tugas paper radiologi

42
BAB I PENDAHULUAN Tuberculosis, merupakan salah satu dari penyakit yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya mempengaruhi paru-paru, walaupun organ lain juga terlibat pada satu pertiga kasus (Kasper, Dennis L., et al (Editor), 2008). Mycobacterium Tuberculosistelahmenginfeksisepertigapendudukdunia, menurut WHO sekitar8jutapendudukduniadiserang TB dengankematian 3jutaorang pertahun (WHO, 1993).DiNegara berkembangkematian ini merupakan 25%darikematianpenyakit yang sebenarnyadapatdicegah.Diperkirakan 95%penderita TBberada dinegara-negara berkembang.Denganmunculnyaepidemic HIVdan AIDSdiduniajumlahpenderita TBakanterusmeningkat. Kematianwanita karena TBlebihbanyakdari padakematiankarenakehamilan, persalinan serta nifas.WHOmencanangkankeadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karenadiperkirakansepertigapendudukduniatelahterinfek sikuman TB (Depkes, 2010). Di In donesia TB kembali muncul sebagai 0

Upload: ahsanuddin-al-ansori

Post on 19-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Paper Radiologi

BAB I

PENDAHULUAN

Tuberculosis, merupakan salah satu dari penyakit yang merupakan penyebab

utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini, yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis, biasanya mempengaruhi paru-paru, walaupun organ

lain juga terlibat pada satu pertiga kasus (Kasper, Dennis L., et al (Editor), 2008).

Mycobacterium Tuberculosistelahmenginfeksisepertigapendudukdunia,

menurut WHO sekitar8jutapendudukduniadiserang T B dengankematian

3jutaorang pertahun (WHO, 1993).DiNegara berkembangkematian ini

merupakan 25%darikematianpenyakit yang

sebenarnyadapatdicegah.Diperkirakan 95%penderita TBberada dinegara-

negara berkembang.Denganmunculnyaepidemic HIVdan

AIDSdiduniajumlahpenderita TBakanterusmeningkat. Kematianwanita karena

TBlebihbanyakdari padakematiankarenakehamilan, persalinan serta

nifas.WHOmencanangkankeadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun

1993 karenadiperkirakansepertigapendudukduniatelahterinfeksikuman TB

(Depkes, 2010).

Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebabkematian utama

setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan.Penyakit TB Paru, masih

menjadimasalah kesehatan masyarakat Datatahun2007menunjukkan bahwa

TBParumenyebabkan 250kematian setiapharinya (Depkes, 2010).

Laporan global WHO tahun 2009 menunjukkan terdapat 528.063 untuk

semua kasus TB baru atau 228/100.000 penduduk dan 236.029 untuk kasus TB

BTA positif atau 102/100.000 penduduk dimana sekitar sepertiga penderita

terdapat di sekitar Puskesmas, sepertiga ditemukan di pelayanan rumah

sakit/klinik pemerintah dan swasta, praktik swasta dan sisanya belum terjangkau

unit pelayanan kesehatan. Sedangkan prevalensi untuk semua kasus TB

diperkirakan sebanyak 565.614 atau 244/100.000 penduduk.Angka kematian

karena TB diperkirakan 91.368 per tahun atau setiap hari 250 orang meninggal

karena TB.

0

Page 2: Tugas Paper Radiologi

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 didapatkan data

bahwa prevalensi Tuberkulosis Paru Klinis yang tersebar di seluruh Indonesia

adalah 1,0%. Tujuh belas provinsi diantaranya mempunyai angka prevalensi di

atas angka nasional, yaitu provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat,

Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat,

Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua. Secara

umum prevalensi yang tertinggi yaitu Papua Barat (2.5%) dan terendah di provinsi

Lampung (0,3%).

Angka Prevalensi, Insidensi, dan Kematian TB Indonesia, 1990 dan

2007

Dalam pemberantasan TB paru, pencarian kasus penting untuk

keberhasilan pelaksanaan program pengobatan.Hal ini ditunjang oleh sarana

diagnostik yang tepat. Diagnosis TB dilakukan dengan cara melakukan

pemeriksaan klinis (dari anamnesis terhadap keluhan pasien dan dari hasil

pemeriksaan fisik penderita), hasil pemeriksaan foto toraks, hasil pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya (Bobby, M, 2009).

1

Page 3: Tugas Paper Radiologi

Pemeriksaan radiologi toraks sendiri merupakan pemeriksaan yang sangat

penting dan merupakan keharusan dalam mendiagnosis TB (Rasad, S.,

2005).Sehingga dengan melihat pentingnya pemeriksaan radiologis dalam kasus

TB, inilah yang melatarbelakangi penyusunan paper TB ini.

2

Page 4: Tugas Paper Radiologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium

tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan

lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.Kuman

batang aerobik dan tahan asam ini, dapat merupakan organisme patogen

maupun saprofit.Sifat dari bakteri yang aerob ini menyebabkan otganisme ini

lebih senang hidup pada jaringan yang memiliki kandungan oksigen tinggi seperti

apeks paru (Sudoyo, 2009).

Tempat masuk kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran

pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit (Sudoyo,

2009).

EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia,

dan sebagian besar negara-negara di dunia.Laporan TB dunia oleh WHO yang

terbaru (2006), masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar

nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar

539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga

terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan

merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi3.Baik di

Indonesia maupun di dunia, TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia

yang utama.Walaupun sudah lebih dari seabad sejak penyebabnya ditemukan oleh

ilmuwan Jerman, Robert Koch, pada tahun 1882, TB belum dapat diberantas

bahkan terus berkembang.Peningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada

saat ini diduga disebabkan oleh berbagai hal, yaitu (1) diagnosis yang tidak tepat,

(2) pengobatan yang tidak adekuat, (3) program penanggulangan tidak

dilaksanakan dengan tepat, (4) infeksi endemik human immuno-deficiency

3

Page 5: Tugas Paper Radiologi

virus(HIV), (5) migrasi penduduk, (6) mengobati sendiri (self treatment), (7)

meningkatnya kemiskinan, dan (8) pelayanan kesehatan yang kurang memadai

Indonesia sekarang berada pada ranking ketiga negara dengan beban TB

tertinggi didunia.Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 680,000 dan

estimasi insidensi berjumlah 450,000 kasus baru per tahun.Jumlah kematianakibat

TB diperkirakan 65,000 kematian per tahunnya (WHO, 2012).

Sejumlah 12 provinsi salah satunya Nusa Tenggara Barat (NTB) telah

dinyatakan sebagai daerah prioritas untuk intervensi HIV dan estimasi jumlah

orang dengan HIV/AIDS di Indonesia sekitar 190.000-400.000. Estimasi nasional

prevalensi HIV pada pasien TB baru adalah 2.8%. Angka MDR-TB diperkirakan

sebesar 2% dari seluruh kasus TB baru (lebih rendah dari estimasi di tingkat

regional sebesar 4%) dan 20% dari kasus TB dengan pengobatan ulang.

Diperkirakan terdapat sekitar 6.300 kasus MDR TB setiap tahunnya (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

4

Page 6: Tugas Paper Radiologi

ETIOLOGI

Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis,

Mycobacterium bovis, sangat jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium.

Mycobacterium merupakan kuman batang tahan asam, yang dapat hidup selama

berminggu-minggu dalam keadaan kering, tapi mati dengan suhu 60°C dalam

cairan suspensi selama 15-20 menit. Mycobacterium memiliki ukuran panjang 1-

4/um dan tebal 0,3-0,6/um 1

5

Page 7: Tugas Paper Radiologi

Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak ( Lipid ). Lipid

inilah yang membuat kuman Jebih tahan terhadap asam sehinnga disebut bakteri

tahan asam (BTA) .Kuman dapat tahan hidup pada keadaan kering maupun

dingin, karena kuman berada dlam keadaan dormant.Dari sifat dormant ini kuman

dapat bangkit kembali dan menjadi aktif kembali.

Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman

lebih menyukai jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini

tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain,

sehingga bagian apikal paru-paru merupakan tempat predileksi tuberkulosis

PATOFISIOLOGI

Tuberkulosis Primer

Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau

dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar. Partikel infeksi ini

dapat menetap dalam udara bebas selam 1-2 jam, tergantung dengan ada atau

tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana

lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Bila

pertikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jaringan paru

atau saluran napas. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5

mikrometer. Kuman pertama kali akan dihadapi oleh neutrofil, kemudian baru

oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag

keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dan sekretnya

(Sudoyo, 2009).

Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma

makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang

bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang tuberculosis penumonia kecil

dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang

primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke

peura maka akan terjadi efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui GIT,

jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati reginol kemudian bakteri

masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal,

6

Page 8: Tugas Paper Radiologi

tulang.Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh organ

paru dan terjadi TB milier (Sudoyo, 2009).

Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju

hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus

(limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal + limfadenitis regional =

kompleks primer (Ranke). Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi (Sudoyo, 2009):

a. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat, ini yang banyak terjadi.

b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,

kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi penumonia yang luasnya

> 5 mm dan ± 10% di antaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman

yang dormant.

c. Berkomplikasi dan menyebar secara : a) perkontinuitatum, yakni

menyebar ke sekitarnya, b) secara bronkogen pada paru yang bersangkutan

maupun pada paru sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum

dan ludah sehingga menyebar ke usus, c) secara limfogen, ke organ tubuh

lainnya, d) secara hematogen, ke organ tubuh lainnya.

Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)

Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun

kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post

primer = TB pasca primer = TB sekunder). Mayoritas reinfeksi mencapai 90%.

Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun seperti malnutrisi,

alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal. Tuberculosis pasca

primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian

apikal-posterior lobus superior atau inferior). Infasinya adalah ke daerah parenkim

paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru (Sudoyo, 2009).

Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-

10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-

sel Histosit dan sel Datia langhans (sel besar dengan banyak inti) yang dikelilingi

oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat (Sudoyo, 2009).

7

Page 9: Tugas Paper Radiologi

TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda

menjadi TB usia tua (elderly tuberculosis). Tergantung dari jumlah kuman,

virulensinya dan imunitas pasien, sarang dini ini dapat menjadi (Sudoyo, 2009):

a. Direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat

b. Sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan

serbukan jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras

menimbulkan perkapuran. Sarang dini yang meluas sebagai granuloma

berkembang menghancurkan jaringan ikat sekitarnya dan bagian

tengahnya mengalami nekrosis, menjadi lembek membentuk jaringan keju.

Bila jaringan keju dibatukkan keluar dan terjadilah kavitas. Kavitas ini

bermla-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya menebal karena

infiltrasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas

sklerotik (kronik). Terjadinya perkejuan dan kavitas adalah kaena

hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang diproduksi oleh

makrofag, dan proses yang berlebihan sitokin dengan TNF-nya. Bentuk

perkejuan lain yang jarang adalah cryptic disseminate TB yang terjadi

pada immunodefisiensi dan usia lanjut.

DIAGNOSA

Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik,

tuberculin tes, pemenksaan radiologis dan bakteriologis.Diagnosis pasti TB paru

ditegakkan berdasarkan ditemukannya kuman Mycobacterium tuberkulosis.

A. Gejala Klinis

1. Demam

2. Batuk / batuk darah

3. Sesak nafas

4. Nyeri dada

5. Malaise

8

Page 10: Tugas Paper Radiologi

B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan

konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu subfebris atau berat

badan menurun.Seringkali pasien tidak menunjukkan suatu kelainan

apapun.Tempat kelainan TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks paru.

Bila dicuragai adanya infiltrate yang agak luas, maka didapatkan perkusi redup

dan auskulltasi suara nafas bronchial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan

berupa ronki basah, kasar dan nyaring.Tetapi bila infitrat ini diliputi oleh

penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikuler melemah.Dalam penampilan

klinis, TB sering asimtomatis dan penyakit baru dicurigai dengan didapatkannya

kelainan radiologis dada.

C. Pemeriksaan Radiologis Tuberkulosis Paru

Kelainan pada foto toraks bisa sebagai usul tetapi bukan sebagai diagnosa

utama pada TB. Namun, Foto toraks bisa digunakan untuk menyingkirkan

kemungkinan TB paru pada orang-orang yang dengan hasil tes tuberkulin ( +) dan

tanpa menunjukkan gejala.

1. Bila klinis ditemukan gejala tuberkulosis paru, hampir selalu ditemukan

kelainan pada foto roentgen.

2. Bila klinis ada dugaan terhadap penyakit tuberkulosis paru, tetapi pada foto

roentgen tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat bukan

tuberkulosis.

3. Sebaliknya, bila tidak ada kelainan pada foto toraks belum berarti tidak ada

tuberkulosis, sebab kelainan pertama pada foto toraks baru terlihat sekurang -

kurangnya 10 minggu setelah infeksi oleh basil tuberkulosis.

4. Sesudah sputum positif pada pemeriksaan bakteriologi, tanda tuberkulosis

yang terpenting adalah bila ada kelainan pada foto toraks.

5. Ditemukannya kelainan pada foto toraks belum berarti bahwa penyakit

tersebut aktif.

9

Page 11: Tugas Paper Radiologi

6. Dari bentuk kelainan pada foto roentgen memang dapat diperoleh kesan

tentang aktivitas penyakit, namun kepastian diagnosis hanya dapat diperoleh

melalui kombinasi dengan hasil pemeriksaan klinis/laboraturis.

7. Pemeriksaan roentgen penting untuk dokumentasi, menentukan lokalisasi,

proses dan tanda perbaikan ataupun perburukan dengan melakukan

perbandingan dengan foto-foto terdahulu.

8. Pemeriksaan roentgen juga penting untuk penilaian hasil tindakan terapi

seperti Pneumotoraks torakoplastik, torakoplastik dsb

9. Pemeriksaan roentgen tuberculosis paru saja tidak cukup dan dewasa ini

bahkan tidak boleh dilakukan hanya dengan fluoroskopi. Pembuatan foto

roentgen adalah suatu keharusan, yaitu foto posterior anterior (PA), bila perlu

disertai proyeksi-proyeksi tambahan seperti foto lateral, foto khusus puncak

AP-lordotik dan tekhnik-tekhnik khusus lainnya.

Ada 3 macam proyeksi pemotretan pada foto toraks pasien yang dicurigai

TB, yaitu :

1. Proyeksi Postero-Anterior (PA)

Pada posisi PA, pengambilaii foto dilakukan pada saat pasien dalam posisi

berdiri, tahan nafas pada akhir inspirasi dalam.Bila terlihat suatu kelainan

pada proyeksi PA, perlu ditambah proyeksi lateral.

2. Proyeksi Lateral

Pada proyeksi lateral, posisi berdiri dengan tangan disilangkan di belakang

kepala.Pengambilan foto dilakukan pada saat pasien tahan napas dan akhir

inspirasi dalam.

3. Proyeksi Top Lordotik

Proyeksi Top Lordotik dibuat bila foto PA menunjukkan kemungkinan

adanya kelainan pada daerah apeks kedua paru.Proyeksi tambahan ini

hendaknya dibuat setelah foto rutin diperiksa dan bila terdapat kesulitan

dalam menginterpretasikan suatu lesi di apeks.Pengambilan foto dilakukan

pada posisi berdiri dengan arah sinar menyudut 35-45 derajat arah

caudocranial, agar gambaran apeks paru tidak berhimpitan dengan

klavikula.

10

Page 12: Tugas Paper Radiologi

Gambaran Radiologis TB

Klasifikasi TB paru berdasarkan gambaran radiologis :

1. Tuberkulosis Primer

Hampir semua infeksi TB primer tidak disertai gejala klinis, sehingga

paling sering didiagnosis dengan tuberkulin test. Pada umumnya menyerang anak,

tetapi bisa terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah.Pasien

dengan TB primer sering menunjukkan gambaran foto normal.Pada 15% kasus

tidak ditemukan kelainan, bila infeksi berkelanjutan barulah ditemukan kelainan

pada foto toraks.

Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru kanan lebih sering

terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan lingula serta segmen anterior

lobus atas. Kelainan foto toraks pada tuberculosis primer ini adalah adalah

limfadenopati, parenchymal disease, miliary disease, dan efusi pleura. . Pada paru

bisa dijumpai infiltrat dan kavitas.Salah satu komplikasi yang mungkin timbul

adalah Pleuritis eksudatif, akibat perluasan infitrat primer ke pleura melalui

penyebaran hematogen. Komplikasi lain adalah atelektasis akibat stenosis bronkus

karena perforasi kelenjar ke dalarn bronkus. Baik pleuritis maupun atelektasis

pada anak-anak mungkin demikian luas sehingga sarang primer tersembunyi

dibelakangnya.

11

Page 13: Tugas Paper Radiologi

12

Page 14: Tugas Paper Radiologi

Tuberculosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto toraks

PA dan lateral

Tuberculosis disertai komplikasi pleuritis eksudativ dan atelektasis - Pleuritis TB

13

Page 15: Tugas Paper Radiologi

2. Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis reinfeksi

Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau

timbul reinfeksi pada seseorang yang semasa kecilnya pernah menderita

tuberculosis primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri. Kavitas

merupakan ciri dari tuberculosis sekunder7

Tuberculosis dengan cavitas

14

Page 16: Tugas Paper Radiologi

Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen biasanya dilapangan atas dan

segmen apikal lobi bawah.Kadang-kadang juga terdapat di bagian basal paru yang

biasanya disertai oleh pleuritis.Pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis

sekunder jarang dijumpai.

Klasifikasi tuberkulosis sekunder

Klasifikasikasi tuberkulosis sekunder menurut American Tuberculosis

Association ( ATA ).

1. Tuberculosis minimal : luas sarang-sarang yang kelihatan tidak melebihi

daerah yang dibatasi oleh garis median, apeks dan iga 2 depan, sarang-sarang

soliter dapat berada dimana saja. Tidak ditemukan adanya kavitas

2. Tuberkulosis lanjut sedang ( moderately advance tuberculosis ) : Luas sarang -

sarang yang berupa bercak infiltrat tidak melebihi luas satu paru. Sedangkan

bila ada kavitas, diameternya tidak melebihi 4 cm. Kalau bayangan sarang

15

Page 17: Tugas Paper Radiologi

tersebut berupa awan - awan menjelma menjadi daerah konsolidasi yang

homogen, luasnya tidak boleh melebihi 1 lobus paru .

3. Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis ) : Luas daerah yang

dihinggapi sarang-sarang lebih dari 1 paru atau bila ada lubang -lubang, maka

diameter semua lubang melebihi 4 cm.

Ada beberapa bentuk kelainan yang dapat dilihat pada foto roentgen, antara

lain :

1. Sarang eksudatif, berbentuk awan atau bercak-bercak yang batasnya tidak

tegas dengan densitas rendah.

2. Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas dan

densitasnya sedang.

3. Sarang induratif atau fibrotik, yaitu berbentuk garis-garis berbatas tegas,

dengan densitas tinggi.

4. Kavitas atau lubang

5. Sarang kapur ( kalsifikasi)

Cara pembagian yang lazim di Amerika Serikat adalah :

16

Page 18: Tugas Paper Radiologi

1. Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak infiltrat dengan densitas rendah

hingga sedang dengan batas tidak tegas. Sarang -sarang ini biasanya

menunjukan suatu proses aktif.

2. Lubang ( kavitas ). Berarti proses aktif kecuali bila lubang sudah sangat kecil,

yang dinamakan residual cavity .

3. Sarang-sarang seperti garis ( fibrotik ) atau bintik - bintik kapur ( kalsifikasi,

yang biasanya menunjukkan proses telah tenang ( fibrocalcification)

Tuberculosis dengan cavitas

17

Page 19: Tugas Paper Radiologi

Tuberculosis dengan kalsifikasi

Tuberkuloma

Kelainan ini menyerupai tumor. Bila terdapat di otak, tuberkuloma juga bersifat

suatu lesi yng menempati ruangan ( space occupying lesion / SOL ). Tuberkuloma

adalah suatu sarang keju (caseosa) dan biasanya menunjukkan penyakit yang tidak

begitu virulen bahkan biasanya tuberkuloma bersifat tidak aktif lebih-lebih bila

batasnya licin, tegas dan dipinggirnya ada sarang perkapuran, sesuatu yang dapat

dilihat jelas pada tomogram.

Diagnostik diferensialnya dengan suatu tumor sejati adalah bahwa didekat

tuberkuloma sering ditemukan sarang kapur.

18

Page 20: Tugas Paper Radiologi

Foto Toraks dengan proyeksi PA dan Lateral yang terdapat pada anak -anak

berusia 7 bulan dengan TB Milliar. Terdapat beberapa nodul di seluruh lapangan

keduaparu. Dan terdapat konsolidasi di lobus kanan atas

D. Kemungkinan - kemungkinan kelanjutan suatu sarang tuberkulosis

Penyembuhan

1. Penyembuhan tanpa bekas

Sering terjadi pada anak-anak (tuberkulosis primer dan pada orang dewasa

apabila diberikan pengobatan yang baik.

2. Penyembuhan dengan memninggalkan cacat.

Penyembuhan ini berupa garis - garis berdensitas tinggi / fibrokalsifikasi di

kedua lapangan atas paru dapat mengakibatkan penarikan pembuluh -

pembuluh darah besar di kedua hilli ke atas.Pembuluh darah besar di hilli

terangkat ke atas, seakan-akan menyerupai kantung celana (broekzak

fenomen). Sarang-sarang kapur kecil yang mengelompok di apeks paru

dinamakan Sarang - sarang Simon ( Simon's foci).

Secara roentgenologis, sarang baru dapat dinilai sembuh ( proses tenang ) bila

setelah jangka waktu selama sekurang-kurangnya 3 bulan bentuknya sama.

Sifat bayangan tidak boleh berupa bercak-bercak, awan atau lubang,

melainkan garis-garis atau bintik-bintik kapur.

19

Page 21: Tugas Paper Radiologi

Dan harus didukung oleh hasil pemeriksaan klinik - laboratorium, termasuk

sputum.

Perburukan ( perluasan ) penyakit

1. Pleuritis

Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau melalui

penyebaran hematogen. Pada keadaan normal rongga pleura berisi cairan 10-

15 ml. Efusi pleura bias terdeteksi dengan foto toraks PA dengan tanda

meniscus sign/ellis line, apabila jumlahnya 175 ml. Pada foto lateral dekubitus

efusi pleura sudah bias dilihat bila ada penambahan 5 ml dari jumlah normal.

Penebalan pleura di apikal relative biasa pada TB paru atau bekas TB paru.

Pleuritis TB bias terlokalisir dan membentuk empiema. CT Toraks berguna

dalam memperlihatkan aktifitas dari pleuritis TB dan empiema.

2. Penyebaran miliar

Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-sarang sebesar l-2mm atau

sebesar kepala jarum (milium), tersebar secara merata di kedua belah

paru.Pada foto toraks, tuberkulosis miliaris ini menyerupai gambaran 'badai

kabut’ (Snow storm apperance).Penyebaran seperti ini juga dapat terjadi pada

Ginjal, Tulang, Sendi, Selaput otak /meningen, dsb.

3. Stenosis bronkus

Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis lobus atau segmen paru yang

bersangkutan sering menempati lobus kanan (sindroma lobus medius).

4. Kavitas (lubang)

Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang keju.Dinding lubang sering

tipis berbatas licin atau tebal berbatas tidak licin.Di dalamnya mungkin terlihat

cairan, yang biasanya sedikit. Lubang kecil dikelilingi oleh jaringan fibrotik

dan bersifat tidak berubah-ubah pada pemeriksaan berkala (follow up)

dinamakan lubang sisa (residual cavity) dan berarti suatu proses lama yang

sudah tenang.

E. Pemeriksaan laboratorium

20

Page 22: Tugas Paper Radiologi

Darah : Leukosit sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri,

jumlah limfosit masih di bawah normal, laju endap darah mulai turun ke arah

normal lagi. Anemia ringan, gama globulin meningkat, kadar natrium darah

menurun

Sputum : ditemukan kuman BTA , diagnosis TB sudah dapat dipastikan.

Tes Tuberkulin. Biasanya dipakai tes Mantoux. Tes tuberculin hanya

menyatakan apakah seseorang sedang atau pernah mengalami infeksi

M.tuberculosae.

F. Diagnosis banding TB paru secara radiologist

i. TB paru primer

i. Pembesaran KGB pada TB paru primer : Limfoma, sarkoidosis Pada

TB paru primer, pembesaran KGB dimulai dari hilus, baru ke

paratrakea, dan pada umumnya unilateral. Sedangkan pada limfoma

biasa dimulai dari paratrakea dan bilateral. Pada sarkoidosis

pembesaran KGB hilus bilateral,

ii. Infiltrat unilateral lapangan bawah paru

TB anak: Pneumonia

Untuk membedakan pneumonia TB dengan pneumonia bukan karena

TB, pada pneumonia bukan TB umumnya tidak disertai pembesaran

KGB dan pada evaluasi foto cepat terjadi resolusi TB

dewasa :pneumonia non TB, karsinoma (bronchioloalveolar cell ca),

sarkoidosis, non tuberculous mycobacteria (NTM)

ii. TB post primer

1. NTM

2. Silikosis

3. Respiratory bronchiolitis interstitial lung disease (RB ILD)

4. Kavitas pada usia tua, kemungkinan karena tumor paru

5. kavitas multiple bisa dijumpai juga pada wegener granulomatosis dan

jamur.

21

Page 23: Tugas Paper Radiologi

iii. Komplikasi

Komplikasi dini: pleuritis , efusi pleura, empiema, laryngitis

Komplikasi lanjut; TB usus, Obstruksi jalan nafas , Fibrosis paru, kor

pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gaal nafas dewasa,

meningitis TB

Tuberkulosis pada tulang dan sendi

Basil tuberculosis biasanya menyangkut di spongiosa tulang.Pada tempat

infeksi timbul osteitis, kaseasi dan likuifaksi dengan pembentukan pus yang

kemudian dapat mengalami kalsifikasi.Pada tuberkulosis tulang ada

kecenderungan terjadi perusakan tulang rawan sendi atau diskus intervertebralis.

Tuberkulosis pada tulang panjang

Lesi paling sering terdapat di daerah metafisis

yang pada foto roentgen terlihat sebagai lesi destruktif

berbentuk bulat atau lonjong. Pada permulaan, batas-

batasnya tidak tegas tetaapi pada proses yang sudah

kronis batasnya menjadi tegas. Kadang-kadang

dengan sklerosis pada tepinya.Lesi cepat menyebrangi

epifisis dan selanjutkan mengenai sendi. Proses dapat

bermula pada epifisis tulang panjang.

Tuberkulosis pada tulang belakang

Frekuensi tuberculosis tulang yang paling ting adalah pada tulang

belakang, biasanya di daerah torakal dan lumbal, jarang di daerah servikal. Lesi

biasanya pada korpus vertebra dan proses dapat bermula di 3 tempat

Dekat diskus intervertebra atas atau bawah, disebut tipe marginal

Ditengah korpus, disebut tipe sentral

Di bagian anterior korpus, disebut tipe anterior atau subperiosteal

22

Page 24: Tugas Paper Radiologi

Karena bagian depan korpus vertebra paling banyak mengaiami destruksi

di sertai adanya kolaps, maka korpus vertebra akan berbentuk baji dan pada

tempat tersebut timbul gibbus. Pada tipe sentral, abses timbul pada bagian tengah

korpus vertebra dan diskus lambat terkena proses. Bila lesi meluas ke tepi tulang,

maka proses selanjutnya adalah seperti pada tipe marginal

23

Page 25: Tugas Paper Radiologi

Meningitis Tuberkulosa

Meningitis TB adalah manifestasi dari tuberkulosis SSP, diagnosis dini

sangat penting untukuntuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. Penyebarannya

biasanyahematogen.Temuan radiografi yang khas adalah

abnormalenchancement meningeal, biasanya paling menonjolpada sisterna basal.

24

Page 26: Tugas Paper Radiologi

Tuberkulosis Parenkim

Lesi ini dapat soliter, beberapa, ataumiliaria dan dapat dilihat di mana saja

dalamparenkim otak, meskipun paling seringterjadi di dalam lobus

frontal danparietal. 

25

Page 27: Tugas Paper Radiologi

Tuberkulosis Abdominal

Perut adalah fokus paling sering pada penyakit tuberkulosis luar paru. CT

adalah andalan untuk menyelidikiTBC perut , namun

pengetahuanmodalitas imaging lainnya, seperti pemeriksaan barium enema, juga

penting untuk menghindari salah diagnosedalam kasus di mana TB awalnya

tidakdicurigai.7

26

Page 28: Tugas Paper Radiologi

27

Page 29: Tugas Paper Radiologi

BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas yang membahas tentang Tuberkulosis, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tuberkulosis merupakan penyakit menular dan endemis yang sampai saat ini

masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Disebabkan oleh

infeksibakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

meskipun bisa pula menyebar dan menyerang organ lain seperti ginjal,

traktus gastrointestinal, tulang, otak bahkan genital.

2. Diagnosis TB dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan klinis (dari

anamnesis terhadap keluhan pasien dan dari hasil pemeriksaan fisik

penderita), hasil pemeriksaan foto toraks, hasil pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan penunjang lainnya.

3. Pemeriksaan radiologis adalah salah satu modalitas yang sering dipakai

dalam membantu menegakkan diagnosis ke arah kecurigaan Tuberkulosis

diantaranya pemeriksaan rontgen maupun CT-scan yang lebih canggih.

4. Gambaran radiologis yang dicurigai lesi TB aktif :

Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas

dan segmen superior lobus bawah paru

Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau

nodular

Bayangan bercak miliar

Efusi pleura

Gambaran radiologis yang dicurigai TB inaktif :

Fibrotik, terutama pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas dan

atau segmen superior lobus bawah

Kalsifikasi

Penebalan pleura

28

Page 30: Tugas Paper Radiologi

5. Tujuan pengobatan tuberkulosis adalah untuk menyembuhkan penderita,

mencegah kematian, mencegah relaps, menurunkan penularan ke orang lain

dan mencegah terjadinya resistensi terhadap OAT.

29

Page 31: Tugas Paper Radiologi

DAFTAR PUSTAKA

Amin Z, Bahar S. Tuberkulosis paru. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi

I ,Simadibrata KM, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi

IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI , 2006:

998-1005, 1045-9

Alsagaff, Hood, et al. 2010. Buku ajar Ilmu Penyakit Paru. Departmen Ilmu

penyakit paru FK UNAIR : Surabaya

Bobby, M. (2009).Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru

Tersangka dengan BTA Negatif di Puskesmas Kodya Medan. FK USU/SMF

Paru RSUP H. Adam Malik: Medan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, Available from:

http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BUKU_PEDOMAN_NASIONAL.pdf

(Accessed 9 April 2013).

DepKes RI. (2006), Panduan Bagi Petugas Laboratorium Pemeriksaan

Mikroskopis Tuberkulosis, available from:

http://xa.yimg.com/kq/groups/46694515/1060976715/name/bookmikroskopis

.pdf (Accessed 9 April 2013).

Hasan, H., 2010. Tuberkulosis paru. In: M.J. Wibisono, Winariani, S. Hariadi,

eds. 2010. Buku ajar ilmu penyakit paru. Departemen Ilmu Penyakit Paru FK

Unair – RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Kementerian Kesehatan. (2011), Strategi Nasional Pengendalian TB Di Indonesia

2010-2014, available from:

www.pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/STRANAS_TB.pdf(Accessed 9

April 2013).

Patel, R. (2007). Tuberkulosis in Lecture Notes Radiologi edisi 2. EMS Erlangga:

Surabaya.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2002. Tuberkulosis pedoman diagnosis dan

penatalaksanaan di Indonesia. Available at http://www.klikpdpi.com/

konsensus/tb/tb.pdf (Accessed 9 April 2013).

30

Page 32: Tugas Paper Radiologi

Price. A,Wilson. L. M. Tuberkulosis Paru. Dalam: Patofisiologi Konsep

KlinisProses-Proses Penyakit, bab 4, Edisi VI. Jakarta

Rasad, S.; Kartolaksono S.,; Ekayuda I. eds. (2005). Radiologi Diagnostik Edisi

II. Jakarta: Penerbit FK UI.

Sembiring, Hilaludin. (2005). Hubungan pemeriksaan Dahak dengan Kelainan

Radiologis pada penderita TBC Paru Dewasa. Available from :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3446/1/paru-hilaluddin.pdf.

(Accessed 9 April 2013).

Sudoyo, et. al. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Internal

Publishing: Jakarta

Tani, J., et.al. (2008). Evaluation of Tuberculosis Control Programs in Indonesian

Community Health Centers Using Systemic Approach. Dalam Majalah

Kedokteran Indonesia, Volume: 58, Nomor: 4. Available from:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/

578/570 (Accessed 9 April 2013).

WHO.(2012). Global Tuberculosis Report 2012.Available from:

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/75938/1/9789241564502_eng.pdf

(Accessed 9 April 2013).

31