hubungan dukungan sosial dengan berpikir positif...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BERPIKIR POSITIF
MAHASISWA TINGKAT AKHIR MENYUSUN SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Monica Octafia Septa Kusuma
149114170
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BERPIKIR POSITIF
MAHASISWA TINGKAT AKHIR MENYUSUN SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Monica Octafia Septa Kusuma
149114170
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Always remember to fall asleep with a dream; and wake up with a
purpose. – w –
Harapkan yang terbaik. Dan dapatkan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini untuk
Bapak, Ibu, dan Adik saya,
Tuhan Yesus Kristus,
Semesta,
dan
Teman-teman yang selalu mendukung
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BERPIKIR POSITIF
MAHASISWA TINGKAT AKHIR MENYUSUN SKRIPSI
Studi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas Sanata Sharma Yogyakarta
Monica Octafia Septa Kusuma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan
berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi. Berpikir positif penting bagi mahasiswa
untuk membantu menyelesaikan skripsi. Sedangkan, dukungan emosional dan instrumental dapat
membantu mereka dalam proses menyusun skripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
tingkat akhir Universitas Sanata Dharma yang sedang menyusun skripsi berjumlah 100 mahasiswa.
Hipotesis dalam penelitian adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan berpikir
positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi. Data penelitian menunjukkan nilai reliabilitas
skala dukungan social sebesar 0.901 dan skala berpikir positif sebesar 0.921. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan korelasi
antara dukungan sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi sebesar
0.633, dengan nilai signifikansi 0.000 (p<0.05). Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan
signifikan antara dukungan sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi.
Kata kunci: berpikir positif, dukungan sosial, mahasiswa tingkat akhir
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT TO POSITIVE
THINKING OF FINAL STUDENT WORKING ON THESIS
Study in Final Student in Sanata Dharma University
Monica Octafia Septa Kusuma
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify relationship between social support and positive
thinking of final student who working on thesis. Positive thinking is important for students because
it can help them to finish their thesis more effectively. Beside, emotional support and instrumental
support were the social support that students receive to help them go through with their thesis. The
subjects were 100 students in Sanata Dharma University who are working on the thesis. The
hypothesis was there is positive correlation between social suport to positive thinking in final student
working on thesis. The data of research revealed by social support scale with 0.901 and 0.921 of
positive thinking scale of reliability. Data analysis was performed using Pearson Product Moment
correlation. The result shown that correlation coefficient of social support and positive thinking was
0.633 with significant value of 0.000 (p<0.05). That means there was positive correlation between
social support and positive thinking in final student working on thesis.
Keyword: positive thinking, social support, final student
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan dan semesta atas segala berkat,
kekuatan, kemudahan, dan kelancaran yan diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Segala dukungan, bantuan, kerja sama, serta doa dari
berbagai pihak sungguh membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini pula.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si. dan Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si selaku
Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik; serta Bapak
Agung Santoso, M.A. dan Ibu Diana Permata Sari, S.Psi, M.Sc. selaku
dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan
bimbingan dan dukungan kepada penulis selama proses kuliah hingga akhir
2. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan ilmu teoritik maupun praktik selama
penulis menempuh perkuliahan
3. Ibu Rini, Bapak Risma, dan Adik Dearis yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, dan dukungan yang tiada henti pada penulis
4. Teman-teman seperjuangan (aka Kerang Kurang Sehat) yang juga
memberikan dukungan dan hiburan
5. Serta seluruh pihak-pihak lain yang belum sempat saya sebutkan dan telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih sungguh.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan dan jauh
dari sempurna. Walaupun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan membutuhkan.
Yogyakarta,
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............. vii
ABSTRAK ......................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................ 7
C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................... 7
D. MANFAAT PENELITIAN ..................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. BERPIKIR POSITIF ............................................................... 8
1. Pengertian Berpikir Positif ................................................ 8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Aspek Berpikir Positif ....................................................... 9
3. Faktor Berpikir Positif ....................................................... 12
4. Manfaat Berpikir Positif .................................................... 15
B. DUKUNGAN SOSIAL ................................................... 16
1. Pengertian Dukungan Sosial ............................................... 16
2. Aspek Dukungan Sosial ...................................................... 18
3. Faktor Dukungan Sosial ..................................................... 21
4. Manfaat Dukungan Sosial ................................................... 23
C. MAHASISWA TINGKAT AKHIR .......................................... 24
D. SKRIPSI .................................................................................. 25
E. Dukungan Sosial dan Berpikir Positif pada Mahasiswa Tingkat Akhir
Menyusun Skripsi .................................................................. 25
F. HIPOTESIS ........................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN .............................................................. 28
B. IDENTIFIKASI VARIABEL DALAM PENELITIAN.................... 29
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dukungan Sosial .............................................................. 29
2. Berpikir Positif ................................................................. 29
D. SUBJEK PENELITIAN .......................................................... 30
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pengumpulan Data ............................................... 33
2. Penyebaran Skala Uji Coba dan Seleksi Aitem
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Penyebaran Skala Uji Coba .......................................... 34
b. Seleksi Aitem .............................................................. 37
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas ........................................................................... 38
2. Reliabilitas ........................................................................ 40
G. METODE ANALISA DATA
1. Uji asumsi ........................................................................ 41
a. Uji Normalitas ............................................................. 41
b. Uji Linearitas ............................................................... 42
2. Uji Hipotesis ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas ............................................................. 44
b. Uji Linearitas .............................................................. 45
2. Uji Hipotesis .................................................................... 46
3. Mean Teoritis dan Empiris ............................................... 47
B. PEMBAHASAN .................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ...................................................................... 54
B. SARAN ................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 56
LAMPIRAN ....................................................................................... 59
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................
Halaman
31
Tabel 2 Subjek Berdasarkan Fakultas ................................................ 32
Tabel 3 Subjek Berdasarkan Tahun Angkatan ................................... 33
Tabel 4 Blue Print Skala Dukungan Sosial sebelum Uji Coba ......... 35
Tabel 5 Blue Print Skala Berpikir Positif sebelum Uji Coba ............ 36
Tabel 6 Blue Print Skala Dukungan Sosial sesudah Uji Coba .......... 48
Tabel 7 Blue Print Skala Berpikir Positif sesudah Uji Coba ............ 48
Tabel 8 Tabel Kategorisasi ................................................................ 43
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 44
Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ............................................................... 45
Tabel 11 Hasil Uji Korelasi ............................................................... 47
Tabel 12 Uji-t Variabel Dukungan Sosial .......................................... 48
Tabel 13 Uji-t Variabel Berpikir Positif ............................................. 48
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Skala Penelitian Sebelum Uji Coba ..................................... 59
Lampiran II Reliabilitas Skala ............................................................... 64
Lampiran III Skala Penelitian ................................................................ 71
Lampiran IV Uji Asumsi ....................................................................... 76
Lampiran V Uji Hipotesis ..................................................................... 78
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tingkat universitas, mahasiswa harus menyelesaikan masa
studinya selama kurang lebih delapan (8) hingga 12 semester dengan
mengikuti perkuliahan yang telah disediakan oleh fakultas dan program studi
masing-masing. Selama menjalani masa studi, mahasiswa diharapkan paling
sedikit mampu menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan
keterampilan secara mendalam (Permendikbud No.49 Th.2017 Pasal 9 ayat
2). Selain menguasai ilmu dan keterampilan, mahasiswa diakui
kemampuanya dengan mendapatkan gelar sarjana sesuai program studi
masing-masing. Untuk menyelesaikan masa studi, mahasiswa pada tingkat
strata satu (1) akan menyusun tugas akhir dalam bentuk skripsi sebagai salah
satu syarat wajib kelulusan (Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma
Bab VI tentang Kelulusan dan Wisuda Pasal 29 ayat 1). Seringkali,
mahasiswa yang mengambil mata kuliah skripsi menyebut diri mereka
sebagai mahasiswa tingkat akhir. Hal ini karena mereka biasanya hanya
memperdalam mata kuliah sebelumnya dan tidak mengambil mata kuliah
baru selain skripsi.
Mahasiswa tingkat akhir tidak selalu menyelesaikan skripsi dengan
mudah dan cepat sesuai keinginan. Peneliti melakukan wawancara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sederhana dengan sembilan (9) mahasiswa dari beragam program studi
mengenai proses mereka menyelesaikan skripsi. Hasilnya, mahasiswa
seringkali tidak yakin dengan kemampuan diri dalam menyusun skripsi.
Pikiran-pikiran tidak membangun juga seringkali muncul pada mahasiswa
ketika mereka merasa tidak mampu menyelesaikan skripsi sesuai dengan
target yang telah ditentukan. Selain itu, beberapa mahasiswa menambahkan
bahwa tuntutan dari orangtua serta revisi berulang dari dosen pembimbing
semakin membuat mereka terbebani dan stres selama proses menyusun
skripsi.
Mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan
akademik, misalnya tugas akhir atau skripsi, akan cenderung mengalami stres
serta tidak mampu menyelesaikan tuntutan akademik sesuai dengan yang
diinginkan (Christyanti, 2010). Lebih dijelaskan bahwa tugas akademik yang
dirasa tidak dapat diselesaikan menyebabkan mahasiswa mengalami
penurunan minat dan efektivitas kerja, cenderung mengekspresikan
pandangan sinis atau negatif pada orang lain serta keadaan yanng sedang
dihadapi, perasaan marah, kecewa, frustasi, bingung, serta putus asa. Selain
itu, faktor eksternal seperti hubungan interpersonal dengan dosen pemimbing
juga memengaruhi efektivitas mahasiswa dalam menyusun skripsi
(Gunawati, Hartati, dan Listiara; 2006). Hubungan interpersonal yang kurang
harmonis terjadi karena adanya komunikasi yang kurang efektif antara
mahasiswa dengan dosen pembimbing. Hal ini disebabkan peran dosen
pembimbing yang bersifat membantu mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengatasi kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan skripsi. Masalah
umum yang sering dihadapi mahasiswa dalam menyusun skripsi antara lain
kurangnya kemampuan dalam menulis, kurangnya literasi atau bahan bacaan
yang dimiliki, ataupun kurangnya minat terhadap penelitian sendiri serta
kurangnya dukungan dari orang tua, teman, dosen, dan relasi sekitar
(Asmawan, 2016). Masalah tersebut dapat menyebabkan mahasiswa tidak
berpikir positif dalam menyusun skripsinya.
Seseorang memiliki ekspektasi yang realistis mengenai kemampuan
dan keterampilan sehingga mereka yakin untuk bisa menghadapi tantangan
(Canto dan Norem, 2010; dalam Pervin 2011). Ketika mahasiswa tidak
memiliki pikiran positif dalam menyelesaikan skripsi, mereka cenderung
merasa cemas, merasakan ketegangan, ketakutan, sehingga membuat mereka
enggan untuk menyusun skripsi (Mukhayyaroh, 2013). Untuk mengatasi
kecemasan, stres, serta menghadapi pikiran-pikiran tidak dan menghindari
perilaku memecahkan masalah maka mahasiswa perlu menerapkan pola pikir
positif yang memungkinkan mengurangi pikiran tidak membangun sehingga
bisa menyelesaikan skripsi sesuai harapan dan kemampuan. Rul (2017)
memberitakan seorang mahasiswa tingkat akhir menghisap ganja karena
tekanan stres selama menyusun skripsi yang tidak kunjung selesai.
Mahasiswa tingkat akhir sudah mulai jarang datang ke kampus selain
bertemu dengan dosen pembimbing dan menjadi jarang bertemu dengan
teman-teman yang sama mengerjakan skripsi dibanding ketika masih aktif
mengikuti perkuliahan reguler. Mahasiswa tingkat akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perlu menerima bahwa skripsi akan terjadi pada tiap mahasiswa dan
seringkali dianggap sebagai hal yang sulit dan tidak menyenangkan (Rahman,
2016). Namun, mahasiswa juga harus ingat dan paham bahwa skripsi harus
dikerjakan dan diselesaikan. Dengan memiliki pola pikir positif, mahasiswa
dapat menyelesaikan skripsi tanpa mengalami stres atau kecemasan yang
berkepanjangan.
Berpikir positif berarti sikap seseorang dalam melihat persoalan dengan
sisi beragam kemudian mendorong diri untuk bisa mencapai hasil yang
diinginkan (Sharma, 2002). Berpikir positif terbukti mampu menurunkan
kecemasan, kejenuhan, burnout, serta mampu meningkatkan efikasi diri
akademik mahasiswa (Dwitantyanov, dkk, 2010; Pangastuti, 2014; dan
Fakdohkt, dkk, 2014). Seseorang yang berpikir positif lebih mampu
menunjukkan sikap dan perilaku yang positif, memiliki suasana hati yang
baik, dan cenderung memandang persoalan dalam beragam sudut pandang
sehingga bisa menemukan solusi terbaik dalam penyelesaian (Parmar, 2015).
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mahasiswa wajib menyelesaikan
skripsi untuk menyelesaikan masa studi dan mendapat gelar sarjana sesuai
program studi. Namun, cara mahasiswa berpikir dan menyusun skripsi secara
positif juga akan memberikan pengaruh dalam proses pengerjaannya.
Sehingga berpikir positif penting bagi mahasiswa tingkat akhir menyusun
skripsi.
Mahasiswa tingkat akhir dapat berpikir positif karena mampu melihat
persoalan dari beragam sudut pandang kemudian mampu memaksimalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kondisi yang ada untuk menyusun skripsi. Namun, dukungan yang diterima
dapat menjadi salah satu faktor yang membantu kemajuan akademik sehingga
mampu berpikir secara positif skripsi yang sedang dikerjakan (Fandokht,
Sa’dipour, Ghawam, 2014).
Dukungan yang diterima bisa bersumber dari luar, seperti orang tua,
dosen pembimbing, teman sebaya, ataupun media sebagai sumber materi.
Bentuk dukungan yang diterima beragam, misalkan secara finansial, buku dan
jurnal acuan yang dapat membantu literasi skripsi, revisi yang membantu dari
dosen pembimbing, mengerjakan skripsi bersama dengan teman-teman,
diberi semangat oleh orang dekat, dan lain sebagainya. Dukungan tersebut
disebut sebagai dukungan sosial karena bersifat membantu dan berasal dari
luar diri. Menurut House, Umberson, dan Landis (dalam Tahir, 2015)
dukungan sosial diartikan sebagai kualitas dukungan yang didapat dari
hubungan sosial dan ditujukan serta diterima oleh seseorang. Dukungan sosial
berasal dari dari beragam sumber yang mampu memberikan dukungan secara
beragam pula seperti dukungan emosional, intrumental, informasional, serta
penghargaan (Allen dan Finkelstein, 2003 dalam Tahir 2015; dan Awang,
2014). Sehingga, dukungan sosial dapat memiliki pengaruh secara efektif
ketika diberikan oleh orang-orang dekat atau significant others. Namun, dari
beragam dukungan sosial yang ada, hanya ada dua macam hal yang
terkandung dalam dukungan sosial yaitu secara emosional dan instrumental
(Sener, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi,
dukungan-dukungan yang diberikan nampaknya membantu mereka dalam
menyelesaikan skripsi, baik secara emosional ataupun instrumental dari
orang-orang dekat. Sumber dukungan serta bentuk dukungan yang diterima
mahasiswa juga memiliki pengaruh yang berbeda karena mereka meliki
harapan sendiri sesuai dengan sumber dukungannya (Astusti dan Hartati,
2013). Lebih dijelaskan bahwa mahasiswa tingkat akhir yang sedang
menyusun skripsi merasakan manfaat dari adanya dukungan sosial, yang
salah satunya akan menentukan keberhasilan dalam menyusun skripsi.
Dukungan sosial yang diterima mahasiswa dapat menghindarkan diri
yang bersangkutan pada perasaannya cemas, putus asa, dan pikiran negatif.
Dalam proses mengerjakan skripsi, mahasiswa perlu partner atau rekan
diskusi yang bisa saling mendukung serta memperkuat motivasi dan pikiran
positif (Tiw, 2016; dan Eriza, 2018). Nampaknya, dengan adanya dukungan
sosial mahasiswa dapat berpikir positif bahwa dirinya mampu menyelesaikan
skripsi dengan kemampuan menulis sendiri tanpa harus mencontek atau
menyalin pekerjaan orang lain. Selain itu, berpikir positif mampu
meningkatkan hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
serta meningkat keyakinan diri dalam hal akademik secara lebih efektif dan
berguna (Fandohkt, 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin membuktikan bahwa
ada hubungan positif antara dukungan sosial terhadap berpikir positif
mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada hubungan positif
antara dukungan sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir
menyusun skripsi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa tambahan
kajian ilmu psikologi sosial mengenai hubungan dukungan sosial dengan
berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi. Selain itu juga
menambah wawasan kepada pembaca mengenai hubungan dukungan sosial
dengan perilaku berpikir positif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menyarankan pembaca dengan memberikan dukungan kepada orang lain di
sekitar mereka terlebih bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Berpikir Positif
Dalam hal ini akan dijelaskan pengertian berpikir positif, aspek
berpikir positif, indikator, tujuan, serta faktor pembentuk berpikir positif.
1. Pengertian berpikir positif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id) kata positif
bersifat nyata dan membangun. Maka berpikir positif didefinisikan sebagai
cara atau metode atau reaksi berpikir yang bersifat membangun yang
dilakukan oleh seseorang. Sharma (2002) mengungkapkan seseorang yang
mengatasi persoalan secara positif akan lebih mampu mengubah kegagalan
menjadi keberhasilan. Definisi mengenai berpikir positif disampaikan
bahwa berpikir positif adalah sikap seseorang dalam melihat persoalan
dengan sisi berbeda kemudian mendorong diri untuk bisa mencapai hasil
yang diinginkan. Menurut Fandokht (2014), berpikir positif adalah sebuah
pendekatan yang dilakukan seseorang dengan menikmati kejadian-
kejadian yang menimpa diri dan tetap tenang dalam menghadapi persoalan
sehingga dirinya dapat mempertahankan diri dan mampu bertindak sesuai
dengan yang diinginkan.
Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan
memperkuat kepribadian atau karakter seseorang (Muhammad, 2011).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Sesuatu hal bisa menjadi nyata karena seseorang menganggap dan berpikir
bahwa hal tersebut nyata (Pervin, 2010). Sehingga, berpikir positif baik
dilakukan sehingga seseorang memiliki ekspektasi positif dan menjadi
lebih optimis menghadapi kejadian atau tuntutan hidupnya.
Berdasarkan beragam pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
berpikir positif adalah metode atau cara konstruktif yang dilakukan
seseorang sehingga membuat diri menjadi lebih siap dan tidak tertekan
dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi secara nyata.
2. Aspek berpikir positif
Berpikiran positif bersifat konstruktif atau membangun. Beberapa
hal ketika seseorang memiliki sikap positif yaitu memiliki jiwa optimis,
percaya diri, cara pikir positif, serta kreatif (Muhammad, 2011). Menurut
Sharma (2002) terdapat 4 (empat) aspek yang ada dalam seseorang yang
berpikir positif, yaitu:
a. Melihat dengan beragam perspektif dalam memandang persoalan
sehingga mampu menyadari bahwa diri mampu menghadapi
persoalan tersebutu
b. Kuat secara mental dan fisik yang didapat dari meditasi atau
pengendalian diri yang baik
c. Mampu mengatasi perubahan situasi serta menghindari hal-hal yang
mengakibatkan benturan atau konflik berkepanjangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d. Melihat kehidupan sebagai sesuatu yang menguntungkan dan
mengambil sisi baik dari kegagalan dan kesalahan
Sedangkan, Cervone (2010) memiliki pendapat bahwa skema diri
positif akan muncul ketika seseorang benar-benar berpikir demikian. Hal
ini ditambah dengan pengetahuan diri positif dapat membuat seseorang
memiliki keyakinan diri untuk mampu melakukan suatu hal. Selain itu,
Quilliam (dalam Fandokht, 2014) mengungkapkan dalam berpikir positif,
seseorang cenderung melakukan perlawanan terhadap pikiran negatif yang
merusak sehingga ia mampu melawan pikiran-pikiran tidak membangun
dan menjadi lebih mampu menghadapi persoalan.
Leimon dan McMahon (2009) menjelaskan bahwa dalam berpikir
positif, seseorang cenderung berpikir secara konstruktif atau berpikir
mengenai solusi paling baik daripada membiarkan dirinya terjebak dalam
pikiran-pikiran yang tidak membangun. Mereka menambahkan, fokus
ketika seseorang berpikir positif ada pada hasil yang positif (positive
outcomes) pula daripada berfokus dengan masalah. Selain itu, Peterson
(2006) menyebutkan bahwa seseorang yang berpikir positif memiliki
aspek yang juga penting yaitu optimisme. Hal ini karena optimis dianggap
mampu menenangkan pikiran seseorang sehingga dirinya bisa yakin
bahwa segala hal adalah baik dan indah sekalipun keadaan yang tidak
menyenangkan. Sedangkan Peale (2009) menjelaskan bahwa seseorang
yang berpikir positif cenderung berpikir secara objektif atau berpikir
berdasarkan fakta, tidak memaksakan harapan pribadi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
terbuka dengan pandangan orang lain.
Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan di atas ada tiga hal
besar yang menjadi aspek berpikir positif yaitu keyakinan diri untuk mampu
menyelesaikan persoalan, melihat persoalan secara objektif, dan mampu
terbuka dengan saran ataupun informasi dari luar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa aspek berpikir positif sebagai berikut:
a. Konstruktif; keyakinan diri seseorang yang mampu melihat
tantangan sebagai hal yang menguntungkan karena dapat
membantunya menjadi pribadi yang lebih baik serta akan
menambah pengetahuan memecahkan persoalan tertentu. Hal ini
juga melihat dari kepercayaan diri yang tinggi terhadap potensi dan
juga batasan diri yang dimiliki;
b. Objektif; keyakinan diri seseorang bahwa dia melihat suatu hal
berdasarkan fakta dan tidak memaksakan keinginan yang
diharapkan. Hal ini juga dilihat dari tidak mudahnya seseorang
yang tidak lama larut dalam emosi yang tidak stabil sehingga
dirinya mampu mengendalikan diri;
c. Terbuka kepada orang lain; keyakinan diri bahwa seseorang
mampu terbuka dengan pandangan orang lain tanpa menyerang
pandangan yang berlawanan dengan dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Faktor berpikir positif
Dalam berpikir postif, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan
seseorang yang berpikir positif. Muhammad (2011) menjelaskan terdapat
5 (lima) faktor seseorang berpikir positif, antara lain:
a. Melihat masalah sebagai tantangan yang dapat dihadapi
b. Menikmati hidup dengan bersyukur, salah satunya dengan
menerima tantangan dan menerima, serta menginstrokpeksi diri
sehingga menjadi pribadi yang lebih baik
c. Keinginan menghilangkan pikiran negatif yang mengganggu
berkembangnya potensi diri
d. Terbuka terhadap saran dan ide dari orang lain
e. Menggunakan bahasa positif secara verbal maupun non verbal
dalam segala hal
Ebberwein (dalam Lopez, 2008) mengatakan bahwa seseorang yang
paham akan potensi diri akan lebih mampu berpikir secara objektif.
Dengan kata lain, seseorang memahami batasan dirinya untuk mampu atau
tidak mampu terhadap suatu hal. Di sisi lain, Dwitantyanov (2010)
mengungkapkan terdapat 7 (tujuh) faktor seseorang berpikir positif, antara
lain:
a. Menjauhi perilaku negatif
b. Memiliki cara pandang, tujuan, dan alasan terhadap suatu hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Memliki keyakinan untuk mendapatkan tujuan dengan
mengerahkan potensi yang dimiliki
d. Memiliki keyakinan terhadapa suatu hal secara positif
e. Tidak membiarkan masalah atau tantangan memengaruhi
hidupnya
f. Memiliki rasa percaya diri dan berani menghadapi tantangan
g. Memiliki semangat perjuangan, meraih cita-cita, dan juga sabar
dengan keadaan.
Secara lebih spesifik, Rahman (2016) menjelaskan faktor-faktor
yang membentuk sikap positif pada mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi, antara lain:
a. Kesadaran bahwa skripsi tidak bisa dihindari dan dilakukan oleh
seluruh mahasiswa, setidaknya yang ada dalam tingkat strata I
b. Bersikap yakin bahwa skripsi dapat dikerjakan dengan baik
menggunakan kemampuan diri
c. Bersikap positif terhadap diri sendiri melalui sikap secara verbal
dan nonverbal
d. Bergaul dengan rekan yang juga memiliki fokus menyelesaikan
skripsi bersama
e. Menerima dukungan dari orang dekat juga dapat menumbuhkan
motivasi diri dalam menggarap skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Selain itu, Quilliam (dalam Fandokht, 2014) menyebutkan faktor
yang dipengaruhi berpikir positif, antara lain:
a. Perubahan gambaran diri dan mental (mental images); seseorang
yang awalnya memiliki konsep diri yang tidak membangun atau
tidak menerima diri kemudian memiliki konsep diri yang dirasa
lebih baik dan membangun sehingga mampu menerima diri
b. Harga diri dan kepercayaan diri yang kuat; dengan pemahaman
potensi dan kekurangan yang dimiliki, seseorang bukannya
memiliki harga diri atau pun kepercayaan diri yang rendah namun
akan dengan percaya bahwa dirinya memiliki harga diri yang baik
c. Realisasi terhadap kemampuan potensial yang dimiliki; dengan
pehamanan potensi dan kekurangan yang seseorang miliki, dirinya
merealisasi potensi sehingga dapat berguna bagi diri dan bahkan
orang lain
Berdasarkan aspek yang telah disebutkan, disimpulkan faktor-
faktor berpikir positif sebagai berikut:
a. Menerima persoalan sebagai hal baru yang mampu
mengembangkan kemampuan diri
b. Keyakinan menghilangkan pikiran yang merusak dan
mengganggu berkembangnya diri
c. Penggunaan bahasa positif secara verbal dan non-verbal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berkegiatan sehari-hari
d. Terbuka terhadap kemampuan potensial yang dimiliki
e. Memahami potensi dan batasan kemampuan diri
4. Manfaat berpikir positif
Ada beragam manfaat ketika seseorang berpikir secara positif,
salah satunya menurut Leimon dan McMahon (2009), yaitu:
a. Memiliki lebih banyak perasaan positif daripada negatif dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menemukan kepuasan dalam hidup
c. Menyadari bahwa diri memiliki kekuatan dan menjadi paham
bahwa diri mampu bersikap lebih baik
d. Memberikan kesempatan tubuh secara jasmani untuk menjadi
lebih sehat
e. Mampu untuk aktif dalam beragam kegiatan individual maupun
kelompok
f. Mengembangkan pemahaman mengenai tujuan hidup
g. Memberikan sesuatu hal baik kembali kepada jaringan sosial
yang lebih luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
B. Dukungan sosial
Dalam hal ini akan dijelaskan pengertian dukungan sosial, aspek yang
ada dalam dukungan sosial, indikator serta manfaat dari dukungan sosial.
1. Pengertian dukungan sosial
Menurut House, dkk (dalam Tahir, 2015), dukungan sosial
didefinisikan sebagai kualitas dukungan yang didapat dari hubungan sosial
dan ditujukan serta diterima oleh seseorang. Sejalan dengan House,
Berkman (dalam Sener, 2011), mengungkapkan bahwa dukungan sosial
dilihat dari pemberian penguatan emosional dan instrumental kepada
individu pada satu jaringan sosialnya sendiri. Seseorang yang memberikan
dukungan sosial bisa disebut melakukan positive social behavior oleh
Staub (1979). Perilaku ini didefinisikan sebagai perilaku yang
menguntungkan orang lain. Seseorang yang melakukan perilaku positif
seperti memberikan dukungan sosial adalah yang mampu memahami
kebutuhan, keinginan, tujuan dari orang yang akan mereka beri dukungan
tersebut. Hal ini kembali dijabarkan oleh Staub (1979) bahwa perilaku
yang diberikan antara lain menolong orang lain dalam bentuk materil
sesuai kemampuan; berinisiatif untuk menolong orang dengan kebutuhan
khusus; menemani teman atau orang lain yang mengalami kesedihan, stres,
atau pun kekecewaan; dan sebagainya.
Dukungan sosial sering berkonotasi positif, sehingga perilaku yang
dimunculkan adalah perilaku suportif. Menurut Kamus Besar Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Indonesia (kbbi.web.id), suportif memiliki pengertian memberi dukungan
dan semangat pada orang lain. Menurut Gottlieb (1985), interaksi antar
individu dalam kehidupan sosial yang saling memberikan pengaruh
suportif juga dinamakan sebagai dukungan sosial. Lebih dijelaskan bahwa
dukungan sosial yang diterima dapat menolong individu untuk mampu
mengembangkan diri secara fisik dan sosial tanpa harus menerima
pertolongan ahli. Sebelumnya, Cassel (1976) mengatakan bahwa
dukungan sosial banyak dikaitkan dengan kesehatan karena dianggap
mampu meredakan stres. Taylor (2012) juga mengatakan bahwa beberapa
perkembangan kesehatan secara fisik berkaitan dengan dukungan sosial
yang diterima oleh penerima dukungan (receiver). Hal-hal yang diberikan
sebagai bentuk dukungan sosial bisa disebut sebagai interpersonal
resource (Peterson, 2006). Wills (dalam Taylor, 2012) mengungkapkan
bahwa seseorang yang menerima dukungan sosial akan memiliki persepsi
atau pengalaman dicintai atau diperhatikan oleh seseorang yang dirasa
berharga dan menganggap diri sebagai bagian dari relasi sosial.
Sejalan dengan Antonucci dan House (dalam Sener, 2011), Allen
dan Finkelstein (dalam Tahir 2015) mengemukakan bahwa dukungan yang
diberikan bisa beragam antara lain secara emosional, informasional, atau
dukungan lain yang sesuai dan diberikan oleh keluarga, teman, atau pun
significant others. Sedangkan, Peterson (2006) mendefinisikan dukungan
sosial sebagai cara orang lain menolong orang lain untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
meredakan keadaan atau kejadian yang membuat stres. Muhammad (2011)
menambahkan, bahwa mendapat dukungan dari teman dapat membantu
seseorang untuk dapat berpikir secara lebih positif terhadap persoalan yang
sedang dihadapi.
Berdasarkan beragam pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial merupakan relasi antar manusia yang memberikan
bantuan secara emosional maupun instrumental yang bersifat membangun
atau konstruktif sehingga membuat orang lain mendapatkan efek secara
mental maupun fisik.
2. Aspek dukungan sosial
Menurut Antonucci dan House (dalam Sener, 2011), Taylor (2012),
serta Daniel dan Xanthopoulus (dalam King 2017) terdapat 4 (empat)
aspek dalam konsep dukungan sosial terdapat, antara lain:
a. emotional support, dukungan yang terlihat dalam bentuk perhatian,
kepercayaan, serta rasa empati kepada orang yang mengalami
penurunan kepercayaan diri sehingga bisa merasa lebih yakin
terhadap diri dan merasa bahwa ada orang yang peduli terhadap
dirinya;
b. instrumental support, dukungan secara material yang bersifat nyata
dan bisa dilihat misalkan membantu orang lain dalam melakukan
tugas, meminjamkan uang, dan bersama orang yang membutuhkan
mobilitas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. informational support, dukungan yang diberikan dalam bentuk
pemberian informasi, memberikan rekomendasi atau edukasi atau
keterampilan sehingga mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapi dengan lebih baik; dan
d. appraisal support, dukungan penghargaan yang diberikan dengan
cara menyediakan informasi kepada orang lain sehingga orang lain
mampu mengetahui penilaian diri mereka.
Berkman (dalam Peterson, 2006) menambahkan bahwa dukungan
sosial yang diberikan kepada seseorang hanya benar-benar terjadi ketika
kedua pihak memiliki hubungan dekat yang saling peduli. Hal ini sejalan
dengan Peterson (2006) yang mengatakan bahwa hubungan dekat yang
dibangun satu orang dengan yang lain sebenarnya punya makna bahwa
dirinya bisa dipercaya dan mampu memberikan kenyamanan serta
dukungan yang diperlukan.
Masih sejalan, Snyder (2011) berpendapat bahwa seseorang yang
menerima dukungan sosial akan mengalami perasaan positif. Dukungan
sosial yang dimaksud terdiri dari 2 (dua) aspek, yaitu:
a. socioemotional support; memberikan kenyamanan, kebaikan, cinta
kepada orang lain, misalkan seseorang yang baru saja berduka
diberi semangat dan perhatian bahwa dirinya masih memiliki
teman yang menemani dari rekan atau hubungan dekatnya; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. instrumental support; memberikan bantuan atau pertolongan bagi
yang membutuhkan, misalkan seseorang yang baru saja berduka
tentu sangat merasa sedih sehingga sering lupa untuk makan,
kemudian bantuan yang diberi adalah menawarkan makanan.
Menurut Cohen, Spiegel, dan Fawzy (dalam Baumgardner, 2009),
seseorang yang masuk dalam kelompok support group cenderung lebih
sehat secara fisik dan psikologis daripada yang tidak masuk dalam support
group. Selain itu, seseorang yang merasa ceritanya didengarkan (sharing
burden) akan cenderung memiliki tingkat stres yang rendah. Hal ini sesuai
dengan penelitian Taylor (dalam Baumgardner 2009) mengenai dukungan
konstruktif yang bahkan dimanipulasi menunjukkan hasil bahwa seseorang
menunjukkan keadaan fisik yang sehat dan memiliki kecenderungan stres
yang rendah. Namun dari beragam aspek tersebut, dukungan emosional
dan dukungan instrumental adalah yang dua hal yang sudah mencakup
aspek dalam dukungan sosial (Sener, 2011).
Berdasarkan aspek-aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek
dukungan sosial yang diterima seseorang sebagai berikut:
a. hubungan emosional antar manusia; seseorang yang memiliki
hubungan emosional dengan orang lain terlebih hubungan dekat
akan cenderung menerima dan mendapat dukungan dari orang
tersebut. Seseorang memiliki kecenderungan yang lebih rendah
untuk mendapatkan dukungan jika tidak memiliki hubungan dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan orang lain. Hubungan dekat yang dimaksud bukan hanya atas
dasar hubungan darah, namun juga pada kesamaan pemahaman antar
individu, relasi yang kuat, kepercayaan satu sama lain sehingga saling
terbuka untuk menunjukkan diri. Dengan ada hubungan dekat dengan
orang lain, seseorang bisa diberi dan mendapat perhatian, kenyamanan,
dan cinta.
b. dukungan material atau instrumental; dukungan yang diterima
seseorang tidak hanya secara emosional, namun juga dalam bentuk
barang nyata atau informasi dan pengetahuan yang bisa membantu
seseorang untuk menjalani kehidupannya. Seseorang yang
memiliki barang/jasa akan yang mau untuk memberikan
kepunyaannya bisa mendukung orang lain yang membutuhkan
bantuannya. Hal ini juga berlaku bagi penerima, seseorang yang
membutuhkan bantuan barang/jasa akan menerima bantuan
tersebut seseuai dengan kebutuhannya. Misalkan; seorang siswa
sedang mengerjakan ujian akhir namun hanya membawa satu buah
pena untuk mengerjakan, kemudian salah satu teman kelasnya
meminjamkan pena yang dia miliki sehingga siswa tersebut bisa
kembali mengerjakan ujian.
3. Faktor dukungan sosial
Menurut Taylor (2002), seseorang yang menerima dukungan sosial
adalah seseorang yang memiliki teman dekat untuk bisa diajak berbicara
satu sama lain. Sedangkan Muller (dalam Snyder 2011) menyebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
terdapat beberapa hal yang menunjukkan seseorang menerima dukungan
sosial dari orang dekat, antara lain (1) knowledge, kesamaan pemahaman
terhadap hubungan yang terjalin dengan melihat keterbukaan diri dan
keyakinan untuk mau menunjukkan diri; dan (2) trust, kepercayaan bahwa
orang lain tidak akan menyakiti diri. Sedangkan, Leimon dan McMahon
(2010) menjelaskan indikator-indiaktor seseorang yang mendapat
dukungan sosial sebagai berikut:
a. Kesehatan; seseorang akan terlihat sehat secara fisik maupun mental
ketika menerima banyak perhatian dari lingkungan sekitar. Hal ini
karena seseorang merasa bahwa dirinya masih mampu untuk
menjalani kehidupannya sehari-hari
b. Penerimaan diri; seseorang yang menerima dukungan cenderung
mampu menerima segala potensi dan kekurangan yang dimiliki
karena lingkungan sekitar juga menerima dirinya
c. Kepuasan hidup; seseorang juga memiliki kepuasan hidup yang
cenderung tinggi karena merasa lingkungan sekitar mendukung
kehadirannya dalam kelompok masyarakat tersebut
d. Kebahagiaan; seseorang yang menerima dukungan sosial juga
cenderung merasa lebih bahagia dengan diri dan lingkungannya.
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan, faktor-faktor yang
dipengaruhi dukungan sosial antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Antar individu saling paham satu sama lain terhadap kebutuhan
b. Percaya bahwa relasi dekat tidak menyakiti individu yang
bersangkutan
c. Membuka diri kepada orang yang telah memberikan dukungan atau
perhatian
d. Menerima bantuan dalam bentuk material
e. Menerima bantuan berupa pengetahuan yang berguna
f. Sehat secara fisik karena mendapat dukungan sosial yang
dibutuhkan
4. Manfaat dukungan sosial
Mills dan Dombeck (2005) mengungkapkan bahwa dukungan sosial
sangat bermanfaat terhadap keadaan perasaan positif seseorang. Hal ini
karena dukungan sosial menunjukkan adanya hubungan kepedulian
dimana seseorang mampu menularkan perasaan positif kepada orang lain.
Lebih lanjut, Mills dan Dombeck (2005) menjelaskan manfaat dan
pentingnya dukungan sosial, antara lain:
a. Mampu mengekspresikan dan menerima cinta guna meningkatkan
keberhargaan diri (self-worth) dan keyakinan diri (self-esteem) .
Hal ini berguna pula untuk membuat seseorang terbebas dari
kesendirian dan keterpurukan sehingga lebih mampu menerima diri
dan merasa dipedulikan oleh lingkungan di luar dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sendiri.
b. Meningkatkan komunikasi yang lebih membangun terlebih dengan
teman sebaya karena teman sebaya cenderung memiliki cara pikir
yang sejalan
c. Menerima dukungan sosial juga bermanfaat secara ekonomi karena
mampu memberikan bantuan material, misal barang atau informasi
pekerjaan; dan secara romantis karena bisa dikenalkan kepada
calon pasangan potensial.
C. Mahasiswa Tingkat Akhir
Individu yang melanjutkan studi dan terdaftar sebagai peserta didik
perguruan tinggi bukan lagi disebut siswa, namun sebagai mahasiswa (2010,
Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Bab I pasal 1 ayat 1).
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbb.we.id) mengartikan
sarjana sebagai gelar strata I yang dicapai oleh mahasiswa yang telah
menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi.
Seturut dengan Peraturan Akademik Univesitas Sanata Dharma Bab II
Pasal 5 ayat (1), bahwa program sarjana diselenggarakan dengan menggunakan
Sistem Kredit Semester (SKS) yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester.
Maka, mahasiswa yang sudah masuk semester 8, atau lebih, bisa disebut
dengan mahasiswa tingkat akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Skripsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, skripsi merupakan karangan
ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir
pendidikan akademisnya. Skripsi juga diartikan sebagai tulisan ilmiah yang
ditujukan untuk mendapat gelar akademik atau sarjana pada tingkat strata I
(Gunawati, Hartati, Liatiara, 2006; dan Rahman, 2016). Sesuai dengan
Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma Bab VI tentang Kelulusan dan
Wisuda Pasal 29 ayat (1) bahwa mahasiswa wajib menyelesaikan tugas akhir
untuk menyelesaikan studi. Tugas akhir bagi program sarjana biasanya
diadakan dengan pertanggungjawaban kemampuan akademik dalam bentuk
skripsi.
E. Dukungan Sosial dan Berpikir Positif pada Mahasiswa Menyusun
Skripsi
Mahasiswa tingkat akhir tidak selalu menyelesaikan skripsi dengan
mudah dan cepat sesuai keinginan. Mahasiswa yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik, misalnya tugas akhir atau
skripsi, akan cenderung mengalami stres serta tidak mampu menyelesaikan
tuntutan akademik sesuai dengan yang diinginkan (Christyanti, 2010). Masalah
umum yang sering dihadapi mahasiswa dalam menyusun skripsi antara lain
kurangnya kemampuan dalam menulis, kurangnya literasi atau bahan bacaan
yang dimiliki, ataupun kurangnya minat terhadap penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sendiri, serta kurangnya dukungan dari orang tua, teman, dosen, dan relasi
sekitar (Asmawan, 2016). Masalah tersebut dapat menyebabkan mahasiswa
tidak berpikir positif dalam menyusun skripsinya. Untuk mengatasi kecemasan,
stres, serta menghadapi pikiran-pikiran tidak dan menghindari perilaku
memecahkan masalah maka mahasiswa perlu menerapkan pola pikir positif
yang memungkinkan mengurangi pikiran tidak membangun sehingga bisa
menyelesaikan skripsi sesuai harapan dan kemampuan.
Berpikir positif berarti sikap seseorang dalam melihat persoalan dengan
sisi beragam kemudian mendorong diri untuk bisa mencapai hasil yang
diinginkan (Sharma, 2002). Berpikir positif terbukti mampu menurunkan
kecemasan, kejenuhan, burnout, serta mampu meningkatkan efikasi diri
akademik mahasiswa (Dwitantyanov, dkk, 2010; Pangastuti, 2014; dan
Fakdohkt, dkk, 2014). Namun, dukungan yang diterima dapat menjadi salah
satu faktor yang membantu kemajuan akademik sehingga mampu berpikir
secara positif skripsi yang sedang dikerjakan (Fandokht, Sa’dipour, Ghawam,
2014).
Dukungan sosial kepada mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi
nampaknya membuat mereka memiliki cara pikir yang positif terhadap skripsi
yang sedang dihadapi. Dukungan yang dimaksud bukan hanya dengan
memberi semangat pada diri sendiri, namun menerima dukungan dari pihak
lain. Dengan mendapat dukungan dari orang lain, mahasiswa berpikir secara
lebih positif tekanan terhadap penyelesaian skripsi. Dukungan sosial yang
dimaksud adalah dukungan yang diterima mahasiswa tingkat akhir berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
materi atau emosional karena telah memiliki hubungan dekat dengan pemberi
dukungan sehingga nampaknya memberikan pengaruh positif dan konstruktif
terhadap mahasiswa dalam menyusun skripsi. Dengan ada dukungan sosial,
mahasiswa mampu meningkatkan keberhargaan diri dan keyakinan diri. Di sisi
lain, berpikir positif pada mahasiswa tingkat akhir yang dimaksud adalah
metode atau cara konstruktif yang dimiliki mahasiswa sehingga dirinya mampu
memahami diri dan keadaan lingkungan untuk menjadi lebih siap menyusun
serta menyelesaikan skripsi yang sedang dikerjakan.
Berdasarkan landasan yang telah dibentuk, penelitian ini menjelaskan
secara lebih ringkas alur penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan
skema sebagai berikut:
F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan
positif antara dukungan sosial yang diterima mahasiswa dengan berpikir positif
mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi.
Mahasiswa tingkat akhir
menyusun skripsi
Dukungan sosial dari Hubungan emosional
keluarga, dosen, teman antar mahasiswa dengan
sebaya, dan relasi dekat orang lain; dan
lain dukungan material
Berpikir positif
Konstruktif, Objektif,
dan Terbuka dengan
orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
korelasional. Penelitian kuantitatif menggunakan data angka sebagai hasil
pengukuran (Clark-Carter, 2004). Penelitian korelasional akan menunjukkan
deskripsi hubungan antar variabel (Cohen, 2005). Sehingga, penelitian
kuantitatif dengan metode korelasional bisa menunjukkan hasil deskripsi
hubungan antar variabel menggunakan data angka. Pada penelitian ini, peneliti
ingin melihat hubungan antara variabel dukungan sosial dengan variabel berpikir
positif pada mahasiswa yang menyusun skripsi.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif karena lebih memudahkan
penelitian dalam pengambilan jumlah data yang lebih banyak dan dalam waktu
yang relatif singkat. Selain itu, hasil penelitian lebih bisa digeneralisir pada
sampel atau populasi yang lebih besar. Hal ini juga karena penelitian
menggunakan metode kuantitaif dianggap lebih objektif dalam melihat hasil data
yang berupa angka.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Identifikasi Variabel dalam Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independent variable): dukungan sosial
2. Variabel tergantung (dependent variable): berpikir positif
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dukungan sosial
Berdasarkan definisi teoritis yang tercantum dalam landasan teori,
peneliti merumuskan definisi operasional mengenai dukungan sosial
adalah hubungan mahasiswa dengan orang lain yang memberikan bantuan
secara sosioemosional dengan memberikan perhatian, semangat secara
verbal, ditemani dalam proses menyusun skripsi; maupun dukungan
instrumental atau material yang bersifat membantu dan membangun
seperti pemberian revisi, finansial, buku dan jurnal pendukung dan lain
sebagainya sehingga membuat mahasiswa tersebut merasa diperhatikan,
dicintai, serta merasa bahwa dirinya mampu menghadapi skripsi yang
sedang dijalani.
2. Berpikir positif
Berdasarkan definisi teoritis yang tercantum dalam landasan teori,
peneliti merumuskan definisi operasional mengenai berpikir positif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sikap atau perilaku mahasiswa dengan cara pikir konstruktif, objektif, dan
terbuka dengan orang lain seperti mampu berpikir bahwa skripsi pasti
dihadapi mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan masa studi,
berpikir bahwa diri mampu menyelesaikan skripsi dengan kemampuan
yang dimiliki, serta mau menerima saran dan bantuan dari orang lain
sehingga membuat diri menjadi lebih siap dan tidak tertekan dalam
menyusun dan menyelesaikan skripsi yang sedang dihadapi.
D. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa tingkat akhir
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Subjek dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan ketentuan atau kriteria tertentu
yang sesuai dengan penelitian sehingga membuat sampel penelitain menjadi
lebih efektif dan efisien sesuai tujuan peneltian (Tongo, 2007). Kriteria subjek
dalam penelitian antara lain:
1. Perempuan dan laki-laki berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir
Universitas Sanata Dharma angkatan 2014 dan 2013. Pemilihan
mahasiswa dengan dua (2) angkatan karena angkatan tersebut sudah
mengambil matakuliah skripsi. Pengambilan dua (2) angkatan karena
dianggap lebih memiliki karakteristik yang sama dibandingkan dengan
angkatan yang lebih senior karena memiliki waktu pengerjaan skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang lebih lama. Selain itu, untuk mengantisipasi kesamaan jumlah sampel
pada tiap prodi karena tidak semua program studi masih memiliki
mahasiswa angkatan di atas 2013.
2. Sedang mengerjakan tugas akhir berbentuk skripsi minimal 1 (satu)
semester. Hal ini karena topik penelitian skripsi berkaitan dengan
mahasiswa yang menyusun skripsi sebagai subjek penelitian.
Proses penyebaran skala penelitian dilakukan pada 13 hingga 22 April
2018. Proses penyebaran skala penelitian menggunakan sistem online dengan
membagikan link atau tautan sesuai dengan sasaran penelitian. Hasil penyebaran
skala penelitian menunjukkan data bahwa ada 100 responden dengan kriteria
yang sesuai dengan subjek penelitian yaitu mahasiswa menyusun skripsi. Selain
itu, deskripsi subjek penelitian diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1
Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 37 37 %
2. Perempuan 63 63 %
Total 100 100 %
Dari data yang ada, terdapat 100 responden dengan pembagian
berdasarkan jenis kelamin yaitu 37 orang laki-laki dan 63 orang perempuan.
Jumlah responden perempuan memiliki angka lebih banyak. Hal ini karena
jumlah mahasiswa perempuan tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
lebih banyak daripada mahasiswa laki-laki. Di sisi lain, ada hasil deskripsi
mengenai asal fakultas dari 100 responden yang termasuk dalam penelitian, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 2
Subjek Berdasarkan Fakultas
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1 Farmasi 5 5 %
2 Sastra 10 10 %
3 Sains dan Teknologi 10 10 %
4 Teologi 4 4 %
5 Keguruan dan Ilmu Pendidikan 27 27 %
6 Ekonomi 44 44 %
Total 100 100 %
Di sisi lain, hasil data menunjukkan responden penelitian yang dibagi
berdasarkan tahun angkatan yaitu 91% tahun angkatan 2014 dan 9% tahun
angkatan 2013 dengan seluruh responden menjawab bahwa mereka sedang
mengambil matakuliah skripsi. Responden angkatan 2014 lebih banyak
dibandingkan angkatan 2013 karena lebih banyak mahasiswa angkatan 2014
yang masih menyusun skripsi dibandingkan angkatan 2013 dalam tiap program
studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 3
Subjek Berdasarkan Tahun Angkatan
No Tahun Angkatan Jumlah Persentase
1. 2013 9 9 %
2. 2014 91 91 %
Total 100 100 %
E. Metode dan Alat Pengumpulan data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengambilan data dalam penelitian menggunakan 2 (dua)
skala mengenai variabel dukungan sosial yang diterima mahasiswa tingkat
akhir menyusun skripsi dan skala variabel berpikir positif mahasiswa tingkat
akhir menyusun skripsi. Skala menunjukkan gambaran aspek kepribadian
individu berdasarkan respon pada pernyataan yang diberikan (Azwar, 2009).
Metode yang digunakan untuk bisa mengukur dua variabel tersebut
menggunakan metode Likert. Dalam metode Likert, responden diminta
menyatakan sesuai-ketidaksesuaian terhadap pernyataan- pernyataan yang
diajukan dalam empat (4) buah pilihan respon: “Sangat Sesuai”, “Sesuai”,
“Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai”. Isi dalam pernyataan terdiri atas
dua kelompok yaitu kelompok favorable dan unfavorable yang sudah
diacak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Proses menyebar skala menggunakan sistem skala online dengan
membagikan link atau tautan berisi skala melalui grup sosial media
berdasarkan sampel yang dianggap sesuai dengan subjek penelitian.
2. Penyebaran Skala Uji Coba & Seleksi Aitem
a. Penyebaran Skala Uji Coba
Persiapan pengambilan data penelitian dilakukan dengan meninjau
landasan teori yang sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini, akan
dibuat dua skala yaitu skala variabel dukungan sosial dan skala variabel
berpikir positif. Setelah membuat konstruksi teoritis tiap variabel yang
ingin diteliti, kemudian melihat aspek-aspek yang terkandung dalam
variabel tersebut. Berdasarkan definisi konstruk yang telah dibuat, proses
selanjutnya yaitu membuat indikator-indikator sesuai dengan aspek pada
tiap variabel. Pada masing-masing indikator, dijabarkan secara lebih
dalam menjadi aitem-aitem yang sesuai dengan indikator pada tiap
variabel. Aitem-aitem tersebut masih dibagi menjadi dua yaitu aitem
yang bersifat menyetujui aspek (favorabel) dan yang bersifat kontra
dengan aspek (unfavorable).
Setelah terbentuk sampai pada proses pembentukan aitem-aitem,
skala pada tiap variabel harus diuji coba sebelum menjadi skala
penelitian yang dapat digunakan untuk data penelitian. Uji coba skala
dilakukan untuk melihat koefisien korelasi antar aitem pada tiap variabel
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Proses penyebaran skala uji coba dilakukan pada 30 Maret 2018
hingga 1 April 2018 . Selain itu, metode yang digunakan untuk menyebar
skala uji coba yaitu secara online dengan bantuan google forms. Uji coba
dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2014 dan 2013 yang sedang menyusun
skripsi dengan jumlah 56 orang.
Berikut blue print dua (2) skala untuk uji coba:
Tabel 4
Blue Print Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba
Nomor Aitem No Aspek Jumlah Proporsi
Fav. Unfav.
Hubungan 1, 3, 6, 13, 2, 7, 9, 18,
1. emosional 15, 19, 25, 22, 26, 30, 18 50 %
antar individu 28, 29 33, 36
Dukungan 4, 8, 11, 5, 10, 12,
2. material atau 16, 20, 23, 14, 17, 21, 18 50 %
instrumental 27, 32, 35 24, 31, 34
Total 18 18 36 100 %
Skala uji coba untuk variabel dukungan sosial berjumlah 36 aitem
dengan 18 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable. Penyusunan aitem
pada skala dilakukan dengan mengacak aitem-aitem agar aitem pada 1
(aspek) tidak berurutan. Sedangkan jawaban atas pernyataan dibagi
menjadi 4 (empat), yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor yang diberikan pada tiap
aitem bergerak dari skor 4 – 1 untuk pernyataan favorable, mulai dari
pilihan respon „Sangat Sesuai‟ hingga „Sangat Tidak Sesuai‟.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sedangkan skor yang diberikan pada aitem unfavorable bergerak dari
skor 1 – 4 mulai dari pilihan respon „Sangat Sesuai‟ hingga „Sangat
Tidak Sesuai‟.
Berikut cetak biru sebaran aitem pada skala variabel berpikir positif:
Tabel 5
Blue Print Skala Berpikir Positif Sebelum Uji Coba
Nomor Aitem No Aspek Jumlah Proporsi
Fav. Unfav.
1. Konstruktif 3, 13, 18,
27, 29, 33
2. Objektif 1, 8, 12,
23, 26, 32
7, 16, 20, 25, 31, 35
5, 11, 15,
21, 28, 36
12 33,3 %
12 33,3 %
3. Terbuka pada orang lain
4, 6, 9, 17,
24, 34
2, 10, 14,
19, 22, 30
12 33,3 %
Total 50 % 50 % 36 100 %
Skala uji coba untuk skala berpikir positif berjumlah 36 aitem
dengan 18 aitem favorable dan 18 aitem unfavorable. Penyusunan aitem
pada skala dilakukan dengan mengacak aitem-aitem agar aitem pada 1
(aspek) tidak berurutan. Sedangkan jawaban atas pernyataan dibagi
menjadi 4 (empat), yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor yang diberikan pada tiap
aitem bergerak dari skor 4 – 1 untuk pernyataan favorable, mulai dari
pilihan respon „Sangat Sesuai‟ hingga „Sangat Tidak Sesuai‟.
Sedangkan skor yang diberikan pada aitem unfavorable bergerak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
skor 1 – 4 mulai dari pilihan respon „Sangat Sesuai‟ hingga „Sangat
Tidak Sesuai‟.
b. Seleksi Aitem
Setelah melakukan penyebaran skala uji coba, kemudian dilakukan
seleksi aitem. Seleksi aitem dilakukan berdasarkan koefisien korelasi
aitem-total. Dengan melihat koefisien korelasi aitem-total, maka akan
menemukan kesesuaian aitem dengan fungsi skala yang akan digunakan.
Azwar (2009) menjelaskan bahwa batasan pemilihan aitem berdasarkan
koefisien korelasi aitem-total adalah riX ≥ 0,30. Aitem-aitem yang
mencapai angka minimal 0,30 akan dianggap sudah sesuai dengan fungsi
skala yang akan digunakan. Namun, jika setelah dilakukan seleksi aitem
dengan jumlah aitem yang belum memadahi dalam satu skala, maka
batasan kriteria dapat diturunkan menjadi 0,25.
Hasil dari uji coba skala menunjukkan bahwa jumlah aitem lolos
uji coba pada skala variabel dukungan sosial berjumlah 22 aitem dari 36
aitem. Sedangkan hasil uji coba skala variabel berpikir positif
menunjukkan 20 aitem lolos uji coba dari 36 aitem. Berikut hasil seleksi
aitem dan distribusi aitem untuk skala variabel dukungan sosial dan
variabel berpikir positif setelah uji coba:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 6
Blue Print Skala Dukungan Sosial Sesudah Uji Coba
Nomor Aitem No Aspek Jumlah Proporsi
Fav. Unfav.
Hubungan 1, 3, 6, 13, 2, 7, 9, 18,
1. emosional 15, 19, 25, 22, 26, 30, 11 50 %
antar individu 28, 29 33, 36
Dukungan 4, 8, 11, 5, 10, 12,
2. material atau 16, 20, 23, 14, 17, 21, 11 50 %
instrumental 27, 32, 35 24, 31, 34
Total 12 (55 %) 10 (45 %) 22 100 %
Catatan. Nomor aitem yang dicetak tebal dinyatakan aitem lolos uji coba
Tabel 7
Blue Print Skala Berpikir Positif Sesudah Uji Coba
Nomor Aitem No Aspek Jumlah Proporsi
Fav. Unfav.
1. Konstruktif 3, 13, 18,
27, 29, 33
2. Objektif 1, 8, 12,
23, 26, 32
7, 16, 20,
25, 31, 35
5, 11, 15,
21, 28, 36
8 40 %
5 25 %
3. Terbuka pada orang lain
4, 6, 9, 17,
24, 34
2, 10, 14,
19, 22, 30
7 35 %
Total 11 (55 %) 9 (45%) 20 100 %
Catatan. Nomor aitem yang dicetak tebal dinyatakan aitem lolos uji coba
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Sejauh mana alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan ukurnya merupakan pengertian dari validitas alat ukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Suatu alat ukur dikatakan valid apabila berhasil mengukur hal yang
seharusnya diukur alat tersebut (Clark-Carter, 2004; Cohen, 2005). Azwar
(2009) menjelaskan bahwa skala yang mengungkap atribut lain selain
atribut yang seharusnya diukur bisa dikatakan tidak valid. Menurut Cohen
(2005) terdapat tiga hal yang bisa dilihat dalam menentukan validitas alat
ukur, yaitu content validity, criterion-related validity, dan construct validity.
Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi.
Validitas isi dapat mengungkap kesesuaian antara isi tes dengan konsep
yang sedang diteliti. Validitas isi membutuhkan penilaian ahli untuk
mengetahui keseuaian pembuatan konstruksi tes tersebut (Supratiknya,
2014). Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis ahli
melalui professional judgment. Professional judgment yang berperan dalam
penelitian ini adalah dosen pembimbing.
Peneliti membuat aitem-aitem berdasarkan teori variabel independen
serta independen sejumlah yang diinginkan. Setelah itu, aitem-aitem
tersebut diperiksa oleh dosen pembimbing, selaku professional judgment,
untuk mengetahui kesesuaian aitem dengan teori pada tiap variabel. Jika
pada kesempatan ini masih ada yang dirasa belum sesuai, peneliti mengubah
atau membuat aitem baru yang lebih sesuai hingga jumlah aitem sudah
sesuai dengan yang diinginkan. Setelah dinyatakan sesuai oleh dosen
pembimbing, peneliti juga meminta bantuan dari 3 (tiga) orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
sarjana lulusan psikologi untuk memeriksa kalimat dalam pernyataan
aitem-aitem.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran yang dapat
melihat sejauh mana alat ukur penelitian dapat dipercaya (Azwar, 2009 dan
Cohen, 2005). Semakin tinggi koefisien berarti semakin tinggi pula tingkat
konsistensi alat ukur penelitian yang serta dapat dipercaya.Tinggi atau
rendahnya reliabilitas ditunjukkan dengan angka yang disebut dengan
koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas (rxx‟) menunjukkan angka antara
0,0 hingga 1,0 (Azwar, 2009). Semakin koefisien reliabilitas mendekati 1,0
maka semakin reliabel pula alat ukur.
Dalam penelitian ini, uji coba alat ukur untuk mengetahui reliabilitas
dilakukan hingga hasil pengukuran uji coba sudah dirasa cukup atau
mendekati angka 1,0. Berdasarkan hasil penyebaran skala uji coba,
didapatkan hasil untuk seluruh aitem pada skala uji coba variabel dukungan
sosial dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,901. Jumlah aitem yang lolos
sebanyak 22 aitem dengan komposisi 12 aitem favorable dan 10 aitem
unfavorable. Sedangkan hasil untuk seluruh aitem pada skala uji coba
variabel berpikir positif dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,921.
Jumlah aitem yang lolos sebanyak 20 aitem dengan komposisi 11 aitem
favorable dan 9 aitem unfavorable. Hal ini menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kedua skala tersebut dirasa sudah baik atau reliabel sebagai skala
penelitian.
G. Metode Analisa Data
Metode analisa data penelitian menggunakan korelasi dengan alat bantu
SPPS 23.00 for Windows, analisa yang digunakan sebagai berikut:
1. Uji asumsi
Uji asumsi dilakukan sebagai persyaratan untuk melakukan uji
hipotesis. Uji asumsi salah satunya bertujuan untuk mengetahui distribusi
sebaran data dan konsistensi kesejajaran skor pada variabel dalam skala
penelitian. Hal ini dilakukan untuk menguji asumsi konsistensi skala dan
variabel penelitian. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas dan uji linearitas.
a) Normalitas
Dalam uji normalitas, akan dapat diketahui hasil data
memenuhi persyaratan distribusi normal atau tidak. Dengan kata
lain, uji normalitas dapat menunjukkan hasil persebaran data
penelitian berasal dari skor dengan sebaran yang normal atau
tidak. Hal ini dapat dilihat berdasarkan skor yang ditampilkan.
Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05), maka dapat
dikatakan bahwa sebaran terdistribusi normal. Sedangkan, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05) maka sebaran
dikatakan tidak normal atau tidak terdistribusi.
b) Linearitas
Dalam uji linearitas, akan dapat diketahui asumsi kenaikan
skor pada variabel independen (bebas) diikuti oleh skor pada
variabel dependen (terikat). Raharjo (2014) menyebutkan data
yang hendak dilihat hubungannya memiliki hubungan yang linear
antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05), maka dapat dikatakan ada
hubungan linear yang signifikan antara variabel independen
dengan dependen.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan analisis Product
Moment dengan korelasi menggunakan Pearson Correlation. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini telah dijabarkan sebelumnya dalam
pendahuluan, yaitu hubungan dukungan sosial dengan bepikir positif
mahasiswa menyusun skripsi, dan dengan data yang didapatkan
terdistribusi normal. Setiawan (2015) mengatakan bahwa analisis
korelasi dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengukuran
hubungan antar variabel. Selain itu Budi (2006) menambahkan bahwa
analisis korelasi bisa digunakan untuk mengetahui kekuatan dan arah
hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui seberapa kuat korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang dihasilkan, Budi (2006) menetapkan interpretasi terhadap nilai
hasil analisis korelasi sebagai berikut:
Tabel 8
Tabel Kategorisasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,801 – 1 Sangat Kuat
0,601 – 0,800 Kuat
0,401 – 0,600 Cukup Kuat
0,201 – 0,400 Lemah
0,001 – 0,200 Sangat Lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
Uji asumsi normalitas dan linearitas dibantu dengan menggunakan
SPSS 23.00 for Windows.
a) Uji Normalitas
Pada uji normalitas dapat diketahui sebaran skor terdistribusi
secara normal atau tidak. Hal ini akan menentukan tahap uji hipotesis
selanjutnya. Uji normalitas menggunakan teknik analisis
Kolmogorov-Smirnov Test dari program SPSS 23.00 for Windows.
Hasil uji normalitas dilihat pada nilai signifikansi. Jika signifikansi
lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dikatakan bahwa data tes
tersebut terdistribusi normal. Berikut hasil perhitungan uji
normalitas:
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
Keterangan
Statistic Df Sig.
Berpikir Positif .085 100 .074 Normal
Dukungan
Sosial
.087 100 .060 Normal
Catatan. Test of Normality
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan penghitungan pada tabel di atas, terlihat bahwa
nilai signifikansi skala variabel dukungan sosial (p=0,060) dan skala
variabel berpikir positif (p=0,074) lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
Dengan kata lain, kedua data tersebut terdistribusi normal.
b) Uji Linearitas
Pada uji linearitas, dapat diketahui hubungan antar variabel
mengikuti pergerakan yang sama atau tidak. Dengan kata lain,
dengan uji linearitas akan dapat diketahui peningkatan atau
penurunan satu variabel akan sejalan dengan peningkatan atau
penurunan satu variabel lain secara kuantitas. Hasil uji linearitas
dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (p<0,05) maka, dikatakan bahwa ada hubungan
linear antara variabel-variabel yang dihitung.
Pada perhitungan tabel di bawah ini, terlihat bahwa nilai
signifikansi variabel dukungan sosial dengan berpikir positif
(p=0,000) kurang dari 0,05 (p<0,05). Dengan kata lain, ada
hubungan yang linear antara kedua variabel tersebut.
Tabel 10
Hasil Uji Linearitas
Berpikir Positif
Dukungan Sosial
F Sig. Keterangan
Linearity 64.948 .000 Linear
Catatan. Linearity Table
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Catatan. Linearity Table
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu analisis Product Moment
dengan menggunakan korelasi Pearson Corelation. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya dalam hipotesis penelitian, bahwa hipotesis
dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan
sosial dengan berpikir positif pada mahasiswa tingkat akhir menyusun
skripsi. Uji analisis korelasi ini menggunakan uji korelasi satu ekor (one
tailed) karena hipotesis dalam penelitian ini berarah tunggal. Hasil yang
didapat dalam penghitungan dapat dilihat pada koefisien korelasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
nilai signifikansi. Koefisien korelasi dapat melihat kekuatan hubungan
antara variabel yang diteliti. Sedangkan, nilai signifikansi kurang dari
0,05 menunjukkan bahwa hipotesis diterima.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan Pearson Correlation,
koefisien korelasi antara variabel sebesar 0,633 dengan signifikansi
0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima dengan
adanya hubungan positif yang kuat dan signifikan. Dengan kata lain,
terdapat hubungan positif yang kuat, dan signifikan antara variabel
dukungan sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir
menyusun skripsi. Hasil uji hipotesis terdapat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Korelasi
Dukungan
Sosial
Berpikir
Positif
Dukungan Sosial Pearson
1 .633
Berpikir Positif Pearson
Correlation
.633 1
Sig (1-tailed) .000
N 100 100
Catatan. Uji Hipotesis
Correlation
Sig. (1-tailed) .000
N 100 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Mean Teoritis dan Empiris
Melalui hasil penelitian, juga diperoleh gambaran skor skala
variabel dukungan sosial dan skor variabel berpikir positif. Analisis data
deskripsi ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan skor variabel
dukungan sosial dan berpikir positif dengan membandingkan skor rata-
rata teoritis dengan skor rata-rata empiris. Analisis data dibantu
menggunakan analisis statistik uji-t dari program SPPS 23.00 for
Windows yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12
Uji-t Variabel Dukungan Sosial (IV)
Test Value = 55 95%
Confidence
Mean t Df Sig (2-
tailed) Mean
Difference Interval of the
Difference
Lower Upper
IV 66,55 11,826 99 0,000 11,550 9,61 13,49
Tabel 13
Uji-t Variabel Berpikir Positif (DV)
Test Value = 50 95%
Confidence
Mean t Df Sig (2-
tailed) Mean
Difference Interval of the
Difference
Lower Upper
DV 65,62 18,954 99 0,000 15,620 13,98 17,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa mean empiris variabel
dukungan sosial sebesar 66,55 yang lebih besar dibandingkan mean
teoritisnya sebesar 55. Sedangkan, mean empiris variabel berpikir positif
sebesar 65,62 yang lebih besar dibandingkan mean teoritis sebesar 50.
Hasil uji-t kedua variabel menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu
0,000 (p<0,05). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelompok
subjek dalam penelitian memiliki tingkat dukungan sosial dan berpikir
positif yang cenderung tinggi.
B. Pembahasan
Hasil penghitungan korelasi Product Moment menggunakan analisis
Pearson Correlation dengan one-tailed test antara variabel dukungan sosial
dan variabel berpikir positif menunjukan nilai koefisien r=0,633 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel dukungan
sosial dengan variabel berpikir positif. Hal ini juga menunjukkan bahwa
nilai koefisien korelasi antar variabel (r=0,633) termasuk dalam kategori
kuat. Dengan kata lain, hasil penghitungan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan positif yang kuat dan signifikan antara dukungan sosial dengan
berpikir positif.
Mahasiswa tingkat akhir tidak selalu menyelesaikan skripsi dengan
mudah dan cepat sesuai keinginan. Hal ini terjadi karena pikiran-pikiran
tidak membangun juga seringkali muncul pada mahasiswa sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
merasa tidak mampu menyelesaikan skripsi sesuai dengan target yang telah
ditentukan. Selain itu, kurangnya dukungan dari orang tua, teman, dosen,
dan relasi sekitar (Asmawan, 2016) semakin membuat diri terbebani dan
stres selama proses menyusun skripsi. Mahasiswa yang tidak mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik, misalnya tugas akhir atau
skripsi, akan cenderung mengalami stres serta tidak mampu menyelesaikan
tuntutan akademik sesuai dengan yang diinginkan (Christyanti, 2010).
Skripsi yang tidak dapat diselesaikan menyebabkan mahasiswa
mengalami penurunan minat dan efektivitas kerja, cenderung
mengekspresikan pandangan sinis atau negatif pada orang lain serta keadaan
yang sedang dihadapi, perasaan marah, kecewa, frustasi, bingung, serta
putus asa (Christyanti, 2010). Selain itu, komunikasi dalam hubungan
interpersonal dengan dosen pemimbing juga memengaruhi efektivitas
mahasiswa dalam menyusun skripsi (Gunawati, Hartati, dan Listiara; 2006).
Sehingga hasil penelitian juga menunjukkan bahwa berpikir positif
mahasiswa dalam menyusun skripsi bisa terjadi ketika ada dukungan sosial
dari orang tua ataupun dosen pembimbing.
Mahasiswa yang tidak memiliki pikiran positif dalam menyelesaikan
skripsi akan cenderung merasa cemas, merasakan ketegangan, ketakutan,
sehingga membuat mereka enggan untuk menyusun skripsi (Mukhayyaroh,
2013). Untuk mengatasi kecemasan, stres, serta menghadapi pikiran- pikiran
tidak dan menghindari perilaku memecahkan masalah maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mahasiswa perlu menerapkan pola pikir positif yang memungkinkan
mengurangi pikiran tidak membangun sehingga bisa menyelesaikan skripsi
sesuai harapan dan kemampuan. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan positif yang kuat dan signifikan antara dukungan sosial dengan
berpikir positif mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang
menerima dukungan sosial dari lingkungan dekat berpikir positif dalam
menyusun skripsi.
Mahasiswa tingkat akhir sudah mulai jarang datang ke kampus selain
bertemu dengan dosen pembimbing dan menjadi jarang bertemu dengan
teman-teman yang sama mengerjakan skripsi dibanding ketika masih aktif
mengikuti perkuliahan reguler. Mahasiswa tingkat akhir perlu menerima
bahwa skripsi akan terjadi pada tiap mahasiswa dan seringkali dianggap
sebagai hal yang sulit dan tidak menyenangkan (Rahman, 2016). Namun,
mahasiswa juga harus ingat dan paham bahwa skripsi harus dikerjakan dan
diselesaikan. Dengan memiliki pola pikir positif, mahasiswa dapat
menyelesaikan skripsi tanpa mengalami stres atau kecemasan yang
berkepanjangan.
Berpikir positif terbukti mampu menurunkan kecemasan, kejenuhan,
burnout, serta mampu meningkatkan efikasi diri akademik mahasiswa
(Dwitantyanov, dkk, 2010; Pangastuti, 2014; dan Fakdohkt, dkk, 2014).
Seseorang yang berpikir positif lebih mampu menunjukkan sikap dan
perilaku yang positif, memiliki suasana hati yang baik, dan cenderung
memandang persoalan dalam beragam sudut pandang sehingga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
menemukan solusi terbaik dalam penyelesaian (Parmar, 2015). Sehingga
berpikir positif penting bagi mahasiswa tingkat akhir menyusun skripsi.
Sesuai dengan landasan teori yang menyebutkan bahwa dalam berpikir
positif, seseorang cenderung berpikir secara konstruktif atau melihat dari
beragam pandangan sehingga mampu menemukan solusi penyelesaian,
melihat persoalan secara objektif, serta mau terbuka terhadap saran orang
lain (Muhammad, 2011; Pervin, 2010; dan Lopez, 2008).
Mahasiswa tingkat akhir dapat berpikir positif karena mampu melihat
persoalan dari beragam sudut pandang kemudian mampu memaksimalkan
kondisi yang ada untuk menyusun skripsi. Namun, dukungan yang diterima
dapat menjadi salah satu faktor yang membantu kemajuan akademik
sehingga mampu berpikir secara positif skripsi yang sedang dikerjakan
(Fandokht, Sa’dipour, Ghawam, 2014). Dukungan yang diterima bisa
bersumber dari luar, seperti orang tua, dosen pembimbing, teman sebaya,
ataupun media sebagai sumber materi. Bentuk dukungan yang diterima
beragam, misalkan secara finansial, buku dan jurnal acuan yang dapat
membantu literasi skripsi, revisi yang membantu dari dosen pembimbing,
mengerjakan skripsi bersama dengan teman-teman, diberi semangat oleh
orang dekat, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan landasan teori,
bahwa dukungan sosial berasal dari beragam sumber yang mampu
memberikan dukungan secara dukungan emosional maupun intrumental
(Sener, 2011; Tahir 2015; dan Awang, 2014).
Hasil penelitian juga sesuai dengan teori Peterson (2006) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mendefinisikan dukungan sosial sebagai cara orang lain menolong orang
lain untuk dapat meredakan keadaan atau kejadian yang membuat stres.
Muhammad (2011) menambahkan, bahwa mendapat dukungan dari teman
dapat membantu seseorang untuk dapat berpikir secara lebih positif terhadap
persoalan yang sedang dihadapi. Sehingga, ketika dukungan sosial yang
diterima mahasiswa meningkat maka sikap berpikir positif mahasiswa
menyusun skripsi juga akan meningkat.
Pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi,
dukungan-dukungan yang diberikan dapat membantu mereka dalam
menyelesaikan skripsi, baik secara emosional ataupun instrumental dari
orang-orang dekat. Seperti yang dijelaskan Astusti dan Hartati (2013)
bahwa mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi merasakan
manfaat dari adanya dukungan sosial, yang salah satunya akan menentukan
keberhasilan dalam menyusun skripsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa dukungan sosial ada hubungan positif yang kuat
dan signifikan dengan berpikir positif mahasiswa menyusun skripsi.
Sehingga, peningkatan dukungan sosial ada hubungannya dengan
peningkatan berpikir positif mahasiswa menyusun skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis dalam penelitian menggunakan korelasi menunjukkan
koefisien korelasi r=0,633 dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang kuat dan signifikan antara
dukungan sosial dengan berpikir positif mahasiswa tingkat akhir menyusun
skripsi. Dengan kata lain, semakin tinggi dukungan sosial pada mahasiswa
tingkat akhir maka semakin tinggi pula berpikir positif mahasiswa tingkat akhir
menyusun skripsi.
B. Saran
Peneliti menyadari keterbatasan dalam penelitian antara lain; lingkup
subjek dalam satu institusi, belum menggunakan metode lain seperti
wawancara mendalam dengan beberapa subjek guna menambah informasi
penelitian, serta peneliti belum memperhatikan faktor-faktor lain yang
kemungkinan memengaruhi penelitian.
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode tambahan
selain pengisian skala. Misalnya metode eksperimen untuk mengetahui
pengaruh secara lebih mendalam satu variabel terhadap variabel lain, atau
dengan metode kualitatif sehingga dapat mengetahui fenomena mahasiswa
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tingkat akhir menyusun skripsi saat ini. Selain itu, peneliti selanjutnya juga
diharapkan memperbanyak subjek atau informan.
Di sisi lain, mahasiswa juga diharapkan menikmati proses penyusunan
skripsi hingga selesai serta saling mendukung teman seperjuangan dalam
menyusun skripsi. Selain sesama mahasiswa, keluarga, dosen pembimbing,
teman sepermainan, atau orang dekat lain juga diharapkan mau untuk
memberi dukungan baik secara emosional maupun materi pada mahasiswa
tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi sehingga proses penyusunan
skripsi menjadi lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Asmawan, M. C. (2016). Analisis kesulitan mahasiswa menyelesaikan skripsi.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26, 51-57.
Astuti, T. P., & Hartati, S. (2013). Dukungan sosial pada mahasiswa menyusun
skripsi (Studi fenomenologis pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro). Jurnal Psikologi UNDIP, 12, 69-81.
Awang, M. M., Kutty F. M., & Ahmad A. R. (2014). Perceived social support
and well being: First-year student experience in university. International
Educational Studies, 7, 262-270. DOI:10.5539/ies.v7n13p261
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Baumgardner, S. R., & Crothers, M. K. (2009). Positive psychology. London:
Perason Education, Ltd
Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset statistik parametrik. Yogyakarta:
Penerbit ANDI – CV Andi Offset.
Cassel, P. (1986). Disiplin tanpa hukuman (terj.). Bandung: Remadja Karya.
Cervone, D., & Pervin, L. A. (2011). Teori dan penelitian: Kepribadian (terj.).
Jakarta: Salembada Humanika.
Christyanti, D., Mustamiah D., & Sulistiani W. (2010). Hubungan antara
penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.
INSAN, 12, 153-160.
Clark-Carter, D. (2004). Quantitative: Psychological research. New York:
Psychology Press.
Cohen, R. J. (2005). Exercises in psychological testing and assessment (6th
edition). USA: McGraw-Hill Comp.
Dwitantyanov, A., Hidayati F., & Sawitri D. R. (2010). Pengaruh pelatihan
berpikir positif pada efikasi akademi mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP
Semarang. Jurnal Psikologi UNDIP, 10, 135 - 142.
Eriza, R. (2018, Februari 22). Jatuh bangun demi skripsi, dinamika mahasiswa
tingkat akhir. Diambil dari website Umsida:
http://umsida.ac.id/2018/02/jatuh-bangun-demi-skripsi-dinamika-
mahasiswa-tingkat-akhir/
Fandokht, O. M., Sadipour I., & Ghawam S. I. (2014). The study of the
effectiveness of positive-thinking skills on reduction of student’s academic
burnout in first grade high school male student. Indian Journal of Science, 4,
228-236.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gottlieb, B. H. (1985). Social support strategies. USA: SAGE Publications.
Gunawati, R., Hartati S., & Listiara A. (2006). Hubungan antara efektivitas
komunikasi mahasiswa-dosen pembimbing utama skripsi dengan tres dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa prodi psikologi fakultas kedokteran
universita diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3, 93 - 115.
Pengertian kata positif. (2017, 4 Desember) Diunduh dari https://kbbi.web.id/positif
Pengertian kata sarjana. (2017, 4 Desember) Diunduh dari https://kbbi.web.id/sarjana
Pengertian kata skripsi. (2017, 4 Desember) Diunduh dari https://kbbi.web.id/skripsi
Pengertian kata suportif. (2017, 4 Desember) Diunduh dari https://kbbi.web.id/suportif
King, L. A. (2014/2017). Psikologi umum: Sebuah pandangan apresiatif (terj.). Jakarta: Salemba Humanika.
Leimon, A., & McMahon, G. (2009). Positive psychology for DUMMIES.
England: John Wiley & Sons, Ltd.
Lopez, S. J. (2008). Positive psychology: Exploring the best in people. USA:
Greenwood Publishing Group
Mills, H., & Dombeck M. (2005, Mei 7). Resilience: Social support benefits.
Diambil dari website: www.mentalhelp.net/articels/resilience-social-
support-benefits/
Muhammad, A. (2011). Cara kerja emosi dan pikiran manusia. Yogyakarta:
Diva Press.
Mukhayyaroh, L. (2013). Kecemasan menyusun tugas akhir ditinjau dari
berpikir positif mahasiswa Prodi DIII Kebidanan UMS. Jurnal Fakultas
Psikologi UMS, 199-208.
Pangastuti, M. (2014). Efektifitas pelatihan berpikir positif untuk menurunkan
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa SMA. Jurnal
Psikologi Indonesia, 1, 32-41.
Parmar, S. D. (2015). Positive thinking can change our life. The International
Journal of Indian Psychology, 3, 27-30.
Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma. 2010.
Peale, N. V. (1992/2009). The power of positive thinking (terjemahan: Berpikir
positif. Jakarta: Binarupa Aksara.
Permendikbud 2017 Pasal 9 ayat (2) tentang Standar Isi Pembelajaran.
Peterson, C. (2006). A primer in positive psychology. USA: Oxford University
Press.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pervin, L. A., dkk. (2010/2011). Psikologi kepribadian: Teori dan penelitian
(edisi kesembilan; terj.). Jakarta: Kencana.
Raharjo, S. (2014, Februari 3). Uji linearitas dengan program SPSS. Diambil dari
website: https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-linearitas-dengan-
program-spss.html)
Rahman, A. A. (2016). Metode penelitian psikologi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rul, X. (2017, Oktober 11). Stres garap skripsi, mahasiswa isap ganja. Diambil
dari website JambiUpdate: www.jambiupdate.co/artikel-stres-garap-skripsi-
mahasiswa-isap-ganja.html
Staub, E. (1979). Positive social behavior and morality. London: Academic
Press.
Sener, A. (2011). Emotional support exhange and life satisfaction.
International Journal of Humanities and Social Science, 1, 79-88.
Setiawan, B. (2015). Teknik praktis analisis data penelitian sosial & bisnis
dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sharma, S. P. (2002). Success trough positive thinking (terj.). Bandung: Nuansa
Cendekia.
Snyder, C.R., & Lopez, S. J. (2011). Positive psychology. USA: SAGE
Publication.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Tahir, W. B., Inam A., & Raana T. (2015). Relationship between social support
and self-esteem of adolescent girls. IOSR-JHSS, 2, 42-46.
Taylor, S. E. (2012). Tend and befriend theory. London: SAGE Publication, Ltd.
Tiw, X. (2016, Januari 13). Masih banyak mahasiswa yang tak mau cara instan
beli skripsi. Diambil dari website TribunManado:
http://tribunnews.com/2016/01/13/masih-banyak-mahasiswa-yang-tak-mau-
cara-instan-beli-skripsi
Tongo, M. D. C. 2007. Purposive sampling as a tool for informant selection.
Journal of Plants, People, and Applied Research. Diunduh dari
http://hdl.handle.net/10125/227
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN I
SKALA PENELITIAN UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DUKUNGAN SOSIAL
No Pernyataan
1 Saya menjadi lebih tenang ketika sudah menceritakan persoalan skripsi saya kepada keluarga.
2 Saya merasa skripsi adalah hal yang perlu saya selesaikan sendiri.
3 Saya merasa dekat dengan teman-teman seperjuangan skripsi saya.
4 Saya menerima bantuan informasi, data, dan finansial untuk skripsi dengan senang hati.
5 Saya tidak menganggap barang yang diberikan kepada saya sebagai bantuan dari orang lain.
6 Saya bercerita kepada salah satu anggota keluarga jika merasa tertekan dengan suatu hal.
7 Saya merasa canggung setiap bertemu dengan dosen pembimbing ketika sedang bimbingan maupun dalam situasi informal.
8 Ketika saya sedang dalam kesulitan finansial terkait dengan skripsi, teman saya membantu saya.
9 Saya lebih senang menyimpan persoalan skripsi yang saya hadapi daripada bercerita kepada teman saya.
10 Saya menganggap perhatian yang diberikan kepada saya hanya formalitas saja.
11 Dosen pembimbing membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi.
12 Saya menerima bantuan yang ditujukan kepada saya untuk menyenangkan si pemberi, bukan karena saya
membutuhkan bantuan tersebut.
13 Saya menceritakan persoalan skripsi yang saya hadapi kepada teman.
14 Ketika saya mengalami kesulitan mencari data untuk skripsi, teman-teman tidak memedulikan saya.
15 Saya merasa dipedulikan dengan keluarga dalam bentuk finansial.
16 Saya menerima bantuan informasi mengenai bahan skripsi dari teman.
17 Saya mengerjakan skripsi sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
18 Saya merasa teman-teman di sekitar saya hanya sebatas hubungan saling kenal saja.
19 Teman-teman saya mempedulikan saya ketika saya sedang tertekan dengan skripsi.
20 Keluarga mendukung proses pengerjaan skripsi saya salah satunya secara finansial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
21 Ketika saya kesulitan mengerjakan skripsi, saya cenderung menyelesaikan persoalan itu sendiri dan tidak dibantu orang lain.
22 Saya merasa canggung jika menceritakan persoalan skripsi saya kepada keluarga.
23 Saya menerima bantuan dari orang yang lebih ahli mengenai topik skripsi saya.
24 Saya merasa tidak ada yang membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi.
25 Saya merasa dukungan yang saya terima dari keluarga dan teman menguatkan kesehatan saya.
26 Skripsi yang saya kerjakan tidak berhubungan dengan hubungan pertemanan saya.
27 Saya tidak menolak bantuan yang diberikan kepada saya karena saya memang membutuhkan bantuan tersebut.
28 Saya mampu untuk menceritakan keluh kesah yang saya hadapi selama mengerjakan skrpsi kepada dosen pembimbing saya.
29 Saya percaya orang-orang dekat (misal: dosen, teman, keluarga) membantu saya mengerjakan skripsi, bukan menjatuhkan diri saya.
30 Saya merasa perhatian yang diberikan teman atau keluarga tidak memberikan pengaruh terhadap
kemampuan saya mengerjakan skripsi.
31 Saya menganggap bantuan yang diberikan kepada saya tidak berguna untuk menyelesaikan persoalan saya.
32 Ketika saya mengalami kesulitan mencari materi skripsi, dosen pembimbing membantu saya memberikan kata kunci pencarian materi.
33 Saya merasa canggung ketika menceritakan keluh kesah mengerjakan skripsi kepada dosen pembimbing.
34 Saya merasa canggung dengan dosen pembimbing saya ketika diberikan kisi-kisi atau arahan mengenai skripsi saat bimbingan.
35 Teman-teman membantu saya ketika saya mengalami kendala dalam pengerjaan skripsi.
36 Saya cenderung menyimpan sendiri persoalan skripsi yang dihadapi.
Bold = aitem unfavorable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BERPIKIR POSITIF
No Pernyataan
1 Saya yakin skripsi yang saya hadapi adalah hal yang juga biasa terjadi pada setiap orang.
2 Saya mengacuhkan ide atau saran yang diberikan kepada saya.
3 Saya menganggap skripsi yang saya hadapi adalah tantangan yang baik untuk dihadapi.
4 Saya menerima ide dan saran dari orang lain untuk membantu skripsi saya saat ini.
5 Saya yakin skripsi yang saya alami hanya terjadi pada saya.
6 Saya yakin menerima kritik membantu perbaikan kesalahan dari skripsi saya.
7 Saya cenderung berpikir bahwa persoalan yang saya hadapi kurang dapat diselesaikan.
8 Saya menganggap skripsi bukanlah hambatan namun sebagai tantangan yang bisa dihadapi.
9 Saya yakin ide dan saran dari orang lain dapat membantu saya menghadapi skripsi.
10 Saya cenderung tidak menerima saran dan kritik dari orang lain terhadap skripsi.
11 Saya cenderung kesulitan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan skripsi.
12 Dengan kemampuan yang saya miliki, skripsi dapat saya hadapi.
13 Saya menerima skripsi sebagai tantangan, bukan halangan.
14 Saya yakin skripsi yang saya hadapi selesai tanpa bantuan dari orang lain.
15 Skripsi yang terjadi pada hidup saya adalah hal yang sulit dihadapi.
16 Saya cemas ketika saya tidak berhasil menyelesaikan skripsi tepat waktu.
17 Saya cenderung sangat yakin skripsi dapat selesai dengan banyak bantuan orang lain.
18 Saya menganggap skripsi sebagai hal yang mampu membuat saya menjadi pribadi yang berkembang.
19 Saya yakin kritik yang ditujukan kepada saya ditujukan untuk menjatuhkan niat mengerjakan skripsi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
20 Saya menganggap kegagalan adalah hasil akhir yang saya terima jika tidak menyelesaikan skrispi.
21 Saya harus paksa diri melakukan hal di luar kemampuan saya supaya menyelesaikan skripsi.
22 Saya berpikir saran atau ide dari orang lain tidak membantu penyelesaian skripsi saya.
23 Saya sadar akan batasan kemampuan yang saya miliki dalam penyelesaian skripsi.
24 Saya yakin menerima saran dan kritik terhadap skripsi adalah proses saya untuk berkembang menjadi lebih baik.
25 Saya tidak mampu menyelesaikan skripsi karena kemampuan yang saya miliki.
26 Saya yakin hasil pengerjaan skripsi yang saya dapat sesuai dengan kemampuan dan usaha yang saya telah lakukan.
27 Saya berpikir bahwa saya mampu menyelesaikan skripsi dengan kemampuan saya saat ini.
28 Dengan kemampuan yang saya miliki saat ini, saya tidak yakin dapat menyelesaikan skripsi.
29 Saya yakin saya mampu menyelesaikan skripsi dengan maksimal sesuai kemampuan saya.
30 Saya yakin kritik yang ditujukan kepada skripsi saya digunakan untuk menjatuhkan diri saya.
31 Saya pikir saya tidak mengerahkan kemampuan diri dapat menyelesaikan persoalan yang saya hadapi.
32 Saya berpikir untuk menyelesaikan skripsi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
33 Walaupun gagal menyelesaiakn suatu persoalan, saya tetap mendapatkan pengetahuan baru untuk menyelesaian skripsi.
34 Skripsi yang saya hadapi dapat selesai salah satunya dengan saran dan kritik dari orang lain.
35 Saya berpikir bahwa skripsi adalah masalah baru dalam hidup.
36 Skripsi adalah hal sulit dalam hidup yang datang kepada saya.
Bold = aitem unfavorable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN II
RELIABILITAS SKALA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN III
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
DUKUNGAN SOSIAL
No Pernyataan
1 Saya menjadi lebih tenang ketika sudah menceritakan persoalan skripsi saya kepada keluarga.
2 Saya merasa dekat dengan teman-teman seperjuangan skripsi saya.
3 Saya menerima bantuan informasi, data, dan finansial untuk skripsi dengan senang hati.
4 Saya bercerita kepada salah satu anggota keluarga jika merasa tertekan dengan suatu hal.
5 Saya lebih senang menyimpan persoalan skripsi yang saya hadapi daripada bercerita kepada teman saya.
6 Saya menganggap perhatian yang diberikan kepada saya hanya formalitas saja.
7 Dosen pembimbing membantu saya dalam proses pengerjaan skripsi.
8 Saya menerima bantuan yang ditujukan kepada saya untuk menyenangkan si pemberi, bukan karena saya
membutuhkan bantuan tersebut.
9 Saya menceritakan persoalan skripsi yang saya hadapi kepada teman.
10 Ketika saya mengalami kesulitan mencari data untuk skripsi, teman-teman tidak memedulikan saya.
11 Saya mengerjakan skripsi sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
12 Saya merasa teman-teman di sekitar saya hanya sebatas hubungan saling kenal saja.
13 Teman-teman saya mempedulikan saya ketika saya sedang tertekan dengan skripsi.
14 Keluarga mendukung proses pengerjaan skripsi saya salah satunya secara finansial.
15 Saya merasa canggung jika menceritakan persoalan skripsi saya kepada keluarga.
16 Saya menerima bantuan dari orang yang lebih ahli mengenai topik skripsi saya.
17 Saya mampu untuk menceritakan keluh kesah yang saya hadapi selama mengerjakan skrpsi kepada dosen pembimbing saya.
18 Saya merasa perhatian yang diberikan teman atau keluarga tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan saya mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
19 Ketika saya mengalami kesulitan mencari materi skripsi, dosen pembimbing membantu saya memberikan kata kunci pencarian materi.
20 Saya merasa canggung ketika menceritakan keluh kesah mengerjakan skripsi kepada dosen pembimbing.
21 Saya merasa canggung dengan dosen pembimbing saya ketika diberikan kisi-kisi atau arahan mengenai skripsi saat bimbingan.
22 Teman-teman membantu saya ketika saya mengalami kendala dalam pengerjaan skripsi.
Bold = aitem unfavorable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BERPIKIR POSITIF
No Pernyataan
1 Saya menerima ide dan saran dari orang lain untuk membantu skripsi saya saat ini.
2 Saya cenderung berpikir bahwa persoalan yang saya hadapi kurang dapat diselesaikan.
3 Saya menganggap skripsi bukanlah hambatan namun sebagai tantangan yang bisa dihadapi.
4 Saya yakin ide dan saran dari orang lain dapat membantu saya menghadapi skripsi.
5 Saya cenderung tidak menerima saran dan kritik dari orang lain terhadap skripsi.
6 Saya cenderung kesulitan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan skripsi.
7 Dengan kemampuan yang saya miliki, skripsi dapat saya hadapi.
8 Saya menerima skripsi sebagai tantangan, bukan halangan.
9 Saya menganggap tantangan sebagai hal yang mampu membuat saya menjadi pribadi yang berkembang.
10 Saya yakin kritik yang ditujukan kepada saya ditujukan untuk menjatuhkan niat mengerjakan skripsi saya.
11 Saya yakin menerima saran dan kritik terhadap skripsi adalah proses saya untuk berkembang menjadi lebih baik.
12 Saya tidak mampu menyelesaikan skripsi karena kemampuan yang saya miliki.
13 Saya yakin hasil pengerjaan skripsi yang saya dapat sesuai dengan kemampuan dan usaha yang saya telah lakukan.
14 Dengan kemampuan yang saya miliki saat ini, saya tidak yakin dapat menyelesaikan skripsi.
15 Saya yakin saya mampu menyelesaikan skripsi dengan maksimal sesuai kemampuan saya.
16 Saya yakin kritik yang ditujukan kepada skripsi saya digunakan untuk menjatuhkan diri saya.
17 Saya tidak merasa mengerahkan kemampuan diri dapat menyelesaikan persoalan yang saya hadapi.
18 Walaupun gagal menyelesaiakn suatu persoalan, saya tetap mendapatkan pengetahuan baru untuk menyelesaian persoalan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
19 Skripsi yang saya hadapi dapat selesai salah satunya dengan saran dan kritik dari orang lain.
20 Saya berpikir bahwa skripsi adalah masalah baru dalam hidup.
Bold = aitem unfavorable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN IV
UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
berpikir_positif
dukungan_sosial
.085
.087
100
100
.074
.060
.968
.985
100
100
.016
.345
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
berpikir_positif * Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
4068.677 35 116.248 2.802 .000
dukungan_sosial 2694.229 1 2694.229 64.948 .000
1374.448 34 40.425 .975 .522
Within Groups 2654.883 64 41.483
Total 6723.560 99
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
berpikir_positif *
dukungan_sosial
.633
.401
.778
.605
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN V
UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Uji korelasi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
dukungan_sosial
berpikir_positif
66.55
65.62
9.766
8.241
100
100
Correlations
dukungan_sosia
l
berpikir_positif
dukungan_sosial Pearson Correlation 1 .633**
Sig. (1-tailed) .000
N 100 100
berpikir_positif Pearson Correlation .633** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Mean Empiris Dukungan Sosial
Mean Empiris Berpikir Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI