bab 2 fix
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
![Page 1: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
METODE KEGIATAN PBL 2
2.1 Tahapan Problem Solving Cycle Masalah Kesehatan
1.
Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengalaman Belajar
Lapangan 2 (PBL-2) adalah metode survey dengan pendekatan Cross
Sectional berdasarkan tahapan community diagnosis. Community diagnosis
diartikan sebagai sebuah deskripsi atau gambaran mengenai kesehatan warga
Pengambilan data sekunder dan hasil PBL 1, analisis
(deskriptif, analitik )- Fasilitasi Advokasi
Pembuatan instrumen, survei dan analisis
(kuantitatif-kualitatif, deskriptif-analitik) - Fasilitasi-Advokasi
Partisipasi – bekerja sama
Partisipasi Pengorganisasian ,
mobilitasi , dll
Penyusunan instrument monev
Fasilitasi-partisipatif Pembagian Tugas &
tanggungjawab
Analisis solusi dan kelayakan-Fasilitasi
Monitoring , evaluasi kegiatan intervensi
Implementasi intervensi
Penyusunan PoA untuk intervensi
Identifikasi , prioritas dan analisis kelayakan solusi
Identifikasi , analisis , dan prioritas penyebab masalah
KIA
Identifikasi , analisis dan prioritas masalah KIA
EvaluasiProgramIntervensi
![Page 2: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/2.jpg)
negara (masyarakat dan penduduk) dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat setempat baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Diagnosa komunitas pada umumnya mengarah kepada identifikasi dan
kuantifikasi dari masalah-masalah kesehatan dalam komunitas secara
menyeluruh dengan mengidentifikasi korelasi atau hubungannya dengan
tujuan untuk mengetahui faktor risiko atau keutuhan komunitas akan
pelayanan kesehatan. Pendekatan Cross Sectional yang merupakan rancangan
penelitian dimana variabel independen dan dependen diambil dalam periode
waktu yang sama. Dimana analisis data bersifat deskriptif (kualitatif dan atau
kuantitatif).
Variabel independen yang diambil secara garis besar sesuai dengan
konsep H.L. Blum yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan dikombinasikan dengan teori L. Green yaitu faktor predisposing,
enabling, dan reinforcing. Sedangkan variabel dependen adalah status
kesehatan yang direpresentasikan dengan besarnya angka kematian balita
yang ada di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes. Selain
dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode studi pustaka,
observasi, dan diskusi dalam kelompok. Beberapa metode tersebut
diharapkan dapat saling melengkapi untuk mengidentifikasi permasalahan
kesehatan sesuai dengan konsep H.L. Blum dan L. Green. Metode tersebut
dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan serta
memberikan alternatif pemecahan masalah dengan siklus pemecahan masalah
(Problem Solving Cycle).
Dalam pengambilan data primer, digunakan kuesioner untuk menggali
informasi dari responden. Sedangkan untuk data sekunder menggunakan data
yang berasal dari Data Topografi dan Monografi Desa Klampok, Bidan Desa
Klampok dan Puskesmas Wanasari untuk menemukan masalah yang
berhubungan dengan status kesehatan masyarakat daerah bersangkutan. Data
primer maupun data sekunder tersebut dapat dijadikan variabel dependen,
metode cross sectional ini diharapkan dapat digunakan untuk menganalisa
permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep H.L Blum yang dipengaruhi
![Page 3: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/3.jpg)
oleh empat faktor yaitu perilaku, lingkungan, genetik, dan pelayanan
kesehatan dan teori L. Green yaitu faktor predisposing, enabling, dan
reinforcing. Setelah dianalisa, selanjutnya dilakukan identifikasi faktor risiko.
Selain dengan metode Cross Sectional juga menggunakan metode studi
pustaka. Kedua metode tersebut diharapkan dapat saling melengkapi untuk
mengidentifikasi permasalahan kesehatan sesuai dengan konsep Teori Blum
dan Green. Metode tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
penyebab masalah kesehatan serta memberikan alternatif pemecahan masalah
dengan siklus pemecahan masalah (Problem Solving Cycle). Dalam
menentukan prioritas masalah kita menggunakan dua metode yaitu metode
MCUA dan metode Delbeq.
Prioritas masalah dengan metode MCUA (Multiple Criteria Utility
Assesment), sebagai berikut:
1. Menentukan masalah-masalah Kesehatan Masyarakat
Masalah-masalah kesehatan masyarakat tersebut, didapat dari data-data
yang kami peroleh dari Profil Puskesmas Wanasari dari bulan Januari
2012 hingga bulan September tahun 2014.
2. Menentukan kriteria
Kriteria dalam hal ini, berguna untuk penilaian masalah-masalah
kesehatan masyarakat yang nantinya dapat ditemukan nilai
tertinggi/prioritas masalah kesehatan. Kriteria yang kami gunakan
dalam matriks MCUA ini adalah sebagai berikut
a. Besar/luas masalah
Kriteria ini mengandung maksud, tinggi rendahnya prevalensi
kejadian masalah kesehatan masyarakat.
b. Tingkat Urgensi/kegawatan
Hal ini mengandung maksud, seberapa pentingnya suatu masalah
kesehatan/penyakit untuk segera mendapat penanganan dari tenaga
kesehatan.
![Page 4: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Trend/Kecenderungan
Hal ini mengandung maksud, seberapa besar frekuensi suatu
masalah kesehatan/penyakit tersebut naik atau turun dalam kurun
waktu tertentu.
Metode Delbeq memprioritaskan masalah dengan cara memberikan
bobot yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0-100
dengan kriteria:
- Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk
yang ada kemungkinan terkena masalah serta keterlibatan
masyarakat dan instansi terkait.
- Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu.
- Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk
mengatasi masalah baik dari segi instansi yang bertanggung
jawab terhadap penyelesaian masalah atau dari masyarakat yang
terkena masalah.
- Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan, waktu
serta cara atau metode dan teknologi penyelesaian masalah seperti
tersediannya kebijakan/peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak),
petunjuk teknis (juknis) dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
- Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10).
- Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor
masing-masing masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi
bobot yang telah disepakati. Bila ada perbedaan pendapat dalam
menentukan besarnya bobot dan skor yang dipilih reratanya.
- Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan prioritasnya
berdasarkan jumlah skor yang tertinggi sampai terendah.
![Page 5: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/5.jpg)
Penentuan bobot tiap kriteria untuk masalah kesehatan adalah
sebagai hasil dari kesepakatan tiap anggota kelompok. Jika suatu
kriteria semakin dianggap penting, maka bobotnya semakin besar.
Adapun bobot yang telah kami berikan pada tiap kriteria berdasarkan
hasil kesepakatan, adalah sebagai berikut:
Tingkat Urgensi/kegawatan : 25 %
Besar/luas masalah : 30 %
Trend/kecenderungan : 45 %
3. Memberi nilai dari tiap butir masalah
Nilai dari tiap butir masalah ini, yang nantinya akan dikalikan dengan
masing-masing kriteria, dan akhirnya akan ditemukan nilai tertinggi
sebagai prioritas masalah kesehatan masyarakat.
![Page 6: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/6.jpg)
Tabel 2.1 Nilai-nilai tiap butir masalah
Populasi adalah kumpulan atau keseluruhan anggota dari objek
penelitian dan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian yaitu ibu yang memiliki
balita di desa Klampok. Jumlah responden yang digunakan dalam
pengambilan data adalah dengan menggunakan metode random sampling dari
total ibu yang memiliki balita di desa Klampok, Kecamatan Wanasari,
Kabupaten Brebes, yaitu sebanyak 92 ibu yang memiliki balita di desa
Klampok.
2.2 Tahapan Community diagnosis
2.2.1 Identifikasi Masalah KIA
Mengenali permasalahan kesehatan khususnya KIA yang
berada di masyarakat harus didasarkan pada data, fakta, informasi,
baik secara langsung (dengan data primer) maupun tidak langsung
Kriteria Nilai tiap butir masalah kesehatan
1. Besar/luas masalah 1 = Tidak besar
1= Kurang besar
2= Cukup besar
4= Sangat besar
2. Tingkat
Kegawatan/kepentingan
1= Tidak penting
2= Kurang penting
3= Cukup penting
4= Sangat penting
3. Trend 1 = Tidak trend
2 = Kurang trend
3= Cukup trend
4 = Sangat trend
![Page 7: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/7.jpg)
(menggunakan data sekunder). Metode untuk mengidentifikasi
masalah KIA dapat dilakukan dengan cara menganalisis kesenjangan
(gap analysis) antara target suatu program yang seharusnya dicapai
(standar yang telah ditetapkan) dengan capaian pelaksanaan program
itu sendiri melalui indikator yang ada. Cara untuk mengidentifikasi
masalah KIA dapat juga dengan mengidentifikasi dan menganalisis
kecenderungan dari sebuah data informasi maupun masalah kesehatan
khususnya pada ibu hamil, bayi dan balita yang mungkin menjadi
lebih buruk atau lebih parah kondisinya dari waktu ke waktu (trend
analysis). Selain itu, masalah dapat juga diidentifikasi dengan cara
membaca, melihat, mendapatkan sebuah outbreak atau Kejadian Luar
Biasa (KLB) suatu penyakit atau kasus pada suatu masyarakat di
wilayah tertentu. Berdasarkan UU No 4 Tahun 1984, KLB merupakan
timbulnya atau meningkatkan kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu. Guna meyakinkan bahwa masalah tersebut sampai sekarang
masih menjadi permasalahan khususnya pada angka kematian balita
maka perlu dilakukan survei langsung pada masyarakat dan atau orang
kunci. Tujuannya adalah untuk melakukan konfirmasi mengenai
banyaknya, kegawatannya, distribusinya (orang, tempat, waktu) dari
penyakit yang telah terdaftar pada data sekunder. Masalah KIA yang
ada dipilih dan dipastikan masalah tidak terlalu luas maupun terlalu
umum, sehingga akan memudahkan untuk merumuskannya.
Hal pertama kali yang dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan di Desa Klampok adalah mencari data sekunder ke
Puskesmas Wanasari (berupa: laporan bulanan kematian bayi dan
balita, buku laporan PWS KIA puskesmas dari periode Januari 2012 -
September 2014, profil desa Klampok dan kohort balita). Dari data
sekunder tersebut diperoleh informasi 3 besar masalah kesehatan di
Desa Klampok yaitu angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan
angka kematian balita.
![Page 8: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/8.jpg)
2.2.2 Prioritas Masalah KIA
Data yang bersumber dari pelayanan kesehatan diolah serta
dianalisis menjadi sebuah informasi yang berguna terkait masalah
KIA yang ada di wilayah tersebut. Berbagai masalah kesehatan
tersebut telah didaftar dan mungkin akan banyak permasalahan
kesehatan. Diperlukan analisis dalam memilih masalah KIA yang
betul-betul dirasakan masyarakat, sehingga nantinya dapat diambil
sebuah tindakan yang tepat. Demikian halnya, tidak semua
permasalahan KIA harus diselesaikan semua, mengingat terbatasnya
sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian diperlukan metode yang
cepat dan tepat dalam memprioritaskan masalah KIA dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kegawatan masalah, besarnya
masalah, luas distribusi penyakit, kecepatan penyebaran,
menimbulkan dampak politis,menimbulkan keresahan atau kepanikan
masyarakat, sesuai dengan program atau tidak, serta pertimbangan lain
yang mungkin ada.
2.2.3 Faktor Risiko Terkait Masalah KIA
Walaupun masalah KIA sudah didapatkan, namun faktor risiko
terkait masalah KIA itu sendiri belum diketahui. Faktor-faktor risiko
dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi kejadian suatu masalah
KIA atau faktor tersebut saling terkait sehingga menimbulkan
permasalahan kesehatan atau outcome KIA. Oleh karena itu,
diperlukan proses penelusuran faktor-faktor risiko yang terkait
masalah KIA dengan cara yang sistematis dan berdasar pada teori,
data atau fakta serta logic thinking. Berdasarkan konsep H.L Blum
yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kerangka dalam
mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
masalah KIA antara lain dengan metode analisis diagram peta pikiran
(mind map diagram).
![Page 9: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/9.jpg)
.
2.2.4 Identifikasi Faktor Risiko Terkait Masalah KIA
Guna memenuhi keakuratan data serta ketersediaan data terkait
faktor risiko masalah KIA, maka dilakukan survei untuk
mengidentifikasi faktor risiko yang terkait masalah KIA. Kegiatan
identifikasi faktor risiko yang terkait masalah KIA dapat dilakukan
dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan instrumen survei
yang valid dan reliabel berdasar kerangka faktor risiko masalah KIA.
Langkah yang dilakukan terkait kegiatan survei masalah KIA berguna
untuk mengidentifikasi faktor risiko yang betul-betul ada di
masyarakat. Subjek atau objek sebagai sasaran, dalam hal ini adalah
ibu hamil yang sedang didiagnosis dalam kurun waktu tertentu beserta
perilaku,pelayanan kesehatan, lingkungannya dan genetiknya. Data
penderita penyakit yang sedang didiagnosis dalam masyarakat dapat
diperoleh dari data KIA Puskesmas, bidan desa dan data pendukung
gambaran lokasi setempat.
2.2.5 Alternatif Penyelesaian Masalah KIA
Prioritas faktor risiko masalah KIA telah teridentifikasi. Guna
menanggulangi dan mencegah permasalahan kesehatan yang
berlangsung, maka diperlukan alternatif penyelesaian (solusi) masalah
KIA. Dalam mengidentifikasi dan menganalisis alternatif solusi,
sebaiknya mempertimbangkan kondisi nyata yang ada di masyarakat
atau lapangan. Selain itu diperlukan pula keterlibatan dari pihak lain
(Puskesmas dan Desa) yang terkait (sesuai kebijakan yang ada,
relevansi program, ketersediaan sumber daya, kecepatan mengatasi
masalah, kemudahan untuk diterapkan) sehingga diharapkan solusi
yang diberikan telah mengakomodir kebutuhan dari berbagai pihak,
sehingga dapat berjalan dengan baik. Metode yang dapat
dipergunakan untuk mengidentifikasi alternatif solusi adalah dengan
cara brainstorming dan penggunaan how-how diagram. Hal demikian
![Page 10: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/10.jpg)
harus didasarkan atas bukti atau data dan informasi yang kuat.
Kemudian dipilih tiga terbesar atau lebih yang merupakan alternatif
solusi terbaik terkait faktor risiko masalah KIA tersebut. Sedangkan
dalam menilai prioritas solusi dan kelayakan solusi (kekuatan yang
mendukung dan menghambat sehingga alternatif rencana solusi dapat
berjalan atau tidak) dapat didekati dengan metode force field analysis.
Sehingga diharapkan solusi yang ditawarkan akan tepat dan dapat
dikerjakan dengan sumber daya yang tersedia.
2.3 Lokasi dan Waktu Pengambilan Data
Kegiatan PBL-2 Kelompok 2 dilaksanakan mulai tanggal 1 November
2012 sampai dengan 28 November 2014 yang berlokasi di Desa Klampok,
Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Desa
Klampok terbagi menjadi 8 RW.
![Page 11: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/11.jpg)
Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaan PBL
No Kegiatan
Waktu pelaksanaan
15-J
ul
16-J
ul
17-J
ul
18-J
ul
19-J
ul
20-J
ul
21-J
ul
22-J
ul
23-J
ul
24-J
ul
25-J
ul
1Upacara pelepasan PBL di
halamanFKM UNDIP.
2
a. Pemberangkatan menuju Desa
Purwosari.
b. Pertemuan dan perkenalan
dengan bidan serta perangkat Desa
Purwosari.
c. Kunjungan DPL di homestay.
d. Pengambilan data laporan
program KIA dan gizi di bidan
Desa Purwosari tahun 2012 dan
2013.
3a.Melanjutkan pertemuan dan
perkenalan ke perangkat desa
![Page 12: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/12.jpg)
Purwosari
b. Ikut serta dalam kegiatan
Posyandu di Balai Desa Purwosari.
c. Merekap data KIA Desa
Purwosari tahun 2012 dan 2013
d. Analisis kasus menggunakan
trend,gawat,dan besar masalah.
e. Penentuan prioritas masalah
f. Pembuatan mindmap dan faktor
resiko.
g. Konfirmasi masalah KIA ke
bidan Desa Purwosari.
h. Menunggu persetujuan DPL
terkait masalah yang diangkat
sesuai MCUA.
4
a. Melanjutkan silaturahmi ke
perangkat desa.
b. Mengikuti kegiatan PKD di
![Page 13: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/13.jpg)
balai desa lama.
c. Menyelesaaikan mindmap dan
kuesioner.
5
a.Konsultasi dengan DPL.
b. Konfirmasi masalah KIA ke
bidan Desa Purwosari.
c. Pembuatan revisi mindmap dan
revisi kuesioner.
d.Penentuan responden.
6
a. Konsultasi kuisioner dengan
Kepala Puskesmas Sayung 1.
b. Konsultasi kuisioner dengan
Bidan Desa Purwosari.
c. Revisi kuesioner.
d. Penguasaan teknik wawancara.
7 a. Pelaksanaan wawancara kepada
responden.
b. Evaluasi data (cross check).
![Page 14: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/14.jpg)
c.Pengumpulan data.
8
a. Menyelesaikan wawancara
responden.
b.Entry data hasil kuesioner.
9
a. Evaluasi data (cross check) dan
melanjutkan entry data.
b. Pengolahan data.
c. Ikut serta dalam kegiatan
Posyandu.
10
a.Melanjutkan pengolahan data.
b.Analisis data.
c. Penentuan faktor utama
penyebab tingginya KEK pada ibu
hamil di Desa Purwosari.
e.Pamitan dengan SPL.
![Page 15: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/15.jpg)
11
a.Pamitan dengan perangkat Desa
Purwosari.
b. Presentasi laporan sementara ke
Kepala Puskesmas Sayung 1
c. Kembali ke Semarang.
![Page 16: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/16.jpg)
2.4 Pengolahan dan Analisis Data
2.4.1 Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses pemasukan data (input), transformasi
data (recode, transform), penyajian data dan interpretasi data (baik secara
deskriptif maupun inferensial). Pengolahan data menggunakan beberapa tahapan,
yaitu:
2.4.1.1 Penyuntingan (Editing) dan Pembersihan (Cleaning)
Penyuntingan (editing) dan pembersihan (cleaning) adalah suatu
proses memeriksa kelengkapan kuesioner, urutan logis pengisian
kuesioner, konsistensi jawaban responden dan melakukan perbaikan
apabila ada kesalahan dalam pengisian yang memerlukan perbaikan.
Penyuntingan setelah kuesioner sudah diisi, setelah kegiatan pengambilan
data di lapangan.
2.4.1.2 Pemberian Kode (Coding)
Pemberian kode (coding) dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pemasukan data. Dengan memberikan kode maka
petugas pemasukan data hanya memasukkan kode-kode jawaban
kuesioner yang sudah matang. Jadi petugas tidak perlu memikirkan data
apa yang dimasukkan. Misalnya apabila responden menjawab “ya” akan
diberi kode “1”, sedangkan bila menjawab “tidak” akan diberi kode “0”
data yang dimasukkan cukup “1” atau “0”.
2.4.1.3 Pemasukan Data (Entry Data)
Setelah kuesioner diteliti atau disunting dan diberi kode maka
proses pengolahan data yaitu memasukkan data kedalam aplikasi
komputer untuk dianalisis. Aplikasi komputer yang sering digunakan yaitu
SPSS. Aplikasi ini bisa menangani pengolahan data mulai dari pemasukan
data, penyuntingan maupun sampai pada analisis statistik deskriptif
maupun inferensial.
2.4.1.4 Tabulasi (Tabulation)
Mengelompokkan data atau menyusun data secara deskriptif ke
dalam tabel yang telah dibuat sesuai tujuan.
![Page 17: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/17.jpg)
2.4.1.5 Mendeskripsikan Data
Membaca hasil dan mengubahnya menjadi bentuk yang mudah
dipahami baik berupa tabel, grafik, dan persentase. Analisis bisa langsung
disajikan ataupun diceritakan agar lebih mudah dipahami.
2.4.1.6 Interpretasi Data
Menghubungkan hasil data frekuensi terbesar dengan teori H.L.
Blum ( Pelayanan Kesehatan , Perilaku, Genetik, dan Lingkungan).
Terlihat adanya hubungan antara teori yang dikemukakan H.L. Blum
dengan penyebab yang ditemui dilapangan, untuk selanjutnya dapat
direncanakan alternatif penyelesaian masalah kesehatan.
2.4.2 Analisis Data
Setelah mengolah data, proses selanjutnya yang dilakukan ialah
menganalisis data. Analisis data yang dilakukan ialah analisis deskriptif, dimana
ditentukan rasio, proporsi, serta Persentase dengan menggunakan alat bantu
statistik yakni membuat tabel distribusi frekuensi. Dan juga dilakukan analisis
data primer yang diolah dengan menggunakan program SPSS untuk
mendeskripsikan data yang telah diperoleh. Untuk selanjutnya memberikan
gambaran tentang hubungan antara lingkungan, perilaku, genetik, dan pelayanan
kesehatan dengan kejadian masalah KIA di Desa Purwosari.
![Page 18: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/18.jpg)
PENGUMPULAN DATA
EDITING
CODING
ENTRY DATA
TABULASI
ANALISIS DATA
Gambar 2.1 Alur pengolahan data.
2.4.3 Penyusunan Rencana Tindak (Plan of Action/POA)
Rencana aksi atau rencana tindak atau juga disebut Plan of Action (POA)
merupakan suatu perencanaan kegiatan jangka pendek yang ditujukan guna
penyelesaian masalah kesehatan ibu dan anak berdasarkan pada penyelesaian
masalah yang dipilih dan layak. Untuk dapat membuat rencana tindak maka
program hasil analisis medan daya penyelesaian maslaah kesehatan ibu anak
tersebut harus diurai (breakdown). Menjadi program atau kegiatan-kegiatan yang
diperlukan. Dalam melakukan identifikasi dan analisis kegiatan serta sumber daya
yang ada, maka sebaiknya dilakukan dengan melihat program yang ada di
pelayanan yang ada (petugas kesehatan dan dilakukan bersama masyarakat dan
atau stakeholder terkait). Tujuan hal tersebut agar tidak terjadi overlapping
![Page 19: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/19.jpg)
program dan atau kegiatan, namun tetap selaras (in-line). Dengan program
kesehatan yang ada di puskesmas, dan jika dilakukan secara partisipatif (ada
dukungan stakeholder) maka kegiatan dapat berjalan dengan baik dan
sustain/berlanjut. Secara sederhana, dalam membuat rencana aksi beberapa hal
yang harus masuk antara lain : jenis kegiatan, volume kegiatan, dana yang
diperlukan serta sumber dana, waktu pelaksanaan, oleh siapa kegiatan tersebut
dikerjakan, termasuk indikatornya.
2.4.4 Persiapan dan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi
Rencana kegiatan intervensi yang telah disusun harus dilakukan guna
menyelesaikan permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak yang ada. Dalam rencana
kegiatan intervensi tersebut telah dibuat apa yang harus dikerjakan, berapa
banyak dan besar kegiatan tersebut, berapa banyak biaya yang dibutuhkan, hasil
yang diharapkan, kapan dilaksanakan dan siapa yang melaksanakan. Namun
demikian hal tersebut belumlah sepenuhnya selesai karena baru sebatas rencana,
diperlukan persiapan yang lebih matang agar kegiatan yang telah disusun dapat
dilakukan dan berjalan dengan lancar. Persiapan yang diperlukan menyangkut
mobilisasi sumber daya (resources) misalnya sarana dan prasarana yang
diperlukan, sasaran intervensi, pihak yang terlibat dalam kegiatan inervensi,
merancang/design kegiatan/pertemuan (jika ada), pelaksanaan kegiatan intervensi
yang diperlukan.
2.4.5 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Intervensi
Kegiatan intervensi yang telah dikerjakan perlu dilihat, apakah kegiatan tersebut
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
Hal-hal yang menghambat kegiatan dan kemajuan yang telah dicapai hendaknya
dipantau dengan seksama. Monitoring sebaiknya dilakukan mulai dari
perencanaan sampai dengan akhir dari pelaksanaan kegiatan intervensi, sehingga
jika terjadi kesalahan dapat dilakukan perbaikan segera (sebelum-sesaat-setelah).
Hal yang paling mudah untuk melakukan monitoring adalah dengan cara
membuat daftar pantau atau checklist dari kegiatan tersebut. Demikian halnya
dengan kegiatan evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan
telah berhasil sesuai dengan target yang ditetapkan atau hasil yang diharapkan
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk mengukur
keberhasilan suatu kegiatan (evaluasi) dapat dilakukan dengan metode yang
![Page 20: bab 2 fix](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/55cf916e550346f57b8d818e/html5/thumbnails/20.jpg)
sederhana dengan membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan hasil
yang ditargetkan/diharapkan berdasarkan indikator yang telah ditetatapkan.