumsi pangan pokok di

Indonesia cenderung meningkat kecuali untuk komoditi jagung dan kentang.

Jagung mengalami penurunan laju pertumbuhan konsumsi pangan sebesar -

20,29% , sedangkan Ubi kayu menjadi komoditi yang mengalami peningkatan

laju pertumbuhan paling signifikan yaitu 33,73%. Laju pertumbuhan konsumsi

beras hanya mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,74% , berbanding terbalik

dengan laju pertumbuhan konsumsi pangan non beras yang jika dirata-rata

meningkat sebesar 7,34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan

pada rumah tangga di Indonesia dalam mengonsumsi pangan pokok non beras.

Banyaknya sumber pangan lokal yang dapat menggantikan beras sebagai

pangan pokok menjadi satu poin positif. Sebut saja jagung, sagu, kentang, ubi

jalar, singkong, ubi, dan lain-lain. Memperkaya ragam pangan pokok yang

dikonsumsi dapat meningkatkan ketahanan keluarga dan secara tidak langsung

akan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Tabel 2. Ketersediaan Pangan Pokok untuk Konsumsi Rumah tangga di IndonesiaTahun 2007-2011

Konsumsi(Kg/Kapita)

Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun) LajuPertumbuhan

(%)2007 2008 2009 2010 2011

Beras 147,91 153,42 157,50 162,08 163,02 2,47

Jagung 42,56 52,15 54,05 55,23 55,43 7,18

Ubi Kayu 17,76 91,27 28,42 44,31 43,81 99,96

Ubi Jalar 7,31 7,21 7,80 7,45 7,86 1,96

Sagu 0,80 0,57 0,46 0,28 0,29 -20,90

Kentang 4,18 4,42 4,82 4,22 3,99 -1,34

Sumber : Neraca Bahan Pangan, BKP Kementan 2012

Ketersediaan Pangan untuk konsumsi rumah tangga yang ditunjukan Tabel

2 cenderung mengalami peningkatan. Ketersediaan beras untuk konsumsi rumah

Page 20: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

4

tangga mengalami peningkatan sebesar 2,47% , sedangkan rata-rata ketersediaan

pangan non beras adalah 17,372%. Hal tersebut menujukkan bahwa laju

pertumbuhan ketersediaan pangan untuk konsumsi rumah tangga lebih signifikan

pangan pokok non beras dari pada beras. Mengacu pada Tabel 1 dan Tabel 2,

jumlah ketersediaaan untuk pangan pokok non beras untuk rumah tangga lebih

banyak dari jumlah konsumsinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi

rumah tangga untuk pangan pokok non beras baiknya ditingkatkan lagi sehingga

kegiatan diversivikasi pangan dapat berjalan dengan maksimal.

Pada tahun 2010, wilayah Meruya, Jakarta Barat, sebagian masyarakatnya

mengadakan perayaan kecil Hari Pangan se-dunia dengan mengonsumsi bahan

sajian non-beras, berupa umbi-umbian, jagung, kacang rebus dan pisang. Hal ini

merupakan kampanye diversifikasi pangan yang dilakukan wilayah tersebut.

Persepsi konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia yang sudah sangat

lekat dengan beras sebagai pangan pokok. Hal inilah yang mendasari penulis

untuk melakukan penelitian ini, untuk melihat sejauh mana persepsi masyarakat

Jakarta Barat mampu mempengaruhi perilaku keluarga dalam mengonsumsi

pangan pokok non beras.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hal telah dipaparkan sebelumnya, menjadi suatu

pertanyaan tentang bagaimana persepsi mampu mempengaruhi peilaku suatu

keluarga dalam mengonsumsi pangan pokok nonberas. Masalah yang akan

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

5

1. Bagaimana karakteristik responden di Jakarta Barat?

2. Apa saja faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi yang diduga

berpengaruh terhadap persepsi pangan pokok non beras?

3. Bagaimana pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor sosial,

budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi pangan pokok non

beras?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga responden Jakarta Barat.

2. Mengidentifikasi indicator-indikator faktor sosial, budaya, pribadi, dan

motivasi terhadap persepsi pangan pokok non beras.

3. Menganalisis pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor budaya,

sosial, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi pangan pokok non

beras.

1.4 Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan

tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis

memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok, yaitu responden

yang terpilih adalah ibu rumah tangga, kuesioner yang diberikan kepada

responden merupakan pembahasan konsumsi terhadap pangan pokok non beras

dan beras yang sering dikonsumsi. Selanjutnya untuk lebih memperdalam

penelitian, maka dipilih tujuh variabel, yaitu Usia (X1), Pendidikan Terakhir (X2),

Page 22: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

6

Pendapatan (X3), Faktor Sosial (X4), Faktor Budaya (X5), Faktor Pribadi (X6), dan

Motivasi (X7).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat berguna untuk memperkaya wawasan peneliti tentang

persepsi masyarakat dalam mengonsumsi pangan pokok non beras. Selain itu juga

dapat menjadi salah satu pengembangan dalam bidang ilmu konsumen. Bagi

masyarakat luas, penelitian ini dapat menjadi pendorong agar masyarakat

termotivasi untuk memperkaya pangan yang dikonsumsinya. Penelitian ini juga

dapat menjadi salah satu masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan program

diversifikasi pangan.

Page 23: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Menurut Engel, dkk (1995), terdapat lima tahap dalam pengolahan informasi,

yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, peneriman, dan retensi. Persepsi sendiri

disebutkan melingkupi tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman (Mowen &

Minor 1999).

Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan

persepsinya terhadap produk tersebut (Sumarwan, 2004). Persepsi, menurut Mowen

dan Minor (1999) ialah proses keseluruhan di mana individu terpapar pada informasi,

mengikuti informasi tersebut, dan memahaminya. Schiffman dan Kanuk (2000)

mengartikan persepsi sebagai proses di mana individu memilih, mengelola, dan

menginterpretasikan stimulus menjadi gambaran yang bermakna dan koheren.

Menurut Stephen P. Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses

pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti

pada lingkungannya. Menurut Fred Luthans (1992) mengatakan proses persepsi dapat

didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dalam penyeleksian, pengorganisasian, dan

penafsiran stimulus. Menurut Kotler (2007), persepsi merupakan suatu proses di

mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan imformasi menjadi suatu

gambar yang sangat berarti di dunia.

Page 24: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

8

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi

menjadi informasi yang bermakna.

2.1.1. Proses Persepsi

Proses terjadinya persepsi meliputi :

1. Proses Fisis

Dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.

2. Proses Fisiologis

Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf

sensoris ke otak.

3. Proses Psikologis

Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa

yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang

diterima.

2.1.2. Persepsi Konsumen

Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan

mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam

lingkungan mereka (Robbins, 1998). Persepsi konsumen ini sangat penting

dipelajari karena perilaku konsumen didasarkan oleh persepsi mereka tentang apa

itu kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri. Menurut Schiffman dan Kanuk

(2000), persepsi akan sesuatu berasal dari interaksi antara dua jenis faktor :

Page 25: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

9

1. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna

atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik akan

mampu menciptakan suatu rangsangan pada indra manusian, sehingga mampu

menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.

2. Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca

indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan dorongan

utama serta harapan dari individu itu sendiri.

Dalam persepsi seseorang juga melalui proses seleksi. Seleksi adalah

proses seseorang memilih dan menentukan marketing stimuli karena tiap individu

adalah unik dalam kebutuhan, keinginan dan pengalaman, sikap dan karakter

pribadi masing-masing orang. Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) dalam seleksi

ada proses yang disebut selective perception concept. Adapun selective

perception concept, yaitu :

1. Selective Exposure

Konsumen secara efektif mencari pesan menemukan kesenangan atau

simpati mereka secara aktif menghindari kesakitan atau ancaman disisi

lainnya. Mereka secara efektif membuka diri mereka kepada iklan-ikaln yang

menentramkan hati mereka mengenai kebijaksanaan tentang kepuasaan

pembeliannya.

2. Selective Attention

Konsumen mengadakan transaksi pemilihan yang bagus dengan tujuan

perhatian mereka berikan pada rangsangan komersial. Mereka mempunyai

Page 26: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

10

kesadaran tinggi terhadap rangsangan yang sesuai dengan minat dan

kebutuhan mereka. Jadi konsumen mungkin untuk mengingat iklan untuk

prodek yang dapat memuaskan kebutuhan mereka dan mengabaikan yang

tidak mereka butuhkan.

3. Perceptual Defense

Konsumen secara bawah sadar menyaring rangsangan yang mereka

temukan ancaman psikological, meskipun telah terdapat pembukaan. Jadi

ancaman atau sebaliknya rangsangan yang merusak mungkin lebih sedikit

diterima secara sadar daripada rangsangan netral pada level pembukaan yang

sama.

4. Perceptual Blocking

Konsumen melindungi diri mereka dari rangsangan-rangsangan yang

mereka anggap negatif dan mempunyai pengaruh buruk bagi diri mereka.

2.1.3. Karakteristik Seseorang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Robbins (1998), persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter

seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :

1. Attitudes, Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat

itu berbeda satu dengan yang lain.

2. Motives, Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan

mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.

3. Interests, Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita,

karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang

Page 27: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

11

diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan

yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda

dari apa yang dirasakan oleh orang lain.

4. Experiences, Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan

pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang

individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu

tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.

5. Expectations, Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu

tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi

sekarang.

Menurut Nugroho (2003), faktor yang mempengaruhi persepsi adalah

penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi

penglihatan. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-

sifat individu yang melihatnya,, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :

1. Sikap, Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan

yang akan diberikan seseorang.

2. Motivasi, Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap

tindakan yang dilakukannya.

3. Minat, Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang

terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun

ketidaksukaan terhadap objek tersebut.

Page 28: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

12

4. Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita

biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah

dilihat dan didengar.

5. Harapan, Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita

akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai

dengan apa yang kita harapkan.

6. Sasaran, Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan

mempengaruhi persepsi.

7. Situasi, Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita

lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang

kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang

berbeda pula.

2.1.4. Persepsi dan Keputusan Pembelian

Menurut Dowling (1986) (dalam Ferrinadewi 2008) persepsi terhadap

resiko (perceived risk) adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah akitivitas

yang didasarkan pada hasil yang negatif dan memungkinkan bahwa hasil tersebut

menjadi nyata. Hal ini merupakan masalah yang senantiasa dihadapi konsumen

dan menciptakan suatu kondisi yang tidak pasti misalkan ketika konsumen

menentukan pembelian produk baru. Berbagai penelitian berhasil dilakukan oleh

beberapa ahli dan hasilnya dIrangkum oleh Mowen dan Minor (1999) : 1) Resiko

keuangan, resiko yang hasilnya akan merugikan konsumen secara keuangan.; 2)

Resiko kinerja, resiko bahwa produk tidak akan memberika kinerja yang

Page 29: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

13

diharapkan ; 3) Resiko fisik, resiko bahwa produk secara fisik akan melukai

konsumen ; 4) Resiko psikologis, resiko bahwa produk akan menurunkan citra

diri konsumen ; 5) Resiko sosial, resiko bahwa lingkungan sekitar akan mengejek

pembelian produk. ; 6) Resiko waktu, resiko bahwa sebuah keputusan akan

menghabiskan banyak waktu ; 7) Opportunity Loss, resiko bahwa dengan

melakukan sebuah tindakan konsumen akan merasa rugi jika melakukan hal lin

yang benar-benar ingin ia lakukan.

Dapat disimpulkan bahwa ketika konsumen menerima stimuli : 1. Harga

produk yang sangat mahal; 2. Penilaian orang lain terhadap pilihan konsumen

sangat berpengaruh; 3. Ancaman fisik, psikologi, maupun sosial yang besr akibat

pemakaian produk; 4. Konsekuensi untuk menghentikan pemakaian produk lain

yang disukai; 5.Hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen

akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut berisko atau persepsi terhadap

resikonya tinggi.

2.2 Usia

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia

dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.

Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa

(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula sehinggalah

tarikh semasa (masa kini). Menurut Tilker dan Hurlock (2001), umur dewasa terbagi

atas:

Page 30: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

14

1. Dewasa awal (early adulthood) 21-40 tahun

2. Dewasa madya (middle adulthood) 40-60 tahun

3. Usia lanjut (later adulthood) 60 tahun keatas

Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran

seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. Usia mental adalah perhitungan

usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak

secara kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat

berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang setara dengan

anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah

satu tahun. Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis

yang dimiliki oleh seseorang. (Depkes RI (2009)).

2.3 Pendidikan

Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia

yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak

untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan

bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-

susila dan tanggung jawab. Tujuan Pendidikan untuk Pendewasaan diri, dengan ciri-

cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri,

sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri.

Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan

pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.

Page 31: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

15

Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang

baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah

suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja.

Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada

dan berkembang di dalam masyarakat yang kompleks.

2.4 Pendapatan

Upah dan gaji yang biasa disebut dalam istilah asing wages and salaries

merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan

terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam

pembentukan produk nasional (Soediyono, 1984). Pendapatan adalah sama dengan

pengeluaran. Pendapatan yang dicapai oleh jangka waktu tertentu senantiasa sama

dengan pengeluaran jangka waktu tersebut. Pendapatan senantiasa harus sama dengan

pengeluaran karena kedua istilah ini menunjukan hal yang sama hanya dipandang dari

sudut pandang lain (Winardi, 1975). Makin tinggi pendapatan perseorangan akan

makin sedikit anggota masyarakat yang memilikinya, yang terbanyak menempati

ruangan pendapatan yang rendah. Besarnya pendapatan perseorangan akan tergantung

pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam

proses produksi (Kaslan, 1962).

Perbedaan dalam tingkat pendapatan adalah disebabkan oleh adanya

perbedaan dalam bakat, kepribadian, pendidikan, latihan dan pengalaman.

Ketidaksamaan dalam tingkat pendapatan yang disebabkan oleh perbedaan hal-hal ini

Page 32: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

16

biasanya dikurangi melalui tindakan-tindakan pemerintah yaitu melalui bantuan

pendidikan seperti beasiswa dan pemberian bantuan kesehatan. Tindakan-tindakan

pemerintah ini cenderung menyamakan pendapatan riil. Pendapatan uang adalah upah yang

diterima dalam bentuk rupiah dan sen. Pendapatan riil adalah upah yang diterima dalam

bentuk barang/jasa, yaitu dalam bentuk apa dan berapa banyak yang dapat dibeli dengan

pendapatan uang itu. Yang termasuk pendapatan riil adalah keuntungan-keuntungan tertentu

seperti jaminan pekerjaan, harapan untuk memperoleh pendapatan tambahan, bantuan

pengangkutan, makan siang, harga diri yang dikaitkan dengan pekerjaan, perumahan,

pengobatan dan fasilitas lainnya (Sofyan, 1986). Besarnya pendapatan perseorangan akan

tergantung pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam

proses produksi (Kaslan, 1962).

2.5 Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok

acuan atau referensi, keluarga serta peran dan status sosial (Kotler dan Keller, 2009).

Menurut Enda M. C, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling

berhubungan. Macam macam kelompok sosial menurut Soerjono (2004) :

1. In-group dan Out-group

In-group adalah Kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya

dalam kelompok tersebut. Out-group adalah kelompok yang berada di luar

kelompok dirinya.

Page 33: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

17

2. Kelompok primer dan sekunder

Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan

dekat, personal dan langgeng, contoh keluarga. Kelompok sekunder adalah

kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu dan

hubungan antar anggotanya bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng,

contoh club sepak bola

Menurut Spredley dan Allender (1996), keluarga adalah satu atau lebih

individu yang tinggal bersama sehingga mempunyai ikatan emosional dan

mengembangkan interaksi sosial, peran, dan tugas. Keluarga merupakan organisasi

pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota

keluarga menjadi kelompok aacuan primer yang paling berpengaruh. Istri biasanya

bertindak sebagai petugas pembelian utama keluarga, terutama untuk makanan,

berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-har (Kotler, 2007).

2.6 Faktor Budaya

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri,

maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh

mendapat seperangkat nilai persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses

sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga – lembaga sosial penting lainnya

(Kottler dan Keller,2009). Setiap kebudayaan terdiri dari sub – budaya – sub - budaya

yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik

Page 34: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

18

untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.

Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,

standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -

individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,

berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Menurut Koentjaraningrat

(2000) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta

”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi

Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta,

karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.

Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana

yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan

perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian

Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada

perbedaan dari definsi.

Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat

merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”

2.7 Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Nugroho, 2003).

Page 35: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

19

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur

dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian

dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus

hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan

dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan

atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan

mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha

mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata

terhadap produk dan jasa tertentu. (Kotler dan Keller, 2007).

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang

berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan

bertahan lama terhadap lingkungan.

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

1) Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa

hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali

berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup

keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan

kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam

bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta

rencana pemasaran untuk setiap tahap.

Page 36: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

20

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat

di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan

dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut

kelompok pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar

produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam

pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi

menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah langkah untuk

merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga

produknya.

4) Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan,

hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode,

keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan

kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan

berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya.

Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang

Page 37: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

21

menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti

sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul,

otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan

keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah

laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

2.8 Motivasi

T. Hani Handoko (2003), mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang

dengan situasi tertentu yang dihadapi. Menurut Robbins (2001) menyatakan definisi

dari motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi

beberapa kebutuhan individual. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian sebagai-

mana dikutip oleh Soleh Purnomo (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah daya

pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk

menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan

waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua

Page 38: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

22

faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor

intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,

termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan,

dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,

pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

2.9 Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk didalamnya adalah tambahan

panganpangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam penyiapan,

pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan cara

perolehannya, pangan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Pangan segar

Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan. Pangan segar

dapat dikonsumsi langsung atau tidak langsung, yakni dijadikan bahan baku

pengolahan pangan.

2. Pangan olahan

Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan dengan

cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh: teh manis,

nasi, pisang goreng dan sebagainya. Pangan olahan bisa dibedakan lagi menjadi

pangan olahan siap saji dan tidak saji. Pangan olahan siap saji adalah makanan dan

Page 39: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

23

minuman yang sudah diolahdan siap disajikan di tempat usaha atau di luar tempat

usaha atau dasar pesanan.Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan atau

minuman yang sudah mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih memerlukan

tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum.

3. Pangan olahan tertentu

Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok

tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan. Contoh:

ekstrak tanaman mahkota dewa untuk diabetes melitus, susu rendah lemak untuk

orang yang menjalankan diet rendah lemak, dan sebagainya (Saprianto, 2006).

Konsumsi pangan ialah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang

atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Sedangan pola konsumsi pangan

merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau

sekelompok orang pada waktu tertentu. Kebiasaan makan sendiri didefinisikan

sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam memilih pangan dan

memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh- pengaruh fisiologis, psikologis,

budaya, dan sosial. (Sanjur 1982)

Beras merupakan bahan pangan yang diperoleh dari hasil pengolahan gabah.

Gabah sendiri terbentuk dari butir padi yang telah dipisahkan dari tanaman padi

(Oryza sativa L.). Tanaman padi diperkirakan berasal dari Asia bagian timur dan

India bagian utara. Tanaman padi tumbuh di daerah dengan letak geografis 30o LU

sampai 30o LS dan tumbuh pada ketinggian 0 – 2500 m dpl. Di Indonesia padi

mengalami adaptasi pada kisaran ketinggian 0 sampai dengan 1500 m dpl. Suhu

Page 40: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

24

optimum untuk pertumbuhan padi adalah 30-37 oC, suhu minimum 10-12 oC dan

maksimum 40-42 oC (Sadjat, 1976).

Budidaya tanaman padi banyak dilakukan di lahan basah atau lahan yang

tergenang oleh air. Waktu yang tepat untuk memulai tanam padi sangat menentukan

produktifitas pertanaman. Waktu yang sangat tepat tersebut adalah pada awal musim

penghujan. Selain memperoleh air dari hujan, lahan sawah juga dapat memperoleh air

dari irigasi atau sering disebut dengan istilah sawah irigasi. Sedangkan sawah yang

mendapatkan kebutuhan air dari hujan disebut sawah tadah hujan.

Beras adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi manusia yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et al,

2007). Beras menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia.

Peranan beras dalam komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan. Beras

adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia

yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et al, 2007). Beras

menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Peranan beras dalam

komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan.

Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya) yang

menjadi dedak kasar (Sediotama, 1989). Beras adalah gabah yang bagian kulitnya

sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan

penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004). Umumnya masyarakat Indonesia

memiliki jenis makanan pokok yang sama yaitu beras. Hanya sedikit yang

mengkonsumsi pangan selain beras sebagai makanan pokok. Menurut penelitian

Page 41: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

25

Jarona (1996), pada masyarakat Balim makanan pokok mereka adalah ubi jalar.

Pengetahuan mereka mengenai ubi jalar sangat tinggi, karena sudah diperkenalkan

sejak zaman nenek moyang mereka. Jenis makanan pokok masyarakat Balim yang

berbeda dengan masyarakat lainnya juga disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu

kondisi tanah yang berbukit-bukit sehingga hanya dapat ditanami oleh ubi jalar.

Masyarakat yang memiliki jenis makanan pokok beras sangat banyak di Indonesia.

Menurut Indaryanti (2002), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa masih tingginya

konsumsi beras disebabkan oleh cara berpikir masyarakat Indonesia yang

menganggap bahwa beras sebagai makanan pokok utama sehingga muncul

pernyataan yang mengatakan bahwa “belum makan jika belum makan nasi”. Oleh

sebab itu, tingginya konsumsi pada beras merupakan kebiasaan yang harus diubah.

Pangan pokok nonberas diartikan sebagai bahan makanan yang memiliki

fungsi substitusi dengan beras, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Pangan

pokok nonberas yang dimaksudkan ialah pangan pokok berupa pangan lokal, bukan

makanan pengganti seperti roti, oat, dan lain sebagainya. Pangan lokal adalah pangan

yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumberdaya wilayah

dan budaya setempat (Anonim 2009). Pangan lokal termasuk di dalamnya pangan

tradisional dan pangan khas daerah mempunyai peranan strategis dalam upaya

pemantapan ketahanan pangan khususnya aspek konsumsi. Hal ini dapat dilakukan

dengan penganekaragaman pengolahan bahan pangan lokal. Pengembangan pangan

lokal merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan konsumsi pangan. Saat ini

Page 42: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

26

sudah banyak tersebar jenis pangan lokal yang berbahan dasar umbi-umbian dan

lainnya.

Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah. Misalnya

ubi kayu, ubi jalar, kentang, dan sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut

merupakan bahan sumber karbohidrat terutama pati. Di Indonesia ubi kayu

(singkong) merupakan makanan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Indonesia

merupakan penghasil ubi kayu kedua terbesar di dunia, setelah Brazilia. Produksi ubi

kayu rata-rata di Indonesia adalah 9,5 juta ton per ha per tahun, sedangkan produksi

rata-rata dunia adalah 10,0 juta ton.

Di Indonesia dan daerah-daerah tropis lainnya, ubi kayu mempunyai arti

ekonomi terpenting diantara jenis umbi-umbian lainnya, sebab selain dapat

dikonsumsi langsung, umbinya dapat dijadikan tepung tapioka, gaplek, pelet, tape,

dekstrin, lem, kerupuk, dan lain-lainnya. Tape ubi kayu sendiri dapat diolah lebih

lanjut menjadi alkohol, sirup glukosa, sari tape, sirup fruktosa, asam cuka, tepung

tape, dan sebaginya. Dari tepung tape selanjutnya bisa dihasilkan bahan pencampur

roti, es krim, aneka kue, dan sebagainya.

Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah

digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk

kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.

Orang Italia, Tionghoa, dan Arabtelah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta

mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun

Page 43: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

27

25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000

tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.

Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang

difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun

kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan

seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di

dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan

pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti

lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang

dikemas rapi dalam plastik.

Roti merupakan sumber karbohidrat yang terbuat dari bahan terigu,

pengembang/ yeast, lemak, gula dan garam telah ada sejak ribuan tahun lalu. Cikal

bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno. Namun pada zaman tersebut roti masih

dibuat dengan cara yang sederhana sehingga bentuk dan rasanya tentu berbeda

dengan roti saat ini. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya,

terutama di Benua Eropa. Pada saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita

temukan saat ini, begitu juga dengan bentuk dan variasinya.

2.10 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang

skripsi ini, diantaranya:

Page 44: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

28

1. Abdul GhoniI Tri Bodroastuti (2011), tentang pengaruh Faktor Budaya, Sosial,

Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian

Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang), dengan hasil

penelitian semua variable berpengaruh postif terhadap perilaku konsumen

pembelian rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo.

2. Vika Shelayanti (2013), tentang Preferensi Pangan Pokok Non Beras di Desa

Parakan Trenggalek, dengan hasil penelitian sebagian besar responden

berdasarkan karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik

lingkungan menyukai singkong (96,7%), menyukai jagung (94,2%), menyukai

tiwul (86,7%), menyukai roti (81%), dan menyukai mie (77,7%). Sementara jenis

pangan pokok yang kurang dan tidak disukai oleh keseluruhan responden (100%)

adalah ganyong, kurang dan tidak disukai diurutan kedua adalah talas (95,9),

kurang dan tidak disukai diurutan ketiga adalah gatot (85,2%), kurang dan tidak

disukai selanjutnya gembili (56,2%), %), kurang dan tidak disukai yang lainnya

adalah nasi jagung (53,7%). Alasan tertinggi mengapa jenis pangan pokok non

beras disukai adalah karena rasa yang enak (76,0%), dan yang memilih kurang

suka atau tidak suka alasan tertinggi karena kebiasaan tidak pernah

mengkonsumsi (52,8%).

3. Ellen Dewi Fransiska (2013), Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras dan

Pangan Non Beras (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu,

Kabupaten Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor- faktor

yang yang secara parsial memiliki pengaruh yang nyata dan positif terhadap

Page 45: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

29

konsumsi pangan rumah tangga adalah : pendapatan rumah tangga, dan jumlah

anggota rumah tangga. Dan faktor- faktor yang secara parsial tidak memiliki

pengaruh yang nyata/ signifikan terhadap konsumsi pangan rumah tangga adalah :

tingkat pendidikan ibu. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian

diversifikasi pangan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten

Deli Serdang adalahpendapatan rendah, pendidikan rendah, produksi pangan

rendah, masi ada kejadian gizi buruk, jumlah penduduk yang cukup besar, pola

konsumsi pangan masyarakat masih belum beragam, kurangnya pengetahuan

masyarakat akan arti gizi dan kesehatan, promosi.

4. Rini Budiningsih. 2009. Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap Diversifikasi

Konsumsi Pangan Non-Beras di Kabupaten Magelang. Hasil analisis regresi

logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pangan, kandungan gizi, harga

bahan pangan, pendapatan, aksesibilitas, kebiasaan, pendidikan dan pertimbangan

membeli bahan makanan berpengaruh terhadap diversifikasi pangan yang

diproksi dari nilai PPH. Faktor yang paling berpengaruh adalah harga bahan

pangan. Prioritas pengembangan diversifikasi konsumsi pangan non-beras di

Kabupaten Magelang adalah untuk komoditas jagung. Hal tersebut setelah

mempertimbangkan aspek harga, kandungan gizi, kemudahan untuk diolah

menjadi makanan, kemudahan menanam dan umur panen

2.11 Kerangka Pemikiran

Setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pangan

pokok nonberas. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam aspek yang

Page 46: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

30

kemudian akan membentuk perilaku dalam mengonsumsi pangan pokok nonberas.

Berikut kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini:

Gambar 1. Kerangka pemikiran pengaruh usia, pendidikan terakhir, pendapatan,faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan motivasi terhadappersepsikonsumsi pangan pokok nonberas

Pangan pokok non beras diperkenalkan oleh Pemerintah sebagai pangan pokok dalamprogram diversifikasi pangan (Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996 tentangpangan dan PP Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)

Pangan Pokok Non Beras

Rumah Tangga Kota Jakarta Barat

Rumah TanggaKecamatan Cengkareng

AnalisisKuantitatif(TanggapanResponden)

Analisis RegresiLinear Berganda

Analisis Deskriptif

Karakteristik Responden:

Jenis kelamin

Usia

Pendidikan Pekerjaan

Pendapatan Pengeluaran

Faktor-faktor PerilakuKonsumen:

Usia Pendidikan Pendapatan Sosial Budaya

Pribadi

Motivasi

Persepsi Konsumsi Pangan Pokok NonBeras di Kecamatan Cengkareng WilayahJakarta Barat

Page 47: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian

yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak berkelanjutan. Lokasi penelitian

dilaksanakan di Jakarta Barat.

Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan November 2013. Sementara

untuk waktu penelitian secara keseluruhan termasuk persiapan, pengumpulan data,

pengolahan, dan penulisan laporan berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai Mei

2014.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari variabel

dependent (variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas).

a. Variabel Dependent, yaitu:

Y = Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras

b. Variabel Independent, yaitu:

X1 = Usia

X2 = Pendidikan Terakhir

X3 = Pendapatan per bulan

X4 = Faktor Sosial

X5 = Faktor Budaya

Page 48: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

32

X6 = Faktor Pribadi

X7 = Motivasi

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi variable pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel berikut:

Tabel 3. Variabel, Definisi Operasional, Indikator, dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Operasional Indikator SkalaPengukuran

Usia(X1)

Satuan waktu yangmengukur waktukeberadaan suatubenda atau makhluk,baik yang hidupmaupun yang mati.

1. <29 tahun2. 30 – 39 tahun3. 40 – 49 tahun4. 50 – 59 tahun

Skala Likert

PendidikanTerakhir

(X2)

Upaya manusiadewasa membimbingmanusia yang belumdewasa kepadakedewasaan.

1. SD (6 tahun)2. SMP (9 tahun)3. SMA (12 tahun)4. DIPLOMA (14

tahun)5. S1( 16 tahun)6. S2 (18 tahun)

Skala Likert

Pendapatan(X3)

Upah dan gaji yangbiasa disebut dalamistilah asing wagesand salariesmerupakan imbalanterhadap penggunaanjasa sumber tenagakerja yang merekagunakan dalampembentukan produknasional

1. <Rp 2.500.0002. Rp 2.500.000 –

Rp 3.500.0003. Rp 3.500.000 –

Rp 5.000.0004. >Rp 5.000.000 Skala Likert

Sosial(X4)

Kecenderunganmengonumsi panganpokok non beraskarena faktorlingkungan sosial danstatus sosial

Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dari teman,pengaruh kelompok,pengaruh keluarga,status sosial, pekerjaan,perasaan gengsi, yangmemberikankecenderungan

Skala Likert

Page 49: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

33

mengonsumsi panganpokok non beras.

Budaya(X5)

Kecenderunganmengonsumsi panganpokok non beraskarena faktorkebiasaan menerimainformasi.

Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri darikebiasaan mendengarinformasi, kebiasaanmasyarakat, penentuankebiasaan pangan yangdikonsumsi, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.

Skala Likert

Pribadi(X6)

Kecenderunganmengonsumsi panganpokok non beraskarena faktorpekerjaan,pendapatan, siklushidup dan gaya hidup

Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri daripekerjaan, siklus hidup,gaya hidup,pendapatan, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.

Skala Likert

Motivasi(X7)

Dorongan untukmengonsumsi panganpokok non beras.

Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dariketerjangkauan,kepuasan, kemudahanmemperoleh,kecenderunganditerima olehlingkungan social,pengetahuan, dankesehatan, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.

Skala Likert

Page 50: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

34

PersepsiKonsumsi

PanganPokok

Non Beras(Y)

Respon masyarakatyang melihat panganpokok non beras.

Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dari faktorsosial, faktor budaya,faktor pribadi, danmotivasi, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.

Skala Likert

3.3 Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber pertama yang

dikumpulkan secara khusus melalui wawancara, hasil pengisian kuesioner seta

observasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (Umar, 2007).

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner

pada sampel. Data primer pada penelitiaan ini mencakup variabel-variabel yang

terdiri dari data karakteristik responden, faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi

terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi pangan pokok non beras di

Kecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2008).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari informasi-informasi

atau hasil penelitian yang disediakan oleh unit atau lembaga-lembaga yang ada, buku

referensi, media massa, internet, dan lainnya yang menunjang dengan masalah yang

Page 51: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

35

diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data yang telah dikumpulkan

sehingga data yang ada akan saling melengkapi. Data sekunder penelitiaan ini

meliputi gambaran umum wilayah penelitian, data penduduk, dan data potensi pangan

lokal dari sumber-sumber yang relevan seperti buku, Badan Pusat Statistik (BPS),

jurnal dan data dari dinas instansi terkait.

3.4 Metode Pengambilan Sample

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu wawancara secara

langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik yang dilakukan

dalam pengambilan sample adalah Stratified Random sampling. Berikut adalah

gambar dari teknik pengambilan sample pengaruh usia, pendidikan terakhir,

pendapatan, faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan motivasi terhadap

persepsi konsumsi pangan pokok non-beras.

Page 52: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

36

Gambar 2. Teknik mengambil Sample Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Persepsi Pangan Pokok Non-Beras

JAKARTABARAT

(8 Kecamatan)

2 Kelurahan

1.Kelurahan Kapuk

2.Kelurahan

Cengkareng Barat

1 Kecamatan

KecamatanCengkareng

Purposive SamplingMemilih kecamatandengan jumlahpenduduk dan jumlahkeluarga terbanyak

Purposive Sampling1. Kelurahan dengan RW

kumuh paling banyak2. Kelurahan dengan RW

kumuh paling sedikit

Random Sampling

Rumus Slovin

1.Kelurahan Kapuk

= 100 Responden

2.Kelurahan Cengkareng

Barat

= 100 Responden

DKI JAKARTA(5 Kota)

Purposive SamplingPada Hari Pangan se-dunia

tahun 2010, wwilayahJakarta Barat melakukankampanye diversifikasi

pangan

Sumber data

BPS

Sumber data

BPS

Sumber dataKecamatanCengkareng

Sumber data

BPS

Page 53: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

37

Tabel 4. Jumlah Keluarga Wilayah Jakarta Barat Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah PendudukJumlah

Keluargan % N %

1 Kembangan 237.799 20,66 237.799 21,072 Kebon Jeruk 300.811 10,47 300.811 10,693 Palmerah 211.544 6,04 211.544 6,384 Grogol Petamburan 228.832 12,04 228.832 12,145 Tambora 263.321 13,79 263.321 13,436 Taman Sari 132.630 16,40 132.630 16,347 Cengkareng 445.426 9,65 445.426 9,328 Kalideres 351.649 10,95 351.649 10,62

Jumlah 2.213.636 100 713797 100Sumber : Profil Perkembangan Kependudukan Tahun 2012

Tabel di atas merupakan kecamatan-kecamatan di Jakarta Barat. Dari seluruh

kecamatan yang dijadikan sample, melalui teknik purposive sampling akan dipilih

Kecamatan yng memiliki jumlah Keluarga yang paling banyak, yaitu Kecamatan

Cengkareng.

Tabel 5. Jumlah Keluarga Kecamatan Cengkareng 2012

NO. Nama KelurahanJUMLAH

KK

1 Cengkareng Barat 20.9592 Kapuk 43.1063 Kedaung Kaliangke 11.7554 Duri Kosambi 22.5065 Rawa Buaya 20.8296 Cengkareng Timur 25.041

Jumlah 144.196

Sumber : Kecamatan Cengkareng Tahun 2012

Tabel di atas merupakan kelurahan-kelurahan di Kecamatan Cengkareng,

Jakarta Barat. Dari seluruh kelurahan yang dijadikan sample, melalui teknik

purposive sampling akan dipilih wilayah yang paling kumuh dan wilayah yang tidak

Page 54: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

38

kumuh, yaitu Kelurahan Kapuk dan Kelurahan Cengkareng Barat. Berikut adalah

Tabel wilayah kumuh Kecamatan Cengkareng menurut kelurahan.

Tabel 6. Jumlah RW Kumuh Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012

Kelurahan RW Kumuh Jumlah RW Persentase RWKumuh (%)

Duri kosambi 4 15 26.67

Rawa Buaya 3 12 25

Kedaung Kliangke 6 8 75

Kapuk 7 16 43.75

Cengkareng Timur 5 17 29.41

Cengkareng Barat 2 16 12.5

Jumlah 27 84 32.14Sumber : BPS Kecamatan Cengkareng Tahun 2012

Teknik pengambilan responden yaitu melalui teknik random sampling. Dari

data jumlah keluarga yang didapatkan di Kelurahan Kapuk dan Cengkareng Barat,

menurut Umar (2008), ukuran sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n =

Keterangan:

N: jumlah populasi

e:batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Page 55: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

39

Dari tabel 5, jumlah keluarga di Kelurahan Kapuk dan Kelurahan Cengkareng

Barat adalah 43.106 dan 20.959. Jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus slovin

dari jumlah keluarga sebagai berikut:

1. Kelurahan Kapuk

n = 43.106/(1+[43.106 (0,1)2])

= 99,76

2. Kelurahan Rawa Buaya

n = 20.959/(1+[20.959 (0,1)2])

= 99,5

Jumlah responden yang dijadikan sample adalah 100 responden/kelurahan.

Total yang dijadikan sampel adalah 200 responden dengan karakteristik ibu rumah

tangga. Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan Teknik Probability Sampling yaitu teknik yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

(Sugiyono, 2008). Sedangkan Metode yang digunakan adalah Simple Random

Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak.

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi karakteristik responden, karakteristik keluarga

responden, dan persepsi responden terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Data

ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui observasi

lapang dan dengan panduan kuesioner. Untuk data sekunder meliputi gambaran

umum wilayah penelitian data data penduduk.

Page 56: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

40

3.5.1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data

berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau

penjumlahan (Nurgiyantoro dkk, 2004). Skala Likert menurut Djaali (2008)

ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena

pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak

digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis

Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah

mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun

1932. Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan, adalah

ukuran-ukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk

menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur (mengumpulkan data

dengan cara “mengukur-menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir

pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala

Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban

Page 57: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

41

setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif.

Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan

ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek yang diperoleh dari daftar

pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima pilihan jawaban, yaitu:

a. Untuk jawaban “Sangat Setuju” sangat tidak setuju diberi nilai = 5

b. Untuk jawaban “Setuju” tidak setuju diberi nilai = 4

c. Untuk jawaban “Kurang Setuju” tidak setuju diberi nilai = 3

d. Untuk jawaban “Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 2

e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 1

3.5.2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas / bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Ghozali, 2007). Analisis regresi berganda dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel terhadap

variabel dependen. Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X3 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e

di mana:

X1 = Usia

X2 = Pendidikan Terakhir

Page 58: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

42

X3 = Pendapatan per bulan

X4 = Faktor Sosial

X5 = Faktor Budaya

X6 = Faktor Pribadi

X7 = Motivasi

Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan

nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model

analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji

asumsi terhadap data yang meliputi :

A. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent (Ghozali,

2007). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independent.

Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan

melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerancenya yang

dapat mengidentifikasi ada tidaknya masalah multikolinearitas. Apabila

nilai VIF < 10 atau nilai Tolerancenya > 0,10, maka model regresi yang

Page 59: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

43

digunakan pada penelitian ini dianggap tidak memiliki masalah

multikolinearitas antar variabel independen.

B. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu

pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali,2007). Jika varians

dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2007).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dengan melihat ada tidaknya

pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual

yang telah di-standarized (Ghozali, 2007). Dasar analisisnya sebagai

berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola

yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka

terjadi heteroskedastisitas.

Page 60: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

44

2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak

terjadi heteroskedastisitas.

C. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel pengganggu atau residualnya memiliki distribusi yang

normal atau tidak. Sebab, model regresi yang baik adalah model regresi

yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007).

Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada grafik histogram yang

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Apabila distribusi kumulatif

dari data sesungguhnya yang ditunjukkan oleh grafik histogram mengikuti

pola distribusi kumulatif dari distribusi normal yang ditunjukkan oleh

kurva normal, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

dianggap layak dan memenuhi asumsi normalitas. Selain dilihat pada

grafik histogram,dapat juga dilihat dari grafik normal probability plot.

Apabila titik-titiknya menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi yang digunakan dianggap layak

dan memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Pada uji F jika tingkat

Page 61: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

45

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel

independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variable

dependen (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara

serentak berpengaruh terhadap variable dependen. Sedangkan jika nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variable independen secara serentak

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variable

dependen. Ini berarti uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan

antara variabel X dan Y, apakah variabel X1,X2,X3…..X7 benar-benar

berpengaruh terhadap variabel Y (Persepsi konsumsi pangan pokok non

beras) secara terpisah atau parsial.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2

yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

independen.

Page 62: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografi

Jakarta Barat merupakan salah satu bagian wilayah DKI Jakarta.

Secara Astronomis Kota Administrasi Jakarta Barat terletak antara 5o19’12“ -

6o23’54“ Lintang Selatan dan 106o22’42“ - 106o58’18“ Bujur Timur. Kota

Jakarta Barat merupakan dataran rendah yang terletak sekitar 7 m di atas

permukaan laut. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta

Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara,

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Pusat,

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Banten

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tangerang.

Berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007, luas wilayahnya

129,54 km², serta mempunyai 23 sungai/saluran/kanal yang digunakan

sebagai sumber air, perikanan dan bisnis perkotaan. Secara administraftif

Kota Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 56 kelurahan sebagai berikut:

Page 63: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

47

Tabel 7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta BaratNo. Kecamatan Kelurahan1. Kembangan 1. Joglo

2. Srengseng3. Meruya Utara4. Meruya Selatan5. Kembangan Selatan6. Kembangan Utara

2. Kebon Jeruk 1. Sukabumi Selatan2. Sukabumi Utara3. Kelapa Dua4. Kebon Jeruk5. Duri Kepa6. Kedoya Selatan7. Kedoya Utara

3. Palmerah 1. Palmerah2. Slipi3. Kemanggisan4. Kota Bambu Selatan5. Kota Bambu Utara6. Jati Pulo

4. Grogol Petamburan 1. Tanjung Duren Utara2. Tanjung Duren Selatan3. Tomang4. Grogol5. Jelambar6. Wijaya Kesuma7. Jelambar Baru

5. Tambora 1. Kalianyar2. Duri Selatan3. Tanah Sereal4. Duri Utara5. Krendang6. Jembatan Besi7. Angke8. Jembatan Lima9. Tambora10. Roa Malaka11. Pekojan

Page 64: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

48

6. Taman Sari 1. Krukut2. Maphar3. Taman Sari4. Tangki5. Mangga Besar6. Keagungan7. Glodok8. Pinangsia

7. Cengkareng 1. Duri Kosambi2. Rawa Buaya3. Kedaung Kali Angke4. Kapuk5. Cengkareng Timur6. Cengkareng Barat

8. Kali Deres 1. Semanan2. Kalideres3. Pegadungan4. Tegal Alur5. Kamal

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2012

4.2 Penduduk

4.2.1 Jumlah Penduduk

Kota Jakarta Barat yang terdiri delapan kecamatan dan 56 kelurahan,

memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yang tersebar di masing-masing

kecamatan. Berikut adalah tabel sebaran jumlah penduduk di kecamatan-

kecamatan Kota Jakarta Barat.

Berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2012 (Tabel 4), jumlah

penduduk Kota Jakarta Barat sebanyak 2.172.012 jiwa. Jumlah penduduk

terbanyak di Kecamatan Cengkareng yaitu sebanyak 445.426 jiwa dengan

jumlah keluarga sebanyak 147.998 KK, sedangkan jumlah penduduk paling

sedikit di Kecamatan Taman Sari yaitu sebanyak 132.630 jiwa.

Page 65: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

49

Kecamatan Cengkareng dikenal sebagai kecamatan terluas di Kota

Administrasi Jakarta Barat yaitu 2.654,02 Ha, dengan kepadatan penduduk

sebanyak 176 jiwa/Ha. Cengkareng terbagi menjadi6 kelurahan, 84 Rukun

Warga (RW) dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 1002.

Kecamatan Cengkareng memiliki jumlah penduduk sebanyak 445.426 jiwa

yang terdiri dari 280.576 penduduk laki-laki dan 265.278 penduduk

perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 108.84 jiwa/Ha.

Batas-batas wilayah Kecamatan Cengkareng :

1. Sebelah Utara : Jl. Raya Kapuk Kamal Kelurahan Kapuk Muara,

Kecamatan Penjaringan Utara.

2. Sebelah Timur : Jl. TB Angke, Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat.

3. Sebelah Selatan : Kali Pesanggrahan, Kelurahan Kembangan, Kecamatan

Kembangan, Jakarta Barat

4. Sebelah Barat : Ring Road Kel. Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jl.

Sumur Bor Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres

Kecmatan Cengkareng yang terdiri dari enam kelurahan, dua

kelurahan di antaranya dijadikan objek tempat penelitian adalah Kelurahan

Kapuk dan Kelurahan Cengkareng Barat. Kelurahan Kapuk dengan luas

wilayah 562,68 Ha terbagi dalam 16 RW, 222 RT dan 43.003 KK, memiliki

jumlah penduduk sebanyak 137.915 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk

sebesar 245 jiwa/Ha. Kelurahan Cengkareng Barat dengan luas wilayah

360,59 Ha terbagi dalam 16 RW, 171 RT dan 20.923 KK, memiliki jumlah

Page 66: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

50

penduduk sebanyak 68.064 jiwa dengan 20.923 tingkat kepadatan penduduk

sebesar 189 jiwa/Ha.

4.2.2 Agama

Penduduk wilayah Jakarta Barat terdiri dari masyarakat yang memiliki

perbedaan keyakinan. Penduduk Jakarta Barat sebagian besar memeluk

agama Islam. Selain penduduk yang beragama Islam, terdapat penduduk yang

beragama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Meskipun

penduduk Jakarta Barat menganut agama yang berbeda, namun dalam

pelaksanaan keagamaan mereka saling toleransi dan saling menghargai.

Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat secara terperinci dalam

tabel berikut.

Tabel 8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta BaratNo Agama Jumlah Penduduk1 Islam 1,803,6122 Kristen 205,1123 Katolik 103,6814 Hindu 2,7925 Budha 160,2916 Khong Hu Chu 2,4587 Lainnya 2978 Tidak Terjawab 6059 Tidak Ditanyakan 3,097

Sumber: BPS Jakarta, 2012

Pada Tabel 8, menunjukkan bahwa penduduk yang beragama Islam di

Jakarta Barat sebanyak 1.803.612 jiwa dan merupakan agama yang dianut

oleh mayoritas penduduk di Jakarta Barat. Berikutnya agama terbanyak kedua

yang dianut oleh penduduk Jakarta Barat adalah agama Kristen yaitu

sebanyak 205.112 jiwa dan ketiga adalah agama Budha sebanyak 160.291

Page 67: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

51

jiwa. Penduduk yang menganut agama Katolik yakni berjumlah 103.681 jiwa

dan penduduk yang menganut agama Hindu sebanyak 2.792 jiwa. Adapun

yang menganut agama Khong Hu Chu sebanyak 2.458 jiwa dan lainnya selain

agama yang telah disebutkan sebanyak 297 jiwa.

4.2.3 Pekerjaan

Pekerjaan atau mata pencaharian adalah sumber utama dalam

menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Berbagai macam status pekerjaan di

wilayah Jakarta Barat dapat dirincikan pada table berikut ini.

Tabel 9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta BaratNo Status Pekerjaan Utama Jumlah Penduduk

1 Berusaha sendiri 196,471

2Berusaha dibantu buruh tidak tetapatau buruh tidak dibayar

12,595

3Berusaha dibantu buruh tetap atauburuh dibayar

45,657

4 Buruh atau karyawan atau pegawai 738,5065 Pekerja bebas 53,458

6Pekerja keluarga atau tidakdibayar

20,017

7 Tidak Ditanyakan 4,542Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta, 2012

Pada Tabel 9, menunnjukkan bahwa status pekerjaan sebagian besar

penduduk di Jakarta Barat adalah Buruh/Karyawan/Pegawai yaitu sebanyak

738.506 jiwa. Sedangkan yang Berusaha Sendiri yaitu sebanyak 196.471

jiwa.. Kemudian penduduk yang memiliki status Pekerja bebas sebanyak

53.458 jiwa, status Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar sebanyak

45.657 jiwa.

Page 68: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

52

4.2.4 Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Kecenderungannya

semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin baik kualitas

sumberdaya manusia. Berikut adalah jumlah penduduk dengan pendidikan

tertinggi yang ditamatkan di wilayah Jakarta Barat

Tabel 10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta BaratNo Pendidikan Tertinggi Jumlah Penduduk1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 66,6192 Tidak/Belum Tamat SD 268,6953 SD/MI/Sederajat 417,0584 SLTP/MTs/Sederajat 451,1925 SLTA/MA/Sederajat 591,5776 SM Kejuruan 75,2067 Diploma I/II 15,1128 Diploma III 48,1499 Diploma IV/Universitas 140,189

10 S2/S3 12,43011 Tidak Terjawab 0

Sumber: BPS Jakarta, 2012

Pada Tabel 10, menunjukkan bahwa pendidikan tertinggi sebagian

besar penduduk di Wilayah Jakarta Barat adalah SLTA/MA/Sederajat yaitu

sebanyak 591.577 jiwa. Kemudian, pendidikan tertinggi SLTP/Mts/Sederajat

sebanyak 451.192 jiwa, SD/MI/Sederajat sebanyak 417.058 jiwa,

Tidak/Belum Tamat SD sebanyak 268.695 jiwa, Diploma IV/Strata I

sebanyak 140.189 jiwa, dan yang tidak/belum pernah Sekolah sebanyak

66.619 jiwa. Adapun yang memiliki pendidikan tertinggi S2/S3 sebanyak

12.430 jiwa.

Page 69: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil dan analisis pengujian terhadap penelitian

yang telah dilakukan. Penjelasan secara deskripsi tentang hasil penelitian ini

menekankan pada hasil analisis data yang telah diolah oleh program SPSS 14.0

untuk dikaji secara teori maupun berdasarkan fenomena yang ada sehingga dapat

diketahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

5.1. Karakteristik Responden

Analisis ini untuk mengetahui seberapa banyak jumlah frekuensi data

karakteritik responden yang telah diisi kuesioner oleh warga kecamatan

Cengkareng. Karakteristik responden terdiri dari usia, pekerjaan, pendidikan

terakhir, pendapatan keluarga per bulan, pengeluaran keluarga, dan beberapa

pertanyaan mengenai Pangan Pokok Non Beras yang dideskripsikan dalam

analisis data. Jumlah sampel yang digunakan adalah 200 orang responden, yang

merupakan warga Jakarta Barat. Target responden yang dijadikan sampel adalah

ibu rumah tangga.

Dalam penelitian ini, ditetapkan sebesar 200 orang responden dimana 200

kuesioner yag dibagikan kepada responden, maka semua kuesioner telah

dikembalikan dan semuanya dapat diolah lebih lanjut. Berikut adalah tabel

karakteristik responden dengan jumlah responden dan presentase.

Page 70: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

54

Tabel 11. Karakteristik Responden di Wilayah Jakarta BaratJumlah

RespondenPersentase

Usia 21 – 40 tahun 145 72.5 %41 – 60 tahun 55 27.5 %>60 tahun 0 0 %

Jumlah 200 100 %

Pekerjaan Pegawai Swasta 95 47.5 %Ibu Rumah Tangga 56 28 %Wiraswasta 23 11.5 %PNS 26 13 %

Jumlah 200 100 %Pendidikan Terakhir SD 1 0.5 %

SMP 3 1.5 %SMA 90 45 %DIPLOMA 30 15 %STRATA 1 76 38 %

Jumlah 200 100 %Pendapatan perBulan

<Rp 2.500.00040 20 %

Rp 2.500.000 – Rp3.500.000

75 37.5 %

Rp 3.500.000 – Rp5.000.000

39 19.5 %

>Rp 5.000.000 46 23 %Jumlah 200 100 %

Pengeluaran perBulan

<Rp 2.500.00052 26 %

Rp 2.500.000 – Rp3.500.000

70 35 %

Rp 3.500.000 – Rp5.000.000

42 21 %

>Rp 5.000.000 36 18 %Jumlah 200 100 %

Sumber: Data Olah SPSS,2014

5.1.1. Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden menurut usia yang menjadi subyek dalam

penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini. Berdasarkan Tabel 11, dapat

diketahui bahwa responden wilayah Jakarta Barat yang berusia diantara 21

sampai dengan 40 tahun sebanyak 145 orang dengan persentase 72.5%.

Page 71: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

55

Responden dengan usia dari 41 sampai 60 tahun sebanyak 55 orang

dengan persentase 27.5%. Hasil kuesioner ini didominasi oleh responden

yang berusia 21 sampai 40 tahun, atau sebesar 72.5%.

5.1.2. Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden menurut pekerjaan yang menjadi subyek

dalm penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Berdasarkan Tabel

11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta Barat, pekerjaan

yang paling mendominasi adalah pegawai swasta sebanyak 95 orang

dengan persentase 47.5%, ibu rumah tangga sebanyak 56 orang dengan

persentase 28%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 26 orang atau

sebesar 13%. wiraswasta yang berjumlah 23 orang dengan persentase

11.5%. Jadi, mayoritas responden kuesioner adalah yang memiliki

pekerjaan sebagai Pegawai Swasta.

5.1.3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di WilayahJakarta Barat

Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir yang

menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta

Barat yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 1 orang dengan

persentase 0.5%, SMP sebanyak 3 orang atau sebesar 1,5%, SMA

sebanyak 90 orang atau sebesar 45%, DIPLOMA sebanyak 30 orang

dengan persentase 15%, dan yang memiliki pendidikan terakhir perguruan

tinggi (Strata1) sebanyak 76 orang atau sebesar 38%. Jadi, hasil kuesioner

ini didominasi oleh responden yang berpendidikan terakhir SMA.

Page 72: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

56

5.1.4. Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan (Keluarga) diWilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan yang

menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta

Barat yang memiliki pendapatan per bulan kurang dari Rp 2.500.000

sebanyak 40 orang dengan persentase 20%, pendapatan Rp 2.500.000 – Rp

3.500.000 sebanyak 75 orang dengan persentase 37,5%, pendapatan Rp

3.500.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 39 orang dengan persentase 19,5%,

dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 5.000.000 sebanyak 46 orang

dengan persentase 23%. Jadi, hasil kueioner ini didominasi oleh responden

yang berpendapatan antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000.

5.1.5. Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan (Keluarga) diWilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan yang

menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta

Barat yang memiliki pengeluaran perbulan kurang dari Rp 2.500.000

sebanyak 52 orang dengan persentase 26%, pengeluaran Rp 2.500.000 –

Rp 3.500.000 sebanyak 70 orang dengan persentase 35%, pengeluaran Rp

3.500.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 42 orang dengan persentase 21%, dan

yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp 5.000.000 sebanyak 36 orang

dengan persentase 18%. Jadi, hasil kueioner ini didominasi oleh responden

yang memiliki pengeluaran antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000.

Page 73: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

57

5.1.6. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di WilayahJakarta Barat

Karakteristik responden menurut konsumsi keluarga yang menjadi

subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di Wilayah JakartaBarat

Konsumsi Keluarga Jumlah PersentaseNasi 195 97.5 %Kentang 3 1.5 %Singkong 2 1 %

Jumlah 200 100.0Sumber: Data Olah SPSS,2014

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa responden wilayah

Jakarta Barat yang mengonsumsi nasi sebanyak 195 orang dengan

persentase 97,5%, kentang sebanyak 3 orang dengan persentase 1,5%, dan

singkong sebanyak 2 orang dengan persentase 1%. Jadi, hasil kuesioner ini

konsumsi pada keluarga adalah Nasi.

5.1.7. Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang MengonsumsiNasi di Wilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden menurut jumlah orang yang mengonsumsi

nasi yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di

bawah ini.

Tabel 13.Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang Mengonsumsi Nasidi Wilayah Jakarta Barat

Respondenmengonsumsi Nasi

Jumlah Persentase

Ya 197 98.5 %Tidak 3 1.5 %

Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014

Page 74: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

58

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa responden wilayah

Jakarta Barat, keseluruhannya mengkonsumsi nasi sebanyak 197 orang

dengan persentase 98,5%, dan yang tidak mengkonsumsi nasi hanya 3

orang dengan persentase 1,5%.

5.1.8. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan NonBeras di Wilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan tentang pangan

non beras yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel

berikut ini.

Tabel 14. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan Non Berasdi Wilayah Jakarta Barat

Respondenmengetahui Pangan

Non Beras

Jumlah Persentase

Ya 184 92 %Tidak 16 8 %

Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa responden wilayah

Jakarta Barat yang mengetahui tentang pangan non beras sebanyak 184

orang dengan persentase 92%, sedangkan yang tidak mengetahui tetang

pang non beras hanya 16 orang dengan persentase 8%. Jadi, mayoritas

penduduk wilayah Jakarta Barat sudah mengetahui tentang pangan pokok

non beras.

5.1.9. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi diWilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden menurut pangan yang dikonsumsi selain

nasi yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di

bawah ini.

Page 75: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

59

Tabel 15. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi diWilayah Jakarta Barat

Konsumsi selain Nasi Jumlah PersentaseKentang 58 29 %Mie 121 60.5 %Singkong 13 6.5 %Ubi 3 1.5 %Lainnya 5 2.5 %

Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014

Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa responden wilayah

Jakarta Barat yang mengonsumsi selain nasi adalah kentang sebanyak 58

orang dengan persentase 29%, mie sebanyak 121 orang dengan persentase

60,5%, singkong sebanyak 13 orang dengan persentase 6,5%, ubi

sebanyak 3 orang dengan persentase 1,5%, dan lainnya selain pilihan yang

di sebutkan ada 5 orang dengan persentase 2,5%. Hasil dari kuesioner ini,

banyak responden yang mengkonsumsi selain nasi adalah mie.

5.1.10. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat

Karakteristik responden menurut keharusan mengonsumsi nasi

ketika kenyang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di

bawah ini.

Tabel 16. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat

Konsumsi NasiKetika Kenyang

Jumlah Persentase

Ya 65 32.5 %Tidak 135 67.5 %

Jumlah 200 100%Sumber: Data Olah SPSS,2014

Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa responden wilayah

Cengkareng tidak harus mengonsumsi nasi ketika masih kenyang

Page 76: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

60

sebanyak 135 orang atau sebesar 67,5%, sedangkan yang masih

mengharuskan untuk memakan nasi ketika kenyang sebanyak 65 orang

atau sebesar 32,5%.

5.2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif menggunakan data kuesioner yang telah

berbentuk angka-angka yang diolah dan digunakan sebagai hasil pengukuran.

Angka-angka yang diperoleh dari hasil olahan kuesioner, kemudian dianalisis

dengan menggunakan skala likert dan jumlah score terhadap variabel-variabel.

5.2.1. Persepi Responden terhadap Variabel Faktor Sosial (X4)

Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor sosial,

menggambarkan sejauh mana responden dapat menerima indicator-indikator

yang terdapat pada kuesioner. Persepi terhadap sesuatu hal yang baru,

seseorang bisa dipengaruhi oleh kelompok yang memiliki hubungan dekat

ataupun tidak. Menurut Kotler dan Keller (2009), perilaku konsumen

dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok acuan atau referensi,

keluarga serta peran dan status sosial. Tabel 17 menunjukkan skor dari

indicator-indikator faktor sosial terhadap persepsi konsumsi pangan pokok

non beras.

Tabel 17. Analisis Data Responden Variabel Faktor SosialFrekuensi Presentase

Sangat Menerima 0 0 %Menerima 52 26 %Kurang Menerima 131 65,5 %Tidak Menerima 17 8,5 %Sangat Tidak Menerima 0 0 %

Jumlah 200 100%

Page 77: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

61

Berdasarkan hasil penelitian, faktor sosial dengan persepsi yang baik

dipengaruhi oleh keluarga. Responden menerima bahwa keluarga bisa

membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

Selain keluarga yang bisa diterima oleh responden, peran dan status sosial

juga mempengaruhi persepsi reponden terhadap konsumsi pangan pokok non

beras. Sedangkan teman tidak bisa diterima oleh responden untuk

mempengaruhi persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non

beras. Kelompok keagamaan, kesibukan pekerjaan, dan gengsi, kurang

diterima oleh responden dalam mempengaruhi persepsi konsumsi pangan

pokok non beras.

5.2.2. Persepsi Responden terhadap Variabel Faktor Budaya (X5)

Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor budaya,

menggambarkan sejauh mana responden dapat beradaptasi dengan indicator-

indikator yang terdapat pada kuesioner. Menurut Mitchell Terence R (1997),

budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,

pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -

individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,

berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.. Tabel 18 menunjukkan

skor dari indicator-indikator faktor budaya terhadap persepsi konsumsi pangan

pokok non beras.

Page 78: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

62

Tabel 18. Analisis Data Responden Variabel Faktor BudayaFrekuensi Presentase

Sangat Adaptif 0 0%Adaptif 136 68%Kurang Adaptif 64 32%Tidak Adaptif 0 0%Sangat Tidak Adaptif 0 0%

Jumlah 200 100%

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh faktor

budaya, responden adaptif terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

Indicator yang dapat membawa persepsi yang baik dan beradaptasi terhadap

pangan pokok non beras yaitu, informasi tentang pangan pokok non beras,

kebiasaan konsumsi masyarakat, dan penilaian responden terahadap pangan

pokok non beras. Selain itu, penilaian kualitas pagan pokok non beras dalam

mempengaruhi keluarga untuk mengkonsumsi, kurang adaptif dalam

membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

5.2.3. Persepsi Responden terhadap Variabel Faktor Pribadi (X6)

Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor pribadi,

menggambarkan sejauh mana pribadi responden memiliki keterbukaan

terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi adalah

karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Karakteristik

tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Brooks dan

Emmert (1997) menontraskan karakteristik orang yang bersikap terbuka

dengan karakteristik orang yang bersikap tertutup. Sikap terbuka: Menilai

pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika,

membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya, berorientasi

Page 79: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

63

pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, lebih bersifat profesional

dan bersedia merubah keperceyaannya. Sikap tertutup: menilai pesan

berdasarkan motif-motif pribadi, berpikir simplistis, artinya berpikir hitam

putih (tanpa nuansa), bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi

pesan, dan mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya

sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain, secara kaku

mempertahankan dan memegang teguh sistem kepercayaannya. Tabel 19

menunjukkan skor dari indicator-indikator faktor pribadi terhadap persepsi

konsumsi pangan pokok non beras.

Tabel 19. Analisis Data Responden Variabel Faktor PribadiFrekuensi Presentase

Sangat Terbuka 0 0 %Terbuka 123 66,5 %Kurang Terbuka 77 38,5 %Tidak Terbuka 0 0 %Sangat Tidak Terbuka 0 0 %

Jumlah 200 100%

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari faktor

pribadi, responden memiliki keterbukaan terhadap konsumsi pangan pokok

non beras. Indicator yang dapat membawa persepsi yang baik dan terbukanya

responden terhadap pangan pokok non beras yaitu siklus hidup responden,

gaya hidup, usia, dan perubahan fisik. Sedangkan, pekerjaan dan makanan

yang praktis kurang membawa responden untuk terbuka terhadap persepsi

konsumsi pangan pokok non beras.

5.2.4. Persepsi Responden terhadap Variabel Motivasi (X7)

Hasil dari skor yang didapatkan pada variable motivasi,

menggambarkan sejauh mana responden menginginkan konsumsi pangan

pokok non beras. Menurut T. Hani Handoko (2003), mengemukakan bahwa

Page 80: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

64

motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tabel 20

menunjukkan skor dari indicator-indikator faktor pribadi terhadap persepsi

konsumsi pangan pokok non beras.

Tabel 20. Analisis Data Responden Variabel MotivasiFrekuensi Presentase

Motivasi sangat tinggi 0 0 %Motivasi tinggi 37 18,5 %Kurang Motivasi 147 73,5 %Motivasi rendah 16 8 %Motivasi sangat rendah 0 0 %

Jumlah 200 100%

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari

motivasi, responden kurang memiliki keinginan terhadap konsumsi pangan

pokok non beras. Indicator-indikator yang terdapat dalam motivasi, seperti

harga pangan pokok non beras, kepuasan responden dalam mengonsumsi

pagan pokok non beras, kemudahan memperoleh pangan pokok non beras, dan

kebutuhan biologis, kurang memberikan keinginan responden dalam

membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

5.2.5. Persepsi Responden Terhadap Konsumsi Pangan Non Beras (Y)

Hasil dari skor yang didapatkan pada variable persepsi konsumsi

pangan pokok non beras, menggambarkan sejauh mana responden memilik

persepsi yang positif terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Menurut

Schiffman dan Kanuk (2000), mengartikan persepsi sebagai proses di mana

individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus menjadi

Page 81: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

65

gambaran yang bermakna dan koheren. Tabel 21 menunjukkan skor dari

indikator-indikator persepsi terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

Tabel 21. Analisis Data Responden Variabel Persepsi Konsumsi PanganPokok Non Beras

Frekuensi PresentasePersepsi sangat positif 0 0 %Persepsi positif 62 31 %Netral 129 64,5 %Persepsi negatif 9 4,5 %Persepsi sangat negatif 0 0 %

Jumlah 200 100%

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari

persepsi, persepsi responden kurang positif terhadap konsumsi pangan pokok

non beras. Indicator-indikator yang terdapat dalam persepsi, seperti

perbandingan antara pangan beras dan pangan pokok non beras, dan pangan

beras bisa disubtitusi pangan pokok non beras, hal tersebut kurang

memberikan persepsi yang positif untuk responden wilayah Jakarta Barat.

5.3. Uji Asumsi Klasik

1. Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi

yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi

secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data

akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005).

Page 82: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

66

Gambar 3. Kurva Uji Normalitas

Berdasarkan analisis kurva pada lampiran 3, dapat dilihat bahwa titik-titik

data menyebar di sekitar diagram mengikuti garis diagonal lurus. Jadi,

disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi

normal sehingga uji normalitas terpenuhi.

2. Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal

(Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat

dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF>10, terjadi

multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF<10, tidak terjadi multikolinearitas

(Wijaya, 2009).

Page 83: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

67

Tabel 22. VIF dan Nilai Toleransi

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF1 (Constant)

Umur .897 1.114Pendidikan Terakhir .887 1.127Pendapatan .834 1.199Faktor Sosial .807 1.240Faktor Budaya .775 1.291Faktor Pribadi .790 1.266Motivasi .755 1.325

Berdasarkan Tabel 22, didapatkan hasil output data bahwa semua nilai

koefisien variable VIF<10, hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas

dan uji multikolinieritas terpenuhi.

3. Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu

mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai

suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada

tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang

dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi

dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua

pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari, 2010)

Page 84: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

68

Gambar 4.

Dari Gambar 4, dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y dan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

4. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk melihat baik atau tidaknya suatu

persamaan regresi. Autokorelasi dapat diuji dengan uji Durbin-Watson

(DW). Jika DW < -2 terjadi autokorelasi positif, DW berada di antara -2

dan +2 tidak terjadi autokorelasi, DW > +2 terjadi autokorelasi negatif.

Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 23. Autokorelasi

Model R R SquareAdjustedR Square

Std. Error of theEstimate

Durbin-Watson

1 .459(a) .211 .182 3.14143 1.698

Page 85: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

69

Berdasarkan Tabel 23, didapatkan nilai Durbin-Watson (DW

hitung) sebesar 1,698. Kriteria yang telah ditentukan, DW hitung berada

diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 1,698 ≤ 2, hal ini berarti tidak terjadi

autokorelasi dan uji Autokorelasi terpenuhi.

5.4. Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Terhadap Persepsi Pangan Pokok Non Beras di WilayahJakarta Barat

Menurut Kotler (2005) para konsumen membuat keputusan tidak dalam

sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Perilaku konsumen

dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor-

faktor tersebut juga memberi pengaruh terhadap persepsi seseorang dalam

mengkonsumi pangan non beras.

Persepsi pangan non beras di wilayah Jakarta Barat dipengaruhi beberapa

faktor yang mempengaruhi persepsi responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi

dan persepsi pangan non beras menjadi variabel dalam penelitian ini. Alat analisis

yang digunakan untuk mengetahui persepsi pangan pokok non beras di wilayah

Jakarta Barat adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier

berganda melibatkan beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dapat diketahui variabel-variabel

bebas apa saja yang mempengaruhi variabel terikat karena tidak semua variabel

bebas dapat mempengaruhi variabel terikat secara nyata pada tingkat kepercayaan

tertentu. Selain itu, hasil analisis regresi linier berganda juga dapat menjelaskan

seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut.

Page 86: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

70

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (Y) adalah persepsi

pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Barat. Sedangkan yang menjadi

variabel bebas (X) adalah usia (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), faktor

sosial (X4), faktor budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7).

5.4.1 Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan alat bantu SPSS 14.0, didapatkan model persamaan regresi

linier berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, FaktorPribadi, dan Motivasi terhadap Persepsi Pangan Pokok NonBeras di wilayah Jakarta Barat

Variabel Koefiesien Thitung Fhitung Sig.

Konstanta 17.282 4.631

7.333

0.000

Usia -0.030 -1.122 0.263

Pendidikan Terakhir -0.345 -2.981 0.003

Pendapatan 0.107 0.462 0.645

Faktor Sosial 0.188 2.122 0.035

Faktor Budaya -0.096 -0.785 0.433

Faktor Pribadi 0.425 4.956 0.000

Motivasi 0.038 0.390 0.697

R2= 0.211

Ttabel=1.65

Ftabel= 2.37

Sumber: Data Olah SPSS,2014

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 25,

persamaan dapat di bentuk sehingga menjadi:

Y = 17.282 - 0.030 X1 - 0.345 X2 + 0.107 X3 + 0.188 X4 - 0.096 X5 + 0.425 X6 +0.038 X7 + e

Page 87: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

71

Keterangan :`

X1 : Usia

X2: Pendidikan Terakhir

X3: Pendapatan

X4 : Faktor Sosial

X5: Faktor Budaya

X6: Faktor Pribadi

X7: Motivasi

Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan alat bantu SPSS 14.0, didapatkan model persamaan regresi linier

berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 25. Dari persamaan di atas dapat

diintrepetasikan sebagai berikut :

1. Usia (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan, dengan nilai koefisien

-0.030 dan nilai signifikan 0.263. Artinya, apabila usia bertambah sebesar

1 tahun maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah

Jakarta Barat akan mengalami penurunan sebesar -0.030. Nilai thitung -

1.122 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh tidak signifikan. Jika

dikaitkan dengan siklus hidup responden yang paling banyak pada usia

<29 tahun merupakan usia dimana wanita masih hidup sendiri atau

keluarga muda, pada usia tersebut tidak mempengaruhi usianya untuk

mengonsumsi pangan pokok non beras .

2. Pendidikan (X2) berpengaruh negatif dan signifikan, dengan nilai

koefisien -0.345 dan nilai signifikan 0.003. Artinya, apabila Pendidikan

bertambah sebesar 1 tingkat maka persepsi konsumsi pangan pokok non

beras di wilayah Jakarta Barat akan mengalami penurunan sebesar -0.345.

Page 88: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

72

Nilai thitung -2.981 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh tetapi

signifikan. Berdasarkan hasil pernyataan responden di Jakarta Barat

banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak berpengaruh akan

mengetahui pengetahuan mengenai konsumsi pangan pokok non beras,

karena kurangnya pemerintah memberikan informasi yang banyak

mengenai pangan pokok non beras.

3. Pendapatan (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai

koefisien 0.107 dan nilai signifikan 0.645. Artinya, apabila Pendapatan

bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di

wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.107. Nilai

thitung 0.462 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh dan tidak

signifikan. Penjelasan responden atas kesesuaian pendapatannya terhadap

harga pangan pokok non beras, menyatakan tidak berpengaruh dengan

harga pangan pokok non beras yang ditawarkan terjangkau.

4. Faktor sosial (X4) berpengaruh positif dan signifikan, dengan nilai

koefisien 0.188 dan nilai signifikan 0.035. Artinya, apabila Faktor sosial

bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di

wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.188. Nilai

thitung 2.122 lebih besar dari ttabel 1.65, berpengaruh tetapi signifikan.

Responden di Jakarta Barat menyatakan faktor social yang lebih besar

mempengaruhi persepsi responden yang positif terhadap konsumsi pangan

pokok non beras adalah dari kelompok primer yaitu keluarga responden,

sedangkan yang paling sedikit mempengaruhi adalah dari kelompok

Page 89: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

73

sekunder (teman) yang menyatakan persepsi responden terhadap konsumsi

pangan pokok non beras.

5. Faktor budaya (X5) berpengaruh negatif dan tidak signifikan, dengan nilai

koefisien -0.096 dan nilai signifikan 0.433. Artinya, apabila Faktor budaya

bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di

wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan/penurunan sebesar -

0.096. Nilai thitung -0.785 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh

tetapi tidak signifikan. Responden di Jakarta Barat menyatakan kebiasaaan

mengonsumsi pangan yang lebih sering adalah nasi disbanding dengan

mengonsumsi pangan pokok non beras, karena selain kurangnya informasi

pengetahuan mengenai pangan pokok non beras, juga lebih mudah

ditemukan beras jika dibandingkan dengan pangan pokok non beras.

6. Faktor pribadi (X6) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai

koefisien 0.425 dan nilai signifikan 0.000. Artinya, apabila Faktor pribadi

bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di

wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.425. Nilai

thitung 4.956 lebih besar dari ttabel 1.65, berpengaruh tetapi tidak signifikan.

Responden dengan kesesuaian gaya hidupnya mempengaruhi dengan

pangan yang dikonsumsinya, karena faktor pribadi seseorang untuk

mengonsumsi pangan pokok non beras bervariatif.

7. Motivasi (X7) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai

koefisien 0.038 dan nilai signifikan 0.697. Artinya, apabila Motivasi

bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di

wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.038. Nilai

Page 90: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

74

thitung 0.390 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh dan tidak

signifikan. Responden di Jakarta Barat memiliki motivasi untuk

mengkonsumsi pangan pokok non beras karena adanya dorongan untuk

kebutuhan biologis akan usia dan variasi gaya hidup responden.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor sosial (X4), faktor pribadi (X5), dan

motivasi (X7) berpengaruh positif terhadap persepsi konsumsi non beras di

wilayah Jakarta Barat. Dengan kata lain, apabila faktor sosial (X4), faktor pribadi

(X6), dan motivasi (X7) meningkat, maka akan diikuti peningkatan persepsi

pangan konsumsi non beras di wilayah Jakarta Barat.

Uji F Hitung digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

(usia (X1), pendidikan terakhir (X2), pendapatan (X3), faktor sosial (X4), faktor

budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7)) pada penelitian ini secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat

(persepsi konsumsi pangan non beras) di wilayah Jakarta Barat. Uji ini

membandingkan antara nilai F Hitung dengan F Tabel. Berdasarkan Tabel 25,

dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai F Hitung sebesar

7.33 lebih besar daripada F Tabel sebesar 2.37. Dengan kata lain, variabel-

variabel bebas, seperti usia (X1), pendidikan terakhir (X2), pendapatan (X3), faktor

sosial (X4), faktor budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7) mempunyai

pengaruh secara nyata secara bersama-sama terhadap persepsi konsumsi pangan

non beras di wilayah Jakarta Barat.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi Tabel 24, dapat diketahui

bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.211. Hal ini menunjukan

bahwa variasi nilai persepsi konsumsi pangan pokok non beras dapat dijelaskan

Page 91: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

75

oleh usia, pendidikan terakhir, pendapatan, faktor sosial, budaya, pribadi, dan

motivasi dalam model persepsi konsumsi pangan pokok non beras yang diperoleh

sebesar 21,1%.

Page 92: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pangan

non beras di wilayah Jakarta Barat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jakarta Barat terdiri dari 705.718 keluarga, dengan rata-rata usia

responden 35 tahun. responden di Jakarta Barat didominasi oleh ibu

rumah tangga yang mempunyai latar belakang pendidikan SMA atau

sederajat, dan bekerja atau memiliki profesi sebagai pegawai swasta.

Adapun rata-rata pendapatan keluarga per bulan sebesar Rp 2.500.000 -

Rp 3.500.000 dan rata-rata pengeluaran keluarga per bulan kurang lebih

sebesar Rp 2.500.000 - Rp. 3.500.000. Berdasarkan penelitian, semua

masyarakat Jakarta Barat mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok,

tetapi sebagian besar masyarakat mengetahui tentang pangan pokok non

beras.

2. Berdasarkan faktor sosial masyarakat kurang menerima adanya pangan

non beras. Faktor budaya, masyarakat Jakarta Barat adaptif terhadap

konsumsi pangan pokok non beras.. Faktor pribadi pada masyarakat

Jakarta Barat terbuka akan adanya pangan pokok non beras, kurangnya

motivasi masyarakat untuk mengonsumsi pangan pokok non beras,

Page 93: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

77

sehingga pada perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non

beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Barat kurang responsive

terhadap konsumsi pangan pokok non beras.

3. Faktor sosial (X4), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap persepsi pangan non beras di Jakarta Barat.

Faktor budaya (X5) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

persepsi pangan non beras di Jakarta Barat. Nilai koefisien determinasi

(R2) adalah sebesar 0.211, variasi nilai persepsi konsumsi pangan pokok

non beras dapat dijelaskan oleh usia, pendidikan terakhir, pendapatan,

faktor sosil, budaya, pribadi, dan motivasi dalam model persepsi konsumsi

pangan pokok non beras yang diperoleh sebesar 21,1%.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis berikan adalah

sebagai berikut:

1. Warga Jakarta Barat diharapkan sebelum usia lanjut lebih peduli terhadap

pangan pokok non beras, dan seharusnya lebih menyadari manfaat-

manfaat dari pangan pokok non beras.

2. Dari segi faktor sosial, keluarga yang dapat berperan dalam membuat

keputusan untuk mengonsumsi pangan pokok non beras, maka disarankan

masyarakat Jakarta Barat yang mengurus kebutuhan makanan dalam

sehari-hari tidak hanya bergantung pada konsumsi nasi. Dari segi faktor

Page 94: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

78

pribadi dan motivasi, gaya hidup seseorang bisa merubah kebiasaannya

dalam mengonsumsi pangan, tidak hanya nasi yang harus memberi

kepuasan seseorang dalam mengonumsi pangan. Jawaban rata-rata yang

diperoleh setiap responden selain memakan nasi adalah mie instan.

Makanan cepat saji yang dibutuhkan warga Jakarta Barat dalam

mengonsumsi pangan, maka disarankan perlunya inovasi yang dibutuhkan

dalam menciptakan pangan pokok non beras selain mie instan untuk

melanjutkan upaya diversifikasi pangan.

3. Untuk penelitian yang akan datang, perlu ada penambahan variabel

terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras.

Page 95: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

DAFTAR PUSTAKA

Abdul GhoniI Tri Bodroastuti. 2011. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, PribadiDan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen Pada Pembelian Rumah diPerumahan Griya Utama Banjardowo Semarang. tidak diterbitkan.

Anonim] 2009. http://agoesman120.wordpress.com/2009/06/27/pangan-lokal. [17Oktober 2013]

Ariani, M dan Ashari. 2003. Arah, Kendala, dan Pentingnya DiversifikasiKonsumsi Pangan di Indonesia. Forum Agro Ekonomi. Vol 21, No. 2.Desember. Bogor

Badan Pusat Statitstik. 2000. Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2000(Seri: RBL1.1). Jakarta: Badan Pusat Statitstik.

Badan Pusat Statistik RI. 2012. Susenas Tahun 2012. Jakarta: KementrianPertanian Republik Indonesia.

Basu Swasta, dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa PerilakuKonsumen, BPFE. Yogyakarta.

Brook, W,D. and P. Emmert. Speech Communication. Dubuque:Wm.C. BrownBrooks, R. and T. M Scheidel.1997

Budi Purbayu Santosa dan Ashari.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft.Axcel& SPSS. Yogyakarta. :Andi Offset.

Depkes RI. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/ (3 November 2014)

Ellen Dewi Fransiska. 2013. Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras danPangan Non Beras di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deli Serdang.

Engel JF, Blackwell RD, dan Miniard PW. 1995. Consumer Behavior 8 th Ed.Forth Worth, Texas: The Dryden Press.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Undip.

Gujarati, D. N. 2003. Basic econometrics 4th ed. Boston, Massachusetts: McGraw-Hill.

Page 96: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

80

Hafsah J. 2006. Pertanian dan Pangan. Di dalam: Krisnamurthi dkk, editor.Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: Penerbit BukuKompas.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapanbelas. JPFEYogyakarta, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara

Husein, Umar. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, CetakanKeempat. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Hurlock, Elizabeth. (2001). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :Erlangga.

Indonesia. Undang – Undang tentang Pangan, Undang – Undang No. 7 Tahun1996. LN. R.I. No. 99 Th 1996, TLN No. 3656.

Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (cetakankesembilan belas), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, dkk. 2007. Manajemen Pemasaran edisi: 12. PT Indeks Indonesia

Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Prinsip – prinsip pemasaran (12th ed). Jakarta:Erlangga.

Luthans, Fred., 1995. Organizational Behavior, 7th Ed. Singapore : McGraw-Hill,International Edition. Mangkunegara, Anwar Prab

Mowen JC dan Minor M. 1999. Consumer Behavior. 5 th Ed. New Jersey: PrenticeHall.

Nugroho, A. B. 2005. Metode statistik penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: AndiOffset.

Rini Budiningsih (Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap DiversifikasiKonsumsi Pangan Non-Beras di Kabupaten Magelang.

Riyadi. 2003. Kebiasaan Makan Masyarakat dalnn Kaitannya dengan PenganeKowumsi Pangan. Prosiding Simposiam Pangan dan Gizi serta Kongres IYBergizi dan Pangan Indonesia. Jakarta.

Riyanti, Vania. 2012. http://vaniariyanti.blogspot.com/2012/05/persepsi-konsumen-pengertian-persepsi.html [2 Juni 2013]

Robbins, Stephen P., 2001. Organizational Behavior, 9th Ed. Upper Saddle RiverNew Jersey 07458 : Prentice Hall International.

Page 97: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

81

Santosa, Purbayu Budi, dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan MicrosoftExcel dan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Schiffman LG dan Kanuk LL. 2000. Consumer Behavior. 7th Ed. New Jersey:Prentice Hall.

Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta : Prentice Hall

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.

Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remajadan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalamPemasaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Supranto, J. dan Limakrisna, Nanda. (2007). Perilaku Konsumen dan StrategiPemasaran : Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Mitra Wacana Media,Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit GhaliaIndonesia.

Wibowo, Rudi. 2000. Pertanian dan Pangan,Bunga Rampai Pemikiran MenujuKetahanan Pangan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Vika Shelayanti. 2013. Preferensi Pangan Pokok Non Beras di DesaParakan Trenggalek

Page 98: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN, FAKTOR SOSIAL,BUDAYA, PRIBADI DAN MOTIVASI TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI

PANGAN POKOK NONBERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT(KECAMATAN CENGKARENG)

PENELITI : BENITA FITRIANA

Nama Responden : ……………………………………………

Alamat (RT/RW) : ……………………………………………

Desa/ Kelurahan : ……………………………………………

Kecamatan : ……………………………………………

Kabupaten/ Kotamadya : ……………………………………………

Tanggal Wawancara : ……………………………………………

Enumerator : ……………………………………………

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015 M / 1436 H

Page 99: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

83

1. Nama : ………………………………………………..…...

2. Jenis Kelamin* : L / P

3. Usia : ………. tahun

4. Pekerjaan* :

a) Mahasiswa/pelajar

b) Pegawai swasta

c) Ibu rumah tangga

d) Wiraswasta

e) PNS/swasta

f) Lainnya, sebutkan ……..

5. Pendidikan Terakhir :

a) SD

b) SLTP

c) SMA

d) DIPLOMA

e) Perguruan Tinggi/Strata 1

6. Status dalam Keluarga :

a) Kepala rumah tangga b) Ibu rumah tangga c) Anak

7. Pendapatan keluarga (per bulan)

a) < Rp 2.500.000

b) Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000

c) Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000

d) > Rp 5.000.000

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Page 100: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

84

8. Pengeluaran keluarga (per bulan)

a) < Rp 2.500.000

b) Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000

c) Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000

d) > Rp 5.000.000

9. Apa yang biasanya dikonsumsi oleh keluarga Anda?

a) Nasi

b) Kentang

c) Ubi

d) Singkong

e) Lainnya ……………

(Sebutkan!)

Berikan alasannya? ………………………………..

10. Apakah anda mengkonsumsi nasi?

a) Ya b) Tidak

11. Apakah anda tahu tentang Pangan Pokok Non Beras?

a) Ya b) Tidak

12. Apakah yang anda konsumsi selain Nasi?

a) Kentang

b) Mie

c) Singkong

d) Ubi

e) Lainnya …………………

(Sebutkan!)

13. Dari pilihan jawaban di atas(no.12) apa yang paling sering anda konsumsi?

a) Kentang d) Ubi

b) Mie e) Lainnya ……… (Sebutkan!)

c) Singkong

Page 101: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

85

14. Ketika anda sudah merasa kenyang mengkonsumsi makanan tersebut, apakah

anda harus mengkonsumsi nasi lagi?

a) Ya b) Tidak

15. Berapa kali dalam sehari anda makan?

a) 1 kali sehari

b) 2 kali sehari

c) 3 kali sehari

d) 4 kali sehari

e) Lebih dari 5 kali

Page 102: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

86

Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang menurut Andapaling sesuai

SS: Sangat Setuju KS : Kurang Setuju

S : Setuju TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya yang mengkonsumsi pangan pokoknon beras karena mengikuti teman saya

2Kelompok keagamaan atau masyarakatsekitar mempengaruhi sikap dan perilakukeluarga dalam mengkonsumsi PanganPokok Non Beras

3Keluarga (suami, istri,anak) dapat berperandalam keputusan untuk mengkonsumsiPangan Pokok Non Beras

4 Peran dan Status Sosial mempengaruhikonsumsi pangan pokok non beras

5 Kesibukan pekerjaan saya mempengaruhikonsumsi pangan pokok non beras

6 Dengan mengkonsumsi pangan pokok nonberas lebih merasa bergengsi

FAKTOR SOSIAL

Page 103: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

87

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Informasi tentang pangan pokok non berassering terdengar

2Informasi pangan pokok non berasmempengaruhi keputusan untukmengkonsumsi pangan pokok bagi keluarga

3Kebiasaan masyarakat sekitar akanberpengaruh dalam mengkonsumsi panganpokok non beras

4 Saya yang akan menentukan pangan pokokapa yang akan di konsumsi untuk keluarga

5Saya merasa Pangan pokok non berasmemiliki kualitas yang baik untukdikonsumsi

6Penilaian kualitas pangan pokok non berasmempengaruhi keluarga untukmengkonsumsi

No Pernyataan SS S KS TS STS

1 Pekerjaan keluarga berpengaruh dalampemilihan pangan pokok

2 Siklus hidup mengharuskan saya memilihkonsumsi pangan pokok untuk keluarga

3 Gaya hidup yang bervariatif sangatberpangaruh dalam mengkonsumsi pangan

4Keluarga yang berpendapatan tinggi akanlebih memilih mengkonsumsi Pangan PokokNon Beras

5Usia dari setiap anggota keluargamenentukan apa saja yang di konsumsidalam pangan

FAKTOR BUDAYA

FAKTOR PRIBADI

Page 104: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

88

6 Mengkonsumsi nasi akan membuat diri sayasemakin bertambah gemuk

7 Tanpa nasi, saya belum merasa kenyangmemakan selain nasi

8 Saya harus saya cenderung memilihmakanan yg praktis.

No Pernyataan SS S KS TS STS

1Harga Pangan Pokok Non Beras yang ditawarkan oleh pemerintah terjangkau olehmasyarakat Indonesia padda umunya

2Ketika Mengkonsumsi Pangan Pokok NonBeras telah memberikan kepuasaan bagikonsumennya

3 Pangan pokok non beras mudah di perolehdibandingkan pangan beras

4Mengonsumsi pangan pokok nonberasmembuat saya merasa lebih diterima olehlingkungan social

5Saya sebagai pengkonsumsi Pangan PokokNon Beras memiliki pengetahuan yang luasmengenai diversivikasi pangan

6Kebutuhan untuk kesehatan mendorongsaya mengonsumsi pangan pokok nonberas

MOTIVASI

Page 105: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 1. Kuesioner Responden

89

No. Perilaku Konsumen SS S KS TS STS

1 Pangan beras lebih baik daripada pangannonberas

2 Mengonsumsi pangan pokok nonberaskurang bergengsi atau kurang berkelas

3 Saya merasa lebih mudah memperolehpangan pokok nonberas

4 Produk pangan nonberas tidak dapatdijadikan pangan pokok

5 Harga beras lebih terjangkau daripadaproduk pangan pokok nonberas

6 Saya lebih menyukai rasa beras/nasi

7 Produk pangan pokok nonberas hanyaditujukan bagi kalangan tertentu

8 Saya tidak bisa melewatkan sehari tanpamakan beras (nasi)

PERILAKUKONSUMEN

Page 106: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

Karakteristik Responden

No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir

PendapatanKeluarga

PengeluaranKeluarga

1 43 3 3 2 12 23 2 4 2 23 25 2 3 1 14 23 2 3 1 15 49 2 5 2 16 32 3 3 2 27 36 2 4 2 18 25 2 5 1 19 35 2 5 3 210 30 3 3 2 211 57 3 4 1 112 27 2 4 2 113 23 3 3 1 114 25 2 3 4 315 27 2 3 4 416 25 2 3 4 317 57 4 2 4 418 25 2 5 4 419 26 2 5 2 220 26 3 3 1 121 25 3 3 2 222 50 3 3 4 423 36 2 5 1 124 30 2 4 2 125 25 2 3 2 226 46 3 3 2 227 23 3 5 4 428 27 2 4 2 229 29 2 3 3 230 25 2 4 2 231 27 2 5 4 432 23 5 5 3 233 31 2 3 4 434 27 2 3 1 135 31 2 3 2 236 25 2 3 2 237 23 5 5 2 138 26 2 5 2 339 29 3 5 4 440 34 3 5 4 441 28 2 5 4 242 23 2 5 4 443 31 3 3 4 244 27 2 3 1 145 29 2 4 3 146 44 2 5 4 447 28 3 3 4 448 23 2 3 2 249 37 2 4 2 250 24 2 4 2 1

Page 107: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

91

Lanjutan Karakteristik Responden

No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir

PendapatanKeluarga

PengeluaranKeluarga

51 24 2 5 4 252 36 2 4 2 353 28 2 5 2 254 39 2 5 2 255 25 2 3 2 256 26 2 3 1 257 40 2 3 4 458 35 4 5 3 359 23 3 3 4 460 24 2 5 2 261 26 3 3 2 262 27 3 3 3 263 30 4 5 1 464 33 2 3 4 365 25 3 5 2 266 29 3 3 3 467 34 2 3 4 468 41 3 3 4 469 42 2 3 3 270 58 3 5 2 171 25 2 3 4 372 28 3 5 1 473 31 2 3 2 174 39 3 3 2 275 40 3 1 1 176 43 2 3 3 177 37 2 3 2 278 44 4 3 4 379 37 2 3 2 280 31 3 3 2 281 36 3 3 2 282 35 5 4 4 483 27 2 3 2 184 40 3 3 1 185 23 2 3 3 186 31 3 3 2 287 57 3 4 1 188 57 4 2 4 489 50 3 3 4 490 46 3 3 2 291 26 2 5 2 392 40 2 3 4 493 35 5 5 3 394 26 4 3 2 295 25 3 5 2 296 58 3 5 2 197 40 3 3 1 298 28 4 3 3 399 30 2 3 2 2100 36 3 3 2 2

Page 108: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

92

Lanjutan Karakteristik Responden

No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir

PendapatanKeluarga

PengeluaranKeluarga

101 41 5 5 3 3102 43 4 5 4 4103 34 3 3 2 2104 39 2 5 3 3105 36 2 3 3 3106 56 3 3 2 2107 41 2 5 3 3108 49 3 3 1 1109 55 3 3 2 2110 32 2 5 3 3111 44 4 3 2 2112 37 2 5 3 3113 41 4 5 2 2114 31 5 5 2 2115 36 2 4 2 2116 41 4 3 2 2117 33 5 5 2 2118 31 2 5 3 3119 25 2 3 3 3120 29 4 5 4 4121 38 2 5 4 3122 28 2 3 2 3123 28 4 4 2 2124 29 2 3 2 2125 29 2 5 2 2126 38 3 4 2 2127 39 3 4 3 3128 35 5 5 2 2129 27 2 5 2 2130 38 4 3 2 2131 37 4 5 1 1132 29 2 5 3 3133 31 2 5 3 3134 36 4 5 4 4135 29 2 5 4 4136 34 4 3 2 2137 48 4 3 1 1138 36 2 5 3 3139 29 2 5 2 2140 33 2 4 2 2141 41 5 5 2 2142 33 5 5 2 2143 30 4 3 2 2144 29 2 5 2 2145 32 3 5 4 4146 31 2 5 4 3147 30 2 5 4 4148 32 2 4 2 1149 31 2 5 4 3150 32 5 5 3 2

Page 109: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

93

Lanjutan Karakteristik Responden

No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir

PendapatanKeluarga

PengeluaranKeluarga

151 25 2 5 4 3152 57 3 2 1 1153 34 3 3 1 1154 44 3 3 1 1155 31 3 3 1 1156 54 2 4 1 1157 44 3 3 1 1158 30 5 3 1 1159 28 3 3 1 1160 30 4 3 1 1161 47 4 3 1 1162 29 3 3 1 1163 27 5 5 2 2164 41 3 3 1 1165 33 4 3 1 1166 29 2 3 1 1167 33 3 3 2 2168 28 3 3 1 1169 43 5 3 1 1170 46 4 3 1 1171 32 2 3 1 1172 27 2 3 4 1173 33 2 4 1 1174 41 2 5 4 4175 43 3 3 1 2176 52 3 3 2 1177 28 2 4 3 3178 35 5 4 3 3179 42 5 5 4 4180 29 3 5 2 2181 34 3 4 2 2182 43 5 5 4 4183 45 2 5 4 4184 40 2 3 1 1185 41 2 4 3 3186 42 2 4 3 3187 42 2 5 4 4188 44 2 4 3 3189 45 5 5 3 3190 31 5 5 2 2191 41 5 5 4 4192 39 5 5 4 4193 41 2 4 3 3194 42 2 4 3 3195 45 5 5 3 3196 45 5 5 3 3197 41 5 5 3 3198 50 5 5 3 3199 39 5 5 3 3200 42 2 4 3 3

Page 110: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

94

Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras KecamatanCengkareng Wilayah Jakarta Barat

No 9 10 11 12 13 14 15

1 1 1 1 2 2 2 42 1 1 2 2 2 2 33 1 1 1 2 2 2 34 1 1 1 2 2 2 35 1 1 1 1 1 2 36 1 1 1 2 2 1 27 1 1 2 1 1 2 38 1 1 1 1 2 2 39 1 1 2 1 1 2 310 1 1 1 1 1 2 211 1 1 1 4 3 2 212 1 1 2 2 2 2 413 1 1 1 2 2 1 214 1 1 1 3 2 2 315 1 1 1 1 2 2 316 1 1 1 2 2 1 317 1 1 1 2 2 2 318 1 1 1 2 2 1 419 1 1 1 1 1 1 420 1 1 1 2 2 1 421 1 1 2 2 2 1 322 1 1 1 2 2 2 323 1 1 1 5 1 1 224 1 1 1 5 1 1 225 1 1 1 2 2 1 426 1 1 1 2 2 2 327 1 1 1 1 1 2 328 1 1 1 2 1 1 329 1 1 1 2 2 2 330 1 1 1 2 2 1 331 1 1 1 1 1 2 432 1 1 1 1 2 2 233 1 1 1 2 2 2 234 1 1 1 2 2 2 335 1 1 1 2 2 2 336 1 1 1 2 2 1 437 1 1 1 2 2 1 338 1 1 1 2 2 1 339 1 1 1 2 2 1 340 1 1 1 1 2 2 341 1 1 1 1 2 1 342 1 1 1 2 2 2 243 1 1 1 2 2 2 244 1 1 1 2 2 2 345 1 1 1 2 2 2 246 1 1 1 1 1 2 247 1 1 1 1 2 2 248 1 1 1 2 2 2 249 1 1 1 2 2 2 350 1 1 1 2 2 2 3

Page 111: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

95

Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat

No 9 10 11 12 13 14 15

51 1 1 2 1 1 2 152 1 1 1 2 2 2 253 1 1 1 1 1 1 254 1 1 1 2 2 2 355 2 2 1 1 1 2 356 1 1 1 2 2 2 457 1 1 2 3 3 2 258 1 1 1 1 1 1 459 1 1 1 2 2 2 360 1 1 1 2 2 1 461 4 1 1 3 3 2 262 1 1 2 3 3 2 263 1 1 1 1 2 2 264 1 1 2 1 1 2 265 1 1 1 2 2 1 366 1 1 1 2 2 2 267 1 1 1 2 2 1 468 1 1 1 2 2 2 369 1 1 1 2 2 2 270 1 1 1 1 1 2 271 1 1 1 1 1 1 372 1 1 1 2 2 2 373 1 1 1 2 2 2 374 1 1 1 2 2 1 375 1 1 2 1 2 1 376 1 1 1 5 2 1 377 1 1 1 2 2 1 378 1 1 1 2 2 2 279 1 1 1 2 2 1 380 1 1 1 2 2 2 381 1 1 1 2 2 2 382 1 1 1 1 1 1 383 1 1 1 2 2 2 284 1 1 2 1 2 1 385 1 1 1 5 2 1 386 1 1 1 2 2 2 387 1 1 1 4 3 2 288 1 1 1 2 2 2 389 1 1 1 2 2 2 390 1 1 1 2 2 2 391 1 1 1 2 2 1 392 1 1 2 3 3 2 293 1 1 1 1 1 1 494 4 1 1 3 3 2 295 1 1 1 2 2 1 396 1 1 1 1 1 2 297 1 1 2 2 2 1 298 1 1 1 2 2 1 399 1 1 1 2 2 1 3100 1 1 1 2 2 2 3

Page 112: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

96

Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat

No 9 10 11 12 13 14 15

101 1 1 1 1 1 2 3102 1 1 1 3 3 2 3103 1 1 1 4 4 2 4104 1 1 1 1 1 2 3105 1 1 1 1 1 2 3106 1 1 1 3 3 1 3107 1 1 1 1 1 2 3108 1 2 1 2 2 2 3109 1 1 1 3 3 2 3110 1 1 1 1 1 2 3111 1 1 1 2 2 1 3112 1 1 1 1 1 2 3113 1 1 1 2 2 2 3114 1 1 1 2 2 2 3115 1 1 1 2 2 2 3116 1 1 1 2 2 2 3117 1 1 1 2 2 2 3118 1 1 1 1 1 2 3119 1 1 1 1 1 2 3120 1 1 1 1 1 2 2121 1 1 1 2 2 2 3122 1 1 1 2 2 2 3123 1 1 1 5 2 2 2124 1 1 1 2 2 1 3125 1 1 1 2 1 2 2126 1 1 1 2 2 2 3127 1 1 1 2 2 2 3128 1 1 1 2 2 2 3129 1 1 1 2 2 1 3130 1 1 1 2 2 2 3131 1 1 1 3 3 2 2132 1 1 1 1 1 2 2133 1 1 1 1 1 2 2134 1 1 1 1 1 2 3135 1 1 1 1 1 2 3136 1 1 1 3 3 2 3137 1 1 1 2 2 2 3138 1 1 1 1 1 2 3139 1 1 1 2 2 2 3140 1 1 1 2 2 2 3141 1 1 1 3 3 2 3142 1 1 1 2 2 1 3143 1 1 1 2 2 2 3144 1 1 1 3 3 2 3145 1 1 1 2 2 2 2146 2 1 1 1 1 2 3147 1 1 1 1 1 2 3148 1 1 1 2 2 1 3149 1 1 1 2 2 2 2150 2 2 1 1 1 1 3

Page 113: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

97

Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat

No 9 10 11 12 13 14 15

151 1 1 1 2 2 2 3152 1 1 2 2 2 2 3153 1 1 1 2 2 1 3154 1 1 1 2 2 2 3155 1 1 1 2 2 2 3156 1 1 1 1 1 2 1157 1 1 1 2 2 1 3158 1 1 2 2 2 1 3159 1 1 1 2 2 2 3160 1 1 1 2 2 1 3161 1 1 1 2 2 2 3162 1 1 1 2 2 1 3163 1 1 1 2 2 2 3164 1 1 1 2 2 1 3165 1 1 1 2 2 2 3166 1 1 1 1 2 1 3167 1 1 1 1 1 2 2168 1 1 1 2 2 2 3169 1 1 1 2 2 1 3170 1 1 1 2 2 1 3171 1 1 1 2 2 3 3172 1 1 1 2 2 2 3173 1 1 1 2 2 2 3174 1 1 1 1 2 1 3175 1 1 1 2 2 2 3176 1 1 1 2 2 2 3177 1 1 1 2 2 1 3178 1 1 1 2 2 1 3179 1 1 1 2 2 2 2180 1 1 1 2 2 1 3181 1 1 1 2 2 2 3182 1 1 1 1 2 2 3183 1 1 1 1 1 2 3184 1 1 2 2 2 1 2185 1 1 1 1 2 1 2186 1 1 1 1 2 1 2187 1 1 1 2 2 1 3188 1 1 1 1 2 1 2189 1 1 1 2 2 2 3190 1 1 1 2 2 2 3191 1 1 1 1 1 2 2192 1 1 1 1 1 2 2193 1 1 1 1 2 1 3194 1 1 1 1 2 1 3195 1 1 1 2 2 2 3196 1 1 1 2 2 2 3197 1 1 1 2 2 2 3198 1 1 1 2 2 2 3199 1 1 1 2 2 2 3200 1 1 1 1 2 1 3

Page 114: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

98

Faktor Sosial

No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

1 2 3 4 3 2 4 18 3 22 2 2 4 2 1 2 13 2 23 2 4 4 2 4 2 18 3 24 1 4 4 3 4 2 18 3 25 2 2 2 2 2 2 12 2 26 1 2 3 3 3 3 15 3 27 2 4 4 4 2 2 18 3 28 2 4 3 4 4 3 20 3 29 2 1 2 4 4 2 15 3 210 2 2 3 3 4 3 17 3 211 2 2 4 2 2 2 14 2 212 2 2 2 2 4 4 16 3 213 2 1 2 3 4 2 14 2 214 2 5 2 2 4 4 19 3 215 2 5 4 4 4 3 22 4 216 2 5 5 4 3 2 21 4 217 4 3 4 3 4 2 20 3 2 1718 4 4 5 4 3 5 25 4 319 2 5 4 5 3 5 24 4 320 4 3 5 3 4 3 22 4 321 3 3 3 3 3 3 18 3 322 3 4 5 3 4 3 22 4 323 2 3 4 4 1 4 18 3 324 2 2 4 4 3 3 18 3 325 2 4 3 1 5 3 18 3 326 3 4 2 5 4 2 20 3 327 4 3 4 4 3 3 21 4 328 3 3 4 4 4 3 21 4 329 2 3 4 3 4 3 19 3 330 3 3 3 4 5 5 23 4 331 4 4 4 5 4 4 25 4 332 2 2 4 4 4 2 18 3 333 3 3 4 4 4 3 21 4 334 2 4 4 4 4 2 20 3 335 2 2 3 4 4 4 19 3 336 2 3 4 4 4 3 20 3 337 3 5 4 4 4 2 22 4 338 3 3 5 4 4 3 22 4 339 3 3 4 4 5 3 22 4 340 3 3 4 3 5 3 21 4 341 2 4 5 4 2 2 19 3 342 4 4 4 4 1 1 18 3 343 2 4 5 2 2 1 16 3 344 2 2 4 4 4 2 18 3 345 2 2 4 4 4 2 18 3 346 2 2 5 5 4 3 21 4 347 2 2 5 2 3 2 16 3 348 3 3 4 5 4 3 22 4 349 3 3 3 3 3 2 17 3 350 1 4 4 4 4 3 20 3 3

Page 115: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

99

Lanjutan Faktor Sosial

No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

51 3 3 3 3 3 3 18 3 352 3 3 3 3 3 3 18 3 353 3 3 4 4 4 4 22 4 354 3 5 4 3 4 3 22 4 355 3 3 4 3 3 4 20 3 356 4 4 4 4 2 2 20 3 357 2 2 1 5 4 3 17 3 358 2 4 3 3 2 1 15 3 359 1 4 5 3 2 3 18 3 360 2 4 4 4 4 2 20 3 361 4 3 5 3 4 5 24 4 362 2 2 2 2 3 2 13 2 363 2 2 4 4 2 2 16 3 364 3 4 4 4 4 3 22 4 365 3 4 3 4 5 1 20 3 366 2 1 4 4 5 1 17 3 367 1 1 5 3 4 1 15 3 368 1 1 5 3 4 1 15 3 369 3 3 4 4 4 3 21 4 370 2 3 4 4 4 3 20 3 371 2 4 5 3 1 2 17 3 372 3 2 4 4 5 4 22 4 373 1 1 4 3 4 3 16 3 374 3 3 4 4 4 3 21 4 375 3 2 4 5 3 1 18 3 376 3 3 4 3 3 3 19 3 377 2 3 4 3 4 3 19 3 378 3 2 4 5 4 5 23 4 379 2 3 4 3 4 3 19 3 380 3 4 4 4 4 3 22 4 381 2 3 4 3 4 3 19 3 382 4 4 2 2 4 4 20 3 383 2 2 4 3 4 2 17 3 384 3 2 4 5 3 1 18 3 385 3 3 4 3 3 3 19 3 386 3 3 4 4 4 3 21 4 387 2 2 4 2 2 2 14 2 388 4 3 4 3 4 2 20 3 389 3 4 5 3 4 3 22 4 390 3 4 2 5 4 2 20 3 391 3 3 5 4 4 3 22 4 392 2 2 1 5 4 3 17 3 393 2 4 3 3 2 1 15 3 394 4 3 5 3 4 5 24 4 395 3 4 3 4 5 1 20 3 396 2 3 4 4 4 3 20 3 397 2 2 5 5 5 3 22 4 398 3 4 4 4 4 3 22 4 399 3 3 4 4 4 4 22 4 3100 2 3 4 3 4 3 19 3 3

Page 116: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

100

Lanjutan Faktor Sosial

No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

101 4 2 4 2 2 2 16 3 3102 4 2 4 2 2 2 16 3 3103 2 4 4 2 2 2 16 3 3104 4 2 4 4 2 2 18 3 3105 4 2 4 4 2 4 20 3 3106 2 2 4 2 2 2 14 2 3107 4 2 4 4 2 4 20 3 3108 2 2 4 2 2 2 14 2 3109 2 2 4 3 3 3 17 3 3110 1 1 3 3 2 3 13 2 3111 1 1 4 3 2 3 14 2 3112 2 2 4 3 2 3 16 3 3113 2 3 4 3 2 3 17 3 3114 2 2 3 3 2 2 14 2 3115 3 3 5 3 2 3 19 3 3116 2 2 5 3 2 3 17 3 3117 2 2 4 3 2 3 16 3 3118 2 2 4 4 2 3 17 3 3119 2 3 3 4 4 4 20 3 3120 1 1 4 4 5 1 16 3 3121 3 4 4 5 4 3 23 4 3122 3 4 4 5 4 3 23 4 3123 1 1 3 4 3 3 15 3 3124 3 2 4 4 4 3 20 3 3125 3 4 4 4 3 3 21 4 3126 4 2 4 2 1 1 14 2 3127 2 2 4 3 1 2 14 2 3128 2 2 5 3 3 3 18 3 3129 2 2 4 4 3 3 18 3 3130 2 2 4 3 2 2 15 3 3131 3 2 4 2 3 3 17 3 3132 2 2 5 3 2 3 17 3 3133 2 2 3 3 3 3 16 3 3134 2 2 4 3 3 3 17 3 3135 2 2 3 2 2 2 13 2 3136 2 2 4 3 2 3 16 3 3137 2 2 4 2 2 3 15 3 3138 2 2 5 3 2 2 16 3 3139 5 3 4 3 2 3 20 3 3140 2 3 4 3 2 3 17 3 3141 3 3 3 2 2 2 15 3 3142 2 3 5 3 2 3 18 3 3143 3 3 4 2 2 2 16 3 3144 3 3 4 3 2 3 18 3 3145 3 4 4 5 4 5 25 4 3146 3 3 4 3 5 3 21 4 3147 2 3 4 4 4 3 20 3 3148 4 4 3 4 3 3 21 4 3 131149 3 4 4 4 4 3 22 4 4150 3 3 4 4 4 3 21 4 4

Page 117: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

101

Lanjutan Faktor Sosial

No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

151 3 4 4 4 5 3 23 4 4152 2 2 4 2 1 3 14 2 4153 2 3 4 3 3 3 18 3 4154 3 4 3 3 3 4 20 3 4155 2 4 4 3 2 3 18 3 4156 4 4 2 2 4 2 18 3 4157 2 4 2 3 3 14 2 4158 2 4 3 4 2 4 19 3 4159 3 4 3 4 3 3 20 3 4160 2 4 3 4 2 2 17 3 4161 2 4 4 2 2 3 17 3 4162 3 4 4 3 2 3 19 3 4163 2 2 2 4 2 2 14 2 4164 2 4 5 4 2 2 19 3 4165 2 4 3 4 4 4 21 4 4166 3 2 4 5 3 1 18 3 4167 3 2 3 2 3 2 15 3 4168 3 4 3 4 3 3 20 3 4169 4 4 4 4 4 4 24 4 4170 2 3 4 4 2 3 18 3 4171 2 4 4 4 4 2 20 3 4172 2 3 2 4 4 4 19 3 4173 4 4 4 4 4 4 24 4 4174 4 3 4 3 2 2 18 3 4175 3 2 4 4 2 2 17 3 4176 3 2 4 4 2 2 17 3 4177 2 4 3 4 4 4 21 4 4178 3 4 4 4 4 4 23 4 4179 2 2 4 4 2 4 18 3 4180 2 4 4 4 4 4 22 4 4181 2 2 4 3 3 4 18 3 4182 2 2 4 4 2 2 16 3 4183 4 4 2 2 1 1 14 2 4184 2 2 2 4 3 4 17 3 4185 2 3 4 2 4 4 19 3 4186 2 3 4 4 4 4 21 4 4187 4 3 4 3 2 2 18 3 4188 2 3 3 4 4 4 20 3 4189 2 4 4 4 2 2 18 3 4190 3 3 4 3 2 2 17 3 4191 4 4 4 4 2 2 20 3 4192 4 4 4 2 3 4 21 4 4193 4 3 4 4 4 4 23 4 4194 4 3 4 4 4 4 23 4 4195 4 4 3 2 2 4 19 3 4196 2 4 3 4 2 2 17 3 4197 4 4 4 2 2 4 20 3 4198 4 4 3 4 2 2 19 3 4199 2 4 4 2 2 2 16 3 4200 2 2 4 4 4 4 20 3 4 52

Page 118: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

102

Faktor Budaya

No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

1 5 3 5 3 3 3 22 4 32 4 2 2 4 4 2 18 3 33 3 3 4 3 4 4 21 4 34 3 3 4 2 4 4 20 3 35 4 3 3 3 3 3 19 3 36 4 4 4 3 3 2 20 3 37 3 4 4 3 3 4 21 4 38 3 4 4 3 2 4 20 3 39 5 5 1 4 4 2 21 4 310 4 3 3 5 4 4 23 4 311 4 4 4 2 4 4 22 4 312 3 3 2 3 4 2 17 3 313 3 4 3 3 4 4 21 4 314 1 4 4 5 5 4 23 4 315 1 4 4 5 5 4 23 4 316 1 4 4 5 5 4 23 4 317 3 4 4 4 4 4 23 4 318 5 4 4 3 5 4 25 4 319 3 5 3 4 4 5 24 4 320 4 4 3 3 4 2 20 3 321 4 3 4 3 3 4 21 4 322 4 4 4 4 3 4 23 4 323 4 3 4 4 4 3 22 4 324 4 3 3 2 3 2 17 3 325 4 3 1 5 2 5 20 3 326 5 4 3 5 2 4 23 4 327 4 4 4 3 3 5 23 4 328 4 4 3 3 3 4 21 4 329 4 4 4 3 4 4 23 4 330 3 3 4 4 3 4 21 4 331 4 4 4 4 4 5 25 4 332 4 4 4 4 4 4 24 4 333 4 4 4 3 4 4 23 4 334 4 4 4 4 4 4 24 4 335 4 3 3 5 3 4 22 4 336 3 4 4 5 3 5 24 4 337 2 4 5 3 4 2 20 3 338 3 3 4 3 4 3 20 3 339 3 3 4 3 5 3 21 4 340 3 3 4 3 4 2 19 3 341 3 4 4 3 4 2 20 3 342 2 4 4 4 3 4 21 4 343 4 2 2 4 2 3 17 3 344 4 4 2 2 2 4 18 3 345 3 4 4 4 5 4 24 4 346 4 4 3 3 4 4 22 4 347 4 4 4 2 3 3 20 3 348 4 4 4 3 4 4 23 4 349 4 4 4 3 2 2 19 3 350 4 4 4 4 4 4 24 4 3

Page 119: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

103

Lanjutan Faktor Budaya

No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

51 3 3 3 4 5 4 22 4 352 4 3 3 3 4 4 21 4 353 4 4 4 4 4 4 24 4 354 4 3 4 4 3 5 23 4 355 4 4 3 4 5 3 23 4 356 5 4 3 3 3 4 22 4 357 3 2 5 5 4 4 23 4 358 3 4 4 3 3 4 21 4 359 4 4 4 4 3 3 22 4 360 4 4 4 4 4 4 24 4 361 3 2 4 2 5 3 19 3 362 3 3 4 4 4 4 22 4 363 4 4 4 1 3 4 20 3 364 4 4 4 4 4 4 24 4 3 6465 5 3 5 3 3 5 24 4 466 4 4 3 3 2 3 19 3 467 5 4 5 1 4 4 23 4 468 5 4 5 1 4 4 23 4 469 4 4 4 3 4 4 23 4 470 3 4 4 5 3 5 24 4 471 5 4 4 5 4 3 25 4 472 4 4 4 3 3 4 22 4 473 3 2 3 4 2 4 18 3 474 4 4 3 4 3 4 22 4 475 4 3 4 3 4 4 22 4 476 4 3 3 4 3 3 20 3 477 4 3 3 4 2 4 20 3 478 5 4 4 5 3 4 25 4 479 4 3 3 4 2 4 20 3 480 4 4 3 3 3 3 20 3 481 4 3 3 4 3 4 21 4 482 4 4 4 4 4 4 24 4 483 2 2 4 3 4 2 17 3 484 4 3 4 3 4 4 22 4 485 4 3 3 4 3 3 20 3 486 4 4 3 3 3 3 20 3 487 4 4 4 2 4 4 22 4 488 3 4 4 4 4 4 23 4 489 4 4 4 4 3 4 23 4 490 5 4 3 5 2 4 23 4 491 3 3 4 3 4 3 20 3 492 3 2 5 5 4 4 23 4 493 3 4 4 3 3 4 21 4 494 3 2 4 2 5 3 19 3 495 5 3 5 3 3 5 24 4 496 3 4 4 5 3 5 24 4 497 4 4 5 5 3 2 23 4 498 4 4 4 4 3 4 23 4 499 4 4 4 4 3 4 23 4 4100 4 3 3 4 3 4 21 4 4

Page 120: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

104

Lanjutan Faktor Budaya

No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

101 4 4 4 4 3 3 22 4 4102 2 4 4 4 4 4 22 4 4103 1 4 5 4 4 4 22 4 4104 2 4 4 4 4 3 21 4 4105 2 4 4 4 4 3 21 4 4106 2 4 4 4 3 3 20 3 4107 4 4 4 4 4 2 22 4 4108 3 4 4 4 2 2 19 3 4109 4 4 4 4 2 2 20 3 4110 5 5 4 3 4 4 25 4 4111 4 5 4 3 4 4 24 4 4112 4 4 4 2 4 4 22 4 4113 4 5 5 3 4 4 25 4 4114 4 4 4 2 4 4 22 4 4115 5 5 4 3 4 5 26 4 4116 4 4 4 3 5 5 25 4 4117 4 5 5 3 4 4 25 4 4118 4 4 4 2 4 4 22 4 4119 4 4 3 4 4 4 23 4 4120 4 4 4 3 3 3 21 4 4121 4 4 4 4 3 4 23 4 4122 3 4 4 3 3 4 21 4 4123 4 4 3 2 4 4 21 4 4124 4 4 4 3 4 4 23 4 4125 4 4 4 4 4 4 24 4 4126 4 3 2 3 4 4 20 3 4127 4 4 4 3 4 4 23 4 4128 4 4 2 2 5 5 22 4 4129 4 4 5 3 4 4 24 4 4130 5 5 4 2 4 5 25 4 4131 4 4 4 2 3 4 21 4 4132 5 5 4 3 4 3 24 4 4133 5 5 3 3 4 4 24 4 4134 5 5 4 2 4 4 24 4 4135 5 5 4 3 3 4 24 4 4136 5 5 3 3 4 5 25 4 4137 4 5 4 3 3 5 24 4 4138 4 4 4 3 4 4 23 4 4139 5 4 2 1 2 4 18 3 4140 4 5 3 2 4 3 21 4 4141 4 5 4 2 3 4 22 4 4142 5 4 2 3 4 4 22 4 4143 4 4 4 2 4 3 21 4 4144 5 4 4 2 4 4 23 4 4145 5 4 4 2 3 3 21 4 4146 4 4 3 3 4 4 22 4 4147 4 4 4 4 4 4 24 4 4148 4 3 4 4 3 3 21 4 4149 4 3 4 2 3 3 19 3 4150 4 4 4 4 4 4 24 4 4

Page 121: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

105

Lanjutan Faktor Budaya

No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

151 4 4 5 4 3 4 24 4 4152 2 2 3 4 3 4 18 3 4153 3 3 4 4 3 3 20 3 4154 4 3 4 4 4 3 22 4 4155 4 3 4 3 4 2 20 3 4156 3 3 2 4 4 4 20 3 4157 3 4 3 3 3 4 20 3 4158 4 4 4 4 2 4 22 4 4159 3 3 4 3 3 3 19 3 4160 3 3 4 3 3 3 19 3 4161 2 3 3 4 3 3 18 3 4162 4 4 3 4 3 4 22 4 4163 4 4 2 2 4 4 20 3 4164 2 2 4 3 3 3 17 3 4165 3 3 4 3 3 3 19 3 4166 4 3 4 2 4 4 21 4 4167 4 4 4 3 4 4 23 4 4168 3 3 4 3 3 3 19 3 4169 2 2 4 4 3 4 19 3 4170 4 3 4 4 3 2 20 3 4171 4 4 4 4 4 4 24 4 4172 2 3 3 5 3 4 20 3 4173 4 4 4 2 3 4 21 4 4174 4 4 3 5 5 4 25 4 4175 4 4 4 2 4 3 21 4 4176 4 4 2 4 4 2 20 3 4177 2 2 4 2 4 4 18 3 4178 4 4 4 4 4 4 24 4 4179 2 2 2 4 5 4 19 3 4180 4 4 4 2 4 4 22 4 4181 4 4 2 4 4 3 21 4 4182 2 4 3 4 4 2 19 3 4183 4 4 4 4 4 2 22 4 4184 4 4 2 4 4 2 20 3 4185 4 4 4 2 2 4 20 3 4186 3 2 3 4 2 3 17 3 4187 4 4 3 5 5 4 25 4 4188 2 2 3 4 4 3 18 3 4189 4 3 4 3 2 2 18 3 4190 4 4 4 4 2 2 20 3 4191 4 4 4 5 5 4 26 4 4192 3 4 4 4 4 2 21 4 4193 3 3 4 4 4 2 20 3 4194 4 4 2 2 4 4 20 3 4195 4 4 3 4 4 2 21 4 4196 4 4 3 5 3 4 23 4 4197 4 4 3 4 4 3 22 4 4198 4 4 3 5 2 4 22 4 4199 4 4 3 3 3 4 21 4 4200 2 2 4 4 2 4 18 3 4 136

Page 122: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

106

Faktor Pribadi

No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

1 5 4 5 3 3 3 2 3 28 4 32 1 2 3 2 2 5 5 5 25 3 33 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 34 3 4 4 2 2 4 5 2 26 3 35 3 3 3 3 3 4 4 3 26 3 36 4 4 3 3 2 3 4 4 27 3 37 4 4 4 4 4 4 3 2 29 4 38 4 4 4 3 3 4 3 3 28 4 39 5 5 5 4 2 2 2 2 27 3 310 4 3 3 4 4 4 3 4 29 4 311 4 4 4 2 4 4 4 4 30 4 312 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 313 4 3 4 2 3 3 3 3 25 3 314 4 4 4 3 3 2 4 4 28 4 315 4 4 4 4 4 2 2 4 28 4 316 5 5 5 2 2 3 5 2 29 4 317 4 4 5 3 4 4 4 3 31 4 318 3 3 3 4 3 4 4 4 28 4 319 5 3 5 4 5 5 4 3 34 4 320 3 4 4 4 4 4 3 3 29 4 321 4 3 3 5 5 4 4 3 31 4 322 4 4 4 3 4 5 3 4 31 4 323 3 3 2 2 3 3 5 3 24 3 324 2 2 2 4 4 4 4 4 26 3 325 4 2 5 3 5 4 4 2 29 4 326 3 4 2 3 4 4 4 4 28 4 327 3 3 4 3 4 4 3 3 27 3 328 4 4 4 3 4 2 4 4 29 4 329 3 4 4 3 4 3 3 4 28 4 330 3 3 3 4 4 5 5 5 32 4 331 4 5 4 4 5 3 4 5 34 4 332 4 4 4 4 4 2 2 2 26 3 333 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 334 4 4 4 3 4 2 5 2 28 4 335 4 4 3 3 5 3 4 3 29 4 336 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 337 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 338 4 5 4 4 5 4 4 4 34 4 339 4 4 4 3 3 3 5 3 29 4 340 4 4 4 3 3 3 3 3 27 3 341 4 3 3 4 4 2 5 3 28 4 342 5 5 5 2 3 4 4 3 31 4 343 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 344 3 3 4 3 4 4 4 4 29 4 345 4 4 4 3 4 5 1 2 27 3 346 5 4 4 3 4 4 3 3 30 4 347 4 2 4 3 5 4 4 4 30 4 348 4 3 4 3 3 4 4 3 28 4 349 4 3 4 3 4 4 3 2 27 3 350 3 4 3 3 4 4 4 4 29 4 3

Page 123: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

107

Lanjutan Faktor Pribadi

No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

51 4 4 4 3 3 3 3 4 28 4 352 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 353 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 354 3 3 4 3 5 5 5 5 33 4 355 4 3 5 4 5 5 1 1 28 4 356 3 4 5 3 5 4 4 3 31 4 357 5 3 4 1 4 3 5 2 27 3 358 4 4 3 3 4 3 4 4 29 4 359 4 5 5 4 4 5 3 4 34 4 360 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 361 3 4 1 1 5 5 4 5 28 4 362 3 3 4 4 3 4 5 5 31 4 363 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 364 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 365 4 3 3 3 5 4 3 5 30 4 366 4 4 4 3 4 3 4 3 29 4 367 5 3 4 3 5 4 5 4 33 4 368 5 3 4 3 5 4 5 4 33 4 369 4 4 4 3 4 3 3 4 29 4 370 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 371 4 3 2 1 4 2 4 4 24 3 372 4 4 5 3 5 4 4 2 31 4 373 5 2 5 3 2 2 2 3 24 3 374 4 2 2 4 4 2 5 4 27 3 375 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 376 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 377 4 4 4 2 4 4 5 4 31 4 3 7778 4 4 4 4 4 4 2 2 28 4 479 4 4 4 2 4 4 5 4 31 4 480 3 4 4 3 3 2 5 4 28 4 481 4 4 3 4 4 2 5 4 30 4 482 4 4 4 4 4 2 3 3 28 4 483 2 2 4 3 4 2 5 3 25 3 484 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 485 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 486 3 4 4 3 3 2 5 4 28 4 487 4 4 4 2 4 4 4 4 30 4 488 4 4 5 3 4 4 4 3 31 4 489 4 4 4 3 4 5 3 4 31 4 490 3 4 2 3 4 4 4 4 28 4 491 4 5 4 4 5 4 4 4 34 4 492 5 3 4 1 4 3 5 2 27 3 493 4 4 3 3 4 3 4 4 29 4 494 3 4 1 1 5 5 4 5 28 4 495 4 3 3 3 5 4 3 5 30 4 496 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 497 5 4 1 3 5 5 3 4 30 4 498 4 3 4 3 4 3 4 3 28 4 499 4 4 4 4 4 4 4 3 31 4 4100 4 4 3 4 4 2 5 4 30 4 4

Page 124: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

108

Lanjutan Faktor Pribadi

No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

101 2 2 4 4 4 5 1 1 23 3 4102 2 4 4 2 4 4 2 2 24 3 4103 2 4 5 4 5 5 1 1 27 3 4104 4 3 4 3 4 4 2 2 26 3 4105 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4106 2 4 4 4 4 3 2 2 25 3 4107 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4108 2 2 4 4 4 4 4 2 26 3 4109 2 2 4 4 4 4 4 2 26 3 4110 3 5 4 3 4 5 5 3 32 4 4111 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4112 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4113 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4114 2 5 5 4 4 5 5 5 35 4 4115 2 4 4 3 4 5 5 5 32 4 4116 2 4 4 3 5 5 5 5 33 4 4117 3 4 5 3 4 4 4 4 31 4 4118 3 5 5 2 4 4 4 4 31 4 4119 4 4 4 3 3 3 3 4 28 4 4120 3 3 4 2 4 4 3 3 26 3 4121 4 4 4 4 4 3 3 3 29 4 4122 5 4 5 5 4 3 4 3 33 4 4123 4 3 3 3 3 3 2 3 24 3 4124 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 4125 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4126 2 4 4 3 4 4 2 4 27 3 4127 3 5 5 3 4 4 5 5 34 4 4128 3 5 5 2 4 4 4 4 31 4 4129 3 5 5 3 4 4 4 4 32 4 4130 3 4 5 2 4 4 5 5 32 4 4131 3 5 5 2 4 4 5 3 31 4 4132 3 4 5 3 4 4 5 3 31 4 4133 3 5 4 3 4 5 5 3 32 4 4134 3 4 4 3 5 5 5 3 32 4 4135 3 4 5 3 4 4 4 3 30 4 4136 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4137 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4138 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 4139 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4140 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4141 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4142 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4143 2 4 4 2 4 5 5 3 29 4 4144 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4145 2 4 4 3 4 3 4 3 27 3 4146 3 3 4 4 4 3 4 4 29 4 4147 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 4148 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 4149 4 4 4 4 4 3 3 3 29 4 4150 4 5 3 4 3 3 3 4 29 4 4

Page 125: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

109

Lanjutan Faktor Pribadi

No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

151 4 4 5 5 4 3 3 4 32 4 4152 3 4 3 3 4 3 4 2 26 3 4153 3 3 4 3 4 3 2 3 25 3 4154 3 3 3 3 4 2 3 3 24 3 4155 2 4 4 3 4 4 2 2 25 3 4156 4 3 3 2 4 4 2 3 25 3 4157 3 2 4 4 3 2 4 2 24 3 4158 2 4 3 4 4 2 4 3 26 3 4159 3 4 3 4 4 4 2 3 27 3 4160 3 2 4 3 3 4 4 2 25 3 4161 2 4 3 3 4 3 2 3 24 3 4162 2 3 4 4 3 4 4 2 26 3 4163 4 4 4 4 2 4 4 3 29 4 4164 2 2 4 4 3 2 4 3 24 3 4165 4 4 4 3 3 3 4 4 29 4 4166 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 4167 3 3 4 2 4 3 2 3 24 3 4168 3 4 3 4 4 4 2 3 27 3 4169 3 3 2 4 2 4 3 2 23 3 4170 2 3 3 4 4 3 4 3 26 3 4171 4 4 4 3 4 2 5 3 29 4 4172 4 4 3 3 5 3 4 3 29 4 4173 3 3 4 4 2 3 4 4 27 3 4174 3 4 4 3 4 5 1 2 26 3 4175 2 4 4 2 2 2 2 4 22 3 4176 4 4 5 2 2 2 2 2 23 3 4177 4 4 4 3 2 4 3 4 28 4 4178 4 4 4 3 2 4 4 3 28 4 4179 2 2 4 3 4 3 2 2 22 3 4180 4 4 4 3 2 4 4 4 29 4 4181 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4182 2 3 4 2 4 3 2 2 22 3 4183 4 4 4 4 4 4 2 4 30 4 4184 4 4 4 2 4 4 2 4 28 4 4185 2 4 2 3 2 4 4 4 25 3 4186 2 2 4 3 3 4 4 4 26 3 4187 3 4 4 2 4 5 1 2 25 3 4188 2 2 2 2 4 4 2 4 22 3 4189 4 2 2 4 4 3 4 4 27 3 4190 4 4 4 3 4 3 4 3 29 4 4191 2 3 4 2 4 4 2 2 23 3 4192 2 2 4 2 4 4 3 3 24 3 4193 2 4 4 2 4 4 2 2 24 3 4194 2 4 2 4 2 4 2 4 24 3 4195 4 2 4 4 4 2 2 2 24 3 4196 4 2 4 4 4 3 4 2 27 3 4197 4 4 2 4 4 2 4 2 26 3 4198 4 4 3 3 5 2 4 2 27 3 4199 2 4 4 2 2 2 4 2 22 3 4200 4 2 3 2 2 3 2 4 22 3 4 123

Page 126: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

110

Motivasi

No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

1 3 2 3 2 3 3 16 3 22 2 2 2 3 2 1 12 2 23 3 3 4 2 2 2 16 3 24 3 3 4 2 2 2 16 3 25 4 3 3 3 3 3 19 3 26 3 3 4 3 2 2 17 3 27 2 4 3 2 2 2 15 3 28 3 3 3 2 2 4 17 3 29 3 3 3 1 2 1 13 2 210 4 4 4 2 2 4 20 3 211 4 4 2 2 4 2 18 3 212 4 4 4 3 3 4 22 4 213 4 3 4 2 2 3 18 3 214 4 3 2 2 3 2 16 3 215 4 3 2 2 3 2 16 3 216 4 3 2 2 3 4 18 3 2 1617 3 3 3 3 3 3 18 3 318 4 4 2 4 2 2 18 3 319 5 5 5 3 3 5 26 4 320 4 3 3 4 3 4 21 4 321 3 3 3 3 3 3 18 3 322 3 4 3 3 3 4 20 3 323 4 3 2 1 2 2 14 2 324 4 3 3 2 2 1 15 3 325 3 3 3 3 3 3 18 3 326 3 4 3 4 3 4 21 4 327 4 3 3 3 3 4 20 3 328 4 3 3 3 2 3 18 3 329 4 4 4 3 4 4 23 4 330 4 4 4 3 3 3 21 4 331 4 4 3 5 3 4 23 4 332 4 4 2 2 4 4 20 3 333 4 3 3 2 4 4 20 3 334 3 4 4 3 4 4 22 4 335 4 3 3 2 4 3 19 3 336 4 4 4 3 4 3 22 4 337 4 3 3 3 2 2 17 3 338 4 4 3 3 3 3 20 3 339 4 4 3 2 3 2 18 3 340 4 4 3 3 3 3 20 3 341 2 2 3 3 2 2 14 2 342 4 3 4 1 2 2 16 3 343 4 4 4 3 4 4 23 4 344 2 3 3 2 3 2 15 3 345 2 4 3 2 4 4 19 3 346 3 3 3 2 4 3 18 3 347 4 3 3 3 4 3 20 3 348 3 3 3 2 4 2 17 3 349 3 2 2 2 4 2 15 3 350 3 2 3 2 4 2 16 3 3

Page 127: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

111

Lanjutan Motivasi

No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

51 2 3 3 2 3 2 15 3 352 2 2 2 2 3 2 13 2 353 2 2 2 2 4 2 14 2 354 3 3 2 2 2 2 14 2 355 5 5 3 3 2 5 23 4 356 4 4 4 2 2 2 18 3 357 5 3 4 3 3 3 21 4 358 4 3 3 3 2 4 19 3 359 4 4 5 3 4 4 24 4 360 3 3 3 3 4 4 20 3 361 3 4 3 4 3 3 20 3 362 3 4 3 4 3 3 20 3 363 4 3 3 1 3 2 16 3 364 4 4 4 4 4 4 24 4 365 3 4 2 4 3 5 21 4 366 3 3 3 2 2 3 16 3 367 5 4 4 1 4 4 22 4 368 5 4 4 1 4 4 22 4 369 4 3 3 2 4 4 20 3 370 4 4 4 3 4 3 22 4 371 4 3 3 2 4 3 19 3 372 4 4 4 2 2 3 19 3 373 3 1 3 3 4 1 15 3 374 4 3 3 3 4 3 20 3 375 4 3 4 4 3 1 19 3 376 2 2 4 2 4 4 18 3 377 4 3 2 2 4 3 18 3 378 3 3 3 3 3 2 17 3 379 4 3 2 2 4 3 18 3 380 4 3 2 2 3 2 16 3 381 4 3 3 3 3 4 20 3 382 4 4 4 4 4 3 23 4 383 4 3 2 3 2 4 18 3 384 4 3 4 4 3 1 19 3 385 2 2 4 2 3 3 16 3 386 4 3 2 2 3 2 16 3 387 4 4 2 2 4 2 18 3 388 3 3 3 3 3 3 18 3 389 3 4 3 3 3 4 20 3 390 3 4 3 4 3 4 21 4 391 4 4 3 3 3 3 20 3 392 5 3 4 3 3 3 21 4 393 4 3 3 3 2 4 19 3 394 4 4 4 4 2 2 20 3 395 3 4 2 4 3 5 21 4 396 4 4 4 3 4 3 22 4 397 5 5 3 2 4 2 21 4 398 3 3 3 3 3 4 19 3 399 3 4 3 3 4 4 21 4 3100 4 3 3 3 3 4 20 3 3

Page 128: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

112

Lanjutan Motivasi

No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

101 2 4 2 4 2 2 16 3 3102 3 4 2 2 2 2 15 3 3103 1 4 1 4 2 2 14 2 3104 2 4 2 4 3 3 18 3 3105 2 4 2 4 2 3 17 3 3106 2 3 2 2 3 3 15 3 3107 2 4 2 4 2 2 16 3 3108 2 2 2 2 2 2 12 2 3109 2 4 2 2 2 2 14 2 3110 3 3 4 2 2 3 17 3 3111 3 3 2 2 3 2 15 3 3112 2 2 4 3 2 4 17 3 3113 3 2 2 3 3 4 17 3 3114 2 2 2 2 2 2 12 2 3115 3 3 3 3 3 3 18 3 3116 3 3 3 2 2 2 15 3 3117 2 3 2 2 2 2 13 2 3118 3 2 2 2 2 2 13 2 3119 4 4 4 3 4 3 22 4 3120 4 3 3 1 3 3 17 3 3121 3 4 4 3 3 3 20 3 3122 3 3 4 3 2 4 19 3 3123 3 3 4 2 2 3 17 3 3124 3 3 3 3 3 4 19 3 3125 3 4 4 4 4 4 23 4 3126 4 3 4 2 2 2 17 3 3127 2 3 3 2 3 3 16 3 3128 3 3 4 3 3 2 18 3 3129 2 2 2 3 3 3 15 3 3130 3 3 2 2 3 3 16 3 3131 2 2 3 3 3 3 16 3 3132 2 2 3 3 3 3 16 3 3133 2 2 3 3 3 3 16 3 3134 3 3 3 2 3 4 18 3 3135 3 2 2 3 3 3 16 3 3136 3 3 3 3 2 4 18 3 3137 3 2 2 3 3 2 15 3 3138 3 3 3 3 3 3 18 3 3139 3 3 2 2 3 3 16 3 3140 3 3 2 2 3 3 16 3 3141 3 3 2 2 3 3 16 3 3142 3 3 2 2 3 3 16 3 3143 3 3 2 2 3 3 16 3 3144 3 2 2 2 3 3 15 3 3145 4 4 3 3 4 3 21 4 3146 3 4 3 3 4 4 21 4 3147 3 3 3 3 4 3 19 3 3148 2 3 3 3 4 4 19 3 3149 4 4 4 3 4 4 23 4 3150 3 4 3 3 4 3 20 3 3

Page 129: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

113

Lanjutan Motivasi

No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

151 3 3 3 3 4 4 20 3 3152 4 3 4 2 2 3 18 3 3153 1 4 2 3 2 2 14 2 3154 2 4 3 4 2 3 18 3 3155 3 3 3 3 4 4 20 3 3156 2 4 2 1 2 2 13 2 3157 2 4 2 3 3 2 16 3 3158 4 3 4 4 4 2 21 4 3159 2 4 2 3 3 3 17 3 3160 2 4 2 2 3 3 16 3 3161 1 4 3 3 3 3 17 3 3162 2 4 2 3 4 4 19 3 3163 4 2 3 3 4 4 20 3 3 147164 2 3 2 2 3 2 14 2 4165 3 3 3 4 3 2 18 3 4166 4 3 4 4 3 1 19 3 4167 4 3 3 2 2 3 17 3 4168 2 4 2 3 3 3 17 3 4169 4 4 3 4 2 2 19 3 4170 2 3 2 3 2 3 15 3 4171 3 4 4 3 4 4 22 4 4172 4 3 3 2 4 3 19 3 4173 4 4 3 3 4 3 21 4 4174 4 4 2 5 1 5 21 4 4175 4 4 4 2 2 2 18 3 4176 4 4 2 4 4 2 20 3 4177 4 2 4 4 2 2 18 3 4178 4 2 4 4 4 2 20 3 4179 3 4 2 4 2 2 17 3 4180 4 4 4 4 4 2 22 4 4181 3 2 3 2 4 4 18 3 4182 4 2 4 4 2 2 18 3 4183 4 2 4 2 4 4 20 3 4184 2 4 2 4 4 3 19 3 4185 4 4 3 4 2 2 19 3 4186 4 4 3 4 2 2 19 3 4187 4 4 2 5 1 5 21 4 4188 4 4 2 4 2 2 18 3 4189 4 2 3 2 4 3 18 3 4190 3 4 3 4 2 2 18 3 4191 4 4 2 4 2 4 20 3 4192 4 4 2 2 2 4 18 3 4193 4 4 3 4 2 2 19 3 4194 4 3 3 4 4 4 22 4 4195 2 2 2 4 4 4 18 3 4196 2 3 2 2 4 2 15 3 4197 2 2 3 4 4 4 19 3 4198 2 3 3 2 4 3 17 3 4199 2 2 3 2 4 2 15 3 4200 2 3 3 4 2 2 16 3 4 37

Page 130: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

114

Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras

No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

1 3 3 3 4 3 3 2 3 24 3 22 2 2 4 4 4 4 2 2 24 3 23 2 2 3 2 3 2 2 3 19 2 24 2 2 3 2 3 2 2 3 19 2 25 3 3 3 3 3 4 3 4 26 3 26 4 4 2 4 4 5 2 4 29 4 27 4 2 2 2 4 4 3 4 25 3 28 3 3 3 2 3 2 3 2 21 3 29 2 3 4 4 4 4 3 2 26 3 2 910 3 3 4 3 2 2 2 3 22 3 311 4 4 4 2 2 4 4 4 28 4 312 3 3 4 4 3 4 3 3 27 3 313 4 3 4 2 3 3 2 3 24 3 314 4 2 2 5 5 5 5 5 33 4 315 4 3 2 5 5 5 5 4 33 4 316 5 2 2 5 4 5 5 5 33 4 317 4 2 3 2 4 5 3 3 26 3 318 4 2 4 4 4 5 1 4 28 4 319 5 4 5 3 4 2 5 3 31 4 320 3 3 3 4 4 3 4 3 27 3 321 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 322 4 3 3 3 4 4 3 3 27 3 323 4 3 2 3 4 5 3 4 28 4 324 4 3 2 3 4 5 2 4 27 3 325 5 3 3 5 5 2 2 2 27 3 326 3 1 5 4 2 4 3 5 27 3 327 3 3 3 3 4 4 3 3 26 3 328 5 3 3 3 4 3 4 5 30 4 329 4 4 4 3 3 4 3 4 29 4 330 3 3 3 3 4 4 4 5 29 4 331 4 2 4 4 3 5 4 4 30 4 332 2 2 4 2 4 4 2 2 22 3 333 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 334 5 3 3 3 2 4 4 4 28 4 335 4 2 3 4 3 5 3 3 27 3 336 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 337 4 3 3 4 3 4 3 5 29 4 338 3 3 3 4 4 4 3 4 28 4 339 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 340 3 3 3 3 4 4 4 4 28 4 341 4 4 5 5 2 5 2 2 29 4 342 3 4 1 4 2 4 3 4 25 3 343 5 4 4 4 4 5 2 5 33 4 344 5 2 2 4 3 5 3 5 29 4 345 3 1 4 2 4 3 2 1 20 3 346 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 347 3 3 3 2 2 4 3 4 24 3 348 3 3 3 3 3 4 3 3 25 3 349 4 2 2 3 3 4 3 3 24 3 350 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 3

Page 131: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

115

Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras

No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

51 3 3 4 4 4 3 3 3 27 3 352 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 353 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 354 3 2 4 3 2 4 4 4 26 3 355 3 2 5 5 5 4 2 2 28 4 356 3 5 2 4 3 4 3 2 26 3 357 4 4 2 4 2 4 4 2 26 3 358 4 3 3 2 2 3 2 3 22 3 359 4 5 3 4 4 5 4 1 30 4 360 4 3 5 3 4 2 4 2 27 3 361 4 5 3 5 4 1 1 3 26 3 362 4 3 4 3 3 5 3 3 28 4 363 4 2 2 3 3 4 3 3 24 3 364 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 365 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 366 4 4 3 4 4 4 2 4 29 4 367 5 1 1 3 3 5 1 5 24 3 368 5 1 1 3 3 5 1 5 24 3 369 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 370 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 371 5 2 3 2 3 5 3 5 28 4 372 3 2 4 2 3 3 2 4 23 3 373 5 5 3 4 4 5 5 3 34 4 374 3 3 3 4 3 5 2 5 28 4 375 3 4 4 3 2 5 1 3 25 3 376 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 377 4 3 2 5 3 4 3 5 29 4 378 5 2 2 4 4 5 4 5 31 4 379 4 3 2 5 3 4 3 5 29 4 380 4 3 3 4 3 5 3 5 30 4 381 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 382 3 4 4 4 3 2 2 4 26 3 383 5 3 4 2 4 5 4 5 32 4 384 3 4 4 3 2 5 1 3 25 3 385 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 386 4 3 3 4 3 5 3 5 30 4 387 4 4 4 2 2 4 4 4 28 4 388 4 2 3 2 4 5 3 3 26 3 389 4 3 3 3 4 4 3 3 27 3 390 3 1 5 4 2 4 3 5 27 3 391 3 3 3 4 4 4 3 4 28 4 392 4 4 2 4 2 4 4 2 26 3 393 4 3 3 2 2 3 2 3 22 3 394 4 5 3 5 4 1 1 3 26 3 395 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 396 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 397 5 3 2 1 5 5 3 5 29 4 398 4 3 3 3 4 4 3 4 28 4 399 3 3 4 3 4 3 4 3 27 3 3100 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 3

Page 132: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

116

Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras

No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

101 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3102 2 2 2 2 4 2 2 2 18 2 3103 2 2 1 2 4 4 5 4 24 3 3104 2 2 2 1 4 2 4 2 19 2 3105 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3106 3 2 2 3 4 4 4 4 26 3 3107 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3108 3 2 2 4 4 4 4 4 27 3 3109 2 2 2 2 4 4 4 4 24 3 3110 4 5 3 3 3 4 2 4 28 4 3111 3 3 2 2 3 5 3 5 26 3 3112 4 3 3 3 2 4 3 4 26 3 3113 3 3 2 2 3 5 3 5 26 3 3114 2 2 2 2 2 5 3 4 22 3 3115 3 3 3 3 3 4 3 5 27 3 3116 3 3 3 3 3 5 2 5 27 3 3117 3 3 3 3 4 4 3 5 28 4 3118 3 3 3 3 3 5 3 5 28 4 3119 4 3 4 2 3 4 3 3 26 3 3120 4 3 3 3 3 3 1 2 22 3 3121 3 3 3 3 3 4 3 3 25 3 3122 3 3 3 4 3 4 3 4 27 3 3123 3 2 3 3 3 4 3 4 25 3 3124 2 3 3 4 3 4 3 4 26 3 3125 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3126 3 1 3 2 3 2 1 5 20 3 3127 2 2 3 3 3 5 2 5 25 3 3128 2 2 3 3 3 5 1 4 23 3 3129 2 2 2 3 3 5 2 5 24 3 3130 3 2 2 2 3 4 2 4 22 3 3131 3 3 2 3 3 5 2 5 26 3 3132 3 2 3 3 3 5 1 5 25 3 3133 2 1 3 4 3 5 1 4 23 3 3134 2 2 3 3 3 5 1 5 24 3 3135 3 3 2 2 3 5 1 4 23 3 3136 3 3 2 2 3 5 2 5 25 3 3137 3 3 2 2 3 4 3 5 25 3 3138 3 3 3 3 3 4 3 4 26 3 3 129139 2 2 2 2 3 4 3 5 23 3 4140 2 2 2 2 3 4 1 4 20 3 4141 2 2 2 2 3 5 3 4 23 3 4142 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4143 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4144 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4145 4 3 3 2 3 4 1 3 23 3 4146 3 3 3 3 3 3 4 3 25 3 4147 3 2 3 3 3 3 3 4 24 3 4148 2 4 3 4 3 4 4 4 28 4 4149 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 4150 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 4

Page 133: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

117

Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras

No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi

151 3 3 4 5 4 3 4 2 28 4 4152 5 3 4 4 3 5 3 5 32 4 4153 2 3 2 4 5 3 4 2 25 3 4154 2 2 3 4 4 3 3 2 23 3 4155 4 3 3 2 3 3 4 2 24 3 4156 2 3 3 3 3 4 1 2 21 3 4157 2 3 2 3 4 4 3 4 25 3 4158 2 3 4 2 4 3 4 4 26 3 4159 2 3 2 3 2 3 3 2 20 3 4160 2 3 2 3 4 4 3 4 25 3 4161 2 4 3 3 5 3 3 2 25 3 4162 2 3 2 2 4 4 3 4 24 3 4163 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 4164 3 3 2 3 4 4 4 4 27 3 4165 4 2 3 3 3 4 4 4 27 3 4166 3 4 4 3 2 4 1 3 24 3 4167 3 2 3 3 3 4 3 4 25 3 4168 2 3 2 3 2 3 3 2 20 3 4169 2 4 3 3 4 2 3 4 25 3 4170 3 3 2 4 4 4 4 4 28 4 4171 5 3 3 3 2 4 4 4 28 4 4172 4 2 3 4 3 5 3 3 27 3 4173 2 4 3 4 3 3 4 4 27 3 4174 2 2 2 2 2 5 5 5 25 3 4175 2 2 2 2 2 4 2 2 18 2 4176 2 2 2 4 4 2 1 2 19 2 4177 4 4 4 4 4 3 4 2 29 4 4178 4 4 4 3 4 4 2 4 29 4 4179 2 4 2 2 3 5 4 2 24 3 4180 2 3 4 4 4 3 4 4 28 4 4181 4 3 4 2 4 2 3 4 26 3 4182 4 2 4 2 3 2 4 2 23 3 4183 4 2 4 2 2 2 2 2 20 3 4184 1 2 2 3 4 2 3 2 19 2 4185 2 3 4 3 2 4 3 4 25 3 4186 2 2 4 4 2 4 2 4 24 3 4187 2 2 2 2 2 5 5 5 25 3 4188 2 2 2 3 2 2 4 2 19 2 4189 4 4 4 2 2 4 3 4 27 3 4190 2 3 3 3 5 3 1 4 24 3 4191 2 2 2 2 2 5 4 5 24 3 4192 3 4 2 3 2 2 2 2 20 3 4193 2 2 4 3 2 2 4 2 21 3 4194 4 2 3 2 2 2 2 2 19 2 4195 4 2 2 2 4 2 2 2 20 3 4196 4 4 2 2 4 2 3 4 25 3 4197 4 2 4 2 4 2 4 4 26 3 4198 4 4 3 2 4 2 2 4 25 3 4199 4 4 4 2 4 4 3 4 29 4 4200 4 2 2 3 4 2 2 2 21 3 4 62

Page 134: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden

118

Page 135: Benita Fitriana NIM: 109092000002 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29787/1/BENITA... · menciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah

Lampiran 3. Hasil Analisis Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasiterhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di wilayahJakarta Barat

118

Model Summary

.459a .211 .182 3.14143Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan Terakhir,Usia, Faktor Budaya, Pendapatan, Faktor Sosial,Faktor Pribadi

a.

ANOVAb

506.592 7 72.370 7.333 .000a

1894.763 192 9.8692401.355 199

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan Terakhir, Usia, Faktor Budaya,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi

a.

Dependent Variable: Persepsi Pangan Non Berasb.

Coefficientsa

17.282 3.732 4.631 .000-.030 .027 -.076 -1.122 .263-.345 .116 -.203 -2.981 .003.107 .231 .032 .462 .645.188 .089 .151 2.122 .035

-.096 .122 -.057 -.785 .433.425 .086 .357 4.956 .000.038 .097 .029 .390 .697

(Constant)UsiaPendidikan TerakhirPendapatanFaktor SosialFaktor BudayaFaktor PribadiMotivasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Persepsi Pangan Non Berasa.