terje mahan

5
Distribusi fraktur Pada penelitian ini 6 dari 8 dokter berpengalaman mendefinisikan buckle fraktur sebagai fractur. Penelitian ini mengidentifikasi 65 fraktur. 53 diantaranya fraktur stabil yang didapat dari klinis atau radiologi yang tidak dilakukan follow up. Hanya 10 pasien yang diberi instruksi untuk merubah dirinya setelah 3 minggu tanpa dilakukan follow up (table 6). Semuanya sembuh total. Distribusi fraktur dikategorikam berdasarkan konsensus penilaiannya didasarkan umur dan jenis kelamin seperti pada tabel 7.

Upload: fatiha-sri-utami-tamad

Post on 23-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Terje Mahan

Distribusi fraktur

Pada penelitian ini 6 dari 8 dokter berpengalaman mendefinisikan buckle fraktur sebagai fractur. Penelitian ini mengidentifikasi 65 fraktur. 53 diantaranya fraktur stabil yang didapat dari klinis atau radiologi yang tidak dilakukan follow up. Hanya 10 pasien yang diberi instruksi untuk merubah dirinya setelah 3 minggu tanpa dilakukan follow up (table 6). Semuanya sembuh total. Distribusi fraktur dikategorikam berdasarkan konsensus penilaiannya didasarkan umur dan jenis kelamin seperti pada tabel 7.

Page 2: Terje Mahan

Diskusi

Secara keseluruhan penelitian ini meng klasifikasi fraktur lebih baik dibandingkan dengan laporan mengenai klasifikasi fraktur pada orang dewasa. Menurut landis dan koch nilai kapa o,66 akan dinilai sebagai kesepakatan substansial. Hal tersebut dapat dianadalkan untuk klasifikasi fraktur akan meningkatkan pengaturan klinis dimana tersedia informasi pasien.

Jumlah kategori akan mempengaruhi keandalan klasifikasi fraktur. Halini jelas apabila kita berfikir klasifikasi dengan satu kategori. Belakangan klasifikasi fraktur telah sering dikategorikan karena pola fraktur yang berfariasi yang daoat terjadi pada tulang rapuh. Seperti intraartikular affection dan comminution. Sebagai contoh kalsifikasi OA patah tulang radius distal pada orang dewasa memiliki 3 jenis, 9 kelompok dan 27 subkelompok yang dilaporkan menjadi kurang memuaskan oleh beberapapenulis (tabel 1). Namun fraktur intraartikuler dan kominusi parah adalah fitur langka patah tulang anak. Oleh karena itu memungkinkan dapat mengurangi jumlah kategori dan meningkatkan keakuratan kalsifikasi tanpa nilai prognostik. Sebagai contoh klasifikasi Gartland patah tulang humerus supracondylar pada anak-anak hanya memiliki tiga kategori dan memiliki salah satu dari nulai tertinggi dilaporkan kappa untuk keakuratan interobserver.

Terdapat klasifikasi fraktur sangat sedikit untuk patah tulang anak dibandingkan dengan lesi yang luas dari kalsifikasi yang berbeda yang ada untuk patah tulang orang dewasa. The Arbeitsgemenischaft für Osteosynthesefragen (AO) baru-baru ini mengusulkan sebuah sistem klasifikasi fraktur yang komprehensif untuk patah tulang anak. Klasifikasi ini tentang kategori untuk jenis fraktur yang unik untuk tulang anak, seperti membungkuk dan patah tulang dan cidera pertumbuhan. Namun klasifikasi ini tidak membuat perbedaan antara gesper(torus) dan fraktur greenstick dari radius distal. Hal ini umumnya sepakat kedua jenis fraktur pediatrik adalah entitas yang berbeda dengan perilaku berbeda untuk membutuhkan perlakuan yang berbeda dan dilakukan tindak lanjut. Selain itu, kelompok OA telah menambahkan cedera avulsi ligamen pergelangan tangan sebagai kategori yang berbeda. Keadaan

Page 3: Terje Mahan

tersebut sangat langka pada anak-anak dan tidak diidentifikasi klasifikasi OA sistem untuk patah tulang anak divalidasi.

Kelompok OA melaporkan nilao kappa 0,70 untuk fraktur metafisi radius distal. Namun dalam penelitian ini hanya ada 2 kategori fraktur lengkap dan gesper/ greenstik dikategorikan bersama. Fraktur epifisis dianalisis secara terpisah. Para penulis mendefinisiskan klasifikasi yang benar seperyi yang diklasifikasikan sebagian peneliti dan dikeluarkan fraktur epifisis ketika menganalisis untuk fraktur metafisis. Hal ini menimbulkan beberapa kekhawatiran, sebuah klasifikasi fraktur harus mencakup semua kategori fraktur kemungkinan untuk tulang radius. Ketika dihadapkan dengan pergelangan tangan yang terluka, dokter tidak mengetahui apakah physis yang terlibat sebelum pemeriksaan radiologi. Sering ketidaksesuaian antara penilaian apakah fraktur yang melibatkan fisik atau tidak. Hal tersebut merupakan masalah dalam penelitian tersebut, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2. Jika koita dikeualikan semua cidera pertumbuhan lempeng seperti yang didefinisikan oleh penilaian kebanyakan, masih ada penilaian yang akan mengkategorikan beberapa patah tulang yang tersisa sebagai physeal. Selanjutnya gesper dan patah tulang greenstik harus dikelola secara berbeda. Dengan menempatkan patah tulang dalam kategori yang sama diklasifikasi tidak akan menawarkan pedoman dalam membantu dokter. Selain itu, penting bahwa sampel adalah wakil dari populasi penelitian, karena statistik kappa akan bervariasi sesuai dengan prevalensi kategori yang diteliti. Ketika jumlah kategori dikurangi dengan tidak termasuk salah satu jenis fraktur, ini akan mengubah prevalensi jenis fraktur yang berbeda dalam sampel dibandingkan dengan populasi yang beresiko, dengan demikian mengubah statistik kappa. Oleh karena itu penting bahwa patah tulang disertakan berasal dari seri berturut-turut tanpa filter untuk memastikan sampel adalah bagian dari populasi. Hal ini secara khusus penting ketika memeriksa keandalan patah tulang radius distal pada anak-anak karena distribusi kategori sangat tidak merata, dengan patah tulang radius distal pada anak-anak karena distribusi kategori sangat tidak merata dengan patah tulang gesper yang mewakili sebagian kasus.

Hasil penelitian ini meunnjukkan bahwa klasifikasi fraktur tidak hanya tergantung pada jumlah kategori dan prevalensi kategori dalam populasi penelitian. Tetapi juga pada pengelaman penilai. Idealnya, sisitem klasifikasi harus sederhana dan independent dari pengalaman penilai. Namun efek daripengalman pada kendala sebelumnya telah dijelaskan untuk sistem klasifikasinya. Pengaruh pengalaman pada klasifikasi tersebut dicatat, karena patah tulang dianggap tidak gawat maka dirawat oleh dokter umum. Hasil terbaik pada bacaan ini dicapai oleh konsultan ortopedi. Perlu diperhatikan bahwa dua konsultan yang berpengalaman memiliki kesepakatan intraobserver lebih rendah daripada senior. Para pendaftar senior memiliki beberapa tahun pengalaman mengenai manajemen fraktur dan terlibat dalam klasifikasi fraktur.

Fraktur radius ditsal stabil pada anak-anak dipantau secara luas dengan baik klinis atau radiologi. Dalam seri 105 fraktur, 65 fraktur dengan konsesnsus lanjut dan 34 lanjut pemeriksaan radiologi ini dapat dihindari dengan lebih fookus pada klasifikasi fraktur dan oengawasanyang lebih baik. Para pemula memiliki stati8stik signifikan nilai yang lebih rendah untuk keandalan intraobserver daripada yang l;ebih berpengalaman. Mereka menempatikan patah tulang lebih sedikit dari p0ada kelompok gesper, dan diberi nilai lebih sebagai greenstik. Ini didapatkan dari hasil yang tidak lanjut, tetapi tidak tiap risiko hasilnya merugikan. Kami menduga bahwa diagnosis yang dilakukan oleh dokter junior menempatkan lebih banyak patah tulang dalam katageri yang tidak lanjut.

Keterbatasan penelitian

Semua penelitian ini dipilih dari satu lembaga. Hal ini dapat membatasi generalisasi dari hasil kelembaga lain sehingga menngurangi validitas eksternal penelitian. Jenis dan jumlah intruksi untuk penilaian dalam penelitian ini belum diketahui. Namun ada instruksi yang sitematis untuk klasifikasi yang diberikan kepada dokter untuk terapi patah tulang. Hanya salah stu konsultan dilatih dalam orto[pedi anak dengan demikian temuan mungkin tidak relevan untuk lembaga spesilis ortopedhi anak dan pengobatan fraktur.

Kesimpulan

Kesimpulan adalah bahwa uji klasifikasi ini adalah dapat di keluarkan dan diterapkan penilaian dalam menejamen fraktur. Lebih fokus pada kategori fraktur yang berbeda dan pengawasan yang lebih baik akan

Page 4: Terje Mahan

mengurangi jumlah patah tulang yang dipertimbvangkan kebutuhan untuk tindak lanjut. Hal ini didukung olehpenelitian dokter sebelumnya cenderung untuk mengklasifikasikan yang lebih baik dalam penelitian. Penelitian ini membagi fraktur menjadi empat kategori sederhana untuk kedepannya dalam pengobatan prognosis fraktur radius distal pada anak-anak.