citta devi guntari ui pkmp
Post on 22-Oct-2015
98 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM:
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING
WULUH SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE
UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM URAT
BIDANG KEGIATAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-PENELITIAN (PKM-P)
Diusulkan oleh:
Citta Devi Guntari (1006661222, Angkatan 2010)
Jason Gabriel Jonathan (1206238904, Angkatan 2012)
Clarissa (1206238974, Angkatan 2012)
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
iii
DAFTAR ISI PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN ................................................................... ii
Ringkasan................................................................................................................................. 1
BAB I ....................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2
1.1 Judul ........................................................................................................................... 2
1.2 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Perumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.4 Tujuan ........................................................................................................................ 4
1.5 Luaran yang Diharapkan ............................................................................................ 4
1.6 Kegunaan ............................................................................................................. 4
BAB II...................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4
2.1 Asam Urat ................................................................................................................. 4
2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh ........................................................... 5
2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh .............................................. 5
2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya ...................................... 6
BAB III .................................................................................................................................... 6
METODE PENELITIAN......................................................................................................... 6
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................................. 6
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................................... 7
3.3 Prosedur Percobaan .................................................................................................... 7
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................................. 10
RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................ 10
4.1. Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 10
4.2. Biaya yang diperlukan ....................................................................................... 10
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10
Lampiran 1: Rancangan Biaya ........................................................................................ iv
Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota ........................................................................ v
Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................................... viii
1
Ringkasan
Senyawa tanin merupakan salah satu jenis senyawa polifenol yang memiliki
aktivitas inhibisi terhadap enzim xantin oksidase. Enzim ini merupakan senyawa
yang berperan dalam pembentukkan asam urat di dalam tubuh. Adanya
overproduction asam urat menyebabkan timbulnya keadaan hiperuresemia yang
mengakibatkan penyakit pirai atau encok. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kadar inhibisi, kandungan senyawa tanin dari isolat daun belimbing
wuluh untuk beberapa jenis eluen, mengetahui eluen terbaik yang digunakan untuk
mengisolasi tanin dari daun belimbing wuluh dalam menginhibisi Xantin Oksidase.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah sonikasi dengan frekuensi 42 kHz selama
50 menit menggunakan pelarut aseton 70%. Uji fitokimia dilakukan dengan
penambahan FeCl3 pada ekstrak kasar. Isolasi menggunakan metode kromatografi
lapis tipis analitik untuk mencari eluen terbaik, kemudian dilanjutkan dengan
kromatografi lapis tipis preparative, kemudian kandungan tanin diuji dengan stainsy
test. Nilai inhibisi untuk beberapa isolat diuji dengan spektrofotometer.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh sebagai Inhibitor
Enzim Xantin Oksidase untuk Menurunkan Kadar Asam Urat.
1.2 Latar Belakang Masalah
Penyakit asam urat merupakan penyakit tertua yang sudah dikenal sejak 2000 tahun
yang lalu. Penyakit ini sangat berhubungan dengan hiperurisemia, yaitu peningkatan kadar
asam urat di atas nilai normal dan dipengaruhi oleh tingginya konsumsi makanan yang
kaya akan purin (Owen & Jhons, 1999).
Di Indonesia penelitian tentang jumlah penderita asam urat baru dilakukan untuk
daerah – daerah tertentu. Penelitian lapangan yang dilakukan oleh penduduk Kota
Denpasar Bali mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18.2% (Wisesa dan Suastika,
2009), sedangkan di Salem pada bulan Februari sampai April 2009 tercatat terdapat 200
orang yang memeriksakan kadar asam uratnya dan dari hasil pemeriksaan ditemukan
sekitar 46 orang atau 23% mengalami kadar asam urat diatas normal. Kemudian bulan Juni
sampai Agustus 2009 tercatat terdapat 120 orang yang memeriksakan kadar asam uratnya
dan dari hasil pemeriksaan ditemukan 35 orang atau 29,75% mengalami kadar asam urat
diatas normal. Dari data tersebut didapat bahwa selama kurun waktu 3 – 4 bulan ditemukan
kenaikan pemeriksaan kadar asam urat dengan hasil diatas normal sebesar 6,75% (Data
terolah Puskesmas Kecamatan Salem, 2009). Jika dilihat dari data – data di atas maka
kemungkinan masyarakat terkena penyakit asam urat semakin meningkat.
Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Pada reaksi tersebut, purin
yang dikandung oleh makanan diubah menjadi hipoxantin, selanjutnya terjadi reaksi
pembentukan xantin dari hipoxantin yang dikatalis oleh enzim Xantin Oxidase (XO).
Xantin yang terbentuk teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi yang juga dikatalisis
oleh enzim xantin oxidase (Murray, et al, 2003). Jadi xantin oxidase mengkatalis reaksi
hipoxantin dan xantin menjadi asam urat (Pacher; Nivorozhkin; dan Szabo, 2006).
Dewasa ini, obat sintetik yang digunakan dalam pengobatan penyakit asam urat adalah
allopurinol (Connor, 2009) sebagai obat medis yang digunakan untuk menghambat enzim
xantin oxidase. Obat ini bereaksi sebagai inhibitor kompetitif terhadap substrat pada enzim
tersebut (Astari, 2008). Walaupun allopurinol merupakan obat yang efektif untuk
3
mengobati penyakit asam urat, tetapi obat sintetik ini dapat menimbulkan efek samping
yang merugikan bagi penggunanya, yaitu alergi, kulit menjadi kemerahan, gangguan
saluran cerna, depresi sumsum tulang, anemia, trombositopenia dan radang hati
(Ganiswarna, 1995). Oleh karena itu, dicari suatu senyawa dari tanaman obat yang
memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas xantin oxidase dan memberikan efek
samping yang rendah. Senyawa tanin dan flavonoid pada tanaman obat dapat berperan
sebagai anti asam urat dengan menghambat kerja xantin oxidase (Cos et al. 1998; Milan et
al.2004).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2013) menyimpulkan bahwa
proses ekstraksi senyawa tanin pada daun putri malu dengan metode sonikasi
menghasilkan yield ekstrak sebesar 3.9% untuk pelarut akuades, 2.4% untuk pelarut aseton
70% dan 1.5% untuk pelarut etanol 70%. Penelitian yang dilakukan oleh Yenny (2013)
menyatakan bahwa ekstraksi senyawa tanin daun jambu biji dengan metode sonikasi
diperoleh yield dari ekstrak aseton 70%, etanol 70% dan akuades berturut turut adalah
8.1%, 7.4% dan 6.3%. sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifani (2013)
menyimpulkan bahwa kadar tanin daun belimbing wuluh pada ekstrak kasar etanol 70%,
aseton 70% dan aquadest dengan metode yang sama yaitu sonikasi adalah 3.12%, 2.86%
dan 2.53%. dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar senyawa
tanin diperoleh paling banyak berturut – turut dari daun jambu biji, belimbing wuluh dan
putri malu dengan pelarut aseton 70%. Dari hasil tersebut maka dalam penelitian ini
diputuskan untuk menggunakan daun belimbing wuluh, karena menghasilkan yield ekstrak
yang cukup besar. Secara tradisional daun belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat
batuk, kompres pada sakit gondongan, obat rematik, antidiare, sedangkan batang belimbing
wuluh dapat digunakan sebagai obat sakit perut (Atang, 2009).
Untuk memperoleh kemurnian tanin yang lebih tinggi maka dalam penelitian ini akan
dilakukan isolasi senyawa tanin dari ekstrak kasar kasar yang diperoleh dari metode
sonikasi. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dapat digunakan untuk mengisolasi
senyawa tanin dari sampel ekstrak kasar dalam jumlah besar untuk uji identifikasi
(Harborne, 1987).
Nuraini (2002) menyatakan hasil isolasi dan identifikasi tanin dari daun gamal
(Gliricida sepium) dengan metode KLTP dengan fase gerak asam asetat glasial : H2O :
HCl pekat dengan perbandingan (30:10:3) diperoleh harga Rf tanin 0.7 yang mendekati
harga Rf tanin standar yaitu 0.737. Sedangkan Yuliani dkk (2003) dalam penelitian tentang
kadar tanin daun jambu biji (Psidium guajava) dengan KLTP dan eluen toluene : etil asetat
4
(3:1) menunjukkan 9 bercak dengan harga Rf mulai dari 0.23 – 0.94. Setelah diperoleh
isolat tanin dari daun belimbing wuluh selanjutnya akan diindentifikasi kadar tanin dan
aktivitas inhibisinya terhadap enzim xantin oksidase.
1.3 Perumusan Masalah
1. Eluen apakah yang paling baik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari
daun belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis?
2. Berapa kadar tanin dari isolat daun belimbing wuluh yang bisa didapatkan?
3. Bagaimana pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat
xanthin oksidase?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui eluen terbaik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari daun
belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis?
2. Mengetahui kadar senyawa tanin dari isolat daun belimbing wuluh
3. Mengetahui pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat
xanthin oksidase.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Bentuk luaran dari penelitian ini adalah mendapatkan isolat senyawa tanin yang
selanjutnya dapat diidentifikasi secara kuantitatif konsentrasi senyawa tanin di dalamnya
dan diuji aktivitas inhibisinya terhadap enzim xanthin oksidase yang berguna untuk
menurunkan kadar asam urat.
1.6 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ilmiah kepada
masyarakat terhadap pemanfaatan daun belimbing wuluh (A. bilimbi L) sebagai alternatif
penghasil senyawa tanin yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat
sehingga mempermudah pengkajian lebih lanjut tentang aktivitas dan pemanfaatan
senyawa tanin dalam bidang kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Urat
Metabolisme nukletida purin dengan konversi asam nukleat dimulai dari pelepasan
asam nukelat dari pencernaan asam nukleat dan nucleoprotein yang akan diurai menjadi
mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease dan polinuklease (Rodwell,
5
2003). Selanjutnya enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida
menjadi nukleosida yang kemudian dapat diserap atau diurai lebih lanjut oleh enzim
fosforilase intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Basa purin kemudian akan
teroksidasi menjadi Hipoxantin Enzim xantin oxidase (XO) berperan penting dalam
katabolisme atau pemecahan purin menjadi asam urat.
2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh
Arifiyani (2007) menyatakan bahwa air daun belimbing wuluh dapat digunakan
mengobati penyakit stroke karena ekstrak daun belimbing wuluh ini mengandung senyawa
tanin, selain itu daun belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut,
rematik, perotitik dan obat batuk. Fahrani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun
belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin.
2.3 Tanin dan Efek Inhibisi enzim Xanthin Oksidase
Dari penelitian yang dilakukan oleh Owen & Jhons, 1999, disimpulkan bahwa
kandungan tanin dan senyawa fenolik lainnya pada suatu tanaman memiliki peranan
penting dalam inhibisi enzim xanthin oksidase.
2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh
Preparasi ekstrak kasar tanaman merupakan titik awal untuk isolasi dan pemurnian
komponen kimia yang terdapat pada tanaman. Umumnya tanin dapat diekstrak dari bagian
– bagian tumbuhan tertentu dengan menggunakan pelarut (Deny, 2007). Pelarut yang
umum adalah aseton, etanol maupun metanol dan secara komersial tanin dapat diekstraksi
dengan menggunakan pelarut air yang mengandung asam askorbat untuk meminimumkan
oksidasi tanin selama ekstraksi.
2.5 Metode Ekstraksi Sonikasi
Metode ekstraksi sonikasi memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi
rendah 20 – 40 kHz yang dapat mempercepat waktu kontak antara sampel dan pelarut
meskipun pada suhu ruang. Sonikasi mengandalkan energi gelombang yang menyebabkan
proses kavitasi, yaitu proses pembentukan gelembung – gelembung kecil akibat adanya
transmisi gelombang ultrasonik untuk membantu difusi pelarut ke dalam dinding sel
tanaman (Ashley et al, 2001). Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi sonikasi
menurut Mandal et al, 2007 adalah sifat pelarut dan volume, waktu ekstraksi, kekuatan
matriks dan suhu.
2.6 Isolasi Senyawa Tanin Dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh dengan
Kromatografi Lapis Tipis
6
KLT kualitatif digunakan untuk menganalisis senyawa – senyawa organik dalam
jumlah kecil, menentukan pelarut yang tepat untuk pemisahan dengan KLT preparatif atau
kromatografi kolom dan juga untuk mengidentifikasi komponen penyusun campuran
melalui perbandingan dengan senyawa yang diketahui strukturnya. Sedangkan KLT
preparatif digunakan untuk memisahkan campuran senyawa dari sampel dalam jumlah
yang besar berdasarkan fraksinya, yang selanjutnya fraksi – fraksi tersebut dikumpulkan
dan digunakan untuk analisis berikutnya (Townshend, 1995).
2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya
Untuk mengukur tingkat inhibisi dari suatu inhibitor, dapat digunakan istilah persen
inhibisi dan juga nilai IC50. Semakin rendah nilai IC50 suatu inhibitor, maka semakin besar
potensi senyawa tersebut sebagai suatu inhibitor. Nilai IC50 menunjukkan besarnya
konsentrasi senyawa inhibitor yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50% inhibisi.
Pengujian terhadap aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase pada umumnya dilakukan
dengan mengukur penurunan absorbansi pada dua buah larutan sampel.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah dasar berikut
ini:
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Isolasi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh
Pengumpulan bahan
tanaman (dikeringkan dengan oven
dan dipulverasi)
Ekstraksi Tanaman dengan metode sonikasi
(pelarut aseton 70%)
Analisis kualitatif
senyawa tanin dengan FeCl3
Pencarian eluen terbaik senyawa tanin dengan KLT
analitik
Isolasi tanin dengan eluen terbaik menggunakan metode KLT
preparatif
Analisis kuantitatif
senyawa tanin dengan metode
stiansy test
Uji inhibisi xantin oksidase
7
3.2. Alat dan Bahan
Untuk melakukan penelitian ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
- Alat
Alat – alat yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel.1 Daftar alat beserta fungsinya
Alat – Alat
yang
dibutuhkan
Kebutuhan
Timbangan digital, Beaker glass, Botol sampel, Pipet tetes, Kertas
saring, Mikropipet, Kaca arloji, Rottary evaporator, High speed
multifunction pulverizing machine, Oven, Desikator, Ultrasonic
cleaner, Sonikator, Pengaduk kaca, Corong buncher, Spektrofotometer
UV-Vis, pH meter, Kuvet, Tabung reaksi, Plat KLT silika G60 F254,
Kromatografi, Centrifuge
- Bahan
Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar bahan beserta fungsinya
Bahan -
bahan
yang
dibutuhkan
Kebutuhan
Daun Belimbing wuluh muda, Aseton, Akuades, Asam askorbat,
Kloroform, Etil asetat, FeCl3 1%, HCl 0.28 N, HCl pekat, NaoH, FeCl3,
HCl, Xantin (SIGMA), Xantin oksidase, Formaldehid 37%, Allupurinol
300 mg, Buffer fosfat, KH2PO4, K2HPO4, Toluene, Ferri sulfat, Asam
asetat glasial, Asam asetat, n-butanol, Metanol
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pengumpulan Bahan Tanaman dan Preparasi Awal Daun Belimbing Wuluh (A.
bilimbi L)
1. Mencuci daun dengan air mengalir hingga bersih
2. Mengeringkan daun yang telah dicuci dengan menggunakan oven
3. Mempulverasi daun yang sudah kering tersebut dengan High speed Multifunction
Pulverizing Machine
4. Menyimpan serbuk daun halus dalam wadah yang kering dan tertutup rapat hingga
dilakukan proses ekstraksi.
3.3.2 Ekstraksi Daun Belimbing wuluh (A. bilimbi L)
1. Menimbang serbuk daun sebanyak 25 gram
2. Menyiapkan pelarut aseton 70% sebanyak 250 mL dalam beaker glass
3. Mencampurkan serbuk daun dengan pelarut dan dimasukkan ke dalam Ultrasonic
cleaner
4. Menyaring larutan ekstrak yang didapat dengan pompa vakum dan corong buncher.
8
5. Mengeringkan ekstrak yang telah disaring dengan Rotary Evaporator
3.3.3 Analisis Kualitatif Senyawa Tanin Daun Belimbing Wuluh (A. bilimbi L)
1. Memasukkan 0.5 gram ekstrak kasar pekat daun belimbing wuluh ke dalam tabung
reaksi.
2. Menambahkan 1 – 2 mL akuades ke dalam ekstrak kasar tersebut
3. Menambahkan 1 – 2 tetes larutan FeCl3 1%
4. Mengamati hasil. Uji tanin dalam sampel positif apabila hasil menunjukkan warna
hijau kecoklatan atau biru kehitaman
3.3.4 Pencarian Eluen Terbaik untuk Senyawa Tanin menggunakan Kromatografi
Lapis Tipis Analitik (KLT Analitik)
1. Menyiapkan plat silika G 60 F254 yang telah diaktifkan dengan ukuran 1x10cm
2. Ekstrak tanin ditotolkan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler
kemudian dikeringkan.
3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan ekstrak tanin dengan fasa gerak toluen : etil
asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades : HCl pekat) (30:10:3), etil asetat :
metanol : asam asetat (6:14:1), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5),metanol : etil asetat
(4:1), etil asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2).
4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan eluen sampai kepada garis batas.
5. menghitung noda yang terbentuk dan diperiksa dengan lampu UV-Vis pada panjang
gelombang 254 nm dan 366 nm.
3.3.5 Isolasi Senyawa Tanin dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh sesuai
dengan Eluen Terbaik dengan KLT preparatif
1. Menyiapkan plat G 60 F254 dengan ukuran 10 x 20 cm.
2. Melarutkan ekstrak pekat hasil ekstraksi dengan aseton – air, dan ditotolkan sepanjang
plat.
3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan dengan larutan menggunakan beberapa eluen
yang memberikan pemisahan terbaik dari KLT analitik.
4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan elusi telah sampai pada garis batas.
5. Memeriksa noda – noda yang terbentuk di bawah sinar UV pada panjang gelombang
254 nm dan 366 nm.
6. Mengukur nilai Rf yang terbentuk
7. Mengerok noda – noda hasil KLT preparatif pada plat yang mendekati harga Rf tanin
dan melarutkannya di dalam pelarut aseton : air (7:3)
8. Mensetrifuge untuk mengendapkan silika yang terikut lalu dihasilkan supernatant
9
9. Supernatant dipekatkan dengan gas N2 atau desikator vakum.
3.3.6 Analisis Kuantitatif Senyawa Tanin
1. Melarutkan 1 gram isolat sampel dalam 175 ml akuadest
2. Menambahkan 28.5 ml HCl 0.28 N dan 1 ml formaldehid 37% ke dalam larutan
nomor 1
3. Mengaduk campuran larutan selama lima menit dan menyimpannya selama 5 jam.
4. Menyaring campuran larutan tersebut
5. Membilas endapan yang terbentuk dengan akuades
6. Mengeringkan endapan dalam oven dan mendinginkannya dalam desikator untuk
selanjutnya ditimbang dengan neraca dan mengukur kandungan taninnya
3.3.7 Uji Inhibisi Xantin Oksidase
a. Preparasi
1. Pembuatan larutan Xantin
2. Pembuatan Buffer Fosfat
3. Pembuatan larutan Xantin oksidase 0,2 U/mL
4. Pembuatan Larutan Isolat Dengan konsentrasi 0.4 mg/mL
b. Tahapan Analisis
1. Membuat larutan dasar yang dibutuhkan.
2. Mencampurkan larutan xantin ke dalam buffer fosfat.
3. Mencampurkan isolat tanaman, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat, dan larutan
xantin oksidase.
4. Mencampurkan allopurinol, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat dan larutan xantin
oksidase.
5. Menginkubasikan larutan tersebut selama 10 menit pada suhu 25oC sebelum
direaksikan.
6. Mereaksikan larutan tersebut ke dalam kuvet dan mengukur perubahan nilai
absorbansi dari ke empat larutan pada panjang gelombang 295 nm ke dalam
Spektrofotometer UV-Vis.
7. Menghitung nilai aktivitas inhibisi Xantin oksidase
3.4 Variabel Penelitian
Variabel bebas dari penelitian ini diantaranya adalah jenis eluen yang digunakan
untuk mengisolasi, yaitu toluen : etil asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades :
HCl pekat) (30:10:3), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5), metanol : etil asetat (4:1), etil
asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2). Sedangkan, variabel terikat yang
10
dipengaruhi oleh variasi – variasi di atas adalah yield tanin yang didapatkan dari isolat
daun belimbing wuluh
BAB IV
RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Jadwal Kegiatan
4.2.Biaya yang diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah Rp. 10.000.000,00
dengan rincian biaya terletak pada lampiran.
Daftar Pustaka
Kong, LD, Cai C, Huang W, Cheng CHK, Tan RX. 2000. Inhibition of Xanthin Oxidase by
Some Chinese Medical Plants Used to Treat Gout. J Ethnopharmacol. 73: 199:207
Nuraini, F. 2002. Isolasi dan Identifikasi Tanin dari Daun Gamal (Gliricidia sepium
(Jackquin) kunth ex walp), skripsi Jurusan Kimia Universitas Brawijaya. Malang
Owen P dan Johns T. 1999. Xanthin Oxidase Inhibitory Activity of Northeastern North
American Plant Remedies Used for Gout. J Ethnopharmacol. 64: 149-160.
Pansera, M. R., dkk. 2004. Extraction of Tannins By Accacia mearnsii with Supercritical
Fluids. Journal International Brazilian Archieves of Biology and Technology. Hal
197-201.
Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi (Prof. Dr. Kosasih
Padmawinata). Bandung: ITB Press.
Sa’adah, Lailis. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh.
Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
iv
LAMPIRAN
Lampiran 1: Rancangan Biaya
Biaya Proses Kegunaan Kebutuhan Harga (Rp)
Bahan Habis Pakai
Kertas A4 Pembuatan laporan 4 rim Rp. 140.000
Tinta warna Pembuatan laporan 1 cartridge Rp. 250.000
Tinta hitam Pembuatan laporan 1 cartridge Rp. 40.000
Total Rp. 430.000
Peralatan dan Bahan Penunjang PKM
Kertas Saring Untuk menyaring
sampel
50 lembar Rp. 20.000
Aseton Pelarut untuk
ekstraksi
1 liter Rp. 35.000
Asam askorbat Mencegah
terjadinya oksidasi
tanin
1 kg Rp. 330.000
Kloroform Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 292.500
Etil asetat Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 742.000
FeCl3 Indikator senyawa
tanin
500 gram Rp. 130.000
HCl Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 32.500
NaOH Pelarut xantin dan
pengatur pH xantin
1 liter Rp. 52.000
Xantin (SIGMA)
Substrat reaksi
pembentukkan
asam urat
30 gram Rp.1.500.000
Xantin oksidase Senyawa
pembentuk asam
urat
1 kilogram Rp.5.000.000
Formaldehid 37% Reagen tanin pada
stainsy test
1 liter Rp. 52.000
Allupurinol Larutan standar
dalam uji aktivitas
1000 mg Rp. 100.000
v
xantin oksidase
KH2PO4 Bahan untuk
membuat buffer
fosfat
1 kilogram Rp. 38.000
K2HPO4 Bahan untuk
membuat buffer
fosfat
1 kilogram Rp. 84.000
Toluene Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 15.000
Ferri Sulfat Pendeteksi dalam
isolasi senyawa
tanin
250 gram Rp. 255.000
Asam asetat
glasial
Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 385.000
Asam asetat Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 58.500
n-butanol Eluen untuk isolasi 0.5 liter Rp. 425.000
Metanol Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 23.400
Total Rp.10.000.000
Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
Ketua
1. Nama Lengkap Citta Devi Guntari
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Teknologi Bioproses
4. NIM 1006661222
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 5 September 1992
6. Email devicitta@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 087887036409
Anggota 1
1. Nama Lengkap Jason Gabriel Jonathan
2. Jenis Kelamin Laki – laki
3. Program Studi Teknologi Bioproses
4. NIM 1206238904
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Oktober 1994
6. Email Jasonjonathan94@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 08999926012
Anggota 2
2. Nama Lengkap Clarissa
3. Jenis Kelamin Perempuan
vi
4. Program Studi Teknologi Bioproses
5. NIM 1206238974
6. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 6 September 2013
7. Email clardh@gmail.com
8. Nomor Telepon/Hp 083876399963
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Citta Devi Guntari (Ketua)
Nama Institusi SD Nas. Sariputra SMPN 9 Jambi SMAN 3 Jambi
Jurusan IPA
Tahun Masuk - Lulus 1998 - 2004 2004 - 2007 2007 – 2010
Jason Gabriel Jonathan (Anggota 1)
Nama Institusi SD Tunas Karya
Sunter
SMP Don Bosco 2 SMA Don Bosco
2
Jurusan IPA
Tahun Masuk - Lulus 2000 – 2006 2006 - 2009 2009 – 2012
Clarissa (Anggota 2)
Nama Institusi SDK Ketapang SMP K Ketapang SMA K Ketapang
Jurusan IPA
Tahun Masuk – Lulus 2000 – 2006 2006 – 2009 2009 – 2012
top related