hiperbilirubinemia patologis pada neonatus

8/16/2019 Hiperbilirubinemia Patologis Pada Neonatus

1/12

H IPER BILIRU BIN EM IAPATO LO G IS PAD A

NEONATUS

Naila Husna Pratami13.165


2/12

Definisi

Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengankonsentrasi bilirubin serum yang menjuruske arah terjadinya kern ikterus atau

ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubintidak dikendalikan.

Ikterus pada bayi atau yang dikenaldengan istilah ikterus neonatarum adalah

keadaan klinis pada bayi yang ditandaioleh pewarnaan ikterus pada kulit dansklera akibat akumulasi bilirubin takterkonjugasi yang berlebih


3/12

Klasifikasi

erdapat ! jenis ikterus yaitu "isiologis

Patologis


4/12

Ikterus Patologis

#uatu keadaan dimana kadarkonsentrasi bilirubin dalam darahmen$apai nilai yang mempunyaipotensi untuk menimbulkan kernikterus% jika tidak ditanggulangidengan baik atau mempunyai

hubungan dengan keadaan yangpatologis


5/12

Etiologi

Produksi yang berlebihan Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkannya% misalnya pada

hemolisis yang meningkat pada inkompatibilitas &h% '()% golongan darah lain%de*siensi +6P,% piru-at kinase% perdarahan tertutup dan sepsis.

+angguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar

+angguan ini dapat disebabkan oleh imaturitas hepar% kurangnya substratuntuk konjugasi bilirubin% gangguan fungsi hepar% akibat asidosis% hipoksia daninfeksi atau tidak terdapatnya enim glukorinil transferase/#indrom 0rigglerNajjar2. Penyebab lain adalah de*siensi protein dalam hepar yang berperananpenting dalam uptake bilirubin ke sel hepar.

+angguan transportasi (ilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkut ke hepar. Ikatan

bilirubin dengan albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat%sulfaraole. ,e*siensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapatnya bilirubinindirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.

+angguan dalam eksresi +angguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar.

4elainan di luar hepar biasanya diakibatkan oleh kelainan bawaan. )bstruksidalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.


6/12

Tanda dan Gejala

Ikterus terjadi dalam ! jam pertama.

4adar bilirubin melebihi 1 mg7 padaneonatus $ukup bulan atau melebihi 1!%57

pada neonatus kurang bulan. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg7 per

hari.

Ikterus menetap sesudah ! minggu pertama.

4adar bilirubin direk melebihi 1 mg7.

8empunyai hubungan dengan proseshemolitik.


7/12

Diagnosis

'namnesa

P9 "isik

P9 :ab Pemeriksaan serum bilirubin /direk dan indirek2

golongan darah dan ;0oombs test<

darah lengkap dan hapusan darah

hitung retikulosit

skrining +6P,

Pemeriksaan serum bilirubin total harusdiulang setiap ! jam tergantung usia bayidan tingginya kadar bilirubin.


8/12


9/12

Penatalaksanaan

8enambahkan bahan yang kurang pada proses metabolismebilirubin/misalnya menambahkan glukosa pada hipoglikemi2 atau/menambahkan albumin untuk memperbaiki transportasi bilirubin2.

8engurangi peredaran enterohepatik dengan pemberian makananoral dini

8emberi terapi sinar hingga bilirubin diubah menjadi isomer fotoyang tidak toksik dan mudah dikeluarkan dari tubuh karena mudahlarut dalam air.

8engeluarkan bilirubin se$ara mekanik melalui transfusi tukar

8enghambat produksi bilirubin. 8etalloprotopor*rin merupakan

kompetitor inhibitif terhadap heme oksigenase. Ini masih dalampenelitian dan belum digunakan se$ara rutin.

8enghambat hemolisis. Immunoglobulin dosis tinggi se$araintra-ena/51mg=4g I>?!2 sampai ! hingga jam telahdigunakan untuk mengurangi le-el bilirubin pada janin denganpenyakit hemolitik isoimun.


10/12

Transfusi Tukar

Pada umunya% transfusi tukar dilakukandengan indikasi sebagai berikut@

Pada semua keadaan dengan kadar

bilirubin indirek A!mg7

4enaikan kadar bilirubin indirek yang$epat yaitu %31mg7=jam

'nemia yang berat pada neonatusdengan gejala gagal jantung

(ayi dengan kadar hemoglobin tali pusatB1mg7 dan uji 0oombs dire$t positif


11/12

Kom plikasi

4ern Ikterus


12/12

maa$iwww

hiperbilirubinemia patologis pada neonatus

Documents