intervensi keperawatan mata

8
No Diagnosa keperawata n Perencanaan Tujuan \ KH Intervensi Rasional 1 Gangguan persepsi sensori: penglihata n berhubunga n dengan penurunan lapang pandang. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan penglihatan normal. Kriteria hasil: a. Berpartisip asi dalam program pengobatan b. Mempertahan kan ketajaman penglihatan a. Tentukan ketajaman penglihatan b. Perhatikan tentang penglihatan kabur c. Letakkan barang yang dibutuhkan a. Mengetahui proses penyemuhan operasi b. Mengetahui keberhasilan operasi c. Memudahkan pasien mengambil barang yang diperlukan 2 Resiko cidera berhubunga n dengan keterbatas an pengelihat an akibat nodul. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24jam, diharapkan terbebas dari risiko terhadap cedera. Kriteria NIC: Environment Management a. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien b. Membatasi pengunjung c. Menyediakan a. Mengurangi risiko cedera pasien b. Mengurangi adanya infeksi dari luar c. Mengurangi

Upload: yesi-luki-nur-cahyani

Post on 09-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aertfvrata trwrtsfgwtht wrtwrtgadf thwrtyhafbartg thwrthrtgbsgfb tgfhrthbsfgbsfv ntsfgadff fbsghdretv nsyjdtyhnn dtyngf

TRANSCRIPT

NoDiagnosa keperawatanPerencanaan

Tujuan \ KHIntervensiRasional

1Gangguan persepsi sensori: penglihatan berhubungan dengan penurunan lapang pandang.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan penglihatan normal. Kriteria hasil:

a. Berpartisipasi dalam program pengobatan

b. Mempertahankan ketajaman penglihatana. Tentukan ketajaman penglihatan

b. Perhatikan tentang penglihatan kabur

c. Letakkan barang yang dibutuhkan

a. Mengetahui proses penyemuhan operasi

b. Mengetahui keberhasilan operasi

c. Memudahkan pasien mengambil barang yang diperlukan

2Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan pengelihatan akibat nodul.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24jam, diharapkan terbebas dari risiko terhadap cedera. Kriteria Hasil:

1. pengetahuan tentang risiko

2. menghindari paparan yang yang bisa mengancam kesehatan

NIC: Environment Management

a. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

b. Membatasi pengunjung

c. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

d. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

e. Memberikan penerangan yang cukup

f. Menghindari lingkungan yang berbahayaa. Mengurangi risiko cedera pasienb. Mengurangi adanya infeksi dari luarc. Mengurangi resiko infeksi

d. Agar pasien terkontrol kebersihannyae. Memberikan kenyamanan pasienf. Mengurangi risiko cedera pasien

3Gangguan konsep diri (Citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk organ penglihatan yang mengganggu penampilan.

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan citra tubuhnya dengan kriteria hasil:

1.Pasien mengatakan tidak malu lagi dengan keadaannya.

2.Pasien mau melihat kelopak matanya lagi.

3.Benjolan pada kelopak mata pasien berkurang atau hilang.1. Observasi adanya gangguan citra diri pasien (ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekspresi keadaan malu terhadap kondisinya)2. Identifikasi stadium psikososial tahap perkembangan

3. Berikan kesempatan untuk pengungkapan4. Dukung dan dorong pasien, berikan perawatan dengan positif5. Dorong sosialisasi dengan orang lain.6. Anjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat 4 kali sehari selama 15 menit di rumah.

1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.2. Mengetahui hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi matanya.3. Pasien membutuhkan pengalaman yang harus didengarkan dan dipahami.4. Pemberi perawatan kadang- kadang memungkinkan penilaian untuk mempengaruhi perawatan pasien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membantu pasien merasakan nilai pribadi.5. Bersosialisasi dengan orang lain dapat meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi pasien.6. Pengompresan yang lebih sering oleh pasien akan lebih cepat mendoronga resolusi dari penyumbatan duktus, mempermudah drainase dan mempercepat penyembuhan.

4Kecemasan (ansietas) berhubungan dengan kurang pengetahuan, kerusakan sensori, prosedur pembedahan dan kemungkinan hilang pandangan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan klien tidak mengalami ansites. Kriteria hasil:

a. Melaporkan intensitas kecemasan

b. Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori

c. Menggunakan strategi koping effektif

NIC: Anxiety Reduction

a. Gunakan pendekatan yang menenangkan

b. Jelaskan semua prosedur & apa yang dirasakan selama prosedur

c. Berikan obat untuk mengurangi rasa kecemasan

d. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

e. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketidaktakutan, persepsi

a. Mengetahui kecemasan yang dialami pasienb. Mengurangi rasa kecemasan pasien

c. mengurangi rasa kecemasan pasiend. memberi motivasi/mengurangi rasa kecemasan yang dialami pasiene. mengetahui seberapa pasien takut

5Resiko infeksi berhubungan dengan riwayat infeksi dan hygiene yang buruk.

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil:

1. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor, fungsiolaesa) dan adanya pus.

2. Pasien dapat menjaga kebersihan matanya.

1. Observasi adanya tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa serta adanya pus).2. Observasi suhu tubuh pasien dan timbulnya demam.3. Pada wanita, anjurkan untuk sementara tidak menggunakan tat arias.

2. Anjurkan pasien segera lapor jika terdapat tanda-tanda infeksi, meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus.

3. Anjurkan pasien untuk tidak menutup, memegang atau menekan bagian kelopak mata yang mengalami peradangan.

4. Beritahu pasien untuk menjaga kebersihan perorangan, terutama mata.5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic salep mata, tetes mata atau oral ( tetrasiklin, metronidazole)1. Observasi dilakuakn untuk deteksi dini terhadap terjadinya infeksi.

2. Peningkatan suhu tubuh dapat mengidentifikasikan terjadinya infeksi.

3. Tata rias yang digunakan merupakan allergen dan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme yang akan menimbulkan infeksi.4. Meningkatnya kemerahan, adanya drainase purulen, dan penurunan visus merupakan tanda terjadinya infeksi sekunder. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda tersebut akan mempercepat dimulainya tindakan untuk mencegah memburuknya kondisi pasien.5. Kebiasaan pasien untuk menutupi matanya, memegangi aatau menekan kelopak mata yang mengalami peradangan dapat menimbulkan infeksi.

6. Infeksi dapat terjadi karena kebersihan yang kurang baik.7. Obat antibiotic yang diberikan dapat membantu menurunkan peradangan dan mencegah terjadinya infeksi sekunder.