benita fitriana nim: 109092000002 -...
TRANSCRIPT
PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN,
FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN MOTIVASI
TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN POKOK NON
BERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT
Benita FitrianaNIM: 109092000002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 / 1435 H
PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN,
FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, PRIBADI, DAN MOTIVASI
TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI PANGAN POKOK NON
BERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT
Benita FitrianaNIM: 109092000002
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Program Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 / 1435 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2015
Benita Fitriana109092000002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama Benita Fitriana
Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 3 Februari 1991
Jenis Kelamin Female
Nomor HP 087878736788
Agama Islam
Status Single
Kewarganegaraan Indonesian
Email [email protected]
Alamat Japos Graha Lestari Blok D V No. 20 RT 02 RW 08
Jurangmangu Barat, Pondok Aren, Tangerang
RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Dian Lestari ( 1996 - 1997 )
SDN Joglo 01 Jakarta ( 1997 -2003 )
SMPN 206 Jakarta (2003 - 2006 )
SMAN 90 Jakarta ( 2006 - 2009 )
Strata I Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2009 – 2014 )
RINGKASAN
Benita Fitriana. 109092000002. Pengaruh Usia, Pendidikan, Pendapatan, FaktorSosial, Budaya, Pribadi dan Motivasi terhadap Persepsi Konsumsi Pangan PokokNon Beras di Wilayah Jakarta Barat di bawah bimbingan Ujang Maman(Pembimbing 1) dan Siti Rochaeni (Pembimbing 2)
Peran pokok pertanian sebagai mesin penggerak ekonomi nasional adalahmenciptakan ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesiamengalami pertambahan angka yang cukup besar, dan ini menjadi tantangandalam menciptakan ketahanan pangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengidentifikasi karakteristikkeluarga responden Jakarta Barat. 2) Mengidentifikasi indikator-indikator faktorsosial, budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokoknon beras. 3) Menganalisis pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor sosial,budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi konsumsi pangan pokok nonberas.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan secara sengaja (purposive)di Kecamatan Cengakareng Jakarta Barat. Data yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dariresponden dengan menggunakan kueisoner dan wawancara dengan pihak yangterkait, sedangkan data sekunder meliputi gambaran umum wilayah penelitian,data penduduk, dan data potensi pangan lokal dari sumber-sumber yang relevanseperti buku, Badan Pusat Statistik (BPS), jurnal dan data dari dinas instansiterkait. Metode penentuan sampel dilakukan dengan secara (purposive) denganjumlah sampel sebanyak 200 responden. Pengolahan data menggunakan analisisregresi linear berganda dibantu software SPPS 14.0.
Berdasarkan faktor sosial masyarakat kurang menerima adanya pangannon beras. Faktor budaya, masyarakat Jakarta Barat adaptif terhadap konsumsipangan pokok non beras.. Faktor pribadi pada masyarakat Jakarta Barat terbukaakan adanya pangan pokok non beras, kurangnya motivasi masyarakat untukmengonsumsi pangan pokok non beras, sehingga pada persepsi konsumsi panganpokok non beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Barat kurang responsiveterhadap konsumsi pangan pokok non beras
Hasil analisis data adanya pengaruh variabel sosial dan pribadi terhadappersepsi konsumsi pangan pokok non beras, terlihat dari pengaruh yang positifdan sangat signifikan variabel sosial dan pribadi dengan Uji F (uji menyeluruh)terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras di Kecamatan CengkarengJakarta Barat. Uji determinasi R2 variabel nilai persepsi konsumsi pangan pokok
non beras yang dapat dijelaskan oleh usia, pendidikan, pendapatan, faktor sosial,budaya, pribadi, motivasi, dan pendapatan sebesar 21.1 %. Dan sisanya 78.9%dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.Berdasarkan hasil uji regresi terlihat bahwa variabel motivasi adalah variabel yangpaling dominan pengaruhnya terhadap persepsi konsumsi pangan pokok nonberas.
Kata kunci : faktor budaya, sosial, pribadi, dan motivasi, persepsi, pangan nonberas, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan bejalan dengan lancar. Oleh karna itu
pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah menganugerakan kepada penulis kemampuan berfikir
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
2. Ibunda tersayang, terimakasih atas cintamu, kasih sayang, kesabaran, do’a,
motivasi, dan segalanya yang telah diberikan oleh ananda, baik secara moril
maupun materiil sehingga Alhamdulillah penulis dapat skripsi ini. Syukron
jazakumullah khairun katsir atas perjuangan ayah dan ibunda tercinta. Ananda
tidak mungkin bias membalasnya, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang setimpal atas semua yang telah diberikan oleh ibu untuk ananda.
3. Almarhum Ayahanda tersayang, kerinduan ananda pada papa hanya bias
ananda titipkan melalui do’a. terimakasih telah memberikan senyuman, kasih,
dan segala ilmu yang pernah papa berikan ke puteri kecil papa. Meskipun tak
sempat melihat dan mendampingi saya beranjak dewasa, namun doa selalu
terpanjat agar diberikan keluasan alam barzah dan dijauhkan dari azab kubur.
4. Kakak tersayang, Anjas Kusumawati, terimakasih atas motivasi, nasihat, dan
apapun yang diberikan baik materiil maupun moril. Semoga kakak selalu
sukses dan bersama terus bias membahagiakan papa dan mama.
5. Bapak Dr. Agus Salim, M. Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
6. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku ketua Program Studi Agribisnis
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan saran, motivasi, nasehat dan arahan serta
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran disela-sela kesibukanya dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Dr. Edmon Daris selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran dan
arahan.
10. Bapak Ir. Junaidi selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dan
tenaganya untuk menguji skripsi penulis serta memberikan saran dan arahan.
11. Para dosen Agribisnis yang telah membantu dalam memberikan semangat
dan do’a bagi penulis
12. Azzam Muhammad Jundi, kekasih hatiku. Terimakasih atas hari-hari,
motivasi, dan do’a yang telah diberikan.
13. Sahabat-sahabatku, Charista, Galih, Deli. Terimakasih atas motivasi dan
dukungan, pengalaman hidup, dan segalanya yang sudah kalian berikan
padaku. Yang penting hati kita tetap satu. Aamiin.
14. Teman – teman seperjuangan Agribisnis 2009 Hana, Novi, Uki, Vinka, Eka,
Fifah, Iwat, Rahman, Endang, Ade, Jamal, Jazil, Bimbim, Dian, Gembul,
Arum, Dewi, Ika, Nita, Elis, Sarah Silvi, Mia, Nauli, dll. Terimakasih atas
segalanya yang diberikan, bangga berada di tengah-tengah kalian. Semoga
silaturahmi selalu terjaga. Barakallah aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
sestematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, penulis harapkan
komentar, saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini memberikan wawasan
yang lebih luas bagi pembaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 6 Februari 2015
Benita Fitriana
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4
1.3 Tujuan.............................................................................. 5
1.4 Batasan Masalah Penelitian............................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian........................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi............................................................................ 7
2.2 Usia.................................................................................. 13
2.3 Pendidikan ....................................................................... 14
2.4 Pendapatan....................................................................... 15
2.5 Faktor Sosial.................................................................... 16
2.6 Faktor Budaya ................................................................. 17
2.7 Faktor Pribadi .................................................................. 18
2.8 Motivasi........................................................................... 21
2.9 Pangan ............................................................................. 22
2.10 Penelitian Terdahulu........................................................ 27
2.11 Kerangka Pemikiran ........................................................ 29
ii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ........................... 31
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................. 31
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................... 34
3.4 Metode Pengambilan Sample.......................................... 35
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................ 39
3.5.1. Analisis Data Kuantitatif........................................ 403.5.2. Analisis Regresi Berganda..................................... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografi................................................................. 46
4.2 Penduduk......................................................................... 48
4.2.1 Jumlah Penduduk ................................................... 484.2.2 Agama.................................................................... 504.2.3 Pekerjaan................................................................ 514.2.4 Pendidikan.............................................................. 52
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ................................................. 53
5.2 Analisis Data Kuantitatif ................................................. 60
5.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 65
5.4 Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan PokokNon Beras di Wilayah Jakarta Barat ............................... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...................................................................... 76
6.2 Saran................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 79
LAMPIRAN............................................................................................ 82
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga di Indonesia Tahun2007-2011 ......................................................................................... 2
2. Ketersediaan Pangan Pokok untuk Konsumsi Rumah tangga diIndonesia Tahun 2007-2011 ............................................................. 3
3. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran ................... 32
4. Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga Wilayah Jakarta BaratTahun 2012 ....................................................................................... 37
5. Jumlah Keluarga Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012................. 37
6. Jumlah RW Kumuh Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012............ 38
7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta Barat ..................... 47
8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta Barat ........................................ 50
9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta Barat .... 51
10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta Barat .... 52
11. Karakteristik Responden di Wilayah Jakarta Barat .......................... 54
12. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di Wilayah JakartaBarat .................................................................................................. 57
13. Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang Mengonsumsi Nasi diWilayah Jakarta Barat ....................................................................... 57
14. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan Non Berasdi Wilayah Jakarta Barat ................................................................... 58
15. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi di WilayahJakarta Barat...................................................................................... 59
16. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat.................................................... 59
17. Analisis Data Responden Faktor Sosial ............................................ 60
18. Analisis Data Responden Faktor Budaya ......................................... 61
19. Analisis Data Responden Faktor Pribadi .......................................... 63
20. Analisis Data Responden Motivasi ................................................... 64
21. Analisis Data Responden Persepsi Konsumsi Pangan Pokok NonBeras ................................................................................................. 65
iv
22. VIF dan Nilai Toleransi .................................................................... 67
23. Autokorelasi ...................................................................................... 68
24. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, FaktorPribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Pangan Pokok Non Berasdi wilayah Jakarta Barat .................................................................... 76
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Kerangka pemikiran pengaruh usia, pendidikan terakhir,pendapatan, faktor budaya, faktor, sosial, faktor sosial konsumsipangan pokok nonberas .................................................................... 30
2. Teknik mengambil Sample Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Persepsi Pangan Pokok Non-Beras.................................... 36
3. Kurva Uji Normalitas........................................................................ 66
4. Kurva Uji Heteroskedastisitas........................................................... 73
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Responden ....................................................................... 82
2. Tabulasi Data Hasil Kuesioner ......................................................... 90
3. Hasil Analisis Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasi diwilayah Jakarta Barat ........................................................................ 118
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris memiliki potensi pertanian yang
cukup besar dan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Pertanian berperan penting bagi pertumbuhan permintaan domestic dan bagi
produk-produk dari sector-sektor ekonomi lainnya. Salah satu peran pokok
pertanian sebagai mesin penggerak ekonomi nasional adalah menciptakan
ketahanan pangan. Laju pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia mengalami
pertambahan angka yang cukup besar, dan ini menjadi tantangan dalam
menciptakan ketahanan pangan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia
diperkirakan sebesar 242 juta jiwa dan terus bertambah dari tahun ke tahun. Laju
pertumbuhan penduduk saat ini adalah 1,4 persen per tahun yang berarti setiap
tahun bertambah sekitar 3 juta orang (Data Satistik Indonesia 2013).
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak pernah
terlepas dari kehidupan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati dan air, baik diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk tambahan pangan,
bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman (UU No. 7 Tahun 1996
tentang Pangan).
2
Beras adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Namun hingga saat ini pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan beras
nasional. Jumlah penduduk yang kian bertambah disandingkan dengan situasi
geografis yang seringkali tidak menentu menciptakan besarnya permintaan yang
tidak sebanding dengan penawaran beras. Hal ini mendorong diversifikasi pangan
pokok menjadi suatu alternatif yang mulai dilirik oleh konsumen beras.
Menurut Riyadi (2003), diversifikasi pangan merupakan suatu proses
pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi
memiliki beragam pilihan (alternatif) terhadap berbagai bahan pangan.
Pertimbangan rumah tangga untuk memilih bahan makanan pokok keluarga di
dasarkan pada aspek produksi, aspek pengolahan, dan aspek konsumsi pangan.
Penganekaragaman pangan ditujukan tidak hanya untuk mengurangi
ketergantungan akan jenis pangan tertentu, akan tetapi dimaksudkan pula untuk
mencapai keberagaman komposisi gizi sehingga mampu menjamin peningkatan
kualitas gizi masyarakat.
Tabel 1. Konsumsi Pangan Pokok Rumah Tangga di Indonesia Tahun2007-2011
KomoditiKonsumsi (Kg/Kapita/Tahun) Laju
Pertumbuhan(%)2007 2008 2009 2010 2011
Beras 100,05 104,89 102,21 100,75 102,87 0,74
Jagung 4,75 3,23 1,36 2,66 1,93 -20,29
Ubi Kayu 6,99 1,83 5,53 5,06 5,79 33,73
Ubi Jalar 2,40 1,83 2,24 2,29 2,87 6,57
Sagu 0,73 1,83 0,42 0,37 0.469 22,23
Kentang 2,09 2,03 1,72 1,83 1,56 -5,53Sumber : SUSENAS, BPS 2012
3
Tabel 1 menggambarkan bahwa perkembangan konsumsi pangan pokok di
Indonesia cenderung meningkat kecuali untuk komoditi jagung dan kentang.
Jagung mengalami penurunan laju pertumbuhan konsumsi pangan sebesar -
20,29% , sedangkan Ubi kayu menjadi komoditi yang mengalami peningkatan
laju pertumbuhan paling signifikan yaitu 33,73%. Laju pertumbuhan konsumsi
beras hanya mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,74% , berbanding terbalik
dengan laju pertumbuhan konsumsi pangan non beras yang jika dirata-rata
meningkat sebesar 7,34%. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pada rumah tangga di Indonesia dalam mengonsumsi pangan pokok non beras.
Banyaknya sumber pangan lokal yang dapat menggantikan beras sebagai
pangan pokok menjadi satu poin positif. Sebut saja jagung, sagu, kentang, ubi
jalar, singkong, ubi, dan lain-lain. Memperkaya ragam pangan pokok yang
dikonsumsi dapat meningkatkan ketahanan keluarga dan secara tidak langsung
akan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Tabel 2. Ketersediaan Pangan Pokok untuk Konsumsi Rumah tangga di IndonesiaTahun 2007-2011
Konsumsi(Kg/Kapita)
Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun) LajuPertumbuhan
(%)2007 2008 2009 2010 2011
Beras 147,91 153,42 157,50 162,08 163,02 2,47
Jagung 42,56 52,15 54,05 55,23 55,43 7,18
Ubi Kayu 17,76 91,27 28,42 44,31 43,81 99,96
Ubi Jalar 7,31 7,21 7,80 7,45 7,86 1,96
Sagu 0,80 0,57 0,46 0,28 0,29 -20,90
Kentang 4,18 4,42 4,82 4,22 3,99 -1,34
Sumber : Neraca Bahan Pangan, BKP Kementan 2012
Ketersediaan Pangan untuk konsumsi rumah tangga yang ditunjukan Tabel
2 cenderung mengalami peningkatan. Ketersediaan beras untuk konsumsi rumah
4
tangga mengalami peningkatan sebesar 2,47% , sedangkan rata-rata ketersediaan
pangan non beras adalah 17,372%. Hal tersebut menujukkan bahwa laju
pertumbuhan ketersediaan pangan untuk konsumsi rumah tangga lebih signifikan
pangan pokok non beras dari pada beras. Mengacu pada Tabel 1 dan Tabel 2,
jumlah ketersediaaan untuk pangan pokok non beras untuk rumah tangga lebih
banyak dari jumlah konsumsinya, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi
rumah tangga untuk pangan pokok non beras baiknya ditingkatkan lagi sehingga
kegiatan diversivikasi pangan dapat berjalan dengan maksimal.
Pada tahun 2010, wilayah Meruya, Jakarta Barat, sebagian masyarakatnya
mengadakan perayaan kecil Hari Pangan se-dunia dengan mengonsumsi bahan
sajian non-beras, berupa umbi-umbian, jagung, kacang rebus dan pisang. Hal ini
merupakan kampanye diversifikasi pangan yang dilakukan wilayah tersebut.
Persepsi konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia yang sudah sangat
lekat dengan beras sebagai pangan pokok. Hal inilah yang mendasari penulis
untuk melakukan penelitian ini, untuk melihat sejauh mana persepsi masyarakat
Jakarta Barat mampu mempengaruhi perilaku keluarga dalam mengonsumsi
pangan pokok non beras.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal telah dipaparkan sebelumnya, menjadi suatu
pertanyaan tentang bagaimana persepsi mampu mempengaruhi peilaku suatu
keluarga dalam mengonsumsi pangan pokok nonberas. Masalah yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
1. Bagaimana karakteristik responden di Jakarta Barat?
2. Apa saja faktor sosial, budaya, pribadi dan motivasi yang diduga
berpengaruh terhadap persepsi pangan pokok non beras?
3. Bagaimana pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor sosial,
budaya, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi pangan pokok non
beras?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga responden Jakarta Barat.
2. Mengidentifikasi indicator-indikator faktor sosial, budaya, pribadi, dan
motivasi terhadap persepsi pangan pokok non beras.
3. Menganalisis pengaruh usia, pendapatan, pendidikan, faktor budaya,
sosial, pribadi, dan motivasi terhadap persepsi pangan pokok non
beras.
1.4 Batasan Masalah Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, penulis
memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok, yaitu responden
yang terpilih adalah ibu rumah tangga, kuesioner yang diberikan kepada
responden merupakan pembahasan konsumsi terhadap pangan pokok non beras
dan beras yang sering dikonsumsi. Selanjutnya untuk lebih memperdalam
penelitian, maka dipilih tujuh variabel, yaitu Usia (X1), Pendidikan Terakhir (X2),
6
Pendapatan (X3), Faktor Sosial (X4), Faktor Budaya (X5), Faktor Pribadi (X6), dan
Motivasi (X7).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat berguna untuk memperkaya wawasan peneliti tentang
persepsi masyarakat dalam mengonsumsi pangan pokok non beras. Selain itu juga
dapat menjadi salah satu pengembangan dalam bidang ilmu konsumen. Bagi
masyarakat luas, penelitian ini dapat menjadi pendorong agar masyarakat
termotivasi untuk memperkaya pangan yang dikonsumsinya. Penelitian ini juga
dapat menjadi salah satu masukan bagi pemerintah dalam pelaksanaan program
diversifikasi pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Menurut Engel, dkk (1995), terdapat lima tahap dalam pengolahan informasi,
yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, peneriman, dan retensi. Persepsi sendiri
disebutkan melingkupi tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman (Mowen &
Minor 1999).
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan
persepsinya terhadap produk tersebut (Sumarwan, 2004). Persepsi, menurut Mowen
dan Minor (1999) ialah proses keseluruhan di mana individu terpapar pada informasi,
mengikuti informasi tersebut, dan memahaminya. Schiffman dan Kanuk (2000)
mengartikan persepsi sebagai proses di mana individu memilih, mengelola, dan
menginterpretasikan stimulus menjadi gambaran yang bermakna dan koheren.
Menurut Stephen P. Robbins (1998), persepsi adalah suatu proses
pengorganisasian dan pemaknaan terhadap kesan-kesan sensori untuk memberi arti
pada lingkungannya. Menurut Fred Luthans (1992) mengatakan proses persepsi dapat
didefinisikan sebagai interaksi yang rumit dalam penyeleksian, pengorganisasian, dan
penafsiran stimulus. Menurut Kotler (2007), persepsi merupakan suatu proses di
mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan imformasi menjadi suatu
gambar yang sangat berarti di dunia.
8
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi
menjadi informasi yang bermakna.
2.1.1. Proses Persepsi
Proses terjadinya persepsi meliputi :
1. Proses Fisis
Dimana objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
2. Proses Fisiologis
Stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf
sensoris ke otak.
3. Proses Psikologis
Terjadi proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa
yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang
diterima.
2.1.2. Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan
mengartikan kesan dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam
lingkungan mereka (Robbins, 1998). Persepsi konsumen ini sangat penting
dipelajari karena perilaku konsumen didasarkan oleh persepsi mereka tentang apa
itu kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri. Menurut Schiffman dan Kanuk
(2000), persepsi akan sesuatu berasal dari interaksi antara dua jenis faktor :
9
1. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna
atau bentuk. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik akan
mampu menciptakan suatu rangsangan pada indra manusian, sehingga mampu
menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
2. Faktor individu, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca
indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan dorongan
utama serta harapan dari individu itu sendiri.
Dalam persepsi seseorang juga melalui proses seleksi. Seleksi adalah
proses seseorang memilih dan menentukan marketing stimuli karena tiap individu
adalah unik dalam kebutuhan, keinginan dan pengalaman, sikap dan karakter
pribadi masing-masing orang. Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) dalam seleksi
ada proses yang disebut selective perception concept. Adapun selective
perception concept, yaitu :
1. Selective Exposure
Konsumen secara efektif mencari pesan menemukan kesenangan atau
simpati mereka secara aktif menghindari kesakitan atau ancaman disisi
lainnya. Mereka secara efektif membuka diri mereka kepada iklan-ikaln yang
menentramkan hati mereka mengenai kebijaksanaan tentang kepuasaan
pembeliannya.
2. Selective Attention
Konsumen mengadakan transaksi pemilihan yang bagus dengan tujuan
perhatian mereka berikan pada rangsangan komersial. Mereka mempunyai
10
kesadaran tinggi terhadap rangsangan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan mereka. Jadi konsumen mungkin untuk mengingat iklan untuk
prodek yang dapat memuaskan kebutuhan mereka dan mengabaikan yang
tidak mereka butuhkan.
3. Perceptual Defense
Konsumen secara bawah sadar menyaring rangsangan yang mereka
temukan ancaman psikological, meskipun telah terdapat pembukaan. Jadi
ancaman atau sebaliknya rangsangan yang merusak mungkin lebih sedikit
diterima secara sadar daripada rangsangan netral pada level pembukaan yang
sama.
4. Perceptual Blocking
Konsumen melindungi diri mereka dari rangsangan-rangsangan yang
mereka anggap negatif dan mempunyai pengaruh buruk bagi diri mereka.
2.1.3. Karakteristik Seseorang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Robbins (1998), persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter
seseorang. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
1. Attitudes, Dua individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat
itu berbeda satu dengan yang lain.
2. Motives, Kebutuhan yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan
mungkin memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepsi mereka.
3. Interests, Fokus dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita,
karena minat seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang
11
diperhatikan oleh seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan
yang lain. Apa yang diperhatikan seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda
dari apa yang dirasakan oleh orang lain.
4. Experiences, Fokus dari karakter individu yang berhubungan dengan
pengalaman masa lalu seperti minat atau interest individu. Seseorang
individu merasakan pengalaman masa lalu pada sesuatu yang individu
tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
5. Expectations, Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu dimana individu
tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang terjadi
sekarang.
Menurut Nugroho (2003), faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi
penglihatan. Tanggapan yang timbul atas rangsangan akan dipengaruhi sifat-
sifat individu yang melihatnya,, sifat yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu :
1. Sikap, Sikap yang dapat mempengaruhi positif atau negatifnya tanggapan
yang akan diberikan seseorang.
2. Motivasi, Motif merupakan hal yang mendorong seseorang mendasari sikap
tindakan yang dilakukannya.
3. Minat, Merupakan faktor lain yang membedakan penilaian seseorang
terhadap suatu hal atau objek tertentu, yang mendasari kesukaan ataupun
ketidaksukaan terhadap objek tersebut.
12
4. Pengalaman masa lalu, Dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena kita
biasanya akan menarik kesimpulan yang sama dengan apa yang pernah
dilihat dan didengar.
5. Harapan, Mempengaruhi persepsi seseorang dalam membuat keputusan, kita
akan cenderung menolak gagasan, ajakan, atau tawaran yang tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
6. Sasaran, Sasaran dapat mempengaruhi penglihatan yang akhirnhya akan
mempengaruhi persepsi.
7. Situasi, Situasi atau keadaan disekita kita atau disekitar sasaran yang kita
lihat akan turut mempengaruhi persepsi. Sasaran atau benda yang sama yang
kita lihat dalam situasi yang berbeda akan menghasilkan persepsi yang
berbeda pula.
2.1.4. Persepsi dan Keputusan Pembelian
Menurut Dowling (1986) (dalam Ferrinadewi 2008) persepsi terhadap
resiko (perceived risk) adalah persepsi negatif konsumen atas sejumlah akitivitas
yang didasarkan pada hasil yang negatif dan memungkinkan bahwa hasil tersebut
menjadi nyata. Hal ini merupakan masalah yang senantiasa dihadapi konsumen
dan menciptakan suatu kondisi yang tidak pasti misalkan ketika konsumen
menentukan pembelian produk baru. Berbagai penelitian berhasil dilakukan oleh
beberapa ahli dan hasilnya dIrangkum oleh Mowen dan Minor (1999) : 1) Resiko
keuangan, resiko yang hasilnya akan merugikan konsumen secara keuangan.; 2)
Resiko kinerja, resiko bahwa produk tidak akan memberika kinerja yang
13
diharapkan ; 3) Resiko fisik, resiko bahwa produk secara fisik akan melukai
konsumen ; 4) Resiko psikologis, resiko bahwa produk akan menurunkan citra
diri konsumen ; 5) Resiko sosial, resiko bahwa lingkungan sekitar akan mengejek
pembelian produk. ; 6) Resiko waktu, resiko bahwa sebuah keputusan akan
menghabiskan banyak waktu ; 7) Opportunity Loss, resiko bahwa dengan
melakukan sebuah tindakan konsumen akan merasa rugi jika melakukan hal lin
yang benar-benar ingin ia lakukan.
Dapat disimpulkan bahwa ketika konsumen menerima stimuli : 1. Harga
produk yang sangat mahal; 2. Penilaian orang lain terhadap pilihan konsumen
sangat berpengaruh; 3. Ancaman fisik, psikologi, maupun sosial yang besr akibat
pemakaian produk; 4. Konsekuensi untuk menghentikan pemakaian produk lain
yang disukai; 5.Hasil pemakaian masih belum dapat terbukti maka konsumen
akan memiliki persepsi bahwa produk tersebut berisko atau persepsi terhadap
resikonya tinggi.
2.2 Usia
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia
dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
Oleh yang demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa
(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula sehinggalah
tarikh semasa (masa kini). Menurut Tilker dan Hurlock (2001), umur dewasa terbagi
atas:
14
1. Dewasa awal (early adulthood) 21-40 tahun
2. Dewasa madya (middle adulthood) 40-60 tahun
3. Usia lanjut (later adulthood) 60 tahun keatas
Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran
seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia. Usia mental adalah perhitungan
usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak
secara kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan belum dapat
berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan kemampuan yang setara dengan
anak berusia satu tahun, maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah
satu tahun. Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis
yang dimiliki oleh seseorang. (Depkes RI (2009)).
2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia
yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak
untuk melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan
bertanggung jawab secara susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-
susila dan tanggung jawab. Tujuan Pendidikan untuk Pendewasaan diri, dengan ciri-
cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri,
sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri.
Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan
pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.
15
Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan
perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang
baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah
suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada
dan berkembang di dalam masyarakat yang kompleks.
2.4 Pendapatan
Upah dan gaji yang biasa disebut dalam istilah asing wages and salaries
merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan
terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam
pembentukan produk nasional (Soediyono, 1984). Pendapatan adalah sama dengan
pengeluaran. Pendapatan yang dicapai oleh jangka waktu tertentu senantiasa sama
dengan pengeluaran jangka waktu tersebut. Pendapatan senantiasa harus sama dengan
pengeluaran karena kedua istilah ini menunjukan hal yang sama hanya dipandang dari
sudut pandang lain (Winardi, 1975). Makin tinggi pendapatan perseorangan akan
makin sedikit anggota masyarakat yang memilikinya, yang terbanyak menempati
ruangan pendapatan yang rendah. Besarnya pendapatan perseorangan akan tergantung
pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam
proses produksi (Kaslan, 1962).
Perbedaan dalam tingkat pendapatan adalah disebabkan oleh adanya
perbedaan dalam bakat, kepribadian, pendidikan, latihan dan pengalaman.
Ketidaksamaan dalam tingkat pendapatan yang disebabkan oleh perbedaan hal-hal ini
16
biasanya dikurangi melalui tindakan-tindakan pemerintah yaitu melalui bantuan
pendidikan seperti beasiswa dan pemberian bantuan kesehatan. Tindakan-tindakan
pemerintah ini cenderung menyamakan pendapatan riil. Pendapatan uang adalah upah yang
diterima dalam bentuk rupiah dan sen. Pendapatan riil adalah upah yang diterima dalam
bentuk barang/jasa, yaitu dalam bentuk apa dan berapa banyak yang dapat dibeli dengan
pendapatan uang itu. Yang termasuk pendapatan riil adalah keuntungan-keuntungan tertentu
seperti jaminan pekerjaan, harapan untuk memperoleh pendapatan tambahan, bantuan
pengangkutan, makan siang, harga diri yang dikaitkan dengan pekerjaan, perumahan,
pengobatan dan fasilitas lainnya (Sofyan, 1986). Besarnya pendapatan perseorangan akan
tergantung pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam
proses produksi (Kaslan, 1962).
2.5 Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok
acuan atau referensi, keluarga serta peran dan status sosial (Kotler dan Keller, 2009).
Menurut Enda M. C, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan. Macam macam kelompok sosial menurut Soerjono (2004) :
1. In-group dan Out-group
In-group adalah Kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya
dalam kelompok tersebut. Out-group adalah kelompok yang berada di luar
kelompok dirinya.
17
2. Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan
dekat, personal dan langgeng, contoh keluarga. Kelompok sekunder adalah
kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu dan
hubungan antar anggotanya bersifat impersonal sehingga biasanya tidak langgeng,
contoh club sepak bola
Menurut Spredley dan Allender (1996), keluarga adalah satu atau lebih
individu yang tinggal bersama sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan interaksi sosial, peran, dan tugas. Keluarga merupakan organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota
keluarga menjadi kelompok aacuan primer yang paling berpengaruh. Istri biasanya
bertindak sebagai petugas pembelian utama keluarga, terutama untuk makanan,
berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-har (Kotler, 2007).
2.6 Faktor Budaya
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Bila makhluk – makhluk lainnya bertindak berdasarkan naluri,
maka perilaku manusia umumnya dipelajari. Seorang anak yang sedang tumbuh
mendapat seperangkat nilai persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses
sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga – lembaga sosial penting lainnya
(Kottler dan Keller,2009). Setiap kebudayaan terdiri dari sub – budaya – sub - budaya
yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
18
untuk para anggotanya. Sub budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu
kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,
standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -
individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain. Menurut Koentjaraningrat
(2000) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta
”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi
Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta,
karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana
yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan
perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun, pada kajian
Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada
perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat
merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
2.7 Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Nugroho, 2003).
19
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur
dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus
hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata
terhadap produk dan jasa tertentu. (Kotler dan Keller, 2007).
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
1) Umur dan tahap daur hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa
hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali
berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup
keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam
bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta
rencana pemasaran untuk setiap tahap.
20
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat
di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan
dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut
kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar
produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi
menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah langkah untuk
merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga
produknya.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan,
hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode,
keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan
kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan
berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang
21
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti
sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul,
otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan
keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah
laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.
2.8 Motivasi
T. Hani Handoko (2003), mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang
dengan situasi tertentu yang dihadapi. Menurut Robbins (2001) menyatakan definisi
dari motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
beberapa kebutuhan individual. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian sebagai-
mana dikutip oleh Soleh Purnomo (2004) menyatakan bahwa motivasi adalah daya
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan
waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua
22
faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan,
dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).
2.9 Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk didalamnya adalah tambahan
panganpangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam penyiapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan cara
perolehannya, pangan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pangan segar
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan. Pangan segar
dapat dikonsumsi langsung atau tidak langsung, yakni dijadikan bahan baku
pengolahan pangan.
2. Pangan olahan
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan dengan
cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh: teh manis,
nasi, pisang goreng dan sebagainya. Pangan olahan bisa dibedakan lagi menjadi
pangan olahan siap saji dan tidak saji. Pangan olahan siap saji adalah makanan dan
23
minuman yang sudah diolahdan siap disajikan di tempat usaha atau di luar tempat
usaha atau dasar pesanan.Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan atau
minuman yang sudah mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih memerlukan
tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum.
3. Pangan olahan tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok
tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan. Contoh:
ekstrak tanaman mahkota dewa untuk diabetes melitus, susu rendah lemak untuk
orang yang menjalankan diet rendah lemak, dan sebagainya (Saprianto, 2006).
Konsumsi pangan ialah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang
atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Sedangan pola konsumsi pangan
merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau
sekelompok orang pada waktu tertentu. Kebiasaan makan sendiri didefinisikan
sebagai cara seseorang atau sekelompok orang dalam memilih pangan dan
memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh- pengaruh fisiologis, psikologis,
budaya, dan sosial. (Sanjur 1982)
Beras merupakan bahan pangan yang diperoleh dari hasil pengolahan gabah.
Gabah sendiri terbentuk dari butir padi yang telah dipisahkan dari tanaman padi
(Oryza sativa L.). Tanaman padi diperkirakan berasal dari Asia bagian timur dan
India bagian utara. Tanaman padi tumbuh di daerah dengan letak geografis 30o LU
sampai 30o LS dan tumbuh pada ketinggian 0 – 2500 m dpl. Di Indonesia padi
mengalami adaptasi pada kisaran ketinggian 0 sampai dengan 1500 m dpl. Suhu
24
optimum untuk pertumbuhan padi adalah 30-37 oC, suhu minimum 10-12 oC dan
maksimum 40-42 oC (Sadjat, 1976).
Budidaya tanaman padi banyak dilakukan di lahan basah atau lahan yang
tergenang oleh air. Waktu yang tepat untuk memulai tanam padi sangat menentukan
produktifitas pertanaman. Waktu yang sangat tepat tersebut adalah pada awal musim
penghujan. Selain memperoleh air dari hujan, lahan sawah juga dapat memperoleh air
dari irigasi atau sering disebut dengan istilah sawah irigasi. Sedangkan sawah yang
mendapatkan kebutuhan air dari hujan disebut sawah tadah hujan.
Beras adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi manusia yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et al,
2007). Beras menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia.
Peranan beras dalam komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan. Beras
adalah salah satu sereal paling penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi manusia
yang dikonsumsi oleh sekitar 75% penduduk dunia (Anjum et al, 2007). Beras
menjadi salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Peranan beras dalam
komposisi makanan penduduk Indonesia cukup dominan.
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya) yang
menjadi dedak kasar (Sediotama, 1989). Beras adalah gabah yang bagian kulitnya
sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan
penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004). Umumnya masyarakat Indonesia
memiliki jenis makanan pokok yang sama yaitu beras. Hanya sedikit yang
mengkonsumsi pangan selain beras sebagai makanan pokok. Menurut penelitian
25
Jarona (1996), pada masyarakat Balim makanan pokok mereka adalah ubi jalar.
Pengetahuan mereka mengenai ubi jalar sangat tinggi, karena sudah diperkenalkan
sejak zaman nenek moyang mereka. Jenis makanan pokok masyarakat Balim yang
berbeda dengan masyarakat lainnya juga disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu
kondisi tanah yang berbukit-bukit sehingga hanya dapat ditanami oleh ubi jalar.
Masyarakat yang memiliki jenis makanan pokok beras sangat banyak di Indonesia.
Menurut Indaryanti (2002), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa masih tingginya
konsumsi beras disebabkan oleh cara berpikir masyarakat Indonesia yang
menganggap bahwa beras sebagai makanan pokok utama sehingga muncul
pernyataan yang mengatakan bahwa “belum makan jika belum makan nasi”. Oleh
sebab itu, tingginya konsumsi pada beras merupakan kebiasaan yang harus diubah.
Pangan pokok nonberas diartikan sebagai bahan makanan yang memiliki
fungsi substitusi dengan beras, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Pangan
pokok nonberas yang dimaksudkan ialah pangan pokok berupa pangan lokal, bukan
makanan pengganti seperti roti, oat, dan lain sebagainya. Pangan lokal adalah pangan
yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan sumberdaya wilayah
dan budaya setempat (Anonim 2009). Pangan lokal termasuk di dalamnya pangan
tradisional dan pangan khas daerah mempunyai peranan strategis dalam upaya
pemantapan ketahanan pangan khususnya aspek konsumsi. Hal ini dapat dilakukan
dengan penganekaragaman pengolahan bahan pangan lokal. Pengembangan pangan
lokal merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan konsumsi pangan. Saat ini
26
sudah banyak tersebar jenis pangan lokal yang berbahan dasar umbi-umbian dan
lainnya.
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah. Misalnya
ubi kayu, ubi jalar, kentang, dan sebagainya. Pada umumnya umbi-umbian tersebut
merupakan bahan sumber karbohidrat terutama pati. Di Indonesia ubi kayu
(singkong) merupakan makanan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Indonesia
merupakan penghasil ubi kayu kedua terbesar di dunia, setelah Brazilia. Produksi ubi
kayu rata-rata di Indonesia adalah 9,5 juta ton per ha per tahun, sedangkan produksi
rata-rata dunia adalah 10,0 juta ton.
Di Indonesia dan daerah-daerah tropis lainnya, ubi kayu mempunyai arti
ekonomi terpenting diantara jenis umbi-umbian lainnya, sebab selain dapat
dikonsumsi langsung, umbinya dapat dijadikan tepung tapioka, gaplek, pelet, tape,
dekstrin, lem, kerupuk, dan lain-lainnya. Tape ubi kayu sendiri dapat diolah lebih
lanjut menjadi alkohol, sirup glukosa, sari tape, sirup fruktosa, asam cuka, tepung
tape, dan sebaginya. Dari tepung tape selanjutnya bisa dihasilkan bahan pencampur
roti, es krim, aneka kue, dan sebagainya.
Mi (atau juga sering ditulis mie) adalah adonan tipis dan panjang yang telah
digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk
kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.
Orang Italia, Tionghoa, dan Arabtelah mengklaim bangsa mereka sebagai pencipta
mi, meskipun tulisan tertua mengenai mi berasal dari Dinasti Han Timur, antara tahun
27
25 dan 220 Masehi. Pada Oktober 2005, mi tertua yang diperkirakan berusia 4.000
tahun ditemukan di Qinghai, Tiongkok.
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang
difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun
kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan
seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di
dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan
pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti
lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang
dikemas rapi dalam plastik.
Roti merupakan sumber karbohidrat yang terbuat dari bahan terigu,
pengembang/ yeast, lemak, gula dan garam telah ada sejak ribuan tahun lalu. Cikal
bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno. Namun pada zaman tersebut roti masih
dibuat dengan cara yang sederhana sehingga bentuk dan rasanya tentu berbeda
dengan roti saat ini. Pada abad pertengahan, evolusi roti telah mencapai puncaknya,
terutama di Benua Eropa. Pada saat itu cita rasa roti sudah sama seperti yang kita
temukan saat ini, begitu juga dengan bentuk dan variasinya.
2.10 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini, terdapat penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang
skripsi ini, diantaranya:
28
1. Abdul GhoniI Tri Bodroastuti (2011), tentang pengaruh Faktor Budaya, Sosial,
Pribadi Dan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian
Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang), dengan hasil
penelitian semua variable berpengaruh postif terhadap perilaku konsumen
pembelian rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo.
2. Vika Shelayanti (2013), tentang Preferensi Pangan Pokok Non Beras di Desa
Parakan Trenggalek, dengan hasil penelitian sebagian besar responden
berdasarkan karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik
lingkungan menyukai singkong (96,7%), menyukai jagung (94,2%), menyukai
tiwul (86,7%), menyukai roti (81%), dan menyukai mie (77,7%). Sementara jenis
pangan pokok yang kurang dan tidak disukai oleh keseluruhan responden (100%)
adalah ganyong, kurang dan tidak disukai diurutan kedua adalah talas (95,9),
kurang dan tidak disukai diurutan ketiga adalah gatot (85,2%), kurang dan tidak
disukai selanjutnya gembili (56,2%), %), kurang dan tidak disukai yang lainnya
adalah nasi jagung (53,7%). Alasan tertinggi mengapa jenis pangan pokok non
beras disukai adalah karena rasa yang enak (76,0%), dan yang memilih kurang
suka atau tidak suka alasan tertinggi karena kebiasaan tidak pernah
mengkonsumsi (52,8%).
3. Ellen Dewi Fransiska (2013), Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras dan
Pangan Non Beras (Studi Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor- faktor
yang yang secara parsial memiliki pengaruh yang nyata dan positif terhadap
29
konsumsi pangan rumah tangga adalah : pendapatan rumah tangga, dan jumlah
anggota rumah tangga. Dan faktor- faktor yang secara parsial tidak memiliki
pengaruh yang nyata/ signifikan terhadap konsumsi pangan rumah tangga adalah :
tingkat pendidikan ibu. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian
diversifikasi pangan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten
Deli Serdang adalahpendapatan rendah, pendidikan rendah, produksi pangan
rendah, masi ada kejadian gizi buruk, jumlah penduduk yang cukup besar, pola
konsumsi pangan masyarakat masih belum beragam, kurangnya pengetahuan
masyarakat akan arti gizi dan kesehatan, promosi.
4. Rini Budiningsih. 2009. Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap Diversifikasi
Konsumsi Pangan Non-Beras di Kabupaten Magelang. Hasil analisis regresi
logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pangan, kandungan gizi, harga
bahan pangan, pendapatan, aksesibilitas, kebiasaan, pendidikan dan pertimbangan
membeli bahan makanan berpengaruh terhadap diversifikasi pangan yang
diproksi dari nilai PPH. Faktor yang paling berpengaruh adalah harga bahan
pangan. Prioritas pengembangan diversifikasi konsumsi pangan non-beras di
Kabupaten Magelang adalah untuk komoditas jagung. Hal tersebut setelah
mempertimbangkan aspek harga, kandungan gizi, kemudahan untuk diolah
menjadi makanan, kemudahan menanam dan umur panen
2.11 Kerangka Pemikiran
Setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pangan
pokok nonberas. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam aspek yang
30
kemudian akan membentuk perilaku dalam mengonsumsi pangan pokok nonberas.
Berikut kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini:
Gambar 1. Kerangka pemikiran pengaruh usia, pendidikan terakhir, pendapatan,faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan motivasi terhadappersepsikonsumsi pangan pokok nonberas
Pangan pokok non beras diperkenalkan oleh Pemerintah sebagai pangan pokok dalamprogram diversifikasi pangan (Undang-Undang Pangan Nomor 7 tahun 1996 tentangpangan dan PP Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan)
Pangan Pokok Non Beras
Rumah Tangga Kota Jakarta Barat
Rumah TanggaKecamatan Cengkareng
AnalisisKuantitatif(TanggapanResponden)
Analisis RegresiLinear Berganda
Analisis Deskriptif
Karakteristik Responden:
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan Pekerjaan
Pendapatan Pengeluaran
Faktor-faktor PerilakuKonsumen:
Usia Pendidikan Pendapatan Sosial Budaya
Pribadi
Motivasi
Persepsi Konsumsi Pangan Pokok NonBeras di Kecamatan Cengkareng WilayahJakarta Barat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian
yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak berkelanjutan. Lokasi penelitian
dilaksanakan di Jakarta Barat.
Pengumpulan data primer dilakukan pada bulan November 2013. Sementara
untuk waktu penelitian secara keseluruhan termasuk persiapan, pengumpulan data,
pengolahan, dan penulisan laporan berlangsung dari bulan Oktober 2013 sampai Mei
2014.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari variabel
dependent (variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas).
a. Variabel Dependent, yaitu:
Y = Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
b. Variabel Independent, yaitu:
X1 = Usia
X2 = Pendidikan Terakhir
X3 = Pendapatan per bulan
X4 = Faktor Sosial
X5 = Faktor Budaya
32
X6 = Faktor Pribadi
X7 = Motivasi
3.2.2 Definisi Operasional
Definisi variable pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel berikut:
Tabel 3. Variabel, Definisi Operasional, Indikator, dan Skala Pengukuran
Variabel Definisi Operasional Indikator SkalaPengukuran
Usia(X1)
Satuan waktu yangmengukur waktukeberadaan suatubenda atau makhluk,baik yang hidupmaupun yang mati.
1. <29 tahun2. 30 – 39 tahun3. 40 – 49 tahun4. 50 – 59 tahun
Skala Likert
PendidikanTerakhir
(X2)
Upaya manusiadewasa membimbingmanusia yang belumdewasa kepadakedewasaan.
1. SD (6 tahun)2. SMP (9 tahun)3. SMA (12 tahun)4. DIPLOMA (14
tahun)5. S1( 16 tahun)6. S2 (18 tahun)
Skala Likert
Pendapatan(X3)
Upah dan gaji yangbiasa disebut dalamistilah asing wagesand salariesmerupakan imbalanterhadap penggunaanjasa sumber tenagakerja yang merekagunakan dalampembentukan produknasional
1. <Rp 2.500.0002. Rp 2.500.000 –
Rp 3.500.0003. Rp 3.500.000 –
Rp 5.000.0004. >Rp 5.000.000 Skala Likert
Sosial(X4)
Kecenderunganmengonumsi panganpokok non beraskarena faktorlingkungan sosial danstatus sosial
Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dari teman,pengaruh kelompok,pengaruh keluarga,status sosial, pekerjaan,perasaan gengsi, yangmemberikankecenderungan
Skala Likert
33
mengonsumsi panganpokok non beras.
Budaya(X5)
Kecenderunganmengonsumsi panganpokok non beraskarena faktorkebiasaan menerimainformasi.
Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri darikebiasaan mendengarinformasi, kebiasaanmasyarakat, penentuankebiasaan pangan yangdikonsumsi, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.
Skala Likert
Pribadi(X6)
Kecenderunganmengonsumsi panganpokok non beraskarena faktorpekerjaan,pendapatan, siklushidup dan gaya hidup
Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri daripekerjaan, siklus hidup,gaya hidup,pendapatan, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.
Skala Likert
Motivasi(X7)
Dorongan untukmengonsumsi panganpokok non beras.
Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dariketerjangkauan,kepuasan, kemudahanmemperoleh,kecenderunganditerima olehlingkungan social,pengetahuan, dankesehatan, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.
Skala Likert
34
PersepsiKonsumsi
PanganPokok
Non Beras(Y)
Respon masyarakatyang melihat panganpokok non beras.
Respon masyarakatterhadap pernyataanyang terdiri dari faktorsosial, faktor budaya,faktor pribadi, danmotivasi, yangmemberikankecenderunganmengonsumsi panganpokok non beras.
Skala Likert
3.3 Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari sumber pertama yang
dikumpulkan secara khusus melalui wawancara, hasil pengisian kuesioner seta
observasi yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti (Umar, 2007).
Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
pada sampel. Data primer pada penelitiaan ini mencakup variabel-variabel yang
terdiri dari data karakteristik responden, faktor sosial, budaya, pribadi, dan motivasi
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi pangan pokok non beras di
Kecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2008).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari informasi-informasi
atau hasil penelitian yang disediakan oleh unit atau lembaga-lembaga yang ada, buku
referensi, media massa, internet, dan lainnya yang menunjang dengan masalah yang
35
diteliti. Selanjutnya dilakukan proses analisa terhadap data yang telah dikumpulkan
sehingga data yang ada akan saling melengkapi. Data sekunder penelitiaan ini
meliputi gambaran umum wilayah penelitian, data penduduk, dan data potensi pangan
lokal dari sumber-sumber yang relevan seperti buku, Badan Pusat Statistik (BPS),
jurnal dan data dari dinas instansi terkait.
3.4 Metode Pengambilan Sample
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, yaitu wawancara secara
langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik yang dilakukan
dalam pengambilan sample adalah Stratified Random sampling. Berikut adalah
gambar dari teknik pengambilan sample pengaruh usia, pendidikan terakhir,
pendapatan, faktor sosial, faktor budaya, faktor pribadi, dan motivasi terhadap
persepsi konsumsi pangan pokok non-beras.
36
Gambar 2. Teknik mengambil Sample Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Persepsi Pangan Pokok Non-Beras
JAKARTABARAT
(8 Kecamatan)
2 Kelurahan
1.Kelurahan Kapuk
2.Kelurahan
Cengkareng Barat
1 Kecamatan
KecamatanCengkareng
Purposive SamplingMemilih kecamatandengan jumlahpenduduk dan jumlahkeluarga terbanyak
Purposive Sampling1. Kelurahan dengan RW
kumuh paling banyak2. Kelurahan dengan RW
kumuh paling sedikit
Random Sampling
Rumus Slovin
1.Kelurahan Kapuk
= 100 Responden
2.Kelurahan Cengkareng
Barat
= 100 Responden
DKI JAKARTA(5 Kota)
Purposive SamplingPada Hari Pangan se-dunia
tahun 2010, wwilayahJakarta Barat melakukankampanye diversifikasi
pangan
Sumber data
BPS
Sumber data
BPS
Sumber dataKecamatanCengkareng
Sumber data
BPS
37
Tabel 4. Jumlah Keluarga Wilayah Jakarta Barat Tahun 2012
No Kecamatan Jumlah PendudukJumlah
Keluargan % N %
1 Kembangan 237.799 20,66 237.799 21,072 Kebon Jeruk 300.811 10,47 300.811 10,693 Palmerah 211.544 6,04 211.544 6,384 Grogol Petamburan 228.832 12,04 228.832 12,145 Tambora 263.321 13,79 263.321 13,436 Taman Sari 132.630 16,40 132.630 16,347 Cengkareng 445.426 9,65 445.426 9,328 Kalideres 351.649 10,95 351.649 10,62
Jumlah 2.213.636 100 713797 100Sumber : Profil Perkembangan Kependudukan Tahun 2012
Tabel di atas merupakan kecamatan-kecamatan di Jakarta Barat. Dari seluruh
kecamatan yang dijadikan sample, melalui teknik purposive sampling akan dipilih
Kecamatan yng memiliki jumlah Keluarga yang paling banyak, yaitu Kecamatan
Cengkareng.
Tabel 5. Jumlah Keluarga Kecamatan Cengkareng 2012
NO. Nama KelurahanJUMLAH
KK
1 Cengkareng Barat 20.9592 Kapuk 43.1063 Kedaung Kaliangke 11.7554 Duri Kosambi 22.5065 Rawa Buaya 20.8296 Cengkareng Timur 25.041
Jumlah 144.196
Sumber : Kecamatan Cengkareng Tahun 2012
Tabel di atas merupakan kelurahan-kelurahan di Kecamatan Cengkareng,
Jakarta Barat. Dari seluruh kelurahan yang dijadikan sample, melalui teknik
purposive sampling akan dipilih wilayah yang paling kumuh dan wilayah yang tidak
38
kumuh, yaitu Kelurahan Kapuk dan Kelurahan Cengkareng Barat. Berikut adalah
Tabel wilayah kumuh Kecamatan Cengkareng menurut kelurahan.
Tabel 6. Jumlah RW Kumuh Wilayah Kecamatan Cengkareng 2012
Kelurahan RW Kumuh Jumlah RW Persentase RWKumuh (%)
Duri kosambi 4 15 26.67
Rawa Buaya 3 12 25
Kedaung Kliangke 6 8 75
Kapuk 7 16 43.75
Cengkareng Timur 5 17 29.41
Cengkareng Barat 2 16 12.5
Jumlah 27 84 32.14Sumber : BPS Kecamatan Cengkareng Tahun 2012
Teknik pengambilan responden yaitu melalui teknik random sampling. Dari
data jumlah keluarga yang didapatkan di Kelurahan Kapuk dan Cengkareng Barat,
menurut Umar (2008), ukuran sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n =
Keterangan:
N: jumlah populasi
e:batas toleransi kesalahan (error tolerance)
39
Dari tabel 5, jumlah keluarga di Kelurahan Kapuk dan Kelurahan Cengkareng
Barat adalah 43.106 dan 20.959. Jumlah sampel yang ditentukan dengan rumus slovin
dari jumlah keluarga sebagai berikut:
1. Kelurahan Kapuk
n = 43.106/(1+[43.106 (0,1)2])
= 99,76
2. Kelurahan Rawa Buaya
n = 20.959/(1+[20.959 (0,1)2])
= 99,5
Jumlah responden yang dijadikan sample adalah 100 responden/kelurahan.
Total yang dijadikan sampel adalah 200 responden dengan karakteristik ibu rumah
tangga. Dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan Teknik Probability Sampling yaitu teknik yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2008). Sedangkan Metode yang digunakan adalah Simple Random
Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi karakteristik responden, karakteristik keluarga
responden, dan persepsi responden terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Data
ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui observasi
lapang dan dengan panduan kuesioner. Untuk data sekunder meliputi gambaran
umum wilayah penelitian data data penduduk.
40
3.5.1. Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data
berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau
penjumlahan (Nurgiyantoro dkk, 2004). Skala Likert menurut Djaali (2008)
ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum
digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis
Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah
mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun
1932. Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan, adalah
ukuran-ukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk
menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur (mengumpulkan data
dengan cara “mengukur-menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir
pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala
Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban
41
setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif.
Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan
ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek yang diperoleh dari daftar
pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima pilihan jawaban, yaitu:
a. Untuk jawaban “Sangat Setuju” sangat tidak setuju diberi nilai = 5
b. Untuk jawaban “Setuju” tidak setuju diberi nilai = 4
c. Untuk jawaban “Kurang Setuju” tidak setuju diberi nilai = 3
d. Untuk jawaban “Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 2
e. Untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju” tidak setuju diberi nilai = 1
3.5.2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variable dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas / bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-
rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Ghozali, 2007). Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel terhadap
variabel dependen. Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X3 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + e
di mana:
X1 = Usia
X2 = Pendidikan Terakhir
42
X3 = Pendapatan per bulan
X4 = Faktor Sosial
X5 = Faktor Budaya
X6 = Faktor Pribadi
X7 = Motivasi
Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan
nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model
analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji
asumsi terhadap data yang meliputi :
A. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent (Ghozali,
2007). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent.
Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan
melihat nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerancenya yang
dapat mengidentifikasi ada tidaknya masalah multikolinearitas. Apabila
nilai VIF < 10 atau nilai Tolerancenya > 0,10, maka model regresi yang
43
digunakan pada penelitian ini dianggap tidak memiliki masalah
multikolinearitas antar variabel independen.
B. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali,2007). Jika varians
dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2007).
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu
ZPRED dan nilai residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dengan melihat ada tidaknya
pola titik pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual
yang telah di-standarized (Ghozali, 2007). Dasar analisisnya sebagai
berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
yang teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka
terjadi heteroskedastisitas.
44
2) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
C. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residualnya memiliki distribusi yang
normal atau tidak. Sebab, model regresi yang baik adalah model regresi
yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007).
Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada grafik histogram yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Apabila distribusi kumulatif
dari data sesungguhnya yang ditunjukkan oleh grafik histogram mengikuti
pola distribusi kumulatif dari distribusi normal yang ditunjukkan oleh
kurva normal, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
dianggap layak dan memenuhi asumsi normalitas. Selain dilihat pada
grafik histogram,dapat juga dilihat dari grafik normal probability plot.
Apabila titik-titiknya menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi yang digunakan dianggap layak
dan memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Pada uji F jika tingkat
45
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel
independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variable
dependen (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara
serentak berpengaruh terhadap variable dependen. Sedangkan jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variable independen secara serentak
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variable
dependen. Ini berarti uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan
antara variabel X dan Y, apakah variabel X1,X2,X3…..X7 benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y (Persepsi konsumsi pangan pokok non
beras) secara terpisah atau parsial.
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografi
Jakarta Barat merupakan salah satu bagian wilayah DKI Jakarta.
Secara Astronomis Kota Administrasi Jakarta Barat terletak antara 5o19’12“ -
6o23’54“ Lintang Selatan dan 106o22’42“ - 106o58’18“ Bujur Timur. Kota
Jakarta Barat merupakan dataran rendah yang terletak sekitar 7 m di atas
permukaan laut. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta
Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara,
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Pusat,
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Banten
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tangerang.
Berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007, luas wilayahnya
129,54 km², serta mempunyai 23 sungai/saluran/kanal yang digunakan
sebagai sumber air, perikanan dan bisnis perkotaan. Secara administraftif
Kota Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 56 kelurahan sebagai berikut:
47
Tabel 7. Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Jakarta BaratNo. Kecamatan Kelurahan1. Kembangan 1. Joglo
2. Srengseng3. Meruya Utara4. Meruya Selatan5. Kembangan Selatan6. Kembangan Utara
2. Kebon Jeruk 1. Sukabumi Selatan2. Sukabumi Utara3. Kelapa Dua4. Kebon Jeruk5. Duri Kepa6. Kedoya Selatan7. Kedoya Utara
3. Palmerah 1. Palmerah2. Slipi3. Kemanggisan4. Kota Bambu Selatan5. Kota Bambu Utara6. Jati Pulo
4. Grogol Petamburan 1. Tanjung Duren Utara2. Tanjung Duren Selatan3. Tomang4. Grogol5. Jelambar6. Wijaya Kesuma7. Jelambar Baru
5. Tambora 1. Kalianyar2. Duri Selatan3. Tanah Sereal4. Duri Utara5. Krendang6. Jembatan Besi7. Angke8. Jembatan Lima9. Tambora10. Roa Malaka11. Pekojan
48
6. Taman Sari 1. Krukut2. Maphar3. Taman Sari4. Tangki5. Mangga Besar6. Keagungan7. Glodok8. Pinangsia
7. Cengkareng 1. Duri Kosambi2. Rawa Buaya3. Kedaung Kali Angke4. Kapuk5. Cengkareng Timur6. Cengkareng Barat
8. Kali Deres 1. Semanan2. Kalideres3. Pegadungan4. Tegal Alur5. Kamal
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta tahun 2012
4.2 Penduduk
4.2.1 Jumlah Penduduk
Kota Jakarta Barat yang terdiri delapan kecamatan dan 56 kelurahan,
memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yang tersebar di masing-masing
kecamatan. Berikut adalah tabel sebaran jumlah penduduk di kecamatan-
kecamatan Kota Jakarta Barat.
Berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2012 (Tabel 4), jumlah
penduduk Kota Jakarta Barat sebanyak 2.172.012 jiwa. Jumlah penduduk
terbanyak di Kecamatan Cengkareng yaitu sebanyak 445.426 jiwa dengan
jumlah keluarga sebanyak 147.998 KK, sedangkan jumlah penduduk paling
sedikit di Kecamatan Taman Sari yaitu sebanyak 132.630 jiwa.
49
Kecamatan Cengkareng dikenal sebagai kecamatan terluas di Kota
Administrasi Jakarta Barat yaitu 2.654,02 Ha, dengan kepadatan penduduk
sebanyak 176 jiwa/Ha. Cengkareng terbagi menjadi6 kelurahan, 84 Rukun
Warga (RW) dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 1002.
Kecamatan Cengkareng memiliki jumlah penduduk sebanyak 445.426 jiwa
yang terdiri dari 280.576 penduduk laki-laki dan 265.278 penduduk
perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 108.84 jiwa/Ha.
Batas-batas wilayah Kecamatan Cengkareng :
1. Sebelah Utara : Jl. Raya Kapuk Kamal Kelurahan Kapuk Muara,
Kecamatan Penjaringan Utara.
2. Sebelah Timur : Jl. TB Angke, Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat.
3. Sebelah Selatan : Kali Pesanggrahan, Kelurahan Kembangan, Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat
4. Sebelah Barat : Ring Road Kel. Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jl.
Sumur Bor Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres
Kecmatan Cengkareng yang terdiri dari enam kelurahan, dua
kelurahan di antaranya dijadikan objek tempat penelitian adalah Kelurahan
Kapuk dan Kelurahan Cengkareng Barat. Kelurahan Kapuk dengan luas
wilayah 562,68 Ha terbagi dalam 16 RW, 222 RT dan 43.003 KK, memiliki
jumlah penduduk sebanyak 137.915 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk
sebesar 245 jiwa/Ha. Kelurahan Cengkareng Barat dengan luas wilayah
360,59 Ha terbagi dalam 16 RW, 171 RT dan 20.923 KK, memiliki jumlah
50
penduduk sebanyak 68.064 jiwa dengan 20.923 tingkat kepadatan penduduk
sebesar 189 jiwa/Ha.
4.2.2 Agama
Penduduk wilayah Jakarta Barat terdiri dari masyarakat yang memiliki
perbedaan keyakinan. Penduduk Jakarta Barat sebagian besar memeluk
agama Islam. Selain penduduk yang beragama Islam, terdapat penduduk yang
beragama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Meskipun
penduduk Jakarta Barat menganut agama yang berbeda, namun dalam
pelaksanaan keagamaan mereka saling toleransi dan saling menghargai.
Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat secara terperinci dalam
tabel berikut.
Tabel 8. Jumlah Penganut Agama di Jakarta BaratNo Agama Jumlah Penduduk1 Islam 1,803,6122 Kristen 205,1123 Katolik 103,6814 Hindu 2,7925 Budha 160,2916 Khong Hu Chu 2,4587 Lainnya 2978 Tidak Terjawab 6059 Tidak Ditanyakan 3,097
Sumber: BPS Jakarta, 2012
Pada Tabel 8, menunjukkan bahwa penduduk yang beragama Islam di
Jakarta Barat sebanyak 1.803.612 jiwa dan merupakan agama yang dianut
oleh mayoritas penduduk di Jakarta Barat. Berikutnya agama terbanyak kedua
yang dianut oleh penduduk Jakarta Barat adalah agama Kristen yaitu
sebanyak 205.112 jiwa dan ketiga adalah agama Budha sebanyak 160.291
51
jiwa. Penduduk yang menganut agama Katolik yakni berjumlah 103.681 jiwa
dan penduduk yang menganut agama Hindu sebanyak 2.792 jiwa. Adapun
yang menganut agama Khong Hu Chu sebanyak 2.458 jiwa dan lainnya selain
agama yang telah disebutkan sebanyak 297 jiwa.
4.2.3 Pekerjaan
Pekerjaan atau mata pencaharian adalah sumber utama dalam
menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Berbagai macam status pekerjaan di
wilayah Jakarta Barat dapat dirincikan pada table berikut ini.
Tabel 9. Jumlah Penduduk berdasarkan Status Pekerjaan di Jakarta BaratNo Status Pekerjaan Utama Jumlah Penduduk
1 Berusaha sendiri 196,471
2Berusaha dibantu buruh tidak tetapatau buruh tidak dibayar
12,595
3Berusaha dibantu buruh tetap atauburuh dibayar
45,657
4 Buruh atau karyawan atau pegawai 738,5065 Pekerja bebas 53,458
6Pekerja keluarga atau tidakdibayar
20,017
7 Tidak Ditanyakan 4,542Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta, 2012
Pada Tabel 9, menunnjukkan bahwa status pekerjaan sebagian besar
penduduk di Jakarta Barat adalah Buruh/Karyawan/Pegawai yaitu sebanyak
738.506 jiwa. Sedangkan yang Berusaha Sendiri yaitu sebanyak 196.471
jiwa.. Kemudian penduduk yang memiliki status Pekerja bebas sebanyak
53.458 jiwa, status Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar sebanyak
45.657 jiwa.
52
4.2.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Kecenderungannya
semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin baik kualitas
sumberdaya manusia. Berikut adalah jumlah penduduk dengan pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di wilayah Jakarta Barat
Tabel 10. Jumlah Penduduk dengan Pendidikan Tertinggi di Jakarta BaratNo Pendidikan Tertinggi Jumlah Penduduk1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 66,6192 Tidak/Belum Tamat SD 268,6953 SD/MI/Sederajat 417,0584 SLTP/MTs/Sederajat 451,1925 SLTA/MA/Sederajat 591,5776 SM Kejuruan 75,2067 Diploma I/II 15,1128 Diploma III 48,1499 Diploma IV/Universitas 140,189
10 S2/S3 12,43011 Tidak Terjawab 0
Sumber: BPS Jakarta, 2012
Pada Tabel 10, menunjukkan bahwa pendidikan tertinggi sebagian
besar penduduk di Wilayah Jakarta Barat adalah SLTA/MA/Sederajat yaitu
sebanyak 591.577 jiwa. Kemudian, pendidikan tertinggi SLTP/Mts/Sederajat
sebanyak 451.192 jiwa, SD/MI/Sederajat sebanyak 417.058 jiwa,
Tidak/Belum Tamat SD sebanyak 268.695 jiwa, Diploma IV/Strata I
sebanyak 140.189 jiwa, dan yang tidak/belum pernah Sekolah sebanyak
66.619 jiwa. Adapun yang memiliki pendidikan tertinggi S2/S3 sebanyak
12.430 jiwa.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan hasil dan analisis pengujian terhadap penelitian
yang telah dilakukan. Penjelasan secara deskripsi tentang hasil penelitian ini
menekankan pada hasil analisis data yang telah diolah oleh program SPSS 14.0
untuk dikaji secara teori maupun berdasarkan fenomena yang ada sehingga dapat
diketahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
5.1. Karakteristik Responden
Analisis ini untuk mengetahui seberapa banyak jumlah frekuensi data
karakteritik responden yang telah diisi kuesioner oleh warga kecamatan
Cengkareng. Karakteristik responden terdiri dari usia, pekerjaan, pendidikan
terakhir, pendapatan keluarga per bulan, pengeluaran keluarga, dan beberapa
pertanyaan mengenai Pangan Pokok Non Beras yang dideskripsikan dalam
analisis data. Jumlah sampel yang digunakan adalah 200 orang responden, yang
merupakan warga Jakarta Barat. Target responden yang dijadikan sampel adalah
ibu rumah tangga.
Dalam penelitian ini, ditetapkan sebesar 200 orang responden dimana 200
kuesioner yag dibagikan kepada responden, maka semua kuesioner telah
dikembalikan dan semuanya dapat diolah lebih lanjut. Berikut adalah tabel
karakteristik responden dengan jumlah responden dan presentase.
54
Tabel 11. Karakteristik Responden di Wilayah Jakarta BaratJumlah
RespondenPersentase
Usia 21 – 40 tahun 145 72.5 %41 – 60 tahun 55 27.5 %>60 tahun 0 0 %
Jumlah 200 100 %
Pekerjaan Pegawai Swasta 95 47.5 %Ibu Rumah Tangga 56 28 %Wiraswasta 23 11.5 %PNS 26 13 %
Jumlah 200 100 %Pendidikan Terakhir SD 1 0.5 %
SMP 3 1.5 %SMA 90 45 %DIPLOMA 30 15 %STRATA 1 76 38 %
Jumlah 200 100 %Pendapatan perBulan
<Rp 2.500.00040 20 %
Rp 2.500.000 – Rp3.500.000
75 37.5 %
Rp 3.500.000 – Rp5.000.000
39 19.5 %
>Rp 5.000.000 46 23 %Jumlah 200 100 %
Pengeluaran perBulan
<Rp 2.500.00052 26 %
Rp 2.500.000 – Rp3.500.000
70 35 %
Rp 3.500.000 – Rp5.000.000
42 21 %
>Rp 5.000.000 36 18 %Jumlah 200 100 %
Sumber: Data Olah SPSS,2014
5.1.1. Responden Berdasarkan Usia di Wilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden menurut usia yang menjadi subyek dalam
penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini. Berdasarkan Tabel 11, dapat
diketahui bahwa responden wilayah Jakarta Barat yang berusia diantara 21
sampai dengan 40 tahun sebanyak 145 orang dengan persentase 72.5%.
55
Responden dengan usia dari 41 sampai 60 tahun sebanyak 55 orang
dengan persentase 27.5%. Hasil kuesioner ini didominasi oleh responden
yang berusia 21 sampai 40 tahun, atau sebesar 72.5%.
5.1.2. Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden menurut pekerjaan yang menjadi subyek
dalm penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Berdasarkan Tabel
11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta Barat, pekerjaan
yang paling mendominasi adalah pegawai swasta sebanyak 95 orang
dengan persentase 47.5%, ibu rumah tangga sebanyak 56 orang dengan
persentase 28%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 26 orang atau
sebesar 13%. wiraswasta yang berjumlah 23 orang dengan persentase
11.5%. Jadi, mayoritas responden kuesioner adalah yang memiliki
pekerjaan sebagai Pegawai Swasta.
5.1.3. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di WilayahJakarta Barat
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan terakhir yang
menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta
Barat yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 1 orang dengan
persentase 0.5%, SMP sebanyak 3 orang atau sebesar 1,5%, SMA
sebanyak 90 orang atau sebesar 45%, DIPLOMA sebanyak 30 orang
dengan persentase 15%, dan yang memiliki pendidikan terakhir perguruan
tinggi (Strata1) sebanyak 76 orang atau sebesar 38%. Jadi, hasil kuesioner
ini didominasi oleh responden yang berpendidikan terakhir SMA.
56
5.1.4. Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan (Keluarga) diWilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan yang
menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta
Barat yang memiliki pendapatan per bulan kurang dari Rp 2.500.000
sebanyak 40 orang dengan persentase 20%, pendapatan Rp 2.500.000 – Rp
3.500.000 sebanyak 75 orang dengan persentase 37,5%, pendapatan Rp
3.500.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 39 orang dengan persentase 19,5%,
dan yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 5.000.000 sebanyak 46 orang
dengan persentase 23%. Jadi, hasil kueioner ini didominasi oleh responden
yang berpendapatan antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000.
5.1.5. Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan (Keluarga) diWilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan yang
menjadi subyek dalm penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden wilayah Jakarta
Barat yang memiliki pengeluaran perbulan kurang dari Rp 2.500.000
sebanyak 52 orang dengan persentase 26%, pengeluaran Rp 2.500.000 –
Rp 3.500.000 sebanyak 70 orang dengan persentase 35%, pengeluaran Rp
3.500.000 – Rp 5.000.000 sebanyak 42 orang dengan persentase 21%, dan
yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp 5.000.000 sebanyak 36 orang
dengan persentase 18%. Jadi, hasil kueioner ini didominasi oleh responden
yang memiliki pengeluaran antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000.
57
5.1.6. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di WilayahJakarta Barat
Karakteristik responden menurut konsumsi keluarga yang menjadi
subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 12. Responden Berdasarkan Konsumsi Keluarga di Wilayah JakartaBarat
Konsumsi Keluarga Jumlah PersentaseNasi 195 97.5 %Kentang 3 1.5 %Singkong 2 1 %
Jumlah 200 100.0Sumber: Data Olah SPSS,2014
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa responden wilayah
Jakarta Barat yang mengonsumsi nasi sebanyak 195 orang dengan
persentase 97,5%, kentang sebanyak 3 orang dengan persentase 1,5%, dan
singkong sebanyak 2 orang dengan persentase 1%. Jadi, hasil kuesioner ini
konsumsi pada keluarga adalah Nasi.
5.1.7. Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang MengonsumsiNasi di Wilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden menurut jumlah orang yang mengonsumsi
nasi yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 13.Responden Berdasarkan Jumlah Orang yang Mengonsumsi Nasidi Wilayah Jakarta Barat
Respondenmengonsumsi Nasi
Jumlah Persentase
Ya 197 98.5 %Tidak 3 1.5 %
Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014
58
Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa responden wilayah
Jakarta Barat, keseluruhannya mengkonsumsi nasi sebanyak 197 orang
dengan persentase 98,5%, dan yang tidak mengkonsumsi nasi hanya 3
orang dengan persentase 1,5%.
5.1.8. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan NonBeras di Wilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan tentang pangan
non beras yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 14. Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Pangan Non Berasdi Wilayah Jakarta Barat
Respondenmengetahui Pangan
Non Beras
Jumlah Persentase
Ya 184 92 %Tidak 16 8 %
Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014
Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa responden wilayah
Jakarta Barat yang mengetahui tentang pangan non beras sebanyak 184
orang dengan persentase 92%, sedangkan yang tidak mengetahui tetang
pang non beras hanya 16 orang dengan persentase 8%. Jadi, mayoritas
penduduk wilayah Jakarta Barat sudah mengetahui tentang pangan pokok
non beras.
5.1.9. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi diWilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden menurut pangan yang dikonsumsi selain
nasi yang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
59
Tabel 15. Responden Berdasarkan yang Dikonsumsi Selain Nasi diWilayah Jakarta Barat
Konsumsi selain Nasi Jumlah PersentaseKentang 58 29 %Mie 121 60.5 %Singkong 13 6.5 %Ubi 3 1.5 %Lainnya 5 2.5 %
Jumlah 200 100 %Sumber: Data Olah SPSS,2014
Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa responden wilayah
Jakarta Barat yang mengonsumsi selain nasi adalah kentang sebanyak 58
orang dengan persentase 29%, mie sebanyak 121 orang dengan persentase
60,5%, singkong sebanyak 13 orang dengan persentase 6,5%, ubi
sebanyak 3 orang dengan persentase 1,5%, dan lainnya selain pilihan yang
di sebutkan ada 5 orang dengan persentase 2,5%. Hasil dari kuesioner ini,
banyak responden yang mengkonsumsi selain nasi adalah mie.
5.1.10. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat
Karakteristik responden menurut keharusan mengonsumsi nasi
ketika kenyang menjadi subyek dalam penelitian ditunjukkan pada tabel di
bawah ini.
Tabel 16. Responden Berdasarkan Keharusan Mengonsumsi Nasi KetikaKenyang di Wilayah Jakarta Barat
Konsumsi NasiKetika Kenyang
Jumlah Persentase
Ya 65 32.5 %Tidak 135 67.5 %
Jumlah 200 100%Sumber: Data Olah SPSS,2014
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa responden wilayah
Cengkareng tidak harus mengonsumsi nasi ketika masih kenyang
60
sebanyak 135 orang atau sebesar 67,5%, sedangkan yang masih
mengharuskan untuk memakan nasi ketika kenyang sebanyak 65 orang
atau sebesar 32,5%.
5.2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif menggunakan data kuesioner yang telah
berbentuk angka-angka yang diolah dan digunakan sebagai hasil pengukuran.
Angka-angka yang diperoleh dari hasil olahan kuesioner, kemudian dianalisis
dengan menggunakan skala likert dan jumlah score terhadap variabel-variabel.
5.2.1. Persepi Responden terhadap Variabel Faktor Sosial (X4)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor sosial,
menggambarkan sejauh mana responden dapat menerima indicator-indikator
yang terdapat pada kuesioner. Persepi terhadap sesuatu hal yang baru,
seseorang bisa dipengaruhi oleh kelompok yang memiliki hubungan dekat
ataupun tidak. Menurut Kotler dan Keller (2009), perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor – faktor sosial seperti kelompok acuan atau referensi,
keluarga serta peran dan status sosial. Tabel 17 menunjukkan skor dari
indicator-indikator faktor sosial terhadap persepsi konsumsi pangan pokok
non beras.
Tabel 17. Analisis Data Responden Variabel Faktor SosialFrekuensi Presentase
Sangat Menerima 0 0 %Menerima 52 26 %Kurang Menerima 131 65,5 %Tidak Menerima 17 8,5 %Sangat Tidak Menerima 0 0 %
Jumlah 200 100%
61
Berdasarkan hasil penelitian, faktor sosial dengan persepsi yang baik
dipengaruhi oleh keluarga. Responden menerima bahwa keluarga bisa
membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
Selain keluarga yang bisa diterima oleh responden, peran dan status sosial
juga mempengaruhi persepsi reponden terhadap konsumsi pangan pokok non
beras. Sedangkan teman tidak bisa diterima oleh responden untuk
mempengaruhi persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non
beras. Kelompok keagamaan, kesibukan pekerjaan, dan gengsi, kurang
diterima oleh responden dalam mempengaruhi persepsi konsumsi pangan
pokok non beras.
5.2.2. Persepsi Responden terhadap Variabel Faktor Budaya (X5)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor budaya,
menggambarkan sejauh mana responden dapat beradaptasi dengan indicator-
indikator yang terdapat pada kuesioner. Menurut Mitchell Terence R (1997),
budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu -
individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.. Tabel 18 menunjukkan
skor dari indicator-indikator faktor budaya terhadap persepsi konsumsi pangan
pokok non beras.
62
Tabel 18. Analisis Data Responden Variabel Faktor BudayaFrekuensi Presentase
Sangat Adaptif 0 0%Adaptif 136 68%Kurang Adaptif 64 32%Tidak Adaptif 0 0%Sangat Tidak Adaptif 0 0%
Jumlah 200 100%
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh faktor
budaya, responden adaptif terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
Indicator yang dapat membawa persepsi yang baik dan beradaptasi terhadap
pangan pokok non beras yaitu, informasi tentang pangan pokok non beras,
kebiasaan konsumsi masyarakat, dan penilaian responden terahadap pangan
pokok non beras. Selain itu, penilaian kualitas pagan pokok non beras dalam
mempengaruhi keluarga untuk mengkonsumsi, kurang adaptif dalam
membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
5.2.3. Persepsi Responden terhadap Variabel Faktor Pribadi (X6)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable faktor pribadi,
menggambarkan sejauh mana pribadi responden memiliki keterbukaan
terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Faktor pribadi adalah
karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Brooks dan
Emmert (1997) menontraskan karakteristik orang yang bersikap terbuka
dengan karakteristik orang yang bersikap tertutup. Sikap terbuka: Menilai
pesan secara objektif dengan menggunakan data dan keajegan logika,
membedakan dengan mudah, melihat nuansa dan sebagainya, berorientasi
63
pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, lebih bersifat profesional
dan bersedia merubah keperceyaannya. Sikap tertutup: menilai pesan
berdasarkan motif-motif pribadi, berpikir simplistis, artinya berpikir hitam
putih (tanpa nuansa), bersandar lebih banyak pada sumber pesan daripada isi
pesan, dan mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari sumbernya
sendiri, bukan dari sumber kepercayaan orang lain, secara kaku
mempertahankan dan memegang teguh sistem kepercayaannya. Tabel 19
menunjukkan skor dari indicator-indikator faktor pribadi terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras.
Tabel 19. Analisis Data Responden Variabel Faktor PribadiFrekuensi Presentase
Sangat Terbuka 0 0 %Terbuka 123 66,5 %Kurang Terbuka 77 38,5 %Tidak Terbuka 0 0 %Sangat Tidak Terbuka 0 0 %
Jumlah 200 100%
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari faktor
pribadi, responden memiliki keterbukaan terhadap konsumsi pangan pokok
non beras. Indicator yang dapat membawa persepsi yang baik dan terbukanya
responden terhadap pangan pokok non beras yaitu siklus hidup responden,
gaya hidup, usia, dan perubahan fisik. Sedangkan, pekerjaan dan makanan
yang praktis kurang membawa responden untuk terbuka terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras.
5.2.4. Persepsi Responden terhadap Variabel Motivasi (X7)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable motivasi,
menggambarkan sejauh mana responden menginginkan konsumsi pangan
pokok non beras. Menurut T. Hani Handoko (2003), mengemukakan bahwa
64
motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Tabel 20
menunjukkan skor dari indicator-indikator faktor pribadi terhadap persepsi
konsumsi pangan pokok non beras.
Tabel 20. Analisis Data Responden Variabel MotivasiFrekuensi Presentase
Motivasi sangat tinggi 0 0 %Motivasi tinggi 37 18,5 %Kurang Motivasi 147 73,5 %Motivasi rendah 16 8 %Motivasi sangat rendah 0 0 %
Jumlah 200 100%
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari
motivasi, responden kurang memiliki keinginan terhadap konsumsi pangan
pokok non beras. Indicator-indikator yang terdapat dalam motivasi, seperti
harga pangan pokok non beras, kepuasan responden dalam mengonsumsi
pagan pokok non beras, kemudahan memperoleh pangan pokok non beras, dan
kebutuhan biologis, kurang memberikan keinginan responden dalam
membawa persepsi yang baik terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
5.2.5. Persepsi Responden Terhadap Konsumsi Pangan Non Beras (Y)
Hasil dari skor yang didapatkan pada variable persepsi konsumsi
pangan pokok non beras, menggambarkan sejauh mana responden memilik
persepsi yang positif terhadap konsumsi pangan pokok non beras. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000), mengartikan persepsi sebagai proses di mana
individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus menjadi
65
gambaran yang bermakna dan koheren. Tabel 21 menunjukkan skor dari
indikator-indikator persepsi terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
Tabel 21. Analisis Data Responden Variabel Persepsi Konsumsi PanganPokok Non Beras
Frekuensi PresentasePersepsi sangat positif 0 0 %Persepsi positif 62 31 %Netral 129 64,5 %Persepsi negatif 9 4,5 %Persepsi sangat negatif 0 0 %
Jumlah 200 100%
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata skor yang diperoleh dari
persepsi, persepsi responden kurang positif terhadap konsumsi pangan pokok
non beras. Indicator-indikator yang terdapat dalam persepsi, seperti
perbandingan antara pangan beras dan pangan pokok non beras, dan pangan
beras bisa disubtitusi pangan pokok non beras, hal tersebut kurang
memberikan persepsi yang positif untuk responden wilayah Jakarta Barat.
5.3. Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi
yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi
secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data
akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005).
66
Gambar 3. Kurva Uji Normalitas
Berdasarkan analisis kurva pada lampiran 3, dapat dilihat bahwa titik-titik
data menyebar di sekitar diagram mengikuti garis diagonal lurus. Jadi,
disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi
normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
2. Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal
(Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat
dari Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF>10, terjadi
multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF<10, tidak terjadi multikolinearitas
(Wijaya, 2009).
67
Tabel 22. VIF dan Nilai Toleransi
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF1 (Constant)
Umur .897 1.114Pendidikan Terakhir .887 1.127Pendapatan .834 1.199Faktor Sosial .807 1.240Faktor Budaya .775 1.291Faktor Pribadi .790 1.266Motivasi .755 1.325
Berdasarkan Tabel 22, didapatkan hasil output data bahwa semua nilai
koefisien variable VIF<10, hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinieritas
dan uji multikolinieritas terpenuhi.
3. Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai
suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada
tidaknya Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-
koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang
dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi
dasar regresi linear, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua
pengamatan atau disebut homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasari, 2010)
68
Gambar 4.
Dari Gambar 4, dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y dan uji heteroskedastisitas terpenuhi.
4. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk melihat baik atau tidaknya suatu
persamaan regresi. Autokorelasi dapat diuji dengan uji Durbin-Watson
(DW). Jika DW < -2 terjadi autokorelasi positif, DW berada di antara -2
dan +2 tidak terjadi autokorelasi, DW > +2 terjadi autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 23. Autokorelasi
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Error of theEstimate
Durbin-Watson
1 .459(a) .211 .182 3.14143 1.698
69
Berdasarkan Tabel 23, didapatkan nilai Durbin-Watson (DW
hitung) sebesar 1,698. Kriteria yang telah ditentukan, DW hitung berada
diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 1,698 ≤ 2, hal ini berarti tidak terjadi
autokorelasi dan uji Autokorelasi terpenuhi.
5.4. Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi, danMotivasi Terhadap Persepsi Pangan Pokok Non Beras di WilayahJakarta Barat
Menurut Kotler (2005) para konsumen membuat keputusan tidak dalam
sebuah tempat yang terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor-
faktor tersebut juga memberi pengaruh terhadap persepsi seseorang dalam
mengkonsumi pangan non beras.
Persepsi pangan non beras di wilayah Jakarta Barat dipengaruhi beberapa
faktor yang mempengaruhi persepsi responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan persepsi pangan non beras menjadi variabel dalam penelitian ini. Alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui persepsi pangan pokok non beras di wilayah
Jakarta Barat adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda melibatkan beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dapat diketahui variabel-variabel
bebas apa saja yang mempengaruhi variabel terikat karena tidak semua variabel
bebas dapat mempengaruhi variabel terikat secara nyata pada tingkat kepercayaan
tertentu. Selain itu, hasil analisis regresi linier berganda juga dapat menjelaskan
seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut.
70
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (Y) adalah persepsi
pangan pokok non beras di wilayah Jakarta Barat. Sedangkan yang menjadi
variabel bebas (X) adalah usia (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), faktor
sosial (X4), faktor budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7).
5.4.1 Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS 14.0, didapatkan model persamaan regresi
linier berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Regresi Pengaruh Faktor Sosial, Faktor Budaya, FaktorPribadi, dan Motivasi terhadap Persepsi Pangan Pokok NonBeras di wilayah Jakarta Barat
Variabel Koefiesien Thitung Fhitung Sig.
Konstanta 17.282 4.631
7.333
0.000
Usia -0.030 -1.122 0.263
Pendidikan Terakhir -0.345 -2.981 0.003
Pendapatan 0.107 0.462 0.645
Faktor Sosial 0.188 2.122 0.035
Faktor Budaya -0.096 -0.785 0.433
Faktor Pribadi 0.425 4.956 0.000
Motivasi 0.038 0.390 0.697
R2= 0.211
Ttabel=1.65
Ftabel= 2.37
Sumber: Data Olah SPSS,2014
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 25,
persamaan dapat di bentuk sehingga menjadi:
Y = 17.282 - 0.030 X1 - 0.345 X2 + 0.107 X3 + 0.188 X4 - 0.096 X5 + 0.425 X6 +0.038 X7 + e
71
Keterangan :`
X1 : Usia
X2: Pendidikan Terakhir
X3: Pendapatan
X4 : Faktor Sosial
X5: Faktor Budaya
X6: Faktor Pribadi
X7: Motivasi
Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS 14.0, didapatkan model persamaan regresi linier
berganda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 25. Dari persamaan di atas dapat
diintrepetasikan sebagai berikut :
1. Usia (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan, dengan nilai koefisien
-0.030 dan nilai signifikan 0.263. Artinya, apabila usia bertambah sebesar
1 tahun maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di wilayah
Jakarta Barat akan mengalami penurunan sebesar -0.030. Nilai thitung -
1.122 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh tidak signifikan. Jika
dikaitkan dengan siklus hidup responden yang paling banyak pada usia
<29 tahun merupakan usia dimana wanita masih hidup sendiri atau
keluarga muda, pada usia tersebut tidak mempengaruhi usianya untuk
mengonsumsi pangan pokok non beras .
2. Pendidikan (X2) berpengaruh negatif dan signifikan, dengan nilai
koefisien -0.345 dan nilai signifikan 0.003. Artinya, apabila Pendidikan
bertambah sebesar 1 tingkat maka persepsi konsumsi pangan pokok non
beras di wilayah Jakarta Barat akan mengalami penurunan sebesar -0.345.
72
Nilai thitung -2.981 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh tetapi
signifikan. Berdasarkan hasil pernyataan responden di Jakarta Barat
banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak berpengaruh akan
mengetahui pengetahuan mengenai konsumsi pangan pokok non beras,
karena kurangnya pemerintah memberikan informasi yang banyak
mengenai pangan pokok non beras.
3. Pendapatan (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai
koefisien 0.107 dan nilai signifikan 0.645. Artinya, apabila Pendapatan
bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.107. Nilai
thitung 0.462 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh dan tidak
signifikan. Penjelasan responden atas kesesuaian pendapatannya terhadap
harga pangan pokok non beras, menyatakan tidak berpengaruh dengan
harga pangan pokok non beras yang ditawarkan terjangkau.
4. Faktor sosial (X4) berpengaruh positif dan signifikan, dengan nilai
koefisien 0.188 dan nilai signifikan 0.035. Artinya, apabila Faktor sosial
bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.188. Nilai
thitung 2.122 lebih besar dari ttabel 1.65, berpengaruh tetapi signifikan.
Responden di Jakarta Barat menyatakan faktor social yang lebih besar
mempengaruhi persepsi responden yang positif terhadap konsumsi pangan
pokok non beras adalah dari kelompok primer yaitu keluarga responden,
sedangkan yang paling sedikit mempengaruhi adalah dari kelompok
73
sekunder (teman) yang menyatakan persepsi responden terhadap konsumsi
pangan pokok non beras.
5. Faktor budaya (X5) berpengaruh negatif dan tidak signifikan, dengan nilai
koefisien -0.096 dan nilai signifikan 0.433. Artinya, apabila Faktor budaya
bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan/penurunan sebesar -
0.096. Nilai thitung -0.785 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh
tetapi tidak signifikan. Responden di Jakarta Barat menyatakan kebiasaaan
mengonsumsi pangan yang lebih sering adalah nasi disbanding dengan
mengonsumsi pangan pokok non beras, karena selain kurangnya informasi
pengetahuan mengenai pangan pokok non beras, juga lebih mudah
ditemukan beras jika dibandingkan dengan pangan pokok non beras.
6. Faktor pribadi (X6) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai
koefisien 0.425 dan nilai signifikan 0.000. Artinya, apabila Faktor pribadi
bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.425. Nilai
thitung 4.956 lebih besar dari ttabel 1.65, berpengaruh tetapi tidak signifikan.
Responden dengan kesesuaian gaya hidupnya mempengaruhi dengan
pangan yang dikonsumsinya, karena faktor pribadi seseorang untuk
mengonsumsi pangan pokok non beras bervariatif.
7. Motivasi (X7) berpengaruh positif dan tidak signifikan, dengan nilai
koefisien 0.038 dan nilai signifikan 0.697. Artinya, apabila Motivasi
bertambah sebesar 1 maka persepsi konsumsi pangan pokok non beras di
wilayah Jakarta Barat akan mengalami peningkatan sebesar 0.038. Nilai
74
thitung 0.390 lebih kecil dari ttabel 1.65, tidak berpengaruh dan tidak
signifikan. Responden di Jakarta Barat memiliki motivasi untuk
mengkonsumsi pangan pokok non beras karena adanya dorongan untuk
kebutuhan biologis akan usia dan variasi gaya hidup responden.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor sosial (X4), faktor pribadi (X5), dan
motivasi (X7) berpengaruh positif terhadap persepsi konsumsi non beras di
wilayah Jakarta Barat. Dengan kata lain, apabila faktor sosial (X4), faktor pribadi
(X6), dan motivasi (X7) meningkat, maka akan diikuti peningkatan persepsi
pangan konsumsi non beras di wilayah Jakarta Barat.
Uji F Hitung digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
(usia (X1), pendidikan terakhir (X2), pendapatan (X3), faktor sosial (X4), faktor
budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7)) pada penelitian ini secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat
(persepsi konsumsi pangan non beras) di wilayah Jakarta Barat. Uji ini
membandingkan antara nilai F Hitung dengan F Tabel. Berdasarkan Tabel 25,
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000. Nilai F Hitung sebesar
7.33 lebih besar daripada F Tabel sebesar 2.37. Dengan kata lain, variabel-
variabel bebas, seperti usia (X1), pendidikan terakhir (X2), pendapatan (X3), faktor
sosial (X4), faktor budaya (X5), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7) mempunyai
pengaruh secara nyata secara bersama-sama terhadap persepsi konsumsi pangan
non beras di wilayah Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi Tabel 24, dapat diketahui
bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.211. Hal ini menunjukan
bahwa variasi nilai persepsi konsumsi pangan pokok non beras dapat dijelaskan
75
oleh usia, pendidikan terakhir, pendapatan, faktor sosial, budaya, pribadi, dan
motivasi dalam model persepsi konsumsi pangan pokok non beras yang diperoleh
sebesar 21,1%.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pangan
non beras di wilayah Jakarta Barat, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jakarta Barat terdiri dari 705.718 keluarga, dengan rata-rata usia
responden 35 tahun. responden di Jakarta Barat didominasi oleh ibu
rumah tangga yang mempunyai latar belakang pendidikan SMA atau
sederajat, dan bekerja atau memiliki profesi sebagai pegawai swasta.
Adapun rata-rata pendapatan keluarga per bulan sebesar Rp 2.500.000 -
Rp 3.500.000 dan rata-rata pengeluaran keluarga per bulan kurang lebih
sebesar Rp 2.500.000 - Rp. 3.500.000. Berdasarkan penelitian, semua
masyarakat Jakarta Barat mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok,
tetapi sebagian besar masyarakat mengetahui tentang pangan pokok non
beras.
2. Berdasarkan faktor sosial masyarakat kurang menerima adanya pangan
non beras. Faktor budaya, masyarakat Jakarta Barat adaptif terhadap
konsumsi pangan pokok non beras.. Faktor pribadi pada masyarakat
Jakarta Barat terbuka akan adanya pangan pokok non beras, kurangnya
motivasi masyarakat untuk mengonsumsi pangan pokok non beras,
77
sehingga pada perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan pokok non
beras keseluruhannya masyarakat Jakarta Barat kurang responsive
terhadap konsumsi pangan pokok non beras.
3. Faktor sosial (X4), faktor pribadi (X6), dan motivasi (X7) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap persepsi pangan non beras di Jakarta Barat.
Faktor budaya (X5) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
persepsi pangan non beras di Jakarta Barat. Nilai koefisien determinasi
(R2) adalah sebesar 0.211, variasi nilai persepsi konsumsi pangan pokok
non beras dapat dijelaskan oleh usia, pendidikan terakhir, pendapatan,
faktor sosil, budaya, pribadi, dan motivasi dalam model persepsi konsumsi
pangan pokok non beras yang diperoleh sebesar 21,1%.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat penulis berikan adalah
sebagai berikut:
1. Warga Jakarta Barat diharapkan sebelum usia lanjut lebih peduli terhadap
pangan pokok non beras, dan seharusnya lebih menyadari manfaat-
manfaat dari pangan pokok non beras.
2. Dari segi faktor sosial, keluarga yang dapat berperan dalam membuat
keputusan untuk mengonsumsi pangan pokok non beras, maka disarankan
masyarakat Jakarta Barat yang mengurus kebutuhan makanan dalam
sehari-hari tidak hanya bergantung pada konsumsi nasi. Dari segi faktor
78
pribadi dan motivasi, gaya hidup seseorang bisa merubah kebiasaannya
dalam mengonsumsi pangan, tidak hanya nasi yang harus memberi
kepuasan seseorang dalam mengonumsi pangan. Jawaban rata-rata yang
diperoleh setiap responden selain memakan nasi adalah mie instan.
Makanan cepat saji yang dibutuhkan warga Jakarta Barat dalam
mengonsumsi pangan, maka disarankan perlunya inovasi yang dibutuhkan
dalam menciptakan pangan pokok non beras selain mie instan untuk
melanjutkan upaya diversifikasi pangan.
3. Untuk penelitian yang akan datang, perlu ada penambahan variabel
terhadap persepsi konsumsi pangan pokok non beras.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul GhoniI Tri Bodroastuti. 2011. Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, PribadiDan Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen Pada Pembelian Rumah diPerumahan Griya Utama Banjardowo Semarang. tidak diterbitkan.
Anonim] 2009. http://agoesman120.wordpress.com/2009/06/27/pangan-lokal. [17Oktober 2013]
Ariani, M dan Ashari. 2003. Arah, Kendala, dan Pentingnya DiversifikasiKonsumsi Pangan di Indonesia. Forum Agro Ekonomi. Vol 21, No. 2.Desember. Bogor
Badan Pusat Statitstik. 2000. Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2000(Seri: RBL1.1). Jakarta: Badan Pusat Statitstik.
Badan Pusat Statistik RI. 2012. Susenas Tahun 2012. Jakarta: KementrianPertanian Republik Indonesia.
Basu Swasta, dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa PerilakuKonsumen, BPFE. Yogyakarta.
Brook, W,D. and P. Emmert. Speech Communication. Dubuque:Wm.C. BrownBrooks, R. and T. M Scheidel.1997
Budi Purbayu Santosa dan Ashari.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft.Axcel& SPSS. Yogyakarta. :Andi Offset.
Depkes RI. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://ilmu-kesehatan-masyarakat.blogspot.com/ (3 November 2014)
Ellen Dewi Fransiska. 2013. Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras danPangan Non Beras di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deli Serdang.
Engel JF, Blackwell RD, dan Miniard PW. 1995. Consumer Behavior 8 th Ed.Forth Worth, Texas: The Dryden Press.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Jakarta: Graha Ilmu
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Undip.
Gujarati, D. N. 2003. Basic econometrics 4th ed. Boston, Massachusetts: McGraw-Hill.
80
Hafsah J. 2006. Pertanian dan Pangan. Di dalam: Krisnamurthi dkk, editor.Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: Penerbit BukuKompas.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapanbelas. JPFEYogyakarta, Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara
Husein, Umar. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, CetakanKeempat. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Hurlock, Elizabeth. (2001). Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta :Erlangga.
Indonesia. Undang – Undang tentang Pangan, Undang – Undang No. 7 Tahun1996. LN. R.I. No. 99 Th 1996, TLN No. 3656.
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (cetakankesembilan belas), Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, dkk. 2007. Manajemen Pemasaran edisi: 12. PT Indeks Indonesia
Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Prinsip – prinsip pemasaran (12th ed). Jakarta:Erlangga.
Luthans, Fred., 1995. Organizational Behavior, 7th Ed. Singapore : McGraw-Hill,International Edition. Mangkunegara, Anwar Prab
Mowen JC dan Minor M. 1999. Consumer Behavior. 5 th Ed. New Jersey: PrenticeHall.
Nugroho, A. B. 2005. Metode statistik penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: AndiOffset.
Rini Budiningsih (Faktor–Faktor yang Berpengaruh Terhadap DiversifikasiKonsumsi Pangan Non-Beras di Kabupaten Magelang.
Riyadi. 2003. Kebiasaan Makan Masyarakat dalnn Kaitannya dengan PenganeKowumsi Pangan. Prosiding Simposiam Pangan dan Gizi serta Kongres IYBergizi dan Pangan Indonesia. Jakarta.
Riyanti, Vania. 2012. http://vaniariyanti.blogspot.com/2012/05/persepsi-konsumen-pengertian-persepsi.html [2 Juni 2013]
Robbins, Stephen P., 2001. Organizational Behavior, 9th Ed. Upper Saddle RiverNew Jersey 07458 : Prentice Hall International.
81
Santosa, Purbayu Budi, dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan MicrosoftExcel dan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Schiffman LG dan Kanuk LL. 2000. Consumer Behavior. 7th Ed. New Jersey:Prentice Hall.
Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen (edisi 7). Jakarta : Prentice Hall
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Sarjono. 2004. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remajadan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalamPemasaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Supranto, J. dan Limakrisna, Nanda. (2007). Perilaku Konsumen dan StrategiPemasaran : Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Mitra Wacana Media,Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit GhaliaIndonesia.
Wibowo, Rudi. 2000. Pertanian dan Pangan,Bunga Rampai Pemikiran MenujuKetahanan Pangan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Vika Shelayanti. 2013. Preferensi Pangan Pokok Non Beras di DesaParakan Trenggalek
PENGARUH USIA, PENDIDIKAN, PENDAPATAN, FAKTOR SOSIAL,BUDAYA, PRIBADI DAN MOTIVASI TERHADAP PERSEPSI KONSUMSI
PANGAN POKOK NONBERAS DI WILAYAH JAKARTA BARAT(KECAMATAN CENGKARENG)
PENELITI : BENITA FITRIANA
Nama Responden : ……………………………………………
Alamat (RT/RW) : ……………………………………………
Desa/ Kelurahan : ……………………………………………
Kecamatan : ……………………………………………
Kabupaten/ Kotamadya : ……………………………………………
Tanggal Wawancara : ……………………………………………
Enumerator : ……………………………………………
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015 M / 1436 H
Lampiran 1. Kuesioner Responden
83
1. Nama : ………………………………………………..…...
2. Jenis Kelamin* : L / P
3. Usia : ………. tahun
4. Pekerjaan* :
a) Mahasiswa/pelajar
b) Pegawai swasta
c) Ibu rumah tangga
d) Wiraswasta
e) PNS/swasta
f) Lainnya, sebutkan ……..
5. Pendidikan Terakhir :
a) SD
b) SLTP
c) SMA
d) DIPLOMA
e) Perguruan Tinggi/Strata 1
6. Status dalam Keluarga :
a) Kepala rumah tangga b) Ibu rumah tangga c) Anak
7. Pendapatan keluarga (per bulan)
a) < Rp 2.500.000
b) Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
c) Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000
d) > Rp 5.000.000
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Lampiran 1. Kuesioner Responden
84
8. Pengeluaran keluarga (per bulan)
a) < Rp 2.500.000
b) Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000
c) Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000
d) > Rp 5.000.000
9. Apa yang biasanya dikonsumsi oleh keluarga Anda?
a) Nasi
b) Kentang
c) Ubi
d) Singkong
e) Lainnya ……………
(Sebutkan!)
Berikan alasannya? ………………………………..
10. Apakah anda mengkonsumsi nasi?
a) Ya b) Tidak
11. Apakah anda tahu tentang Pangan Pokok Non Beras?
a) Ya b) Tidak
12. Apakah yang anda konsumsi selain Nasi?
a) Kentang
b) Mie
c) Singkong
d) Ubi
e) Lainnya …………………
(Sebutkan!)
13. Dari pilihan jawaban di atas(no.12) apa yang paling sering anda konsumsi?
a) Kentang d) Ubi
b) Mie e) Lainnya ……… (Sebutkan!)
c) Singkong
Lampiran 1. Kuesioner Responden
85
14. Ketika anda sudah merasa kenyang mengkonsumsi makanan tersebut, apakah
anda harus mengkonsumsi nasi lagi?
a) Ya b) Tidak
15. Berapa kali dalam sehari anda makan?
a) 1 kali sehari
b) 2 kali sehari
c) 3 kali sehari
d) 4 kali sehari
e) Lebih dari 5 kali
Lampiran 1. Kuesioner Responden
86
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang menurut Andapaling sesuai
SS: Sangat Setuju KS : Kurang Setuju
S : Setuju TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya yang mengkonsumsi pangan pokoknon beras karena mengikuti teman saya
2Kelompok keagamaan atau masyarakatsekitar mempengaruhi sikap dan perilakukeluarga dalam mengkonsumsi PanganPokok Non Beras
3Keluarga (suami, istri,anak) dapat berperandalam keputusan untuk mengkonsumsiPangan Pokok Non Beras
4 Peran dan Status Sosial mempengaruhikonsumsi pangan pokok non beras
5 Kesibukan pekerjaan saya mempengaruhikonsumsi pangan pokok non beras
6 Dengan mengkonsumsi pangan pokok nonberas lebih merasa bergengsi
FAKTOR SOSIAL
Lampiran 1. Kuesioner Responden
87
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Informasi tentang pangan pokok non berassering terdengar
2Informasi pangan pokok non berasmempengaruhi keputusan untukmengkonsumsi pangan pokok bagi keluarga
3Kebiasaan masyarakat sekitar akanberpengaruh dalam mengkonsumsi panganpokok non beras
4 Saya yang akan menentukan pangan pokokapa yang akan di konsumsi untuk keluarga
5Saya merasa Pangan pokok non berasmemiliki kualitas yang baik untukdikonsumsi
6Penilaian kualitas pangan pokok non berasmempengaruhi keluarga untukmengkonsumsi
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Pekerjaan keluarga berpengaruh dalampemilihan pangan pokok
2 Siklus hidup mengharuskan saya memilihkonsumsi pangan pokok untuk keluarga
3 Gaya hidup yang bervariatif sangatberpangaruh dalam mengkonsumsi pangan
4Keluarga yang berpendapatan tinggi akanlebih memilih mengkonsumsi Pangan PokokNon Beras
5Usia dari setiap anggota keluargamenentukan apa saja yang di konsumsidalam pangan
FAKTOR BUDAYA
FAKTOR PRIBADI
Lampiran 1. Kuesioner Responden
88
6 Mengkonsumsi nasi akan membuat diri sayasemakin bertambah gemuk
7 Tanpa nasi, saya belum merasa kenyangmemakan selain nasi
8 Saya harus saya cenderung memilihmakanan yg praktis.
No Pernyataan SS S KS TS STS
1Harga Pangan Pokok Non Beras yang ditawarkan oleh pemerintah terjangkau olehmasyarakat Indonesia padda umunya
2Ketika Mengkonsumsi Pangan Pokok NonBeras telah memberikan kepuasaan bagikonsumennya
3 Pangan pokok non beras mudah di perolehdibandingkan pangan beras
4Mengonsumsi pangan pokok nonberasmembuat saya merasa lebih diterima olehlingkungan social
5Saya sebagai pengkonsumsi Pangan PokokNon Beras memiliki pengetahuan yang luasmengenai diversivikasi pangan
6Kebutuhan untuk kesehatan mendorongsaya mengonsumsi pangan pokok nonberas
MOTIVASI
Lampiran 1. Kuesioner Responden
89
No. Perilaku Konsumen SS S KS TS STS
1 Pangan beras lebih baik daripada pangannonberas
2 Mengonsumsi pangan pokok nonberaskurang bergengsi atau kurang berkelas
3 Saya merasa lebih mudah memperolehpangan pokok nonberas
4 Produk pangan nonberas tidak dapatdijadikan pangan pokok
5 Harga beras lebih terjangkau daripadaproduk pangan pokok nonberas
6 Saya lebih menyukai rasa beras/nasi
7 Produk pangan pokok nonberas hanyaditujukan bagi kalangan tertentu
8 Saya tidak bisa melewatkan sehari tanpamakan beras (nasi)
PERILAKUKONSUMEN
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
Karakteristik Responden
No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir
PendapatanKeluarga
PengeluaranKeluarga
1 43 3 3 2 12 23 2 4 2 23 25 2 3 1 14 23 2 3 1 15 49 2 5 2 16 32 3 3 2 27 36 2 4 2 18 25 2 5 1 19 35 2 5 3 210 30 3 3 2 211 57 3 4 1 112 27 2 4 2 113 23 3 3 1 114 25 2 3 4 315 27 2 3 4 416 25 2 3 4 317 57 4 2 4 418 25 2 5 4 419 26 2 5 2 220 26 3 3 1 121 25 3 3 2 222 50 3 3 4 423 36 2 5 1 124 30 2 4 2 125 25 2 3 2 226 46 3 3 2 227 23 3 5 4 428 27 2 4 2 229 29 2 3 3 230 25 2 4 2 231 27 2 5 4 432 23 5 5 3 233 31 2 3 4 434 27 2 3 1 135 31 2 3 2 236 25 2 3 2 237 23 5 5 2 138 26 2 5 2 339 29 3 5 4 440 34 3 5 4 441 28 2 5 4 242 23 2 5 4 443 31 3 3 4 244 27 2 3 1 145 29 2 4 3 146 44 2 5 4 447 28 3 3 4 448 23 2 3 2 249 37 2 4 2 250 24 2 4 2 1
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
91
Lanjutan Karakteristik Responden
No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir
PendapatanKeluarga
PengeluaranKeluarga
51 24 2 5 4 252 36 2 4 2 353 28 2 5 2 254 39 2 5 2 255 25 2 3 2 256 26 2 3 1 257 40 2 3 4 458 35 4 5 3 359 23 3 3 4 460 24 2 5 2 261 26 3 3 2 262 27 3 3 3 263 30 4 5 1 464 33 2 3 4 365 25 3 5 2 266 29 3 3 3 467 34 2 3 4 468 41 3 3 4 469 42 2 3 3 270 58 3 5 2 171 25 2 3 4 372 28 3 5 1 473 31 2 3 2 174 39 3 3 2 275 40 3 1 1 176 43 2 3 3 177 37 2 3 2 278 44 4 3 4 379 37 2 3 2 280 31 3 3 2 281 36 3 3 2 282 35 5 4 4 483 27 2 3 2 184 40 3 3 1 185 23 2 3 3 186 31 3 3 2 287 57 3 4 1 188 57 4 2 4 489 50 3 3 4 490 46 3 3 2 291 26 2 5 2 392 40 2 3 4 493 35 5 5 3 394 26 4 3 2 295 25 3 5 2 296 58 3 5 2 197 40 3 3 1 298 28 4 3 3 399 30 2 3 2 2100 36 3 3 2 2
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
92
Lanjutan Karakteristik Responden
No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir
PendapatanKeluarga
PengeluaranKeluarga
101 41 5 5 3 3102 43 4 5 4 4103 34 3 3 2 2104 39 2 5 3 3105 36 2 3 3 3106 56 3 3 2 2107 41 2 5 3 3108 49 3 3 1 1109 55 3 3 2 2110 32 2 5 3 3111 44 4 3 2 2112 37 2 5 3 3113 41 4 5 2 2114 31 5 5 2 2115 36 2 4 2 2116 41 4 3 2 2117 33 5 5 2 2118 31 2 5 3 3119 25 2 3 3 3120 29 4 5 4 4121 38 2 5 4 3122 28 2 3 2 3123 28 4 4 2 2124 29 2 3 2 2125 29 2 5 2 2126 38 3 4 2 2127 39 3 4 3 3128 35 5 5 2 2129 27 2 5 2 2130 38 4 3 2 2131 37 4 5 1 1132 29 2 5 3 3133 31 2 5 3 3134 36 4 5 4 4135 29 2 5 4 4136 34 4 3 2 2137 48 4 3 1 1138 36 2 5 3 3139 29 2 5 2 2140 33 2 4 2 2141 41 5 5 2 2142 33 5 5 2 2143 30 4 3 2 2144 29 2 5 2 2145 32 3 5 4 4146 31 2 5 4 3147 30 2 5 4 4148 32 2 4 2 1149 31 2 5 4 3150 32 5 5 3 2
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
93
Lanjutan Karakteristik Responden
No Usia Pekerjaan PendidikanTerakhir
PendapatanKeluarga
PengeluaranKeluarga
151 25 2 5 4 3152 57 3 2 1 1153 34 3 3 1 1154 44 3 3 1 1155 31 3 3 1 1156 54 2 4 1 1157 44 3 3 1 1158 30 5 3 1 1159 28 3 3 1 1160 30 4 3 1 1161 47 4 3 1 1162 29 3 3 1 1163 27 5 5 2 2164 41 3 3 1 1165 33 4 3 1 1166 29 2 3 1 1167 33 3 3 2 2168 28 3 3 1 1169 43 5 3 1 1170 46 4 3 1 1171 32 2 3 1 1172 27 2 3 4 1173 33 2 4 1 1174 41 2 5 4 4175 43 3 3 1 2176 52 3 3 2 1177 28 2 4 3 3178 35 5 4 3 3179 42 5 5 4 4180 29 3 5 2 2181 34 3 4 2 2182 43 5 5 4 4183 45 2 5 4 4184 40 2 3 1 1185 41 2 4 3 3186 42 2 4 3 3187 42 2 5 4 4188 44 2 4 3 3189 45 5 5 3 3190 31 5 5 2 2191 41 5 5 4 4192 39 5 5 4 4193 41 2 4 3 3194 42 2 4 3 3195 45 5 5 3 3196 45 5 5 3 3197 41 5 5 3 3198 50 5 5 3 3199 39 5 5 3 3200 42 2 4 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
94
Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras KecamatanCengkareng Wilayah Jakarta Barat
No 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 2 2 2 42 1 1 2 2 2 2 33 1 1 1 2 2 2 34 1 1 1 2 2 2 35 1 1 1 1 1 2 36 1 1 1 2 2 1 27 1 1 2 1 1 2 38 1 1 1 1 2 2 39 1 1 2 1 1 2 310 1 1 1 1 1 2 211 1 1 1 4 3 2 212 1 1 2 2 2 2 413 1 1 1 2 2 1 214 1 1 1 3 2 2 315 1 1 1 1 2 2 316 1 1 1 2 2 1 317 1 1 1 2 2 2 318 1 1 1 2 2 1 419 1 1 1 1 1 1 420 1 1 1 2 2 1 421 1 1 2 2 2 1 322 1 1 1 2 2 2 323 1 1 1 5 1 1 224 1 1 1 5 1 1 225 1 1 1 2 2 1 426 1 1 1 2 2 2 327 1 1 1 1 1 2 328 1 1 1 2 1 1 329 1 1 1 2 2 2 330 1 1 1 2 2 1 331 1 1 1 1 1 2 432 1 1 1 1 2 2 233 1 1 1 2 2 2 234 1 1 1 2 2 2 335 1 1 1 2 2 2 336 1 1 1 2 2 1 437 1 1 1 2 2 1 338 1 1 1 2 2 1 339 1 1 1 2 2 1 340 1 1 1 1 2 2 341 1 1 1 1 2 1 342 1 1 1 2 2 2 243 1 1 1 2 2 2 244 1 1 1 2 2 2 345 1 1 1 2 2 2 246 1 1 1 1 1 2 247 1 1 1 1 2 2 248 1 1 1 2 2 2 249 1 1 1 2 2 2 350 1 1 1 2 2 2 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
95
Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat
No 9 10 11 12 13 14 15
51 1 1 2 1 1 2 152 1 1 1 2 2 2 253 1 1 1 1 1 1 254 1 1 1 2 2 2 355 2 2 1 1 1 2 356 1 1 1 2 2 2 457 1 1 2 3 3 2 258 1 1 1 1 1 1 459 1 1 1 2 2 2 360 1 1 1 2 2 1 461 4 1 1 3 3 2 262 1 1 2 3 3 2 263 1 1 1 1 2 2 264 1 1 2 1 1 2 265 1 1 1 2 2 1 366 1 1 1 2 2 2 267 1 1 1 2 2 1 468 1 1 1 2 2 2 369 1 1 1 2 2 2 270 1 1 1 1 1 2 271 1 1 1 1 1 1 372 1 1 1 2 2 2 373 1 1 1 2 2 2 374 1 1 1 2 2 1 375 1 1 2 1 2 1 376 1 1 1 5 2 1 377 1 1 1 2 2 1 378 1 1 1 2 2 2 279 1 1 1 2 2 1 380 1 1 1 2 2 2 381 1 1 1 2 2 2 382 1 1 1 1 1 1 383 1 1 1 2 2 2 284 1 1 2 1 2 1 385 1 1 1 5 2 1 386 1 1 1 2 2 2 387 1 1 1 4 3 2 288 1 1 1 2 2 2 389 1 1 1 2 2 2 390 1 1 1 2 2 2 391 1 1 1 2 2 1 392 1 1 2 3 3 2 293 1 1 1 1 1 1 494 4 1 1 3 3 2 295 1 1 1 2 2 1 396 1 1 1 1 1 2 297 1 1 2 2 2 1 298 1 1 1 2 2 1 399 1 1 1 2 2 1 3100 1 1 1 2 2 2 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
96
Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat
No 9 10 11 12 13 14 15
101 1 1 1 1 1 2 3102 1 1 1 3 3 2 3103 1 1 1 4 4 2 4104 1 1 1 1 1 2 3105 1 1 1 1 1 2 3106 1 1 1 3 3 1 3107 1 1 1 1 1 2 3108 1 2 1 2 2 2 3109 1 1 1 3 3 2 3110 1 1 1 1 1 2 3111 1 1 1 2 2 1 3112 1 1 1 1 1 2 3113 1 1 1 2 2 2 3114 1 1 1 2 2 2 3115 1 1 1 2 2 2 3116 1 1 1 2 2 2 3117 1 1 1 2 2 2 3118 1 1 1 1 1 2 3119 1 1 1 1 1 2 3120 1 1 1 1 1 2 2121 1 1 1 2 2 2 3122 1 1 1 2 2 2 3123 1 1 1 5 2 2 2124 1 1 1 2 2 1 3125 1 1 1 2 1 2 2126 1 1 1 2 2 2 3127 1 1 1 2 2 2 3128 1 1 1 2 2 2 3129 1 1 1 2 2 1 3130 1 1 1 2 2 2 3131 1 1 1 3 3 2 2132 1 1 1 1 1 2 2133 1 1 1 1 1 2 2134 1 1 1 1 1 2 3135 1 1 1 1 1 2 3136 1 1 1 3 3 2 3137 1 1 1 2 2 2 3138 1 1 1 1 1 2 3139 1 1 1 2 2 2 3140 1 1 1 2 2 2 3141 1 1 1 3 3 2 3142 1 1 1 2 2 1 3143 1 1 1 2 2 2 3144 1 1 1 3 3 2 3145 1 1 1 2 2 2 2146 2 1 1 1 1 2 3147 1 1 1 1 1 2 3148 1 1 1 2 2 1 3149 1 1 1 2 2 2 2150 2 2 1 1 1 1 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
97
Lanjutan Kebiasaan dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non BerasKecamatan Cengkareng Wilayah Jakarta Barat
No 9 10 11 12 13 14 15
151 1 1 1 2 2 2 3152 1 1 2 2 2 2 3153 1 1 1 2 2 1 3154 1 1 1 2 2 2 3155 1 1 1 2 2 2 3156 1 1 1 1 1 2 1157 1 1 1 2 2 1 3158 1 1 2 2 2 1 3159 1 1 1 2 2 2 3160 1 1 1 2 2 1 3161 1 1 1 2 2 2 3162 1 1 1 2 2 1 3163 1 1 1 2 2 2 3164 1 1 1 2 2 1 3165 1 1 1 2 2 2 3166 1 1 1 1 2 1 3167 1 1 1 1 1 2 2168 1 1 1 2 2 2 3169 1 1 1 2 2 1 3170 1 1 1 2 2 1 3171 1 1 1 2 2 3 3172 1 1 1 2 2 2 3173 1 1 1 2 2 2 3174 1 1 1 1 2 1 3175 1 1 1 2 2 2 3176 1 1 1 2 2 2 3177 1 1 1 2 2 1 3178 1 1 1 2 2 1 3179 1 1 1 2 2 2 2180 1 1 1 2 2 1 3181 1 1 1 2 2 2 3182 1 1 1 1 2 2 3183 1 1 1 1 1 2 3184 1 1 2 2 2 1 2185 1 1 1 1 2 1 2186 1 1 1 1 2 1 2187 1 1 1 2 2 1 3188 1 1 1 1 2 1 2189 1 1 1 2 2 2 3190 1 1 1 2 2 2 3191 1 1 1 1 1 2 2192 1 1 1 1 1 2 2193 1 1 1 1 2 1 3194 1 1 1 1 2 1 3195 1 1 1 2 2 2 3196 1 1 1 2 2 2 3197 1 1 1 2 2 2 3198 1 1 1 2 2 2 3199 1 1 1 2 2 2 3200 1 1 1 1 2 1 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
98
Faktor Sosial
No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
1 2 3 4 3 2 4 18 3 22 2 2 4 2 1 2 13 2 23 2 4 4 2 4 2 18 3 24 1 4 4 3 4 2 18 3 25 2 2 2 2 2 2 12 2 26 1 2 3 3 3 3 15 3 27 2 4 4 4 2 2 18 3 28 2 4 3 4 4 3 20 3 29 2 1 2 4 4 2 15 3 210 2 2 3 3 4 3 17 3 211 2 2 4 2 2 2 14 2 212 2 2 2 2 4 4 16 3 213 2 1 2 3 4 2 14 2 214 2 5 2 2 4 4 19 3 215 2 5 4 4 4 3 22 4 216 2 5 5 4 3 2 21 4 217 4 3 4 3 4 2 20 3 2 1718 4 4 5 4 3 5 25 4 319 2 5 4 5 3 5 24 4 320 4 3 5 3 4 3 22 4 321 3 3 3 3 3 3 18 3 322 3 4 5 3 4 3 22 4 323 2 3 4 4 1 4 18 3 324 2 2 4 4 3 3 18 3 325 2 4 3 1 5 3 18 3 326 3 4 2 5 4 2 20 3 327 4 3 4 4 3 3 21 4 328 3 3 4 4 4 3 21 4 329 2 3 4 3 4 3 19 3 330 3 3 3 4 5 5 23 4 331 4 4 4 5 4 4 25 4 332 2 2 4 4 4 2 18 3 333 3 3 4 4 4 3 21 4 334 2 4 4 4 4 2 20 3 335 2 2 3 4 4 4 19 3 336 2 3 4 4 4 3 20 3 337 3 5 4 4 4 2 22 4 338 3 3 5 4 4 3 22 4 339 3 3 4 4 5 3 22 4 340 3 3 4 3 5 3 21 4 341 2 4 5 4 2 2 19 3 342 4 4 4 4 1 1 18 3 343 2 4 5 2 2 1 16 3 344 2 2 4 4 4 2 18 3 345 2 2 4 4 4 2 18 3 346 2 2 5 5 4 3 21 4 347 2 2 5 2 3 2 16 3 348 3 3 4 5 4 3 22 4 349 3 3 3 3 3 2 17 3 350 1 4 4 4 4 3 20 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
99
Lanjutan Faktor Sosial
No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
51 3 3 3 3 3 3 18 3 352 3 3 3 3 3 3 18 3 353 3 3 4 4 4 4 22 4 354 3 5 4 3 4 3 22 4 355 3 3 4 3 3 4 20 3 356 4 4 4 4 2 2 20 3 357 2 2 1 5 4 3 17 3 358 2 4 3 3 2 1 15 3 359 1 4 5 3 2 3 18 3 360 2 4 4 4 4 2 20 3 361 4 3 5 3 4 5 24 4 362 2 2 2 2 3 2 13 2 363 2 2 4 4 2 2 16 3 364 3 4 4 4 4 3 22 4 365 3 4 3 4 5 1 20 3 366 2 1 4 4 5 1 17 3 367 1 1 5 3 4 1 15 3 368 1 1 5 3 4 1 15 3 369 3 3 4 4 4 3 21 4 370 2 3 4 4 4 3 20 3 371 2 4 5 3 1 2 17 3 372 3 2 4 4 5 4 22 4 373 1 1 4 3 4 3 16 3 374 3 3 4 4 4 3 21 4 375 3 2 4 5 3 1 18 3 376 3 3 4 3 3 3 19 3 377 2 3 4 3 4 3 19 3 378 3 2 4 5 4 5 23 4 379 2 3 4 3 4 3 19 3 380 3 4 4 4 4 3 22 4 381 2 3 4 3 4 3 19 3 382 4 4 2 2 4 4 20 3 383 2 2 4 3 4 2 17 3 384 3 2 4 5 3 1 18 3 385 3 3 4 3 3 3 19 3 386 3 3 4 4 4 3 21 4 387 2 2 4 2 2 2 14 2 388 4 3 4 3 4 2 20 3 389 3 4 5 3 4 3 22 4 390 3 4 2 5 4 2 20 3 391 3 3 5 4 4 3 22 4 392 2 2 1 5 4 3 17 3 393 2 4 3 3 2 1 15 3 394 4 3 5 3 4 5 24 4 395 3 4 3 4 5 1 20 3 396 2 3 4 4 4 3 20 3 397 2 2 5 5 5 3 22 4 398 3 4 4 4 4 3 22 4 399 3 3 4 4 4 4 22 4 3100 2 3 4 3 4 3 19 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
100
Lanjutan Faktor Sosial
No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
101 4 2 4 2 2 2 16 3 3102 4 2 4 2 2 2 16 3 3103 2 4 4 2 2 2 16 3 3104 4 2 4 4 2 2 18 3 3105 4 2 4 4 2 4 20 3 3106 2 2 4 2 2 2 14 2 3107 4 2 4 4 2 4 20 3 3108 2 2 4 2 2 2 14 2 3109 2 2 4 3 3 3 17 3 3110 1 1 3 3 2 3 13 2 3111 1 1 4 3 2 3 14 2 3112 2 2 4 3 2 3 16 3 3113 2 3 4 3 2 3 17 3 3114 2 2 3 3 2 2 14 2 3115 3 3 5 3 2 3 19 3 3116 2 2 5 3 2 3 17 3 3117 2 2 4 3 2 3 16 3 3118 2 2 4 4 2 3 17 3 3119 2 3 3 4 4 4 20 3 3120 1 1 4 4 5 1 16 3 3121 3 4 4 5 4 3 23 4 3122 3 4 4 5 4 3 23 4 3123 1 1 3 4 3 3 15 3 3124 3 2 4 4 4 3 20 3 3125 3 4 4 4 3 3 21 4 3126 4 2 4 2 1 1 14 2 3127 2 2 4 3 1 2 14 2 3128 2 2 5 3 3 3 18 3 3129 2 2 4 4 3 3 18 3 3130 2 2 4 3 2 2 15 3 3131 3 2 4 2 3 3 17 3 3132 2 2 5 3 2 3 17 3 3133 2 2 3 3 3 3 16 3 3134 2 2 4 3 3 3 17 3 3135 2 2 3 2 2 2 13 2 3136 2 2 4 3 2 3 16 3 3137 2 2 4 2 2 3 15 3 3138 2 2 5 3 2 2 16 3 3139 5 3 4 3 2 3 20 3 3140 2 3 4 3 2 3 17 3 3141 3 3 3 2 2 2 15 3 3142 2 3 5 3 2 3 18 3 3143 3 3 4 2 2 2 16 3 3144 3 3 4 3 2 3 18 3 3145 3 4 4 5 4 5 25 4 3146 3 3 4 3 5 3 21 4 3147 2 3 4 4 4 3 20 3 3148 4 4 3 4 3 3 21 4 3 131149 3 4 4 4 4 3 22 4 4150 3 3 4 4 4 3 21 4 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
101
Lanjutan Faktor Sosial
No X11 X12 X13 X14 X15 X16 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
151 3 4 4 4 5 3 23 4 4152 2 2 4 2 1 3 14 2 4153 2 3 4 3 3 3 18 3 4154 3 4 3 3 3 4 20 3 4155 2 4 4 3 2 3 18 3 4156 4 4 2 2 4 2 18 3 4157 2 4 2 3 3 14 2 4158 2 4 3 4 2 4 19 3 4159 3 4 3 4 3 3 20 3 4160 2 4 3 4 2 2 17 3 4161 2 4 4 2 2 3 17 3 4162 3 4 4 3 2 3 19 3 4163 2 2 2 4 2 2 14 2 4164 2 4 5 4 2 2 19 3 4165 2 4 3 4 4 4 21 4 4166 3 2 4 5 3 1 18 3 4167 3 2 3 2 3 2 15 3 4168 3 4 3 4 3 3 20 3 4169 4 4 4 4 4 4 24 4 4170 2 3 4 4 2 3 18 3 4171 2 4 4 4 4 2 20 3 4172 2 3 2 4 4 4 19 3 4173 4 4 4 4 4 4 24 4 4174 4 3 4 3 2 2 18 3 4175 3 2 4 4 2 2 17 3 4176 3 2 4 4 2 2 17 3 4177 2 4 3 4 4 4 21 4 4178 3 4 4 4 4 4 23 4 4179 2 2 4 4 2 4 18 3 4180 2 4 4 4 4 4 22 4 4181 2 2 4 3 3 4 18 3 4182 2 2 4 4 2 2 16 3 4183 4 4 2 2 1 1 14 2 4184 2 2 2 4 3 4 17 3 4185 2 3 4 2 4 4 19 3 4186 2 3 4 4 4 4 21 4 4187 4 3 4 3 2 2 18 3 4188 2 3 3 4 4 4 20 3 4189 2 4 4 4 2 2 18 3 4190 3 3 4 3 2 2 17 3 4191 4 4 4 4 2 2 20 3 4192 4 4 4 2 3 4 21 4 4193 4 3 4 4 4 4 23 4 4194 4 3 4 4 4 4 23 4 4195 4 4 3 2 2 4 19 3 4196 2 4 3 4 2 2 17 3 4197 4 4 4 2 2 4 20 3 4198 4 4 3 4 2 2 19 3 4199 2 4 4 2 2 2 16 3 4200 2 2 4 4 4 4 20 3 4 52
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
102
Faktor Budaya
No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
1 5 3 5 3 3 3 22 4 32 4 2 2 4 4 2 18 3 33 3 3 4 3 4 4 21 4 34 3 3 4 2 4 4 20 3 35 4 3 3 3 3 3 19 3 36 4 4 4 3 3 2 20 3 37 3 4 4 3 3 4 21 4 38 3 4 4 3 2 4 20 3 39 5 5 1 4 4 2 21 4 310 4 3 3 5 4 4 23 4 311 4 4 4 2 4 4 22 4 312 3 3 2 3 4 2 17 3 313 3 4 3 3 4 4 21 4 314 1 4 4 5 5 4 23 4 315 1 4 4 5 5 4 23 4 316 1 4 4 5 5 4 23 4 317 3 4 4 4 4 4 23 4 318 5 4 4 3 5 4 25 4 319 3 5 3 4 4 5 24 4 320 4 4 3 3 4 2 20 3 321 4 3 4 3 3 4 21 4 322 4 4 4 4 3 4 23 4 323 4 3 4 4 4 3 22 4 324 4 3 3 2 3 2 17 3 325 4 3 1 5 2 5 20 3 326 5 4 3 5 2 4 23 4 327 4 4 4 3 3 5 23 4 328 4 4 3 3 3 4 21 4 329 4 4 4 3 4 4 23 4 330 3 3 4 4 3 4 21 4 331 4 4 4 4 4 5 25 4 332 4 4 4 4 4 4 24 4 333 4 4 4 3 4 4 23 4 334 4 4 4 4 4 4 24 4 335 4 3 3 5 3 4 22 4 336 3 4 4 5 3 5 24 4 337 2 4 5 3 4 2 20 3 338 3 3 4 3 4 3 20 3 339 3 3 4 3 5 3 21 4 340 3 3 4 3 4 2 19 3 341 3 4 4 3 4 2 20 3 342 2 4 4 4 3 4 21 4 343 4 2 2 4 2 3 17 3 344 4 4 2 2 2 4 18 3 345 3 4 4 4 5 4 24 4 346 4 4 3 3 4 4 22 4 347 4 4 4 2 3 3 20 3 348 4 4 4 3 4 4 23 4 349 4 4 4 3 2 2 19 3 350 4 4 4 4 4 4 24 4 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
103
Lanjutan Faktor Budaya
No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
51 3 3 3 4 5 4 22 4 352 4 3 3 3 4 4 21 4 353 4 4 4 4 4 4 24 4 354 4 3 4 4 3 5 23 4 355 4 4 3 4 5 3 23 4 356 5 4 3 3 3 4 22 4 357 3 2 5 5 4 4 23 4 358 3 4 4 3 3 4 21 4 359 4 4 4 4 3 3 22 4 360 4 4 4 4 4 4 24 4 361 3 2 4 2 5 3 19 3 362 3 3 4 4 4 4 22 4 363 4 4 4 1 3 4 20 3 364 4 4 4 4 4 4 24 4 3 6465 5 3 5 3 3 5 24 4 466 4 4 3 3 2 3 19 3 467 5 4 5 1 4 4 23 4 468 5 4 5 1 4 4 23 4 469 4 4 4 3 4 4 23 4 470 3 4 4 5 3 5 24 4 471 5 4 4 5 4 3 25 4 472 4 4 4 3 3 4 22 4 473 3 2 3 4 2 4 18 3 474 4 4 3 4 3 4 22 4 475 4 3 4 3 4 4 22 4 476 4 3 3 4 3 3 20 3 477 4 3 3 4 2 4 20 3 478 5 4 4 5 3 4 25 4 479 4 3 3 4 2 4 20 3 480 4 4 3 3 3 3 20 3 481 4 3 3 4 3 4 21 4 482 4 4 4 4 4 4 24 4 483 2 2 4 3 4 2 17 3 484 4 3 4 3 4 4 22 4 485 4 3 3 4 3 3 20 3 486 4 4 3 3 3 3 20 3 487 4 4 4 2 4 4 22 4 488 3 4 4 4 4 4 23 4 489 4 4 4 4 3 4 23 4 490 5 4 3 5 2 4 23 4 491 3 3 4 3 4 3 20 3 492 3 2 5 5 4 4 23 4 493 3 4 4 3 3 4 21 4 494 3 2 4 2 5 3 19 3 495 5 3 5 3 3 5 24 4 496 3 4 4 5 3 5 24 4 497 4 4 5 5 3 2 23 4 498 4 4 4 4 3 4 23 4 499 4 4 4 4 3 4 23 4 4100 4 3 3 4 3 4 21 4 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
104
Lanjutan Faktor Budaya
No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
101 4 4 4 4 3 3 22 4 4102 2 4 4 4 4 4 22 4 4103 1 4 5 4 4 4 22 4 4104 2 4 4 4 4 3 21 4 4105 2 4 4 4 4 3 21 4 4106 2 4 4 4 3 3 20 3 4107 4 4 4 4 4 2 22 4 4108 3 4 4 4 2 2 19 3 4109 4 4 4 4 2 2 20 3 4110 5 5 4 3 4 4 25 4 4111 4 5 4 3 4 4 24 4 4112 4 4 4 2 4 4 22 4 4113 4 5 5 3 4 4 25 4 4114 4 4 4 2 4 4 22 4 4115 5 5 4 3 4 5 26 4 4116 4 4 4 3 5 5 25 4 4117 4 5 5 3 4 4 25 4 4118 4 4 4 2 4 4 22 4 4119 4 4 3 4 4 4 23 4 4120 4 4 4 3 3 3 21 4 4121 4 4 4 4 3 4 23 4 4122 3 4 4 3 3 4 21 4 4123 4 4 3 2 4 4 21 4 4124 4 4 4 3 4 4 23 4 4125 4 4 4 4 4 4 24 4 4126 4 3 2 3 4 4 20 3 4127 4 4 4 3 4 4 23 4 4128 4 4 2 2 5 5 22 4 4129 4 4 5 3 4 4 24 4 4130 5 5 4 2 4 5 25 4 4131 4 4 4 2 3 4 21 4 4132 5 5 4 3 4 3 24 4 4133 5 5 3 3 4 4 24 4 4134 5 5 4 2 4 4 24 4 4135 5 5 4 3 3 4 24 4 4136 5 5 3 3 4 5 25 4 4137 4 5 4 3 3 5 24 4 4138 4 4 4 3 4 4 23 4 4139 5 4 2 1 2 4 18 3 4140 4 5 3 2 4 3 21 4 4141 4 5 4 2 3 4 22 4 4142 5 4 2 3 4 4 22 4 4143 4 4 4 2 4 3 21 4 4144 5 4 4 2 4 4 23 4 4145 5 4 4 2 3 3 21 4 4146 4 4 3 3 4 4 22 4 4147 4 4 4 4 4 4 24 4 4148 4 3 4 4 3 3 21 4 4149 4 3 4 2 3 3 19 3 4150 4 4 4 4 4 4 24 4 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
105
Lanjutan Faktor Budaya
No X21 X22 X23 X24 X25 X26 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
151 4 4 5 4 3 4 24 4 4152 2 2 3 4 3 4 18 3 4153 3 3 4 4 3 3 20 3 4154 4 3 4 4 4 3 22 4 4155 4 3 4 3 4 2 20 3 4156 3 3 2 4 4 4 20 3 4157 3 4 3 3 3 4 20 3 4158 4 4 4 4 2 4 22 4 4159 3 3 4 3 3 3 19 3 4160 3 3 4 3 3 3 19 3 4161 2 3 3 4 3 3 18 3 4162 4 4 3 4 3 4 22 4 4163 4 4 2 2 4 4 20 3 4164 2 2 4 3 3 3 17 3 4165 3 3 4 3 3 3 19 3 4166 4 3 4 2 4 4 21 4 4167 4 4 4 3 4 4 23 4 4168 3 3 4 3 3 3 19 3 4169 2 2 4 4 3 4 19 3 4170 4 3 4 4 3 2 20 3 4171 4 4 4 4 4 4 24 4 4172 2 3 3 5 3 4 20 3 4173 4 4 4 2 3 4 21 4 4174 4 4 3 5 5 4 25 4 4175 4 4 4 2 4 3 21 4 4176 4 4 2 4 4 2 20 3 4177 2 2 4 2 4 4 18 3 4178 4 4 4 4 4 4 24 4 4179 2 2 2 4 5 4 19 3 4180 4 4 4 2 4 4 22 4 4181 4 4 2 4 4 3 21 4 4182 2 4 3 4 4 2 19 3 4183 4 4 4 4 4 2 22 4 4184 4 4 2 4 4 2 20 3 4185 4 4 4 2 2 4 20 3 4186 3 2 3 4 2 3 17 3 4187 4 4 3 5 5 4 25 4 4188 2 2 3 4 4 3 18 3 4189 4 3 4 3 2 2 18 3 4190 4 4 4 4 2 2 20 3 4191 4 4 4 5 5 4 26 4 4192 3 4 4 4 4 2 21 4 4193 3 3 4 4 4 2 20 3 4194 4 4 2 2 4 4 20 3 4195 4 4 3 4 4 2 21 4 4196 4 4 3 5 3 4 23 4 4197 4 4 3 4 4 3 22 4 4198 4 4 3 5 2 4 22 4 4199 4 4 3 3 3 4 21 4 4200 2 2 4 4 2 4 18 3 4 136
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
106
Faktor Pribadi
No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
1 5 4 5 3 3 3 2 3 28 4 32 1 2 3 2 2 5 5 5 25 3 33 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 34 3 4 4 2 2 4 5 2 26 3 35 3 3 3 3 3 4 4 3 26 3 36 4 4 3 3 2 3 4 4 27 3 37 4 4 4 4 4 4 3 2 29 4 38 4 4 4 3 3 4 3 3 28 4 39 5 5 5 4 2 2 2 2 27 3 310 4 3 3 4 4 4 3 4 29 4 311 4 4 4 2 4 4 4 4 30 4 312 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 313 4 3 4 2 3 3 3 3 25 3 314 4 4 4 3 3 2 4 4 28 4 315 4 4 4 4 4 2 2 4 28 4 316 5 5 5 2 2 3 5 2 29 4 317 4 4 5 3 4 4 4 3 31 4 318 3 3 3 4 3 4 4 4 28 4 319 5 3 5 4 5 5 4 3 34 4 320 3 4 4 4 4 4 3 3 29 4 321 4 3 3 5 5 4 4 3 31 4 322 4 4 4 3 4 5 3 4 31 4 323 3 3 2 2 3 3 5 3 24 3 324 2 2 2 4 4 4 4 4 26 3 325 4 2 5 3 5 4 4 2 29 4 326 3 4 2 3 4 4 4 4 28 4 327 3 3 4 3 4 4 3 3 27 3 328 4 4 4 3 4 2 4 4 29 4 329 3 4 4 3 4 3 3 4 28 4 330 3 3 3 4 4 5 5 5 32 4 331 4 5 4 4 5 3 4 5 34 4 332 4 4 4 4 4 2 2 2 26 3 333 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 334 4 4 4 3 4 2 5 2 28 4 335 4 4 3 3 5 3 4 3 29 4 336 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 337 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 338 4 5 4 4 5 4 4 4 34 4 339 4 4 4 3 3 3 5 3 29 4 340 4 4 4 3 3 3 3 3 27 3 341 4 3 3 4 4 2 5 3 28 4 342 5 5 5 2 3 4 4 3 31 4 343 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 344 3 3 4 3 4 4 4 4 29 4 345 4 4 4 3 4 5 1 2 27 3 346 5 4 4 3 4 4 3 3 30 4 347 4 2 4 3 5 4 4 4 30 4 348 4 3 4 3 3 4 4 3 28 4 349 4 3 4 3 4 4 3 2 27 3 350 3 4 3 3 4 4 4 4 29 4 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
107
Lanjutan Faktor Pribadi
No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
51 4 4 4 3 3 3 3 4 28 4 352 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 353 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 354 3 3 4 3 5 5 5 5 33 4 355 4 3 5 4 5 5 1 1 28 4 356 3 4 5 3 5 4 4 3 31 4 357 5 3 4 1 4 3 5 2 27 3 358 4 4 3 3 4 3 4 4 29 4 359 4 5 5 4 4 5 3 4 34 4 360 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 361 3 4 1 1 5 5 4 5 28 4 362 3 3 4 4 3 4 5 5 31 4 363 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 364 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 365 4 3 3 3 5 4 3 5 30 4 366 4 4 4 3 4 3 4 3 29 4 367 5 3 4 3 5 4 5 4 33 4 368 5 3 4 3 5 4 5 4 33 4 369 4 4 4 3 4 3 3 4 29 4 370 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 371 4 3 2 1 4 2 4 4 24 3 372 4 4 5 3 5 4 4 2 31 4 373 5 2 5 3 2 2 2 3 24 3 374 4 2 2 4 4 2 5 4 27 3 375 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 376 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 377 4 4 4 2 4 4 5 4 31 4 3 7778 4 4 4 4 4 4 2 2 28 4 479 4 4 4 2 4 4 5 4 31 4 480 3 4 4 3 3 2 5 4 28 4 481 4 4 3 4 4 2 5 4 30 4 482 4 4 4 4 4 2 3 3 28 4 483 2 2 4 3 4 2 5 3 25 3 484 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 485 4 3 4 5 4 4 4 3 31 4 486 3 4 4 3 3 2 5 4 28 4 487 4 4 4 2 4 4 4 4 30 4 488 4 4 5 3 4 4 4 3 31 4 489 4 4 4 3 4 5 3 4 31 4 490 3 4 2 3 4 4 4 4 28 4 491 4 5 4 4 5 4 4 4 34 4 492 5 3 4 1 4 3 5 2 27 3 493 4 4 3 3 4 3 4 4 29 4 494 3 4 1 1 5 5 4 5 28 4 495 4 3 3 3 5 4 3 5 30 4 496 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 497 5 4 1 3 5 5 3 4 30 4 498 4 3 4 3 4 3 4 3 28 4 499 4 4 4 4 4 4 4 3 31 4 4100 4 4 3 4 4 2 5 4 30 4 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
108
Lanjutan Faktor Pribadi
No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
101 2 2 4 4 4 5 1 1 23 3 4102 2 4 4 2 4 4 2 2 24 3 4103 2 4 5 4 5 5 1 1 27 3 4104 4 3 4 3 4 4 2 2 26 3 4105 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4106 2 4 4 4 4 3 2 2 25 3 4107 2 4 4 4 4 4 2 2 26 3 4108 2 2 4 4 4 4 4 2 26 3 4109 2 2 4 4 4 4 4 2 26 3 4110 3 5 4 3 4 5 5 3 32 4 4111 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4112 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4113 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4114 2 5 5 4 4 5 5 5 35 4 4115 2 4 4 3 4 5 5 5 32 4 4116 2 4 4 3 5 5 5 5 33 4 4117 3 4 5 3 4 4 4 4 31 4 4118 3 5 5 2 4 4 4 4 31 4 4119 4 4 4 3 3 3 3 4 28 4 4120 3 3 4 2 4 4 3 3 26 3 4121 4 4 4 4 4 3 3 3 29 4 4122 5 4 5 5 4 3 4 3 33 4 4123 4 3 3 3 3 3 2 3 24 3 4124 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 4125 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4126 2 4 4 3 4 4 2 4 27 3 4127 3 5 5 3 4 4 5 5 34 4 4128 3 5 5 2 4 4 4 4 31 4 4129 3 5 5 3 4 4 4 4 32 4 4130 3 4 5 2 4 4 5 5 32 4 4131 3 5 5 2 4 4 5 3 31 4 4132 3 4 5 3 4 4 5 3 31 4 4133 3 5 4 3 4 5 5 3 32 4 4134 3 4 4 3 5 5 5 3 32 4 4135 3 4 5 3 4 4 4 3 30 4 4136 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4137 3 4 4 3 4 5 5 4 32 4 4138 3 4 4 3 4 4 4 4 30 4 4139 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4140 3 4 4 2 4 5 5 3 30 4 4141 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4142 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4143 2 4 4 2 4 5 5 3 29 4 4144 2 4 4 2 4 4 4 3 27 3 4145 2 4 4 3 4 3 4 3 27 3 4146 3 3 4 4 4 3 4 4 29 4 4147 4 4 4 3 4 3 3 3 28 4 4148 4 4 4 3 4 4 4 3 30 4 4149 4 4 4 4 4 3 3 3 29 4 4150 4 5 3 4 3 3 3 4 29 4 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
109
Lanjutan Faktor Pribadi
No X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
151 4 4 5 5 4 3 3 4 32 4 4152 3 4 3 3 4 3 4 2 26 3 4153 3 3 4 3 4 3 2 3 25 3 4154 3 3 3 3 4 2 3 3 24 3 4155 2 4 4 3 4 4 2 2 25 3 4156 4 3 3 2 4 4 2 3 25 3 4157 3 2 4 4 3 2 4 2 24 3 4158 2 4 3 4 4 2 4 3 26 3 4159 3 4 3 4 4 4 2 3 27 3 4160 3 2 4 3 3 4 4 2 25 3 4161 2 4 3 3 4 3 2 3 24 3 4162 2 3 4 4 3 4 4 2 26 3 4163 4 4 4 4 2 4 4 3 29 4 4164 2 2 4 4 3 2 4 3 24 3 4165 4 4 4 3 3 3 4 4 29 4 4166 4 3 1 4 4 3 4 2 25 3 4167 3 3 4 2 4 3 2 3 24 3 4168 3 4 3 4 4 4 2 3 27 3 4169 3 3 2 4 2 4 3 2 23 3 4170 2 3 3 4 4 3 4 3 26 3 4171 4 4 4 3 4 2 5 3 29 4 4172 4 4 3 3 5 3 4 3 29 4 4173 3 3 4 4 2 3 4 4 27 3 4174 3 4 4 3 4 5 1 2 26 3 4175 2 4 4 2 2 2 2 4 22 3 4176 4 4 5 2 2 2 2 2 23 3 4177 4 4 4 3 2 4 3 4 28 4 4178 4 4 4 3 2 4 4 3 28 4 4179 2 2 4 3 4 3 2 2 22 3 4180 4 4 4 3 2 4 4 4 29 4 4181 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4182 2 3 4 2 4 3 2 2 22 3 4183 4 4 4 4 4 4 2 4 30 4 4184 4 4 4 2 4 4 2 4 28 4 4185 2 4 2 3 2 4 4 4 25 3 4186 2 2 4 3 3 4 4 4 26 3 4187 3 4 4 2 4 5 1 2 25 3 4188 2 2 2 2 4 4 2 4 22 3 4189 4 2 2 4 4 3 4 4 27 3 4190 4 4 4 3 4 3 4 3 29 4 4191 2 3 4 2 4 4 2 2 23 3 4192 2 2 4 2 4 4 3 3 24 3 4193 2 4 4 2 4 4 2 2 24 3 4194 2 4 2 4 2 4 2 4 24 3 4195 4 2 4 4 4 2 2 2 24 3 4196 4 2 4 4 4 3 4 2 27 3 4197 4 4 2 4 4 2 4 2 26 3 4198 4 4 3 3 5 2 4 2 27 3 4199 2 4 4 2 2 2 4 2 22 3 4200 4 2 3 2 2 3 2 4 22 3 4 123
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
110
Motivasi
No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
1 3 2 3 2 3 3 16 3 22 2 2 2 3 2 1 12 2 23 3 3 4 2 2 2 16 3 24 3 3 4 2 2 2 16 3 25 4 3 3 3 3 3 19 3 26 3 3 4 3 2 2 17 3 27 2 4 3 2 2 2 15 3 28 3 3 3 2 2 4 17 3 29 3 3 3 1 2 1 13 2 210 4 4 4 2 2 4 20 3 211 4 4 2 2 4 2 18 3 212 4 4 4 3 3 4 22 4 213 4 3 4 2 2 3 18 3 214 4 3 2 2 3 2 16 3 215 4 3 2 2 3 2 16 3 216 4 3 2 2 3 4 18 3 2 1617 3 3 3 3 3 3 18 3 318 4 4 2 4 2 2 18 3 319 5 5 5 3 3 5 26 4 320 4 3 3 4 3 4 21 4 321 3 3 3 3 3 3 18 3 322 3 4 3 3 3 4 20 3 323 4 3 2 1 2 2 14 2 324 4 3 3 2 2 1 15 3 325 3 3 3 3 3 3 18 3 326 3 4 3 4 3 4 21 4 327 4 3 3 3 3 4 20 3 328 4 3 3 3 2 3 18 3 329 4 4 4 3 4 4 23 4 330 4 4 4 3 3 3 21 4 331 4 4 3 5 3 4 23 4 332 4 4 2 2 4 4 20 3 333 4 3 3 2 4 4 20 3 334 3 4 4 3 4 4 22 4 335 4 3 3 2 4 3 19 3 336 4 4 4 3 4 3 22 4 337 4 3 3 3 2 2 17 3 338 4 4 3 3 3 3 20 3 339 4 4 3 2 3 2 18 3 340 4 4 3 3 3 3 20 3 341 2 2 3 3 2 2 14 2 342 4 3 4 1 2 2 16 3 343 4 4 4 3 4 4 23 4 344 2 3 3 2 3 2 15 3 345 2 4 3 2 4 4 19 3 346 3 3 3 2 4 3 18 3 347 4 3 3 3 4 3 20 3 348 3 3 3 2 4 2 17 3 349 3 2 2 2 4 2 15 3 350 3 2 3 2 4 2 16 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
111
Lanjutan Motivasi
No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
51 2 3 3 2 3 2 15 3 352 2 2 2 2 3 2 13 2 353 2 2 2 2 4 2 14 2 354 3 3 2 2 2 2 14 2 355 5 5 3 3 2 5 23 4 356 4 4 4 2 2 2 18 3 357 5 3 4 3 3 3 21 4 358 4 3 3 3 2 4 19 3 359 4 4 5 3 4 4 24 4 360 3 3 3 3 4 4 20 3 361 3 4 3 4 3 3 20 3 362 3 4 3 4 3 3 20 3 363 4 3 3 1 3 2 16 3 364 4 4 4 4 4 4 24 4 365 3 4 2 4 3 5 21 4 366 3 3 3 2 2 3 16 3 367 5 4 4 1 4 4 22 4 368 5 4 4 1 4 4 22 4 369 4 3 3 2 4 4 20 3 370 4 4 4 3 4 3 22 4 371 4 3 3 2 4 3 19 3 372 4 4 4 2 2 3 19 3 373 3 1 3 3 4 1 15 3 374 4 3 3 3 4 3 20 3 375 4 3 4 4 3 1 19 3 376 2 2 4 2 4 4 18 3 377 4 3 2 2 4 3 18 3 378 3 3 3 3 3 2 17 3 379 4 3 2 2 4 3 18 3 380 4 3 2 2 3 2 16 3 381 4 3 3 3 3 4 20 3 382 4 4 4 4 4 3 23 4 383 4 3 2 3 2 4 18 3 384 4 3 4 4 3 1 19 3 385 2 2 4 2 3 3 16 3 386 4 3 2 2 3 2 16 3 387 4 4 2 2 4 2 18 3 388 3 3 3 3 3 3 18 3 389 3 4 3 3 3 4 20 3 390 3 4 3 4 3 4 21 4 391 4 4 3 3 3 3 20 3 392 5 3 4 3 3 3 21 4 393 4 3 3 3 2 4 19 3 394 4 4 4 4 2 2 20 3 395 3 4 2 4 3 5 21 4 396 4 4 4 3 4 3 22 4 397 5 5 3 2 4 2 21 4 398 3 3 3 3 3 4 19 3 399 3 4 3 3 4 4 21 4 3100 4 3 3 3 3 4 20 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
112
Lanjutan Motivasi
No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
101 2 4 2 4 2 2 16 3 3102 3 4 2 2 2 2 15 3 3103 1 4 1 4 2 2 14 2 3104 2 4 2 4 3 3 18 3 3105 2 4 2 4 2 3 17 3 3106 2 3 2 2 3 3 15 3 3107 2 4 2 4 2 2 16 3 3108 2 2 2 2 2 2 12 2 3109 2 4 2 2 2 2 14 2 3110 3 3 4 2 2 3 17 3 3111 3 3 2 2 3 2 15 3 3112 2 2 4 3 2 4 17 3 3113 3 2 2 3 3 4 17 3 3114 2 2 2 2 2 2 12 2 3115 3 3 3 3 3 3 18 3 3116 3 3 3 2 2 2 15 3 3117 2 3 2 2 2 2 13 2 3118 3 2 2 2 2 2 13 2 3119 4 4 4 3 4 3 22 4 3120 4 3 3 1 3 3 17 3 3121 3 4 4 3 3 3 20 3 3122 3 3 4 3 2 4 19 3 3123 3 3 4 2 2 3 17 3 3124 3 3 3 3 3 4 19 3 3125 3 4 4 4 4 4 23 4 3126 4 3 4 2 2 2 17 3 3127 2 3 3 2 3 3 16 3 3128 3 3 4 3 3 2 18 3 3129 2 2 2 3 3 3 15 3 3130 3 3 2 2 3 3 16 3 3131 2 2 3 3 3 3 16 3 3132 2 2 3 3 3 3 16 3 3133 2 2 3 3 3 3 16 3 3134 3 3 3 2 3 4 18 3 3135 3 2 2 3 3 3 16 3 3136 3 3 3 3 2 4 18 3 3137 3 2 2 3 3 2 15 3 3138 3 3 3 3 3 3 18 3 3139 3 3 2 2 3 3 16 3 3140 3 3 2 2 3 3 16 3 3141 3 3 2 2 3 3 16 3 3142 3 3 2 2 3 3 16 3 3143 3 3 2 2 3 3 16 3 3144 3 2 2 2 3 3 15 3 3145 4 4 3 3 4 3 21 4 3146 3 4 3 3 4 4 21 4 3147 3 3 3 3 4 3 19 3 3148 2 3 3 3 4 4 19 3 3149 4 4 4 3 4 4 23 4 3150 3 4 3 3 4 3 20 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
113
Lanjutan Motivasi
No X41 X42 X43 X44 X45 X46 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
151 3 3 3 3 4 4 20 3 3152 4 3 4 2 2 3 18 3 3153 1 4 2 3 2 2 14 2 3154 2 4 3 4 2 3 18 3 3155 3 3 3 3 4 4 20 3 3156 2 4 2 1 2 2 13 2 3157 2 4 2 3 3 2 16 3 3158 4 3 4 4 4 2 21 4 3159 2 4 2 3 3 3 17 3 3160 2 4 2 2 3 3 16 3 3161 1 4 3 3 3 3 17 3 3162 2 4 2 3 4 4 19 3 3163 4 2 3 3 4 4 20 3 3 147164 2 3 2 2 3 2 14 2 4165 3 3 3 4 3 2 18 3 4166 4 3 4 4 3 1 19 3 4167 4 3 3 2 2 3 17 3 4168 2 4 2 3 3 3 17 3 4169 4 4 3 4 2 2 19 3 4170 2 3 2 3 2 3 15 3 4171 3 4 4 3 4 4 22 4 4172 4 3 3 2 4 3 19 3 4173 4 4 3 3 4 3 21 4 4174 4 4 2 5 1 5 21 4 4175 4 4 4 2 2 2 18 3 4176 4 4 2 4 4 2 20 3 4177 4 2 4 4 2 2 18 3 4178 4 2 4 4 4 2 20 3 4179 3 4 2 4 2 2 17 3 4180 4 4 4 4 4 2 22 4 4181 3 2 3 2 4 4 18 3 4182 4 2 4 4 2 2 18 3 4183 4 2 4 2 4 4 20 3 4184 2 4 2 4 4 3 19 3 4185 4 4 3 4 2 2 19 3 4186 4 4 3 4 2 2 19 3 4187 4 4 2 5 1 5 21 4 4188 4 4 2 4 2 2 18 3 4189 4 2 3 2 4 3 18 3 4190 3 4 3 4 2 2 18 3 4191 4 4 2 4 2 4 20 3 4192 4 4 2 2 2 4 18 3 4193 4 4 3 4 2 2 19 3 4194 4 3 3 4 4 4 22 4 4195 2 2 2 4 4 4 18 3 4196 2 3 2 2 4 2 15 3 4197 2 2 3 4 4 4 19 3 4198 2 3 3 2 4 3 17 3 4199 2 2 3 2 4 2 15 3 4200 2 3 3 4 2 2 16 3 4 37
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
114
Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
1 3 3 3 4 3 3 2 3 24 3 22 2 2 4 4 4 4 2 2 24 3 23 2 2 3 2 3 2 2 3 19 2 24 2 2 3 2 3 2 2 3 19 2 25 3 3 3 3 3 4 3 4 26 3 26 4 4 2 4 4 5 2 4 29 4 27 4 2 2 2 4 4 3 4 25 3 28 3 3 3 2 3 2 3 2 21 3 29 2 3 4 4 4 4 3 2 26 3 2 910 3 3 4 3 2 2 2 3 22 3 311 4 4 4 2 2 4 4 4 28 4 312 3 3 4 4 3 4 3 3 27 3 313 4 3 4 2 3 3 2 3 24 3 314 4 2 2 5 5 5 5 5 33 4 315 4 3 2 5 5 5 5 4 33 4 316 5 2 2 5 4 5 5 5 33 4 317 4 2 3 2 4 5 3 3 26 3 318 4 2 4 4 4 5 1 4 28 4 319 5 4 5 3 4 2 5 3 31 4 320 3 3 3 4 4 3 4 3 27 3 321 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 322 4 3 3 3 4 4 3 3 27 3 323 4 3 2 3 4 5 3 4 28 4 324 4 3 2 3 4 5 2 4 27 3 325 5 3 3 5 5 2 2 2 27 3 326 3 1 5 4 2 4 3 5 27 3 327 3 3 3 3 4 4 3 3 26 3 328 5 3 3 3 4 3 4 5 30 4 329 4 4 4 3 3 4 3 4 29 4 330 3 3 3 3 4 4 4 5 29 4 331 4 2 4 4 3 5 4 4 30 4 332 2 2 4 2 4 4 2 2 22 3 333 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 334 5 3 3 3 2 4 4 4 28 4 335 4 2 3 4 3 5 3 3 27 3 336 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 337 4 3 3 4 3 4 3 5 29 4 338 3 3 3 4 4 4 3 4 28 4 339 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 340 3 3 3 3 4 4 4 4 28 4 341 4 4 5 5 2 5 2 2 29 4 342 3 4 1 4 2 4 3 4 25 3 343 5 4 4 4 4 5 2 5 33 4 344 5 2 2 4 3 5 3 5 29 4 345 3 1 4 2 4 3 2 1 20 3 346 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 347 3 3 3 2 2 4 3 4 24 3 348 3 3 3 3 3 4 3 3 25 3 349 4 2 2 3 3 4 3 3 24 3 350 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
115
Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
51 3 3 4 4 4 3 3 3 27 3 352 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 353 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 354 3 2 4 3 2 4 4 4 26 3 355 3 2 5 5 5 4 2 2 28 4 356 3 5 2 4 3 4 3 2 26 3 357 4 4 2 4 2 4 4 2 26 3 358 4 3 3 2 2 3 2 3 22 3 359 4 5 3 4 4 5 4 1 30 4 360 4 3 5 3 4 2 4 2 27 3 361 4 5 3 5 4 1 1 3 26 3 362 4 3 4 3 3 5 3 3 28 4 363 4 2 2 3 3 4 3 3 24 3 364 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 365 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 366 4 4 3 4 4 4 2 4 29 4 367 5 1 1 3 3 5 1 5 24 3 368 5 1 1 3 3 5 1 5 24 3 369 3 3 4 3 2 3 3 2 23 3 370 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 371 5 2 3 2 3 5 3 5 28 4 372 3 2 4 2 3 3 2 4 23 3 373 5 5 3 4 4 5 5 3 34 4 374 3 3 3 4 3 5 2 5 28 4 375 3 4 4 3 2 5 1 3 25 3 376 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 377 4 3 2 5 3 4 3 5 29 4 378 5 2 2 4 4 5 4 5 31 4 379 4 3 2 5 3 4 3 5 29 4 380 4 3 3 4 3 5 3 5 30 4 381 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 382 3 4 4 4 3 2 2 4 26 3 383 5 3 4 2 4 5 4 5 32 4 384 3 4 4 3 2 5 1 3 25 3 385 5 2 2 4 5 5 4 5 32 4 386 4 3 3 4 3 5 3 5 30 4 387 4 4 4 2 2 4 4 4 28 4 388 4 2 3 2 4 5 3 3 26 3 389 4 3 3 3 4 4 3 3 27 3 390 3 1 5 4 2 4 3 5 27 3 391 3 3 3 4 4 4 3 4 28 4 392 4 4 2 4 2 4 4 2 26 3 393 4 3 3 2 2 3 2 3 22 3 394 4 5 3 5 4 1 1 3 26 3 395 4 4 3 4 4 4 4 4 31 4 396 4 3 4 4 4 4 3 5 31 4 397 5 3 2 1 5 5 3 5 29 4 398 4 3 3 3 4 4 3 4 28 4 399 3 3 4 3 4 3 4 3 27 3 3100 5 3 3 4 3 5 3 5 31 4 3
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
116
Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
101 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3102 2 2 2 2 4 2 2 2 18 2 3103 2 2 1 2 4 4 5 4 24 3 3104 2 2 2 1 4 2 4 2 19 2 3105 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3106 3 2 2 3 4 4 4 4 26 3 3107 2 2 2 2 4 2 4 2 20 3 3108 3 2 2 4 4 4 4 4 27 3 3109 2 2 2 2 4 4 4 4 24 3 3110 4 5 3 3 3 4 2 4 28 4 3111 3 3 2 2 3 5 3 5 26 3 3112 4 3 3 3 2 4 3 4 26 3 3113 3 3 2 2 3 5 3 5 26 3 3114 2 2 2 2 2 5 3 4 22 3 3115 3 3 3 3 3 4 3 5 27 3 3116 3 3 3 3 3 5 2 5 27 3 3117 3 3 3 3 4 4 3 5 28 4 3118 3 3 3 3 3 5 3 5 28 4 3119 4 3 4 2 3 4 3 3 26 3 3120 4 3 3 3 3 3 1 2 22 3 3121 3 3 3 3 3 4 3 3 25 3 3122 3 3 3 4 3 4 3 4 27 3 3123 3 2 3 3 3 4 3 4 25 3 3124 2 3 3 4 3 4 3 4 26 3 3125 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3126 3 1 3 2 3 2 1 5 20 3 3127 2 2 3 3 3 5 2 5 25 3 3128 2 2 3 3 3 5 1 4 23 3 3129 2 2 2 3 3 5 2 5 24 3 3130 3 2 2 2 3 4 2 4 22 3 3131 3 3 2 3 3 5 2 5 26 3 3132 3 2 3 3 3 5 1 5 25 3 3133 2 1 3 4 3 5 1 4 23 3 3134 2 2 3 3 3 5 1 5 24 3 3135 3 3 2 2 3 5 1 4 23 3 3136 3 3 2 2 3 5 2 5 25 3 3137 3 3 2 2 3 4 3 5 25 3 3138 3 3 3 3 3 4 3 4 26 3 3 129139 2 2 2 2 3 4 3 5 23 3 4140 2 2 2 2 3 4 1 4 20 3 4141 2 2 2 2 3 5 3 4 23 3 4142 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4143 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4144 2 2 2 2 3 5 3 5 24 3 4145 4 3 3 2 3 4 1 3 23 3 4146 3 3 3 3 3 3 4 3 25 3 4147 3 2 3 3 3 3 3 4 24 3 4148 2 4 3 4 3 4 4 4 28 4 4149 3 3 3 3 4 3 3 3 25 3 4150 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 4
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
117
Lanjutan Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Pangan Pokok Non Beras
No Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Jumlah Rata-rata Sort Frekuensi
151 3 3 4 5 4 3 4 2 28 4 4152 5 3 4 4 3 5 3 5 32 4 4153 2 3 2 4 5 3 4 2 25 3 4154 2 2 3 4 4 3 3 2 23 3 4155 4 3 3 2 3 3 4 2 24 3 4156 2 3 3 3 3 4 1 2 21 3 4157 2 3 2 3 4 4 3 4 25 3 4158 2 3 4 2 4 3 4 4 26 3 4159 2 3 2 3 2 3 3 2 20 3 4160 2 3 2 3 4 4 3 4 25 3 4161 2 4 3 3 5 3 3 2 25 3 4162 2 3 2 2 4 4 3 4 24 3 4163 4 3 3 3 3 4 3 4 27 3 4164 3 3 2 3 4 4 4 4 27 3 4165 4 2 3 3 3 4 4 4 27 3 4166 3 4 4 3 2 4 1 3 24 3 4167 3 2 3 3 3 4 3 4 25 3 4168 2 3 2 3 2 3 3 2 20 3 4169 2 4 3 3 4 2 3 4 25 3 4170 3 3 2 4 4 4 4 4 28 4 4171 5 3 3 3 2 4 4 4 28 4 4172 4 2 3 4 3 5 3 3 27 3 4173 2 4 3 4 3 3 4 4 27 3 4174 2 2 2 2 2 5 5 5 25 3 4175 2 2 2 2 2 4 2 2 18 2 4176 2 2 2 4 4 2 1 2 19 2 4177 4 4 4 4 4 3 4 2 29 4 4178 4 4 4 3 4 4 2 4 29 4 4179 2 4 2 2 3 5 4 2 24 3 4180 2 3 4 4 4 3 4 4 28 4 4181 4 3 4 2 4 2 3 4 26 3 4182 4 2 4 2 3 2 4 2 23 3 4183 4 2 4 2 2 2 2 2 20 3 4184 1 2 2 3 4 2 3 2 19 2 4185 2 3 4 3 2 4 3 4 25 3 4186 2 2 4 4 2 4 2 4 24 3 4187 2 2 2 2 2 5 5 5 25 3 4188 2 2 2 3 2 2 4 2 19 2 4189 4 4 4 2 2 4 3 4 27 3 4190 2 3 3 3 5 3 1 4 24 3 4191 2 2 2 2 2 5 4 5 24 3 4192 3 4 2 3 2 2 2 2 20 3 4193 2 2 4 3 2 2 4 2 21 3 4194 4 2 3 2 2 2 2 2 19 2 4195 4 2 2 2 4 2 2 2 20 3 4196 4 4 2 2 4 2 3 4 25 3 4197 4 2 4 2 4 2 4 4 26 3 4198 4 4 3 2 4 2 2 4 25 3 4199 4 4 4 2 4 4 3 4 29 4 4200 4 2 2 3 4 2 2 2 21 3 4 62
Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Responden
118
Lampiran 3. Hasil Analisis Pengaruh Usia, Pendidikan Terakhir, Pendapatan,Faktor Sosial, Faktor Budaya, Faktor Pribadi dan Motivasiterhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di wilayahJakarta Barat
118
Model Summary
.459a .211 .182 3.14143Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan Terakhir,Usia, Faktor Budaya, Pendapatan, Faktor Sosial,Faktor Pribadi
a.
ANOVAb
506.592 7 72.370 7.333 .000a
1894.763 192 9.8692401.355 199
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Motivasi, Pendidikan Terakhir, Usia, Faktor Budaya,Pendapatan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi
a.
Dependent Variable: Persepsi Pangan Non Berasb.
Coefficientsa
17.282 3.732 4.631 .000-.030 .027 -.076 -1.122 .263-.345 .116 -.203 -2.981 .003.107 .231 .032 .462 .645.188 .089 .151 2.122 .035
-.096 .122 -.057 -.785 .433.425 .086 .357 4.956 .000.038 .097 .029 .390 .697
(Constant)UsiaPendidikan TerakhirPendapatanFaktor SosialFaktor BudayaFaktor PribadiMotivasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Persepsi Pangan Non Berasa.