laporan kemajuan pkmp final.docx
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as Acne Solution) :
Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis)
sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Ketua : Amy Shientiarizki H1A011007 2011
Anggota : Anak Agung Gde Agung Adistaya H1A011001 2011
Agvianti Wirya Puspitowati H1A011006 2011
Arina Windri Rivarti H1A011009 2011
I Gusti Ayu Putu Wahyu Widiantari H1A012022 2012
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014

PENGESAHAN PKM PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as Acne Solution) : Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis) sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
2. Bidang Kegiatan : PKM-P3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Amy Shientiarizkib. NIM : H1A011007c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umumd. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Matarame. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Alamat Rumah : BTN Sembada Asri VII Blok A No. 5 Kekalik Mataram
No Tel./HP : 081803706806f. Alamat email : [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Dewi Suryani, MInfectDisb. NIDN : 0005058101 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
Alamat Rumah : Jalan Pemuda 47C MataramNo Tel./HP : (0370) 625592 / 082139223981
6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 10.000.000b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Mataram, 27 Juni 2014Menyetujui Pembantu Dekan III, Fakultas Kedokteran Ketua Pelaksana Kegiatan
( dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis ) ( Amy Shientiarizki ) NIP. 19750213 200604 2 001 NIM. H1A011007
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping
( Drs. H. Nasaruddin M. Kes ) ( dr. Dewi Suryani, MinfectDis ) NIP. 19560808 198511 1 001 NIP. 19810505 200501 2 001

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
RINGKASAN...................................................................................................................1
I. PENDAHULUAN...................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
III. METODE PELAKSANAAN..................................................................................8
IV. HASIL YANG DICAPAI.....................................................................................11
V. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ........................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
LAMPIRAN...................................................................................................................18
DAFTAR TABEL
4.1 Hasil Pengamatan.............................................................................................14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana.......................................................................................19
Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan...............................................................21

RINGKASANAntijerawat merupakan salah satu komponen yang dapat mengatasi timbulnya
jerawat. Suatu komponen yang bersifat antijerawat harus mampu menghambat pertumbuhan
bakteri, menghambat aktivitas lipase, dan menghambat stres oksidatif (Katzman & Logan
2007). Salah satu bakteri penyebab jerawat adalah Staphylococcus epidermidis. Bakteri
tersebut akan memicu terjadinya radang pada kulit (Wasistaatmadja,2002) sehingga jerawat
akan menjadi lebih parah. Pengobatan yang lazim dilakukan untuk mengobati penyakit
infeksi adalah dengan menggunakan antibiotik. Namun demikian, penggunaan antibiotik
yang kurang tepat dan dalam dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan resistensi.
Timbulnya resistensi populasi bakteri terhadap berbagai jenis antibiotik menyebabkan banyak
masalah dalam pengobatan penyakit infeksi. Jerawat juga dapat disebabkan oleh kondisi stres
oksidatif, yaitu suatu kondisi saat antioksidan di dalam tubuh tidak mampu menetralisasi
peningkatan konsentrasi radikal bebas sehingga dapat merusak komponen sel (Chen et al.
1996). Penggunaan antioksidan dapat mengatasi kondisi stress oksidatif ini. Cacing nyale
(Eunice siciliensis) memiliki kandungan vitamin A yang cukup tinggi yakni 514 IU per 100
gram, dan kandungan karoten sebesar 1,350 mcg per 100 gram (Miller et al, 1959). Nyale
diharapkan dapat membantu mengurangi jerawat dengan menghambat adanya infeksi
Propionibacter acne dan bakteri gram positif, serta memperkecil terjadinya infeksi sekunder
bakteri kokus oleh Staphylococcus epidermidis atau Staphylococcus aureus yang dapat
memperparah jerawat. Dalam penelitian Soelistya dkk, 2008 terbukti bahwa beberapa bakteri
gram positif, Staphylococcu aureus dapat dihambat oleh Eunice siciliensis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis pemberian ES CREAM (Eunice siciliensis
Cream as Acne Solution) : Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis)
dengan dosis tertentu dapat sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus). Luaran yang diharapkan adalah
dihasilkannya sebuah artikel yang dapat dipublikasikan dalam jurnal yang terakreditasi secara
nasional dan dapat dikembangkan untuk dijadikan sebuah produk terapi alternatif berupa
krim yang digunakan oleh masyarakat luas untuk mengatasi jerawat. Penelitian ini
merupakan penelitian true experimental dengan pendekatan pre test-post test only control
groupdesign. Dengan menggunakan metode dilusi tabung, untuk menguji efektifitas cacing
nyale (Eunice siciliensis) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus pada SD Agar dan memformulasikan dalam krim.
1

I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara kedua setelah Brazil dengan keanekaragaman hayati
yang sangat tinggi dinilai dari segi kekayaan jenis tumbuhan, hewan dan mikroba yang
dimilikinya. Sebagian keanekaragaman hayati Indonesia tersebut telah dimanfaatkan,
sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian besar lagi belum diidentifikasi.
Keanekaragaman hayati tersebut dapat berfungsi sebagai penopang utama kelangsungan
hidup dan kesejahteraan manusia karena dapat dimanfaatkan untuk keperluan farmaseutika,
biofarmako, herbal, pangan, papan maupun hias ornamental (Nugrayasa, 2012).
Salah satu kekayaan alam yang akhir-akhir ini mulai menarik perhatian publik adalah
cacing laut yang ada di Lombok “nyale”. Pemunculan nyale ini hanya pada waktu tertentu
yaitu pada bulan Februari, biasanya pada tanggal 20 bulan atas atau 5 hari setelah bulan
purnama di pantai Sager Lombok Selatan yang terdapat hanya setahun sekali. Selain sebagai
cagar wisata dan bahan pangan, nyale mulai diteliti sebagai biofarmako. Nyale yang termasuk
dalam klas Polychaeta ini, terutama jenis Eunice siciliensis yang paling banyak ditemukan
saat musim nyale memiliki natural product yang telah terbukti mampu menghambat bakteri
benthos dari karang atau algae yang ada disekitar habitat nyale dan mempunyai daya hambat
terhadap kuman patogen manusia seperti Pseudomonas aeroginosa, Escherichia coli,
Klebsiella sp, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus
pneumoniae (Soelistya dkk, 2008).
Oleh karena itu, sangat penting untuk diketahui lebih lanjut mengenai Eunice
siciliensis ini, khususnya sebagai antibakteri yang dapat dimanfaatkan manusia sebagai
alternatif obat antimikroba yang sudah banyak menimbulkan resistensi sekarang ini. Adapun
masalah kesehatan yang dihubungkan dengan antibakteri nyale ini adalah jerawat (acne).
Burkhart G, Burkhart N, Lehmann, 1999 menjelaskan jerawat atau Acne vulgaris
adalah gangguan kulit yang paling umum dialami oleh semua orang, khususnya para remaja.
Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada pilosebasea
yang ditandai dengan adanya komedo, papul, postul, nodus dan kista pada daerah wajah,
leher, lengan atas, dada dan punggung.
Peradangan dipicu oleh kelebihan sekresi dan hiperkeratosis pada infundibulum rambut
yang menyebabkan terakumulasinya sebum. Sebum yang terakumulasi kemudian menjadi
sumber nutrisi yang baik bagi pertumbuhan Propionibacterium acne. Enzim lipase yang
dihasilkan dari bakteri tersebut menguraikan trigliserida pada sebum menjadi asam lemak
2

bebas yang menyebabkan inflamasi dan akhirnya terbentuk jerawat. Sedangkan,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus ataupun bakteri lain dapat
menimbulkan infeksi sekunder pada jerawat, infeksi akan bertambah parah jika jerawat sudah
bernanah (Mitsui, T., 1997; Wasitaatmadja, 1997; Burkhart G, Burkhart N, Lehmann, 1999).
Nyale diharapkan dapat membantu mengurangi jerawat dengan menghambat adanya
infeksi Propionibacter acne dan bakteri gram positif, serta memperkecil terjadinya infeksi
sekunder bakteri kokus oleh Staphylococcus epidermidis atau Staphylococcus aureus yang
dapat memperparah jerawat. Dalam penelitian Soelistya dkk, 2008 terbukti bahwa beberapa
bakteri gram positif, Staphylococcus aureus dapat dihambat oleh Eunice siciliensis, sehingga
penulis menjadikan acuan tersebut dalam penelitiannya ini.
PERUMUSAN MASALAH
Apakah pemberian ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as Acne Solution) :
Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis) dengan dosis tertentu dapat
sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis
dan Staphylococcus aureus) ?
TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh dan dosis pemberian ES CREAM (Eunice siciliensis
Cream as Acne Solution) : Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis)
dengan dosis tertentu dapat sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus).
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah dihasilkannya sebuah artikel yang
dapat dipublikasikan dalam jurnal yang terakreditasi secara nasional. Artikel ini akan
mengkaji mengenai adanya pengaruh pemberian ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as
Acne Solution) : Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis) dengan dosis
tertentu sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus). Selain itu, untuk kedepannya, penelitian ini dapat
dikembangkan lagi untuk dijadikan sebuah produk terapi alternatif yang digunakan oleh
masyarakat luas untuk mengatasi jerawat.
3

KEGUNAAN
1. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh pemberian ES CREAM (Eunice
siciliensis Cream as Acne Solution) : Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice
siciliensis) dengan dosis tertentu sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat
(Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus).
2. Dapat dihasilkan produk terapi alternatif yang ekonomis dan mudah didapat.
3. Bahan informasi untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai berbagai manfaat
cacing Nyale Eunice siciliensis.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA
Eunice siciliensis
Nyale merupakan cacing laut yang khas, khususnya di Pulau Lombok. Cacing laut
jenis Eunice siciliensis ini muncul 5 hari setelah bulan purnama dimana pada saat itu
merupakan musim kawin dari cacing-cacing laut tersebut. Eunice siciliensis masuk dalam
kelas Polychaeta. Bagian tubuh nyale (epitoke) cacing jenis jantan berwarna coklat dan
cacing jenis betina berwarna hijau nantinya akan naik ke permukaan air sehingga
memungkinkan gerakan spiral dari cacing-cacing tersebut. Gerakan ini nanti akhirnya
membuat tubuh cacing tersebut putus sehingga sperma dan sel telur akan keluar dan bertemu
membentuk zigot (Jekti et al. 1993).
Invertebrata laut memiliki senyawa kimia (chemical defense) yang berfungsi sebagai
alat pertahanan diri dari serangan predator, mencegah infeksi bakteri, membantu proses
reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultraviolet (Harper et al. 2001).
Hasil penelitian Jekti et al. (2008) ekstrak nyale atau cacing Eunice siciliensis ini
mempunyai daya hambat terhadap kuman patogen manusia, yaitu Pseudomonas aeroginosa,
Escherichia coli, Klebsiella sp, Streptococcus epidermidis, Streptococcus aureus, dan
Streptococcus pneumoniae. Miller et al. (1958) dalam penelitiannya membandingkan
kandungan nutrisi antara Eunice siciliensis dan daging sapi lalu diperoleh hasil sebagai
berikut :
5

Propionibacter acne
Propionibacter acne termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini
termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acne berperan pada patogenesis jerawat
dengan menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak
ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan
mendukung terjadinya akne.
Propionibacter acne termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri ini tipikal
bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini telah
dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim
untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh).
Ciri-ciri dari bakteri Propionibacter acne adalah berbentuk batang dan dapat dilihat
dengan pewarnaan gram positif. Bentuk dari bakteri ini bermacam-macam, dapat berbentuk
filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokus (Brook,
G.F., 2005).
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus epidermidis hidup dipermukaan kulit dan membran mukosa saluran
nafas, serta saluran cerna manusia maupun hewan sebagai flora normal (Brooks, 2007).
Identifikasi dan Morfologi
Menurut Brooks (2007), Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif,
berbentuk kokus, dan berdiameter sekitar 1 μm. Staphylococcus epidermidis termasuk ke
dalam ordo Bacillales berdasarkan data National Center for Biotechnology Information
(NCBI) tahun 2013.
Manifestasi Klinis
Staphylococcus epidermidis jarang menyebabkan supurasi tetapi dapat menginfeksi
protese ortopedik atau kardiovaskuler, atau menyebabkan penyakit pada orang dengan fungsi
imun yang terganggu. Infeksi Staphylococcus epidermidis sulit disembuhkan karena
organisme ini terdapat di alat protesis, tempat bakteri dapat memperbanyak diri di dalam
biofilm. Staphylococcus epidermidis lebih resistan terhadap obat antimikroba daripada
Staphylococcus aureus.
6

Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus ditemukan dalam hidung pada 20 – 50 % manusia (Brooks,
2007). Kemampuan patogenik Staphylococcus aureus tertentu merupakan gabungan efek
faktor ekstraseluler dan toksin serta sifat invasif strain tersebut.
Identifikasi dan Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, berbentuk kokus, berdiameter
sekitar 1 μm serta tersusun dalam koloni (Brooks, 2007). Staphylococcus aureus termasuk ke
dalam filum Firmicutes (National Center for Biotechnology Information, 2013).
Manifestasi Klinis
Supurasi fokal (abses) merupakan ciri khas infeksi Staphylococcus. Staphylococcus
dengan daya invasif yang rendah dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit, seperti jerawat,
pioderma, atau impetigo (Brooks, 2007). Pada keadaan infeksi biasanya terjadi reaksi radang
yang berlangsung hebat, terlokalisasi, dan nyeri, yang membentuk supurasi sentral dan pus.
Dinding fibrin dan sel di inti abses cenderung mencegah penyebaran organisme dan
sebaiknya tidak dirusak dengan manipulasi atau trauma.
Krim
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sifat umum sediaan krim ialah mampu
melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan
ini dicuci atau dihilangkan (Anwar, 2012).
7

III. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan di bagian Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Mataram.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan pendekatan pre test-post
test only control group design. Dengan menggunakan metode dilusi tabung, untuk menguji
efektifitas Eunice siciliensis terhadap pertumbuhan Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus pada SD Agar dan memformulasikan dalam krim.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi penelitian ini adalah koloni Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus biakan murni.
Kriteria Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah koloni Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureus biakan murni. Sampel diambil menggunakan simple
random sampling.
Besar sampel
Penelitian ini menggunakan perlakuan 6 cacing nyale dan 2 kelompok kontrol sehingga
ada 8 kelompok. Berdasarkan rumus (P - 1)(n - 1) ≥ 15 dengan p=jumlah kelompok dan
n=jumlah pengulangan, maka diperoleh n ≥ 3,14. Dari hasil perhitungan tersebut, diperlukan
paling sedikit tiga kali pengulangan untuk sampel (Supranto, 2007).
Variabel Penelitian
Variabel bebas:
Ekstrak nyale Eunice siciliensis dengan berbagai macam konsentrasi: 100% (kontrol
ekstrak Eunice siciliensis); 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%; 1,56%; 0% (kontrol bakteri).
Variabel tergantung:
Tingkat kekeruhan yang dihasilkan pada media SD Broth dan jumlah koloni yang
dihasilkan pada SD Agar.
8

Definisi Operasional Variabel
a. Cacing nyale Eunice siciliences yang diambil langsung dari pantai pada saat musim
perkawinan yaitu pada pertengahan bulan Februari. Cacing ini kemudian diekstrak dan
disimpan dalam kulkas agar tahan lama.
b. Bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus yang digunakan adalah milik Lab Mikrobiologi Universitas Mataram yang telah
dilakukan identifikasi ulang.
Instrumen Penelitian
Bahan penelitian
Nyale (Eunice siciliences), bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus
epidermidis dan Staphylococcus aureu, Nutrien soya pepton, ekstrak yeast, nutrien agar, air
laut steril, Etil asetat, n-heksan, Agar Muller Hinton, Silika gel 60, KCl, TLC plates, Manitol,
sukrose, glukose, maltose, dan laktose, Cat Gram.
Bahan teknis untuk membuat krim antara lain kloramfenikol, nipagin, parfum, asam
stearat, trietanolamin, lemak bulu domba, paraffin cair, aquadest.
Alat penelitian
a. Peralatan gelas dan pendukung lain (tabung reaksi, erlenmeyer, labu ukur, kaca petri,
pipet ukur, pipet pastur, pipet mikro, rotatory evaporator, gelas kolom 60 cm, dll),
Deep freezed-dryer (Dynavac), HPLC (Instruments) dilengkapi dengan gradien
controller (Kortec K-45), pump (Kortec-25), UV-detector (Kortec K-95 variable
wavelength), dan chromatopac (Shimadzu C-RGA).
b. Alat pembuatan Krim: mortir dan stemper, timbangan dan anak timbangan, beaker
glass, gelas ukur, batang pengaduk, sudip, etiket dan perkament, dan cawan penguap.
Pengumpulan spesimen
Pengumpulan nyale dilakukan pada saat musim nyale yaitu pada bulan Februari
tanggal 20 bulan atas pada pagi hari sebelum terbit sinar matahari (Jekti 1993). Dengan
menggunakan jaring maka terkumpul nyale yang kemudian dipisahkan antara warna hijau
dan coklat. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan freeze dryer dan disimpan dalam
tabung dalam keadaan kering dan tertutup.
Ekstraksi sampel
Spesimen kering 10 gr ditumbuk halus dalam mortar dan dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 200 ml etil asetat dan dikocok selama 5 menit dan
kemudian labu ditutup dengan aluminium foil dan disimpan dalam kulkas selama 10-12 jam.
9

Cairan kuning jernih yang terbentuk diambil, secara hati-hati dan dipekatkan dengan rotary
evaporator sehingga volumenya tinggal 4 – 5 ml.
Teknik Pengumpulan Data
Daerah terang atau zona radikal dari suspensi bakteri yang telah diberi kertas cakram
kemudian diukur, dan data dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam tabel. Data yang sudah
terkumpul kemudian dianalisa dan diinterpretasikan.
Analisis Data
Data dari hasil percobaan tersebut dianalisis secara deskriptif. Dimana analisis data
yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows. Uji hipotesis menggunakan
uji parametrik One Way Anova. Ditetapkan true confidences uji ini adalah 95%, dan jika
p<0,05 maka didapatkan perbedaan bermakna. Data dikumpulkan untuk dimasukkan ke
dalam tabel. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dan diinterpretasikan.
10

IV. HASIL YANG DICAPAI
1. TARGET LUARAN
Luaran dari penelitian dengan judul “ES CREAM (Eunice siciliensis Cream as Acne
Solution) : Formulasi Krim Cacing Eunice siciliensis Lombok (Eunice siciliensis)
dengan dosis tertentu dapat sebagai Antibakteri Penyebab Jerawat (Propionibacterium
acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)” ini diuraikan sebagai
berikut.
1) Ekstraksi sampel Eunice siciliensis jantan dan betina
2) Biakan murni bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
3) Pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak Eunice siciliensis yang efektif
terhadap zona hambat pada biakan bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus)
4) Cream sebagai produk terapi alternatif untuk mengatasi jerawat
2. METODE
1) Ekstraksi sampel Eunice siciliensis
Untuk ekstraksi kami menggunakan beberapa macam pelarut :
A. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis dengan Ethanol
Eunice siciliensis yang sudah disimpan di freezer di rendam air hangat
untuk mempermudah pembuatan ekstrak
Eunice siciliensis kemudian dihaluskan menggunakan mortal dan alu.
Jenis jantan berwarna coklat-kekuningan, jenis betina berwarna hijau.
Masing-masing diperlakukan di media yang berbeda
Eunice siciliensis yang sudah dihaluskan diambil dengan
menggunakan mikropipet sebanyak 5 ml, dimasukan ke dalam tabung
Kemudian dicampur dengan ethanol dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 5 ml, sehingga didapatkan perbandingan 1:1
Kemudian tabung dikocok, agar ethanol dan Eunice siciliensis yang
sudah dihaluskan tercampur hingga rata
Kemudian tabung didiamkan selama 24 jam, untuk mendapatkan hasil
ekstrak.
B. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis dengan Methanol
11

Eunice siciliensis yang sudah disimpan di freezer di rendam air hangat
untuk mempermudah pembuatan ekstrak
Eunice siciliensis kemudian dihaluskan menggunakan mortal dan alu.
Jenis jantan berwarna coklat-kekuningan, jenis betina berwarna hijau.
Masing-masing diperlakukan di media yang berbeda
Eunice siciliensis yang sudah dihaluskan diambil dengan
menggunakan mikropipet sebanyak 5 ml, dimasukan ke dalam tabung
Kemudian dicampur dengan ethanol dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 5 ml, sehingga didapatkan perbandingan 1:1
Kemudian tabung dikocok, agar methanol dan Eunice siciliensis yang
sudah dihaluskan tercampur hingga rata
Kemudian tabung didiamkan selama 24 jam, untuk mendapatkan hasil
ekstrak.
C. Ekstraksi sampel Eunice siciliensis Etil Asetat
Spesimen kering 10 gr ditumbuk halus dalam mortar dan dimasukkan
ke dalam labu Erlenmeyer.
Selanjutnya ditambahkan 200 ml etil asetat dan dikocok selama 5
menit.
kemudian labu ditutup dengan aluminium foil dan disimpan dalam
kulkas selama 10-12 jam.
Cairan kuning jernih yang terbentuk diambil, secara hati-hati dan
dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga volumenya tinggal 4 –
5 ml.
2) Biakan murni bakteri penyebab jerawat (Propionibacterium acne,
Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus)
Tahapan :
a. Sampel Jerawat
Alat :
Media penyimpanan sampel, handscoon, jarum spuit, lampu
spiritus, cotton bad, kertas label, gunting, kantong plastik
Bahan :
Mupirocin 20 mg
Langkah Kerja :
12

1. Sampel jerawat diambil secara simple random
sampling. Kami mengambil jerawat dari 10 orang yang telah
bersedia menjadi probandus. Kriteria jerawat yang kami
jadikan sampel adalah jerawat yang mengandung pus (cairan
berwarna putih-kekuningan)
2. Pengambilan jerawat dilakukan oleh dokter ahli.
Jerawat ditusuk dengan jarum spuit dan pus diambil dengan
menggunakan cotton bad. Kemudian cotton bad dimasukkan ke
dalam media sampel yang sudah disediakan. Lalu, dioleskan
muporicin 20 mg ke lokasi jerawat yang sudah dilakukan
perlakuan untuk mencegah infeksi
3. Sampel di bawa ke laboratorium untuk dilakukan
biakan murni dan pengidentifikasian jenis kuman yang ada
(disini kami fokus untuk melihat bakteri yang tumbuh)
b. Sebagai pembanding kami juga membeli bakteri dari Dinas Kesehatan
Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok. Bakteri
yang tersedia yaitu Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus
3) Pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak Eunice siciliensis yang efektif
terhadap zona hambat pada biakan bakteri penyebab jerawat
(Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus)
a. Pengujian terhadap bakteri hasil biakan murni
Hasil identifikasi jenis bakteri yang tumbuh di biakan tersebut adalah
Staphylococcus aureus
b. Pengujian terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Staphylococcus aureus
Alat
1. Cawan Petri dan Agar
2. Mikropipet
3. Cotton swab
Bahan
1. Ekstrak Eunice siciliensis jantan dan betina
13

2. Biakan Bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus
epidermidis dan Kuman Klinik (belum teridentifikasi).
Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan 3 cawan dan menandai setiap cawan untuk
Staphylococcus aureus, Streptococcus epidermidis dan Kuman
Klinik (belum teridentifikasi).
2. Melubangi agar dengan diameter +/- 0,5 cm, sebanyak 4
lubang.
3. Menggoreskan biakan bakteri di seluruh lapang permukaan
agar.
4. Menandai keempat lubang ditandai dengan 0 mikroliter; 25
mikroliter; 50 mikroliter; 75 mikroliter (sesuai dengan volume
yang divariasikan)
5. Mengambil ekstrak Eunice siciliensis dengan Mikropipet sesuai
dengan ukuran yang sudah ditandai, selanjutnya diletakan pada
lubang yang sudah dibuat.
6. Menutup dan meletakan cawan yang sudah diberikan perlakuan
ke dalam incubator, disimpan dalam suhu 36,5 C (sesuai
dengan suhu badan) selama 24 jam.
c. Hasil Pengamatan
1. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Ethanol
BakteriEunice siciliensis betina
Vol. 0 Ųl
Vol. 25 Ųl
Vol. 50 Ųl
Vol. 75 Ųl
Sediaan KK (S. aureus) (-) (-) (-) (-)Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)
Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)
BakteriEunice siciliensis jantan
Vol. 0 Ųl
Vol. 25 Ųl
Vol. 50 Ųl
Vol. 75 Ųl
Sediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (+++)Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (+)Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (++)
2. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Methanol
BakteriEunice siciliensis jantan
V Vol Vol Vol
14

ol. 0 Ųl . 25 Ųl . 50 Ųl . 75 ŲlSediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (-)Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)
3. Ekstraksi Eunice siciliensis dengan Etil Asetat
BakteriEunice siciliensis jantan
Vol. 0 Ųl
Vol. 25 Ųl
Vol. 50 Ųl
Vol. 75 Ųl
Sediaan KK (S. Aureus) (-) (-) (-) (-)Sediaan S. Aureus (-) (-) (-) (-)Sediaan S. Epidermidis (-) (-) (-) (-)
Keterangan :
(-) : Tidak ada hambatan
(+) : 0 – 1 mm
(++) : 1 – 2 mm
(+++) : 2 – 3 mm
4) Formulasi Krim Cacing Nyale Lombok (Eunice siciliensis)
Alat dan bahan :
Alat :
Alat gelas
Batang pengaduk
Kapas
Wadah krim
pH meter
kertas saring
timbangan analitik
Bahan
Ekstrak Eunice siciliensis 75%
Basis krim
15

Langkah kerja :
1. Ekstrak Eunice siciliensis dicampurkan kedalam basis krim sedikit demi
sedikit
2. Aduk dengan rata hingga homogen
Pengujian Sediaan Krim
1. Uji organoleptik
Diamati bentuk krim, warna dan bau krim. Ini dilakukan untuk
mengetahui krim yang dibuat sesuai dengan warna dan bau ekstrak
yang digunakan.
2. Uji pH
Ditimbang sebanyak 1 gram krim Eunice siciliensis yang sudah
homogen dan diencerkan dengan 10 ml aquades. Kemudian gunakan
pH-meter yang bagian sensornya dan dibaca pH pada bagian monitor.
Hasil Pengujian Krim
1. Uji organ organoleptik
Uji organoleptis dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik suatu sediaan
yang meliputi bentuk, warna dan bau. Berdasarkan hasil yang didapat
bentuk sediaan yang didapat berupa setengah padat, warna putih kuning
kecoklatan sesuai warna Nyale jenis jantan dan bau yang dihasilkan adalah
khas Nyale.
2. Uji pH
Bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga
tidak mengiritasi kulit. Hasil pH krim ekstrak daun lamun tipe A/m yang
didapat berkisar antara 6-6,2. Perbedaan nilai pH tidak terlalu berpengaruh
selama masih pada batas 4,5- 6,5(Tranggono dan latifah,2007).
V. RENCANA TAHAPAN SELANJUTNYA
16

Semua tahapan penelitian sudah kami laksanakan dengan cukup baik. Rencana tahap
selanjutnya adalah penyusunan Laporan Akhir. Sembari menunggu batas akhir pelaksanaan
Hibah Penelitian ini kami akan mencari sampel jerawat yang mengandung Propionibacterium
Acne.
DAFTAR PUSTAKA
17

Brooks. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Burkhart, C.G., Burkhart, C.N., Lehmann, P.F. 1999. Acne: a review of immunologic and
microbiologic factors. Bmj, [e-journal] 75. Available at:
<http://pmj.bmj.com/content/75/ 884/328.full.html#related-urls> [Accessed 24th
October 2013].
Chen HM, Muramoto K, Yamauchi F, Nokihara K. 1996. Antioxidant activity of designed
peptides based on the antioxidative peptide isolated from digests of a soybean protein.
J Agric Food Chem 44(9):2619-1613.
Jekti DSD, Soewignjo S, Purwoko AA, Muttaqin Z, Sumarjan, & Kastara W. 1996. Laporan
Penelitian Pemisahan Senyawa Bioaktif dengan Khasiat Antibakterial pada Nyale.
Mataram
Jekti DSD. 2008. Nyale Cacing Laut Sebagai Bahan Antibakteri. Jurnal ILMU DASAR, Vol.
9 No. 1, Juli 2008 : 120-126. Mataram
Katzman M, Logan AC. 2007. Acne vulgaris: nutritional factors may be influencing
psychological sequelae. Med Hypotheses 69:1080-1084.
Miller. 1959. Composition and Nutritive Value of Palolo (Palola siciliensis Grube).
PACIFIC SCIENCE, Vol. XIII , April, 1959.
Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi Kesatu. Amsterdam: Elsevier Science B.V.
National Center for Biotechnology Information. (2013) NCBI Taxonomy [online].
Accessed at: <http://www.gbif.org/species/105958456> [accessed 24 October 2013]
Nugrayasa, Oktavio. 2012. Potensi Keanekaragaman Hayati Bagi Kesejahteraan Rakyat
[online]. Available at: < http://setkab.go.id/en/artikel-4046-potensi-
keanegakaragaman-hayati-bagi-kesejahteraan-rakyat.html> [Accessed 23th October
2013].
Prabandari. 2012. Aktivitas Antijerawat Formula Campuran Temu Lawak Dan Meniran Serta
Penentuan Sidik Jari Kromatografinya [online]. Available at:
<http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58678/G12nlp1.pdf>
[Accessed 24th October 2013].
Wasistaatmadja, S.M. 2002. Masalah jerawat pada remaja. Di dalam: Tjokronegoro A,
Utama A. Pengobatan Mutakhir Dermatologi pada Anak Remaja. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wasitaatmadja, S.M. 2007. Akne, Erupsi Akneformis, Rosasea, Rinofima. Dalam: Djuanda,
A., Hamzah, M., Aisah, S (ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.5th ed. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
18

Woodworth, W. McM. 1907. The palolo worm, Eunice viridis (Gray). Bull. Mus. Compo
Zool. Harv. 51: 3-21.
Zaenglein, A.L., et al. Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam : Freedberg IM, Elisen
AZ, Wolff K (ed). Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York :
McGraw-Hill; 2008.
19

LAMPIRAN
20

Lampiran I. Penggunaan Dana
1. Peralatan Penunjang
2. Bahan Habis Pakai
3. Perjalanan
21

4. Lain-lain
22

Lampiran II. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan
Gambar 1. Bakteri S. epidermidis dan S. aureus Gambar 2. Campuran Eunice siciliensis dan ethanol
Gambar 3. Biakan murni “Kuman Klinik” Gambar 4. Menghaluskan Eunice
siciliensis betina dengan mortar dan
stemper
Gambar 6. Menghaluskan Eunice siciliensis
betina dengan mortar dan stemper
Gambar 5. Ethanol Absolut
Gambar 7. Ekstrak Eunice siciliensis
23

Gambar 8. Tampakan zona hambatan di biakan Kuman Klinik
Zona terang berukuran sekitar 3-4 mm (di volume ekstrak Eunice siciliensis 75%)
Gambar 9. Tampakan zona hambatan di biakan Staphylococcus Epidermidis
Zona terang berukuran sekitar 1-2 mm (di volume ekstrak Eunice siciliensis 75%)
Gambar 10. Tampakan zona hambatan di biakan Staphylococcus Aureus
Zona terang berukuran sekitar 0-1 mm (di volume ekstrak Eunice siciliensis 75%)
24

Gambar 11. Menghaluskan Eunice siciliensis dengan mortal dan stemper
Gambar 12. Mencampurkan Eunice siciliensis yang telah dihaluskan dengan Ethanol
Gambar 13. Melubangkan media agar dengan ukuran 0,5 cm
Gambar 14. Mengoleskan bakteri pada permukaan media agar
25

Gambar 15. Sediaan di dalam Incubator dengan suhu 36,90 C
26