destruksi kreatif sosialisme

26
Destruksi Kreatif Sosialisme: Visi Gelap Joseph Schumpeter Usaha keras friedman, Friedrich Hayek dan ekonom libertarian lainnya bukan alasan utama mengapa ekonomi klasik tampil kembali. Alasan lainnya adalah jatuhnya komunisme Soviet dan model perencanaan terpusat sosialis pada awal 1990-an. Sejak saat itu globalisasi membuka jalan menuju kebijakan ekonomi yang lebih bebas. Negara-negara yang menjalankan kebijakan nasionalisasi sistmatik, proteksionisme, subtitusi impor, kontrol perdagangan luar negeri, dan kronisme beralih ke kebijakan investasi asing, denasionalisasi dan privatisasi, deregulasi, dan kebijakan pasar lainnya. Perdebatan Tentang Perencanaan Sentral Sosialis Sepanjang abad 20, perencanaan terpusat dianggap lebih efisien dan lebih produktif ketimbang kapitalisme Laissez Faire. Ludwig Von Mises, mengajukan kritik terhadap sosialisme dalam sebuah artikel yang berjudul “Economic Calculation in the Socialist Commonwealth” (1920). Dia menulis artikel ini untuk merespon kekaguman terhadap pembentukan negara komunis di Rusia setelah relovusi 1917 dan merespon rumus matematis dari produksi sosialis Enrico Barone 1908 (Hayek 1935: 245-90). Menentang model Barone, Mises menunjukkan bahwa

Upload: c-munib

Post on 14-Apr-2017

104 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Destruksi kreatif sosialisme

Destruksi Kreatif Sosialisme: Visi Gelap Joseph Schumpeter

Usaha keras friedman, Friedrich Hayek dan ekonom libertarian lainnya

bukan alasan utama mengapa ekonomi klasik tampil kembali. Alasan lainnya

adalah jatuhnya komunisme Soviet dan model perencanaan terpusat sosialis pada

awal 1990-an. Sejak saat itu globalisasi membuka jalan menuju kebijakan

ekonomi yang lebih bebas. Negara-negara yang menjalankan kebijakan

nasionalisasi sistmatik, proteksionisme, subtitusi impor, kontrol perdagangan luar

negeri, dan kronisme beralih ke kebijakan investasi asing, denasionalisasi dan

privatisasi, deregulasi, dan kebijakan pasar lainnya.

Perdebatan Tentang Perencanaan Sentral Sosialis

Sepanjang abad 20, perencanaan terpusat dianggap lebih efisien dan lebih

produktif ketimbang kapitalisme Laissez Faire.

Ludwig Von Mises, mengajukan kritik terhadap sosialisme dalam sebuah

artikel yang berjudul “Economic Calculation in the Socialist Commonwealth”

(1920). Dia menulis artikel ini untuk merespon kekaguman terhadap pembentukan

negara komunis di Rusia setelah relovusi 1917 dan merespon rumus matematis

dari produksi sosialis Enrico Barone 1908 (Hayek 1935: 245-90). Menentang

model Barone, Mises menunjukkan bahwa otoritas sentral yang beroperasi di

dalam negara sosialis penuh tanpa privat, perdagangan, dan kompetisi tidak akan

bisa menhitung harga dan biaya rasional karena itu tidak bisa membangun

ekonomi yang efisien dan produktif. Mises memprediksi adanya kekurangan,

lemahnya inovasi dan insentif, malinvestasi, dan adanya kekurangan didalam

sosialisme murni di Uni Soviet dan tempat lain yang menggunakan sistem itu.

Masa Depresi Besar 1930-an, Friedrich Hayek mempublikasikan

artikelnya dalam buku “Collectivist Economic Planning” (Hayek 1935). Hayek

berpendapat bahwa harga kompetitif akan menyediakan informasi penting yang

diperlukan untuk menjalakan perekonomian yang mengkoordinasikan konsumen

dan produsen yang baik. Ringkasnya, menurut Hayek pengambilan keputusan

harus desentralisasi.

Page 2: Destruksi kreatif sosialisme

“Sosialisme Pasar” Menang

Sosialis melakukan serangan balik menggunakan “sosialsime pasar”. Os

Lange, seorang sosialis Polandia berpendapat bahwa harga dapat ditetapkan untuk

menentukan permintaan dan penawaran setiap produk. Jika terjadi kekurangan,

harga dapat dinaikkan; jika surplus berlebihan harga dapat diturunkan.

Sebagian besar percaya bahwa pendekatan “trial and error”, yang dipakai

sosialis pasar dapat bekerja. Semua orang menolak pendapat Mises bahwa

kalkulasi ekonomi dibawah sosialisme secara teoritis adalah mustahil (Lavoi

1985: 4). Muridnya John Schumpeter juga menolak tesis Mises, dia menulis

“dapatkah sosialisme bekerja? Tentu bisa” dan menambahkan “ tatanan kapitalis

cenderung menghancurkan dirinya sendiri dan sosialisme sentral ... tampaknya

akan menjadi penggantinya” (Schumpeter 1950: 167)

Keajaiban Ekonom Soviet

Faktor utama lainnya yang membuat para intelektual bergeser ke

sosialisme adalah kisah keberhasilan Uni Soviet. Pada 1936, Sidney dan Beatrice

Webb kembali ke Uni Soviet dengan membawa laporan tentang “peradaban baru”

dan “kelahiran kembali manusia”, tentang negara dengan full employment, kondisi

kerja yang bagus, pendidikan gratis, perawatan medis gratis, serta adanya

perawatan kesehatan untuk anak dan orang tua, dan banyak museum, teater dan

gedung konser. Keynes juga memandang rendah Marxisme dan mengatakan

laporan Webb “sangat mengesankan”.

Setelah Perang Dunia Il, negara-negara di Eropa dan Amerika latin mulai

bereksperimen dengan sosialisme, menasionalisasikan industrinya, menaikkan

pajak, mengenakan kontrol upah-harga, menaikkan persediaan uang, mfindptakan

program kesejahteraan nasional dan melakukan berbagai macam agenda

kolektivis.

Para ekonom percaya pada data Central Intelligence Agency,(Clii) yang

menyatakan bahwa perencanaan terpusat gaya sosialis Soviet telah menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, bahkan lebih cepat ketimbang ekonomi pasar

di Barat. Paul Samuelson adalah orang yang percaya pada keunggulan ekonomi

Soviet. Pada edisi kelima buku Economics, Samuelson mulai memasukkan sebuah

Page 3: Destruksi kreatif sosialisme

grafik yang menunjukkan bahwa gap antara Amerika dan USSR semakin

menyempit dan bahkan mungkin akan hilang (1961: 830). Pada edisi kedua belas,

grafik itu diganti dengan tabel yang menyatakan bahwa, antara 1928 dan 19S3,

Uni Soviet telah mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 4,9 persen per tahun,

lebih tinggi ketimbang Amerika Serikat, United Kingdom, atau bahkan Jerman

dan jepang (1985: 776). lronisnya, pada edisi ketiga belas, tepat sebelum Tembok

Berlin dihancurkan, Samuelson dan Nordhaus dengan yakin mengatakan,

"EkonomiSoviet adalah bukti bahwa, berbeda dengan apa yang diyakini oleh

banyak skeptis terdahulu [ia mengacu kepada Mises dan Hayekl, ekonomi sosialis

dapat berfungsi dan bahkan lebih makmur" (1989: 837).

Samuelson bukan satu»satunya orang yang optimis terhadap sosialisme

Soviet. Dalam buku ajar populernya, Richard G. Lipsey dan Peter O. Steiner, pada

1987 dengan tegas mengatakan, “Standar hidup warga Soviet sekarang jauh lebih

tinggi daripada satu dekade lalu, dan kini semakin naik dengan cepat, sampai

mereka merasa nyaman" (lihat Skousen 1997: 148). Robert Heilbroner dan Lester

Thurow mengungkapkan pernyataan yang mirip: “Dapatkah ekonomi terpimpin

secara signifikan menciptakan dan mempercepat proses pertumbuhan? Kinerja

Soviet yang luar biasa menunjukkan bahwa hal itu bisa. Pada 1920 Rusia

hanyalah negeri kecil di dewan ekonomi dunia. Kini ia adalah negeri dengan

prestasi ekonomi yang setara dengan Amerika Serikat" (1934: 629).

KEBEBASAN ITU MERUGIKAN?

BAHKAN ekonom konservatif Henry C. Wallich, ekonom Yale dan bekas

anggota Federal Reserve Board, Percaya pada statistik CIA sehingga dia menulis

sebuah buku yang mengatakan bahwa kebebasan akan menurunkan pertumbuhan

ekonomi, kesenjangan pendapatan lebih besar, dan berkurang kompetisinya.

Dalam The Cost of Freedom, dia menyimpulkan, "Nilai tertinggi dari ekonomi

bebas bukanlah produksi, tetapi kebebasan, dan kebebasan tidak mendatangkan

profit, tetapi kerugian" (1960: 146).

SCHUMPETER: : ENFANT TERRIBLE DARI MAZHAB AUSTRIA

Page 4: Destruksi kreatif sosialisme

Tidak ada contoh yang lebih baik dari perdebatan sosialis-kapitalis yang

membingungkan di paruh pertama abad 20 selain Joseph Schumpeter, ekonom

Harvaerd terkemuka, dan enfant terrible dari mazhab Austria.

Sekarang ini Schumpeter dihormati karena dia memperkenalkan teori

proses dinamis dalam persaingan, peran utama entrepreneur, dan hanya terhadap

modeling “persaingan sempurna" (1950: 81-86). Dalam sebuah artikel pada 1986,

“Modem Prophets: Schumpeter or Keynes? "guru manajemen Peter F. Drucker

memilih Schumpeter, dan dia meramalkan bahwa “dari kedua ekonom terbesar

abad ini ... adalah Schumpeter yang akan membentuk pemikiran ... teori ekonomi

dan kebijakan ekonomi sepanjang sisa abad ini, atau bahkan 30 sampai 50 tahun

ke depan" (Drucker 1936: 104). Dan Galbraith menempatkan Schumpeter sebagai

"tokoh konservatif paling canggih abad ini" (Swedberg 1991: 150).

Meskipun demikian Schumpeter adalah tokoh dengan karakter paling

aneh di dalam sejarah ekonomi, bahkan lebih aneh daripada Veblen atau Marx.

Selain pribadinya yang eksentrik, pandangan ekonomi Schumpeter bahkan sulit

diprediksi. Dia membela ekonomi sosialis, meramalkan hancurnya kapitalisme,

dan menyebut Leon Walras, bapak model ekuilibrium umum statis, sebagai “yang

paling besar dari semua ekonom" (Schumpeter1954: 827).

KEHIDUPAN YANG PENUH TEKA-TEK1

Joseph A. Schumpeter (1883-1950) lahir di Moravia di kekaisaran Austro-

Hungaria. Dia punya banyak kesamaan dengan lawannya, John Maynard Keynes.

Keduanya lahir pada 1883, tahun kematian Marx. Seorang mistikus bahkan

mengatakan bahwa Marx bereinkarnasi menjadi dua tokoh yang kreatif dan kuat

Keynes dan Schumpeter.

Seperti halnya Keynes, orang paling penting dalam kehidupan Schumpeter

adalah ibunya. Ayahnya meninggal saat Schumpeter berusia empat tahun, dan

ayah tirinya adalah aristokrat yang kaku yangmemindahkan keluarganya ke

Vienna. Di sana dia lulus dari gymnasium (sekolah menengah

atas) dan masuk ke University of Vienna Law School pada 1901. Minatnya

beralih ke ilmu ekonomi, dan dia mempelajarinya di bawahbimbingan Friedrich

Weiser dan Eugen Bohm Bawerk. Setelah lulus pada 1906 dia menulis Theory of

Page 5: Destruksi kreatif sosialisme

Economic Developmentt (1934 [1912]) yang diterbitkan pada tahun yang sama.

Seluruh karyany bernada Austria, menekankan peran dinamis dari entrepreneur

dalam kemajuan ekonomi. Tetapi Schumpeter adalah enfant terrible di dalam

mazhab Austria, selalu ekeltis dan siap untuk mengubah opini politik yang sesuai

dengan ambisi politik dan finansialnya. Schumpeter adalah sosok yang sombong

dan tinggi hati, tetapi dia tidak membentuk aliran tersendiri.

SCHUMPETER BERCUMBU DENGAN SOSIALISME

SETELAH Perang Dunia I dan bangkitnya komunisme Soviet, Austria

dikuasai oleh sosialis (ingat kisah Red Vienna di Bab 12). Schumpeter bergabung

dengan Marxisme, dan mengatakan bahwa Marx adalah “jenius besar," dan pada

1919 dia berhasil meyakinkan menteri luar negeri untuk mengangkat dirinya

menjadi menteri keuangan, dan karena itu dia mengikuti jejak gurunya, Eugen

Bohm-Bawerk. Setelah diangkat, Schumpeter segera menjalani gaya hidup

mewah, menyewa kastil dan membeli petemakan kuda. Ketika ditanya tentang

gaya hidupnya, dia menjawab dengan enteng, “Kroneist Krone," yang berarti

“mahkota adalah mahkota.” Orang-orang Austria awam, yang kelaparan dan

miskin, jelas tidak senang dengan jawaban itu (Swedberg 1991: 63).

PERILAKU KASAR SCHUMPETER

TIDAK mengejutkan jika Sdmmpeter hanya menempati posisinya selama

setahun. Kemudian dengan mencantumkan “bekas menteri keuangan" di dalam

daftar riwayat hidupnya. dia berhasil menjadi ketua dewan sebuah

bank baru. Setelah mendapat gaji sangat besar dan beragam fasilitas keistimewaan

untuk menarik cek besar, dia kembali ke gaya hidup mewahnya. Ketika diminta

agar lebih bijaksana, dia malah “menyewa Fiaker terbuka[kereta] dan

mengendarainya di sepanjang Kartnerstrasse-jalan utama didalam kota-pada siang

Page 6: Destruksi kreatif sosialisme

hari dengan memangku dua pelacur yang menggairahkan, yang satu berambut

pirang dan yang satu berambut coklat"(Swedberg 1991: 68).

Pada 1924, krisis ekonomi yang hebat melanda Austria, dan bank itu

terpaksa direstrukturisasi. Schumpeter tiba-tiba menghadapi segunung utang

dan pajak tanpa punya pekerjaan. Akan tetapi, setahun kemudian, nasibnya

mujur karena dia ditawari ketua jurusan keuangan publik di University of

Bonn.

SERANGKAIAN PERNIKAHAN GANJIL DAN KEMATIAN YANG

ANEH!

KEHIDUPAN cinta Schumpeter sangat ganjil. Pada 1906, saat berkunjung ke

London, dia tiba-tiba menikahi seorang perempuan Inggris yang 12 tahun lebih

muda darinya. Dia meninggalkannya begitu saja saat dia kembali ke Jerman untuk

mengajar di Bonn dan tak pernah secara resmi menceraikannya. Setelah

serangkaian hubungan asmara di luar nikah, Schumpeter, yang saat itu berusia 32

tahun, menambatkan hatinya pada gadis berumur 12 tahun (!) bernama Annie

Reisinger. Dia mengatur supaya gadis itu mendapat pendidikan dan menikah

dengannya jika sudah dewasa. Pada November 1925 Annie yang berusia 22 tahun

dan Joseph yang berumur 42 tahun menikah di gereja Lutheran (meskipun dia

adalah penganut Katolik)

Tetapi opera sabun Schumpeter ini belum berakhir. Setahun setelah

pernikahannya, ibunya meninggal dunia. Pada saat yang sama, Annie mengalami

kesulitan kehamilan, yang diperparah oleh ancaman istri pertama Schumpeter

yang ingin menuntut Schumpeter karena kawin lagi. Pada Agustus 1926, sebulan

setelah ibunya meninggal, Annie meninggal saat melahirkan.

Schumpeter sangat terpukul oleh kejadian tragis ini sehingga selama bertahun-

tahun dia tak mengubah apa pun yang ada di ranjang Annie, dan bahkan tidak

mengeluarkan pakaiannya dari kamar. Setiap pagi dia meletakkan mawar di

makam Annie. Terapi dia mulai menyalin bagian-bagian dari catatan harian

Annie, meniru tulisan tangan dan kesalahan tanda bacanya. Ketika dia selesai

menyalin seluruh catatan harian itu, dia mulai lagi. Karena pengaruh Katoliknya,

dia mulai mendoakan almarhum istri dan ibunya. “Setiap kali dia akan melakukan

Page 7: Destruksi kreatif sosialisme

sesuatu yang sulit, dia akan meminta pertolongan kedua almarhum itu; dan saat

segala sesuatu berjalan lancar, dia akan berterima kasih kepada mereka"

(Swedberg 1991: 74-75). Schumpeter terkadang menulis “Hasen sei Dank"

(Terima kasih Hasen) (Hasen, secara literal adalah kelinci, menunjukkan

seseorang yang sangat dicintai.)

PANGGILAN Dam HARVARD

MENGINGAT perilaku Schumpeter yang aneh, orang bertanya-tanya bagaimana

Schumpeter bisa mendapatkan pengakuan tinggi di dalam profesi ekonomi ini.

Tampaknya, dia dihormati karena karya awalnya tentang perkembangan ekonomi.

Pada 1932, Frank Taussig, sesepuh ekonomi di Harvard, menawarkan padanya

sebuah posisi di Universitas Harvard. Karena ingin mengubah hidupnya secara

radikal, Schumpeter meninggalkan Jerman dan tak pernah kembali lagi ke Eropa.

Dia meninggalkan 28 peti berisi harta bendanya, termasuk paper dan naskahnya.

Dia bahkan tak membawa salinan buku pertamanya.

Schumpeter pindah ke rumah Taussig dan tinggal di sana selama lima tahun.

Taussig menjadi ayah bagi Schumpcter. Untuk melupakan tragedi keluarganya di

masa lalu, Schumpeter bekerja tak kenal lelah sepanjang waktu-malam, siang dan

bahkan di akhir pekan-dan memeriksa dirinya sendiri dalam catatan pribadinya.

Dia mengalami depresi dan berbagai macam penyakit.

Pada 1935 Schumpetcr membayar semua utangnya dan mengambil alih kursus

Taussig setelah Taussig pensiun pada usia 75 tahun. Metode pengajaran Taussig

bersifat Sokratik: Setelah memperkenalkan persoalan, dia dengan sabar

membimbing mahasiswa untuk memecahkan solusi sementara dia sendiri tidak

memberikan jawaban. Gaya mengajar Schumpeter lebih internasional-dia

memperluas lingkupnya sampai di luar ekonom Inggris dan memperkenalkan

kepada mahasiswa beragam teoritisi Eropa dan Amerika. Meskipun gaya bicara

Schumpeter kadang sulit dipahami, karena aksen Viennanya yang kental, dia

berhasil membuat Paul Samuelson terkesan:

Setelah mahasiswa berkumpul di kelas untuk mengikuti kuliah, Schumpeter akan

masuk kemudian melepas topinya, sarung tangannya, dan mantelnya, dia memulai

pengajaran seperti biasanya. Baju penting baginya: dia mengenakan baju wol yang

Page 8: Destruksi kreatif sosialisme

rapi, yang dipadukan dengan hem, dasi, kaus kaki, dan sapu tangan. (Harris 1951:

SO-51)

Oleh mahasiswanya di dipanggil “Schumpy”. Schumpeter orangnya ramah,

terutama dengan mahasiswa yang dapat bertemu dengannya secara reguler di

kedai kopi. Seperti Mises, dia tidak pelit dalam memberi nilai. Salah satu lelucon

yang terkenal adalah dia memberi nilai A hanya untuk tiga kategori mahasiswa:

semua mahasiswa Jesuit, semua perempuan dan semua mahasiswa selain itu

(Swedberg 1991: 114)

ANTI KEYNES

KETIKA Harvard menjadi pusat ekonomi Keynesian, Schumpeter yang iri merasa

tertantang oleh kesuksesan Keynes. Dia menulis ulasan yang sangat negatif

terhadap General Theory Keynes, dan ketika Keynes meninggal pada 1946,

tulisan memorial Schumpeter dalam American Economic Review penuh dengan

komentar yang tajam (Schumpeter 1946). Dalam catatan hariannya dia menulis,

“Kita semua menyukai kesalahan yang mencolok ketimbang kebenaran yang

kecil." Schumpeter, seperti Mises dan Hayek, selalu berpendapat bahwa Depresi

pasti terjadi dan tidak boleh dicampuri dengan pengeluaran defisit atau reinflasi.

Mungkin permusuhan Schumpeter ini adalah karena kecemburuan profesional.

Keynes mengungguli Schunipeter. Karya tebal Schumpeter, Bussiness Cycles

(1939), dinilai buruk oleh Simon Kuznets. Schumpeter selalu membanggakan diri

sendiri, tetapi pengakuan terhadap dua karya klasiknya Capitalism, Socialism and

Democracy (1950 [1942]) dan History of Economic Analysis (1954) baru diterima

setelah dia meninggal.

ANTI ROOSEVELT

SELAMA masa perang, Schumpeter tampaknya semakin eksentrik, semakin tidak

seimbang dan semakin terisolasi. Dia terus berbicara dengan almarhum istri dan

ibunya. Catatan hariannya penuh referensi pada kematian dan memuat kebencian

terhadap "negro Yahudi, dan orang tak normal”. Salah satu pernyataannya

Page 9: Destruksi kreatif sosialisme

berbunyi, “Sebagaimana tarian nigger adalah tarian sekarang, demikian pula

ekonomi Keynesian adalah ekonominya sekarang. “ Pada suatu pesta cocktail

1944, ketika Roosevelt menjabat presiden pada tahun keempatnya, seorang

perempuan bertanya pada Schumpeter apakah dia akan memilih Roosevelt lagi,

dan Schumpeter menjawab dengan masam, “Saudaraku, jika Hitler mencalonkan

diri menjadi Presiden dan Stalin sebagai Wakil Presiden, saya akan memilih

mereka untuk mengalahkan Roosevelt" (Swedberg 1991: 141). Dia berpikir

bahwa Hitler akan menang perang.

Perilaku reaksionernya tetap tak berkurang meski dia menikah lagi, kali ini

dengan Elizabeth Boody pada 1937. Istri barunya ini dituduh anti Roosevelt dan

pro-jepang, tetapi istrinya ini kelak menjadi orang penting dalam menyelesaikan

buku sejarah ekonominya “yang tak pemah selesai”.

SCHUMPETER MENULIS BESTSELLER INRERNASIONAL

SELAMA dalam keadaan depresi dan terisolasi pada 1940-an, Schumpeter

mempublikasikan karyanya yang paling terkenal, Capitalism, Socialism. And

Democraqy (1942), yang direvisi dua kali sepanjang hayatnya. Buku ini laris di

tingkat internasional dan diterjemahkan ke dalam 16 bahasa, termasuk Persia,

Korea, dan Hindi. Buku ini bukan sekadar karya ekonomi, tetapi juga ilmu politik

dan sosiologi dan bisa diaplikasikan pada bidang ilmu sosial lainnya.

DINAMIKA “DESTRUKSI KREATIF”

CAPITALISM, Socialism, and Democracy, yang tebalnya 431 halaman, secara

keseluruhan adalah bacaan yang berbelit-belit, tetapi penuh dengan ide jenius dan

paragraf yang kuat. Schumpeter menulis tentang dinamika kapitalisme pasar dan

bagaimana kekuatan pengganggu dari teknologi akan melemahkan kondisi

ekuilibrium. Terkadang frase-frasenya, seperti "destruksi kreatif", terdengar

seperti interpretasi Marxis atas sejarah. Dengan meminjam gagasan gurunya dari

Vienna, Friedrich von Wieser, dia melihat entrepreneur sebagai katalis utama

dalam apa yang dinamakan Schumpeter sebagai “destruksi kreatif" sistem pasar.

Kapitalisme “tak pernah stasioner". Proses industri “terus-menerus

merevolusionerkan struktur ekonomi dari dalam, terus-menerus menghancurkan

Page 10: Destruksi kreatif sosialisme

struktur lama, dan terus-menerus menciptakan yang baru" (Schumpeter 1950: 82-

83).

Schumpeter tidak khawatir dengan tumbuhnya perusahaan-perusahaan besar

seperti Ford, Standard Oil, atau International Business Machines, perusahaan-

perusahaan yang memonopoli industri. Dia malah menyambut baik hal itu.

Perusahaan monopolistik dalam tahap awal pertumbuhannya sangat inovatif dan

mengandung risiko yang besar, kata Schumpeter. Mereka juga menarik kompetisi

yang kuat, sehingga satu generasi kemudian, ada yang akan menggantikan

monopoli lama. Schumpeter tidak akan terkejut jika Microsoft mengalahkan

IBM, atau Toyota mrngungguli Ford. Dia menolak model “persaingan sempurna”

Chamberlin-Robinson sebagai sesuatu yang ideal. Menurut Schumpeter,

persainagn adalah sebuah proses, bukan keadaan-proses-yang terus-menerus

menciptakan dirinya sendiri, jadi persaingan bukan titik ekuilibrium statis. Dia

menyimpulkan, “ Konstruksi teoritis yang mengabaikan elemen esensial ini ...

adalah seperti Hamlet tanpa pangeran Denmark” (1950; 86).

SCHUMPETER MENJADI PESIMIS TERLALU DINI

SEPERTI Mises dan Weber, Schumpeter; berpandangan fatalistik terhadap masa

depan kapitalisme dan sosialisme. Dalam Capitalism, Socialism, and Democracy,

dia menulis bagian bertajuk “ Can Capitalism Survive?” pada 1935 pada masa

Depresi. Tetapi pandangan muramnya pada kapitalisme bukan karena kegagalan

kapitalisme (dia menolak teori “stagnasi sekuler” Hansen) tetapi karena

keberhasilannya (Schumpeter 1950: 61-163). Dia percaya bahwa sistem kapitalis

yang maju akhirnya akan melemahkan dirinya sendiri setelah manajer birokratik

menggantikan enterpreneur yang inovatif, dan kemakmuran akan menciptakan

sikap antikapitalistik dalam masyarakat borjuis.

Lebih jauh, Schumpeter menerima ide bahwa “'ada dasar yang kuat untuk

memercayai efisiensi ekonomi [sosialisme]" di atas kapitalisme. Ia menolak

alasan Mises bahwa sosialisme tidak dapat mengalokasikan sumber daya secara

efisien. Schumpeter mengatakan bahwa demokrasi sosialis yang dijalankan

dengan baik dapat menghilangkan gejolak bisnis, penganggur dan inflasi. Dia

Page 11: Destruksi kreatif sosialisme

mungkin tidak menyukainya, tetapi itu tidak terhindarkan. Dia memainkan peran

jahat dalam Capitalism, Socialism and Democracy sehingga beberapa pihak

menuduhnya seorang sosialis. Tetapi dia menyangkalnya.

“Saya tidak mendukung sosialisme," kata Schumpeter pada Desember 1949,

sebelum pertemuan tahunan AEA. Dia menyampaikan pidato Presidensialnya

bertajuk “March into Socialism,” yang merupakan pidato terakhirnya Meskipun

demikian, “tatanan kapitalis cenderung untuk menghancurkan dirinya sendiri dan

sosialisme sentralis tampaknya ... menjadi penggantinya. “ Masyarakat modern

menginginkan keamanan, kesetaraan dan keteraturan”-rekayasa ekonomi, bukan

entrepreneurship (Schumpter 1950: 416-18).

Jelas Schumpeter mengakui kekuatan masyarakat gang akan menciptakan

stabilitas negara kesejahteraan, tetapi dia meremehkan semangat entrepreneurship

di era pascaperang. Sekarang ini, kapitalisme global lebih kuat daripada

sebelumnya, dan sosialisme berada dalam posisi defensif.

SCHUMPETER MEMBERIKAN SUMBANGAN TERAKHIR

KARYA terakhir Sehumpeter dipublikasikan setelah dia meninggal pada 1950

dalam usia 67 tahun. Selama hampir satu dekade, dia mengerjakan buku besarnya,

History of Economic Analysis. Dia bersikeras menulis “karya sejarah, sebuah

proyek yang tidak pernah dia selesaikan. Setelah kematiannya, jandanya,

Elizabeth, menemukan banyak bagian dari naskahnya tersebar dirumah dan

kantornya. Dengan bantuan Wassily Leontief, Paul Sweezy dan kawan lainnya,

Elizabeth melakukan usaha keras menyunting dan mengetik ulang naskah itu

selama beberapa tahun. Akhirnya, dia harus menjual rumahnya untuk

menyelesaikan karya itu. Upaya itu sangat melelahkan sehingga Elizabeth

meninggal sebelum buku itu diterbitkan. Akhirnya, buku itu diterbitkan oleh

Oxford University Press pada 1954, dengan tebal l260 halaman. Sekarang buku

itu dianggap sebagai sejarah pemikiran ekonomi yang definitif.

AKHIR PERDEBATAN: “Mises BENAR"

Page 12: Destruksi kreatif sosialisme

JATUHNYA Uni Soviet dan komunisme Blok Timur akhirnya mengakhiri

perdebatan tentang sistem ekonomi komparatif yang telah berlangsung selama

lebih dari seabad. Schumpeter ternyata terlalu pesimis terhadap masa depan

kapitalisme dan terlalu optimis terhadap kemampuan sosialisme.

Salah satu murid Schumpeter di Harvard, Robert Heilbroner, menjadi seorang

sosialis dan menganut Marxisme. Dia kelak menulis The Worldly Philosophers

(1999 [1953]), sejarah ilmu ekonomi paling populer yang pemah ditulis. Di bawah

pengaruh antara lain Schumpeter dan Adolph Lowe, Heilbroner menyimpulkan

bahwa Mises keliru dan sosialisme dapat bekerja baik. Dia mempertahankan

pendapatnya ini selama bertahun-tahun.

Pada akhir 1980-an, tak lama sebelum ambruknya Tembok Berlin dan jatuhnya

Uni Soviet, Heilbroner mulai mempertimbangkan ulang pandangannya. Dalam

artikel yang mengejutkan di New Yorker yang diberi judul “The Triumph of

Capitalism", Heilbroner menulis bahwa debat lama antara kapitalisme dan

sosialisme sudah usai dan kapitalisme telah menang. Dia mengatakan, “Uni

Soviet, Cina, dan Eropa Timur telah memberi kita bukti paling jelas bahwa

kapitalisme mengatur urusan materi umat manusia secara lebih memuaskan

ketimbang sosialisme; bahwa betapa pun tidak seimbang dan tidak bertanggung

jawabnya pasar dalam mendistribusikan barang, ia melakukannya dengan lebih

baik ketimbang ekonomi terencana; betapa pun cerobohnya kultur komersialisnie,

ia lebih menarik ketimbang moralisme negara dan betapa pun liciknya ideologi

peradaban bisnis, ia lebih bisa dipercaya ketimbang ideologi sosialis" (Heilbroner

1989: 98).

Dalam artikel selanjutnya setelah hancurnya Blok Timur, dia bahkan mengatakan

lebih jelas, “Sosialisme adalah tragedi abad ini ... Jelas bahwa keruntuhannya

menandai berakhirnya sosialisme sebagai model ekonomi." Lebih juh, debat

antara Ludwig von Mises dan Lange harus dikaji ulang dari sudut peristiwa

kontemporer. “Ternyata Mises benar," kata Heilbroner (1990: 91-92) Artikel ini

membuat Heilbroner dikecam rekan rekan sosialisny, seperti terlihat dalam tulisan

di Dissent dan publikasi sosialis lainnya. Tetapi Heilbroner sudah mengubah

paradigmanya.

Page 13: Destruksi kreatif sosialisme

KARYA EMPIRIS BARU MENGKONFIRMASIKAN TESIS MISES

Jatuhnya Soviet melahirkan revisi sejarah ekonomi dibawah komunisme.

Berdasarkan riset yang berasal dari file rahasia KGB di Moskow, para sejarawan

mengonfirmasikan pandangan negatif Mises terhadap perencanaan sosialisme.

Dalam karyanya tentang Soviet-Rusia pada era 1930-an yang berjudul Everyday

Stalinism, Sheila Fitzpatrick menentang pandangan lama yang dianut oleh Sidney

dan Beatrice Webbs dan George Bemard Shaw bahwa sistem Soviet selama 1930-

an adalah “peradaban baru" yang cemerlang. Sebaliknya, tulis Fitzpatrick,

"Dengan penghapusan pasar, maka terjadi kekurangan makanan, pakaian dan

semua jenis barang konsumen di mana-mana. Saat para petani pergi dari desa-

desa, kota-kota segera mengalami krisis perumahan yang parah, dan banyak

keluarga yang harus bernaung selama beberapa dekade di dalam ruang sempit di

apartemen komunal ... lni adalah dunia penuh kekurangan, penuh sesak, penuh

pertikaian, dan keluarga yang berantakan, di mana janji rezim tentang masa depan

sosialis tidak terbukti Birokrasi pemerintah mengubah kehidupan sehari-hari

menjadi mimpi buruk" (Fitzpatrick 1999: cover).

PERTUMBUHAN NASIONAL LEBIH CEPAT DI BAWAH

KEBEBASAN EKONOMI

SELAIN itu, studi baru-baru ini yang membandingkan pertumbuhan ekonomi

negara dan tingkat kebebasan ekonominya telah mengkonfirmasikan tesis Mises.

Menurut karya james Gwartney (Florida Smie) dan rekannya, negara-negara

dengan level kebebasan ekonomi tertinggi menilcmati standar hidup tertinggi

pula. Grafik kebebasan ekonomi, yang ditunjukkan dalam Gambar 1.2 di Bab 1,

mencerminkan temuan ini (Lihat pula Gambar 16.1 di atas).

Dan berakhirlah kritik terhadap Mises dalam sejarah ekononii. Nama

Mises bersih kembali. Kata-kata ahli fisika Max Planck berlaku di sini. "Sains

memajukan pemakaman dengan pemakaman."

Page 14: Destruksi kreatif sosialisme

Saat kita memasuki abad 21, angin perubahan bertiup di mana-mana. Seperti

dikatakan Francis Fukuyama dalam majalah Times. “Jika sosialisime menandai

sistem ekonomi dan politik di mana pemerintah mengontrol sebagian besar

ekonomi dan redistribusi kekayaan untuk menciptakan kesetaraan sosial, maka

saya kira bisa dikatakan bahwa kemungkinannya untuk muncul kembali di suatu

saat di masa depan adalah mendekati nol" (2000: 111).

ANGIN PERUBAHAN DALAM EKONOMI PEMBANGUNAN

PERGESERAN dari aktivisme pro-pemerintah ke solusi pro-pasar dalam ekonomi

pembangunan baru terlihat di akhir abad 20. Setelah Perang Dunia II, para

ekonom memfokuskan pada nasib negara-negara miskin di Asia, Afrika, dan

Amerika Latin. Mereka menamakannya Dunia Ketiga atau negara-negara

berkembang (LDCs). Secara umum, tingkat melek huruf mereka rendah.

Pengangguran tinggi, pertumbuhan penduduknya cepat, ekonominya berbasis

pertanian. Banyak yang mengalami inflasi tinggi; kekurangan Pangan, pasar

gelap, dan pelarian modal. Bagaimana mungkin negara-negara miskin itu

berpartisipasi dalam tujuan kekayaan universal Adam Smith?

Setelah peristiwa 1930an mendiskreditkan kapitalisme dan Rencana Marshall

pascaperang menunjukkan rnanjumya bantuan pemerintah, Pandangan baru

tentang pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh negara. Organisasi-organisasi

pembangunan internasional, seperti Bank Dunia dan Aliansi untuk Kemajuan,

didirikan untuk membantu LDCs.

Pada 1960 W. W. (Walt Whitman) Rostow dari MIT menulis “manifesto

nonkomunis," The Stages of Economic Growth, di mana manifesto ini segera

menjadi standar perencanaan di Dunia Ketiga. Rostow berpendapat bahwa

prakondisi untuk tahap “tinggal landas" dalam pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan adalah negara-bangsa yang tersentralisasi.

Pendapatan Keynesian untuk pembangunan juga dimasukkan dalam model

pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar, yang dibuat oleh Roy Harrod dan Evsye

Page 15: Destruksi kreatif sosialisme

Domar (Eltis l987). Model Harrod-Domar menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah semata-mata fungsi dari rasio output-kapital nasional, sehingga

pertumbuhan modal tetap akan menghasilkan kenaikan profit dan pertumbuhan

ekonomi. Model Harrod-Domar menekankan pada perlunya memperbesar stok

modal dan meningkatkan teknologi sebagai kunci untuk pertumbuhan-entah itu

melalui kenaikan tabungan domestik, bantuan asing, investasi swasta, pengeluaran

pemerintah, atau inflasi moneter. Efisiensi, insentif dan perdagangan diabaikan.

Model mereka mengabaikan peran entrepreneur yang menggunakan kapital dan

ide-ide baru untuk menciptakan kekayaan. Karena LDCS mengalami “lingkaran

setan kemiskinan" dan tidak bisa menciptakan pertumbuhan dari dalam, Rostow

dan ekonom pembangunan lainnya menekankan perlunya campur tangan negara

untuk memutus lingkaran setan dengan proyek investasi besar-besaran.

P.T BAUER: SUARA PEMBANGKANGAN

SEORANG kriktikus ortodoksi pembangunan adalah P.T Bauer dari London

School Of Economic (LSE). Pada periode pasca perang, Bauer sendirian

memerangi kebijakan bantuan asing, perencanaan sentral menyeluruh dan

nasionalisasi. Dia mencatat bahwa negara-negara industri seperti Inggris tidak

membuktikan tesis “lingkaran setan kemiskinan" dan menambahkan, “Dalam

sejarah banyak orang, keluarga, kelompok, masyarakat, dan negara-baik di Barat

maupun Dunia Ketiga--telah keluar dari kemiskinan menuju ke kemakmuran

tanpa bantuan luar” (Dorn 1998: 27). Dia menyangkal bahwa negara-negara

kapitalis maju telah mencapai kemajuan dengan mengorbankan negara miskin dan

dia mengatakan bahwa investasi asing adalah unsur kunci untuk pembangunan di

Dunia Ketiga. Menurut Bauer, perencanaan negara bukan program pertumbuhan

yang bermanfaat, tetapi sebuah konsentrasi kekuasaan di tangan elite politik yang

akhirnya mengakibatkan korupsi dan penyalahgunaan.

Dalam salah satu artikel klasiknya, dia menulis tentang negara Asia yang, pada

akhir Perang Dunia ll, berada dalam keadaan miskin. Negara itu hampir tak punya

sumber alam dan terpaksa mengimpor minyak dan bahan baku, dan bahkan air.

Negara itu menghadapi imigrasi massif dan akhirnya menjadi negara paling padat

penduduknya di dunia. Partner dagangnya berjarak ribuan mil jauhnya. “Anda

Page 16: Destruksi kreatif sosialisme

pasti mengira bahwa negara ini akan hancur kecuali ia menerima bantuan

eksternal yang besar," kata Bauer. Tetapi, koloni kecil Hongkong ini berkembang

berkat pemerintahan laissez faire, dan dewasa ini menjadi negara paling makmur

kedua di kawasan Pasifik (Bauer 1981: 185-90).

Sejak jatuhnya model perencanaan sentral Soviet, tesis Rostow dikecam dan

pandangan Bauer mulai diterima. Bahkan Rostow baru-baru ini mengakui,

“Tampak ada kebenaran yang serius dalam pandangan Bauer" (1990: 386).

Belakangan ini Bank Dunia telah bergeser ke pihak Bauer. Dalam sebuah studi

atas Empat Harimau dan keajaiban ekonomi Asia pada 1993, disimpulkan bahwa

“Pertumbuhan cepat dalam masing-masing negara terutama adalah berkat

penerapan seperangkat kebijakan ekonomi umum yang berorientasi pasar, yang

mengakibatkan akumulasi dan alokasi sumber daya secara lebih baik" (World

Bank 1993: vi). Laporan pembangunan Bank Dunia 1996, From Plan to Market,

jelas berpihak pada pasar. joseph Stiglitz. Ekonom Bank Dunia, mencatat,

“Kebanyakan [ekonom] menyimpulkan,bahwa bantuan [asing] menekan tabungan

nasional" (Schmidt-Hebbel dan, 1999. 17,18).