cakul etika, moral, profesionalisme, medikolegal, keselamatan pasien, dalam pelayanan kesehatan jiwa

5
ETIKA, MORAL, PROFESIONALISME, MEDIKOLEGAL, DAN KESELAMATAN PASIEN, DALAM PELAYANAN KESEHATAN JIWA Dr. Slamet S. Harjosuwarno Cakuler: Bonchay PENDAHULUAN Seperti biasa pada slide pertama beliau bercerita banyak selama satu jam penuh. Beliau kagum dengan Freud karena teorinya mengenai kepribadian yang merupakan aspek kejiwaan. Menurut beliau, masalah kejiwaan sangatlah menarik dipelajari, namun sukar untuk mengertinya. Apa itu pandaI? Bagaimana dengan cerdas? Lalu, manakah yang terbaik, cerdas atau pandai? Cerdas tentunya, karena kecerdasan tidak hanya memiliki intelektual (IQ) yang baik, namun kecerdasan emosionalnya (EQ) juga baik. Sementara, pandai adalah mempunyai banyak pengetahuan dan keterampilan. Bagaimana dengan, bijaksana? Bijaksana itu artinya punya wawasan dan visi, contohnya adalah Raja Salomo yang kita tahu sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Nah, topic-topik tadi semua berkaitan dengan jiwa. Berbicara mengenai etika dan moral, manakah yang lebih besar? Ya, moral lah yang lebih besar. Moral bercerita mengenai baik-buruknya kehidupan manusia. Kita tahu, bahwa pengaturan kehidupan ada yang berasal dari luar (peraturan bersama) dan dari dalam (penguasaan diri sendiri). Sekarang, bagaimana dengan moral dan hukum? Kita bisa ambil contoh, kita naik motor harus hati-hati itu tujuannya untuk apa? Kalau kamu menjawab itu untuk keselamatan penumpang, maka aspek moral lah yang berperan. Namun, jika kamu menjawab agar tidak ditilang polisi misalnya, maka aspek hukumlah yang berperan. Prinsip etika dokter yang harus selalu kita ingat adalah jangan membahayakan orang lain. Pokoknya intinya adalah puncak dari segala yang kita lakukan sebagai dokter adalah keselamatan! Kesehatan Jiwa (Mental Health)

Upload: bontor-daniel-sinaga

Post on 14-Apr-2016

236 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

hayo sudahkah anda beretika?

TRANSCRIPT

Page 1: Cakul Etika, Moral, Profesionalisme, Medikolegal, Keselamatan Pasien, Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

ETIKA, MORAL, PROFESIONALISME, MEDIKOLEGAL, DAN KESELAMATAN PASIEN, DALAM PELAYANAN KESEHATAN JIWA

Dr. Slamet S. Harjosuwarno

Cakuler: Bonchay

PENDAHULUAN

Seperti biasa pada slide pertama beliau bercerita banyak selama satu jam penuh. Beliau kagum dengan Freud karena teorinya mengenai kepribadian yang merupakan aspek kejiwaan. Menurut beliau, masalah kejiwaan sangatlah menarik dipelajari, namun sukar untuk mengertinya.

Apa itu pandaI? Bagaimana dengan cerdas? Lalu, manakah yang terbaik, cerdas atau pandai? Cerdas tentunya, karena kecerdasan tidak hanya memiliki intelektual (IQ) yang baik, namun kecerdasan emosionalnya (EQ) juga baik. Sementara, pandai adalah mempunyai banyak pengetahuan dan keterampilan. Bagaimana dengan, bijaksana? Bijaksana itu artinya punya wawasan dan visi, contohnya adalah Raja Salomo yang kita tahu sangat bijaksana dalam mengambil keputusan. Nah, topic-topik tadi semua berkaitan dengan jiwa.

Berbicara mengenai etika dan moral, manakah yang lebih besar? Ya, moral lah yang lebih besar. Moral bercerita mengenai baik-buruknya kehidupan manusia. Kita tahu, bahwa pengaturan kehidupan ada yang berasal dari luar (peraturan bersama) dan dari dalam (penguasaan diri sendiri). Sekarang, bagaimana dengan moral dan hukum? Kita bisa ambil contoh, kita naik motor harus hati-hati itu tujuannya untuk apa? Kalau kamu menjawab itu untuk keselamatan penumpang, maka aspek moral lah yang berperan. Namun, jika kamu menjawab agar tidak ditilang polisi misalnya, maka aspek hukumlah yang berperan.

Prinsip etika dokter yang harus selalu kita ingat adalah jangan membahayakan orang lain. Pokoknya intinya adalah puncak dari segala yang kita lakukan sebagai dokter adalah keselamatan!

Kesehatan Jiwa (Mental Health)

Merupakan kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan hidup harmonhis dan produktif sebgai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.

Kondisi mental disini termasuk yakni merasakan dan memikirkan sesuatu, dll. Dimana nanti, kesehatan seseorang akan mempengaruhi produktivitas seseorang dalam pekerjaan dll.

Ciri-ciri jiwa sehat:

1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya

2. Mampu menghadapi stress kehidupan yang wajar

3. Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya

Page 2: Cakul Etika, Moral, Profesionalisme, Medikolegal, Keselamatan Pasien, Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup

5. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya

6. Merasa nyaman bersama dengan orang lain

Gangguan Jiwa (Mental Disorder)

Adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.

“Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius.”

Disability Adjusted Life Years (DALYs) karena gangguan jiwa sebesar 8,1%. Mari kita bandingkan dengan karena TBC (7,2%), Kanker (5,8%), Penyakit jantung (4,4%), Malaria (2,6%). Dapat terlihat kan bahwa gangguan jiwa paling besar dari semuanya. Dimana rata-rata mengapa angka gangguan jiwa bisa tinggi karena penderita gangguan jiwa sulit konsultasi karena dianggap gangguan jiwa merupakan penyakit yang memalukan.

Penggolongan masalah kesehatan jiwa menjadi:

a. Masalah terkait kualitas daur hidup (pra-nikah, kandungan, balita, anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut) dan lingkungan hidup (pemukiman, pindahan tempat tinggal)

b. Masalah Psiko-Sosial (psikotik gelandangan, pemasungan anak jalanan, tawuran, NAPZA, pelecehan, kekerasan, pasca bencana, dll)

c. Masalah gangguan jiwa sebagai penderitaan dan hambatan dalam melakukan peran social (Pengguna NAPZA, Skizofrenia, Depresi, Mania, Retardasi , Gangguan Mental Organik, dll)

Pelayanan Kesehatan Jiwa (Mental Health Service)

DIunit pelayanan kesehatan primer/sekunder

- Terhadap penderita dengan gangguan mental

- Pelayanan forensik/medikolegal serta menentukan status mental

Di komunitas masyarakat:

Kegiatan kesehatan jiwa yang dilaksanakan di masyarakat.

Titik berat pelayanan: promotif dan preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitative

- Sangat luas dan kompleks

- Meliputi yang jelas sudah terganggu jiwanya, dan problem psikososial, termasuk yang berikatan dengan kualitas dan keharmonisan hidup

Pelayanan Kesehatan Jiwa adalah Pelayanan Kesehatan

Page 3: Cakul Etika, Moral, Profesionalisme, Medikolegal, Keselamatan Pasien, Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

Prinsip-prinsip yang berlaku bagi pelayanan kesehatan juga berlaku bagi pelayanan kesehatan jiwa, dengan tambahan pertimbangan kondisi tingkat gangguan kejiwaannya.

Etika dan Moralitas Pelayanan Kesehatan Jiwa

Prinsip keselamatan pasien seagai pertimbangan utama (salus argroti suma lex)

Prinsip tidak merugikan (non-maleficence)

Prinsip berbuat baik (beneficence)

Prinsip menghormati otonomi pasien (autonomy)

Prinsip keadilan (justice), kejujuran, dan objektivitas

Yang perlu dipertimbangkan dalam kesehatan jiwa:

Ada masalah dalam memahami realitas dunia, tentang dirinya sendiri, dan tentang apa yang diperbuat

Orang dengan gangguan jiwa berat tidak dapat dimintai pertanggungjawaban, perlu pengampunan.

Profesionalisme dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

Paham dan menerapkan standar profesi:

Kompetensi pengetahuan, ketrampilan, sikap perilaku

Kode etik profesi

Prosedur kerja/penanganan masalah

Penguasaan standar diagnosis, standar terapi, dan prosedur standar penanganan sesuai mental penderita.

Ingat kompetensi profesional dalam penanganan situasi krisis jiwa, maka akan terjadi penyelamatan situasi darurat. Ketidak mampuan memahami realitas, maka akan terbentuk penangnan yang tepat.

Medikolegal dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pembuatan visum et repertum

Keterangan saksi ahli

Yang berhubungan dengan sakit jiwa:

- Menentukan status mental dapat atau tidaknya seseorang memahami apa saja yang dialami

- Mencegah makin parahnya akibat trauma kejiwaan baik dari peristiwa sendiri

Keselamatan Pasien Kesehatan Jiwa

Page 4: Cakul Etika, Moral, Profesionalisme, Medikolegal, Keselamatan Pasien, Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa

Menerapkan standar keselamatan pasien:

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Tindakan untuk keselamatan pasien harus disadari sebagai tanggung jawab tim.

Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien:

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

2. Memimpin dan mendukung staff

3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko

4. Kembangkan sistem pelaporan

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Keselamatan pasien adalah pertimbangan utama pelayanan dokter. Dan perlu diperhatikan bahwa status mental pasien jiwa memerlukan perlakuan khusus.