efektivitas penggunaan misoprostol 600μg dibandingkan dengan misoprostol 400μg per oral

44
Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu 1 DAFTAR ISI Daftar Singkatan 2 Daftar Tabel, Grafik dan gambar 3 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 4 I.2 Masalah 5 I.3 Hipotesis 5 I.4 Tujuan 6 I.5 Manfaat Penelitian 6 I.6.Kerugian Penelitian 7 BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Misoprostol 8 II.2 Terminasi Kehamilan 12 Kerangka Teori 21 Kerangka Konsep 22 BAB III Metode Penelitian III.1 Rancangan Penelitian 23 III.2 Tempat dan Waktu Penelitian 23 III.3 Subjek Penelitian 23 III.4 Kriteria Penerimaan dan Kriteria Penolakan 23 III.5 Perhitungan Besar Sampel 24 III.6 Kriteria Drop Out 25 III.7 Variabel Penelitian 25 III.8 Kegiatan Penelitian 26 III.9 Cara Kerja 27 III.10 Rancangan Penelitian 29 III.11 Batasan Operasional 30 III.12.Pengolahan dan Analisis Data 31 III.13.Masalah Etika 31 BAB IV Hasil Penelitian IV.1 Karakteristik Subjek 32 IV.2 Efektivitas Misoprostol 34 IV.3 Efek Samping Misoprostol 35 BAB V Pembahasan V.1 Karakteristik Subjek 37 V.2 Efektivitas Misoprostol 38 V.3.Efek Samping Misoprostol 39 BAB VI Kesimpulan dan Saran 41 Daftar Pustaka 42 Lampiran Pengesahan Etik 45

Upload: rizal-kudiarto

Post on 27-Jul-2015

3.652 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

TRANSCRIPT

Page 1: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

1

DAFTAR ISI

Daftar Singkatan 2 Daftar Tabel, Grafik dan gambar 3 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 4 I.2 Masalah 5 I.3 Hipotesis 5 I.4 Tujuan 6 I.5 Manfaat Penelitian 6 I.6.Kerugian Penelitian 7 BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Misoprostol 8 II.2 Terminasi Kehamilan 12 Kerangka Teori 21 Kerangka Konsep 22 BAB III Metode Penelitian III.1 Rancangan Penelitian 23 III.2 Tempat dan Waktu Penelitian 23 III.3 Subjek Penelitian 23 III.4 Kriteria Penerimaan dan Kriteria Penolakan 23 III.5 Perhitungan Besar Sampel 24 III.6 Kriteria Drop Out 25 III.7 Variabel Penelitian 25 III.8 Kegiatan Penelitian 26 III.9 Cara Kerja 27 III.10 Rancangan Penelitian 29 III.11 Batasan Operasional 30 III.12.Pengolahan dan Analisis Data 31 III.13.Masalah Etika 31 BAB IV Hasil Penelitian IV.1 Karakteristik Subjek 32 IV.2 Efektivitas Misoprostol 34 IV.3 Efek Samping Misoprostol 35 BAB V Pembahasan V.1 Karakteristik Subjek 37 V.2 Efektivitas Misoprostol 38 V.3.Efek Samping Misoprostol 39 BAB VI Kesimpulan dan Saran 41 Daftar Pustaka 42 Lampiran Pengesahan Etik 45

Page 2: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

2

Daftar Singkatan

AUC Area Under Curve BO Blighted Ovum cAMP cyclic Adenosin Mono phosphate FKUI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia IUD Intra uterine divice IUFD Intra Uterine Fetal Death KKM Kelainan Kongenital Mayor Kmax Konsentrasi Maksimun NSAID Non Steroid anti-inflamation Drugs PGE1 Prostaglandin E1 PRC Packed Red Cell RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo USG Ultrasonography WHO World Health Organization Wmax Waktu Maksimum

Page 3: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

3

Daftar Tabel

Tabel 1. Bioaviabilitas misoprostol Tabel 2. Keuntungan dan kerugian berbagai cara terminasi kehamilan Tabel 3. Berbagai regimen penelitian misoprostol Tabel 4. Karakteristik subyek penelitian Tabel 5. Perbandingan usia kehamilan antara kelompok subyek Tabel 6. Keberhasilan menurut kelompok perlakuan Tabel 7. Perbandingan dosis dan keberhasilan ekspulsi pada usia kehamilan ≤ 22 minggu Tabel 8. Efek samping berdasarkan kelompok perlakuan

Daftar Grafik

Grafik 1. Konsentrasi plasma misoprostol pada rute pemberian oral – vaginal Grafik 2. Dosis misoprostol berdasarkan usia kehamilan

Daftar Gambar

Gambar 1. Rumus kimia misoprostol Gambar 2. Mekanisme kontraksi oleh misoprostol

Page 4: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Aborsi yang tidak aman adalah masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Salah satu cara

untuk mengurangi hal ini adalah memberikan pilihan cara terminasi kehamilan yang aman. Pada

negara maju, dari 28 juta kehamilan setiap tahun, 36% berakhir dengan abortus. Pada negara

berkembang, dari 128 juta kehamilan setiap tahun, 20% berakhir dengan abortus. Hampir 80%

dari seluruh aborsi terjadi di Negara berkembang.1

Menurut WHO 19 juta wanita memperoleh aborsi yang tidak aman setiap tahunnya dan

18,5 juta dari ini terjadi di Negara berkembang.2 Angka kematian akibat aborsi yang tidak aman

diperkirakan terjadi sebesar 68000 kematian setiap tahunnya.3 Menurut WHO, resiko dari

kematian akibat komplikasi pada aborsi yang tidak aman pada negara berkembang seratus kali

lebih tinggi dibandingkan bila dilaksanakan dengan aman.2 Metode medisinalis menawarkan

cara alternatif yang lebih aman dibandingkan prosedur operatif.4

Walaupun obat-obatan telah digunakan untuk menginduksi aborsi sejak berabad-abad

yang lalu, sejak lima decade terakhir para peneliti telah mengembangkan metode yang efektif

dan aman untuk terminasi kehamilan medisinalis. Aborsi medisinalis merupakan metode untuk

mengakhiri kehamilan dengan menggunakan obat tunggal atau kombinasi yang diberikan secara

oral, pervaginam dan atau intramuskuler yang menyebabkan dikeluarkannya produk konsepsi

dari rahim.5 Diseluruh dunia, terdapat tiga metode aborsi medisinalis yang umum digunakan

pada kehamilan: mifepriston dan misoprostol; metotreksat dan misoprostol; dan misoprostol

tunggal. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa aborsi medisinalis aman, efektif dan

memiliki tingkat penerimaan yang tinggi baik bagi pasien maupun pemberi pelayanan.5 Metode

menggunakan misoprostol tunggal dapat digunakan pada daerah yang tidak tersedia mifepriston

dengan angka keberhasilan yang baik.5,6

Page 5: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

5

Saat ini terminasi kehamilan umumnya dilakukan dengan cara operatif berupa dilatase

dan kuretase. Dan belum didapatkan regimen yang baku dalam terminasi kehamilan dengan

metode medisinalis. Pada kepustakaan digunakan misoprostol dosis 600µg melewati mukosa

bukal pada kehamilan ≤ 12 minggu dengan keberhasilan 86%. Pada kehamilan 13 – 22 minggu

belum didapatkan kepustakaan penggunaan misoprostol per oral. Pada pemberian dengan jalur

oral memerlukan dosis yang lebih tinggi dibandingkan jalur lain untuk menghasilkan efek yag

sama, namun lebih nyaman dan mudah diberikan kepada pasien. Penelitian ini akan membahas

efektifitas penggunaan misoprostol sebagai regimen tunggal untuk terminasi kehamilan pada

kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu, dengan membandingkan dosis 600µg

dengan 400µg tiap 6 jam.

I.2. MASALAH

1. Bagaimana efektifitas penggunaan misoprostol 600µg per oral dibandingkan dengan

misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤

22 minggu

2. Bagaimana efek samping penggunaan misoprostol 600µg per oral dibandingkan dengan

misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤

22 minggu

I.3. HIPOTESIS

1. Penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam memiliki efektivitas lebih baik

dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan kehamilan

pada usia kehamilan ≤ 22 minggu.

2. Penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam memiliki efek samping yang tidak

berbeda dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada kegagalan

kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu.

Page 6: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

6

I.4. TUJUAN

Umum :

Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu pada terminasi kehamilan pada

kegagalan kehamilan dengan penggunaan misoprostol sebagai regimen tunggal

Khusus :

- Mengetahui perbedaan efekifitas penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam

dibandingkan dengan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam pada terminasi kehamilan

pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu

- Mengetahui perbedaan efek samping penggunaan misoprostol 600µg per oral tiap 6

jam dibandingkan dengan misoprostol 400µg tiap 6 jam pada terminasi kehamilan

pada kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu

I.5. MANFAAT PENELITIAN

5.1. Klinik

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan teknik terminasi kehamilan pada

kegagalan kehamilan pada usia kehamilan ≤ 22 minggu yang aman, termasuk pada pasien

dengan riwayat seksio caesarea sebelumnya. Dan dapat digunakan sebagai acuan

pembuatan standar pelayanan medis.

5.2. Akademik

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman dan pengetahuan efektivitas serta

efek samping penggunaan misoprostol pervaginam untuk terminasi kehamilan pada

kegagalan kehamilan.

Page 7: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

7

I.6. KERUGIAN PENELITIAN

Penelitian ini memungkinkan penggunaan misoprostol disalahgunakan oleh pihak – pihak

yang tidak bertanggung jawab untuk terminasi kehamilan pada kasus – kasus yang tidak

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku serta norma keagamaan dan susila.

Page 8: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 MISOPROSTOL

Prostaglandin adalah asam lemak yang secara alami diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh.

Prostaglandin E1 menyebabkan kontraksi miometrium dengan cara berinteraksi dengan reseptor

spesifik pada sel miometrium. Interaksi ini menimbulkan kaskade proses yang mencakup

perubahan pada konsentrasi kalsium yang menimbulkan kontraksi uterus.5,7

Misoprostol adalah analog dari prostaglandin E1. Dengan berinteraksi pada reseptor

prostaglandin, misoprostol menyebabkan serviks menjadi lunak dan uterus berkontraksi yang

menyebabkan pengeluaran dari isi uterus. Misoprostol relatif tidak dimetabolisme, sehingga

memiliki masa kerja lebih lama. Walaupun analog prostaglandin lain dapat digunakan bersamaan

dengan mifepriston dan metotreksat, keamanan, biaya yang rendah, ketersediaan dan stabilitas

pada suhu ruangan dari misoprostol menyebabkan obat ini lebih disenangi dalam aborsi

medisinalis.5 Misoprostol digunakan dalam berbagai macam kondisi termasuk pencegahan ulkus

lambung. Misoprostol juga digunakan pada keadaan emergensi obstetric termasuk induksi

persalinan, pematangan serviks dan aborsi trimester tengah. Misoprostol juga dapat digunakan

pada perdarahan postpartum dan kegagalan kehamilan. 5,7

Misoprostol larut dalam air, cepat diserap dan mengalami de esterifikasi menjadi bentuk

asamnya, yang memiliki aktifitas klinis. Misoprostol pada pemberian oral diserap dengan Tmax

dari asam misoprostol 12±3 menit dan T1/2 20-40menit. Terdapat variabilitas yang besar pada

level plasma asam misoprostol pada berbagai penelitian, namun nilai rata-rata setelah pemberian

dosis tunggal menunjukkan hubungan linier dengan dosis antara 200-400µg. Tidak terdapat

akumulasi asam misoprostol pada penelitian dengan dosis multiple, kadar plasma stabil tercapai

dalam 2 hari. Konsentarasi plasma maksimum dari misoprostol berkurang setelah penggunaan

bersama dengan makanan dan ketersediaan total dari asam misoprostol berkurang dengan

penggunaan antasida.7

Page 9: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

9

Gambar 1. Rumus kimia Misoprostol

Misoprostol dapat diserap baik melalui mukosa vagina maupun mukosa mulut. Beberapa

penemuan mendapatkan bahwa vaskularisasi dari mukosa mulut memungkinkan absorbsi yang

dapat menghindari dari metabolisme hati.5 Jika dibandingkan pemberian melalui oral, vaginal

dan rectal, didapatkan bahwa pemberian per vagina menghasilkan kadar misoprostol dalam

plasma lebih lama dan memiliki area dibawah kurva (AUC) pada menit ke 240 lebih besar

dibandingkan kedua jalur lainnya (p < 0,01). Pemberian jalur rectal menghasilkan keadaan yang

serupa naming dengan area dibawah kurva yang jauh lebih sedikit pada menit ke 240.

Sedangkan pemberian jalur oral memiliki kadar plasma yang lebih tinggi dan waktu yang jauh

lebih sedikit untuk mencapai dosis maksimal dibandingkan dengan kedua rute lainnya.8

Rata-rata ± SD Kmax(pg/ml) Wmax(min)

Puasa 811 ± 317 14 ± 8

Dengan Antasida 689 ± 315 20 ± 14

Dengan sarapan tinggi lemak 303 ± 176 64 ± 79

Tabel 1. Bioaviabilitas Misoprostol

Page 10: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

10

Penelitian farmakokinetik pada pasien dengan berbagai derajat gangguan renal

menunjukkan penggandaan dari T1/2, Cmax dan AUC dibandingkan keadaan normal, namun

tidak terdapat korelasi yang jelas antara derajat gangguan dengan AUC. Tidak terdapat

penyesuaian dosis rutin pada pasien lanjut usia ataupun pasien dengan gangguan ginjal, namun

dosis dapat dikurangi jika dosis yang umum digunakan tidak dapat ditoleransi.7

Grafik 1. Konsentrasi plasma misoprostol pada rute pemberian oral - vaginal

Misoprostol memiliki kerja antisekretoris dan proteksi mukosa. Misoprostol digunakan

dalam perlindungan mukosa lambung pada penggunaan NSAID. Obat ini menghambat produksi

prostaglandin yang mengakibatkan kurangnya sekresi mucus dan bikarbonat sehingga

mengakibatkan kerusakan mukosa pada penggunaan NSAID tersebut. Misoprostol meningkatkan

produksi mukus dan bikarbonat, serta pada dosis yang diatas 200µg juga berfungsi sebagai

antisekretoris.7

Page 11: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

11

Misoprostol merupakan analog prostaglandin dan memiliki reseptor dalam menjalankan

fungsinya. Pada awal kehamilan hanya terdapat sedikit reseptor pada uterus sehingga

membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menimbulkan efek yang diinginkan. Setelah

berikatan dengan reseptornya, prostaglandin akan mengakibatkan menurunnya cAMP pada

reticulum endoplasma melalui mediasi protein G, dimana protein G tersebut akan mengaktifkan

fosfolipase C selanjutnya fosfolipase C akan mengaktifkan protein kinase C dan melepaskan

inositol trifosfat. Protein kinase C akan mengaktifkan myosin sedangkan inositol trifosfat akan

mengakibatkan peningkatan konsentrasi ion Ca dalam otot, sehingga kedua hal tersebut akan

menimbulkan kontraksi otot.9

Gambar 2. Mekanisme Kontraksi oleh Misoprostol

Tidak didapatkan dosis maksimal misoprostol pada manusia. Pada dosis kumulatif

1600µg masih dapat ditoleransi dengan keluhan hanya ketidaknyamanan pada abdomen.7

Page 12: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

12

II.2. TERMINASI KEHAMILAN

Usia kehamilan diperkirakan dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi diperkirakan terjadi

2 minggu setelah menstruasi terakhir tersebut. Penentuan usia kehamilan yang tepat tergantung

pada pengetahuan pasien terhadap periode menstruasi terakhirnya dan lama siklus umumnya 28

hari diperkirakan memiliki keakuratan ± 2 minggu. Trimester pertama kehamilan adalah usia

kehamilan ≤ 13 minggu dan trimester kedua adalah kehamilan dengan usia ≤ 28 minggu.

Sedangkan kegagalan kehamilan dengan usia ≤ 22 minggu didefinisikan sebagai abortus.5

Terminasi kehamilan dengan cara operatif dengan menggunakan aspirasi vakum atau

dilatasi dan kuretase telah menjadi metode pilihan sejak tahun 1960an. Terminasi kehamilan

medisinalis menjadi metode alternative untuk terminasi kehamilan pada trimester pertama

dengan tersedianya prostaglandin pada awal 1970an dan anti progesteron pada 1980an. Sebagian

besar obat yang diteliti adalah prostaglandin tunggal, mifepriston tunggal, metotreksat tunggal,

mifepriston dengan prostaglandin dan metotreksat dengan prostaglandin.5,10

Terminasi kehamilan medisinalis merupakan pengakhiran kehamilan elektif dengan

menggunakan berbagai macam obat baik digunakan secara tunggal maupun secara bersamaan.

Terminasi kehamilan medisinalis memiliki angka keberhasilan berkisar antara 75-95% dengan

sekitar 2-5% dari pasien yang gagal memerlukan terminasi kehamilan dengan tindakan operatif

sedangkan 5-10% dari pasien yang gagal mengalami abortus inkomplit, tergantung pada usia

kehamilan dan regimen yang digunakan.5,11

Page 13: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

13

Metode Keuntungan Kerugian

Abortus Medisinalis Digunakan pada awal kehamilan

Menimbulkan abortus yang alami

Pertimbangan lebih privasi

Menghindari intervensi aspirasi

Tidak dibutuhkan anestesi

Angka keberhasilan tinggi

Sering membutuhkan kunjungan klinik

setidak nya 2 minggu

Pasien dapat melihat perdarahan dan

produk konsepsi

Mifepriston dan atau metotreksat tidak

selalu tersedia

Mifepriston mahal

Abortus Aspirasi vakum

Angka keberhasilan (>99%)

Hanya memerlukan satu kali kunjungan

Prosedur dapat selesai dalam menit

Diperlukan sedasi

Merupakan prosedur invasif

Tidak selalu dapat dilakukan pada awal

kehamilan

Dipertimbangkan kurang privasi

Kualitas dari fasilitas yang dapat

bervariasi

Tabel 2. Keuntungan dan kerugian berbagai cara terminasi kehamilan5

Regimen yang mengkombinasikan mifepriston atau metotreksat dengan prostaglandin

seperti misoprostol lebih efektif dibandingkan penggunaan prostaglandin saja. Pada kombinasi

mifepriston dengan prostaglandin, dosis mifepriston dapat dikurangi dari 600mg menjadi 200mg

tanpa mempengaruhi efektifitas, pada 4 penelitian yang membandingkan efektifitas antara dosis

mifepriston 200mg dengan 600mg, nilai relative risk dari kegagalan adalah 1,07 dengan

confidence interval 0,87-1,32. Pada kombinasi dengan mifepriston, penggunaan misoprostol

intravagina 800µg terlihat lebih efektif dibandingkan dengan 0,5mg analog prostaglandin E1.

Ketika mifepriston digunakan dengan misoprostol untuk mengakhiri kehamilan dengan usia

kehamilan sampai 63 hari, pemberian misoprostol intravagina lebih efektif dibandingkan

denggan pemberian oral (pada 2 penelitian, RR 4,41 kegagalan misoprostol oral dibandingkan

pemberian intravagina, 95% CI 2,32-8,38). Pada meta-analisa data tidak mencukupi untuk

Page 14: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

14

menentukan efektifitas berbagai regimen pada usia kehamilan tertentu. Pemberian misoprostol

per oral berhubungan dengan keluhan mual dan diare dibandingkan dengan pemberian per

vaginam (pada 2 penelitian RR 1.13, 95% CI 1.0–1.25 dan RR 1.80, 95% CI 1.49–2.18). Salah

satu penelitian menyatakan bahwa pemberian misoprostol pada hari ketiga setelah pemberian

mifepriston kurang efektif dibandingkan dengan pemberian pada hari pertama (RR1.94, 95% CI

1.05-3.58) Bagaimanapun pada 3 penelitian lain yang tercakup dalam review menyatakan tidak

terdapat perbedaan bermakna pada pemberian prostaglandin hari 3 dibandingkan hari 2, hari 2

dengan hari 1 dan hari 2 dengan hari 0.12

Disamping bukti yang menunjukkan keamanan dan efektifitas dari regimen mifepriston-

misoprostol, kesulitan dari segi politis dan komersial menyebabkan terbatasnya produksi dan

distribusi dari mifepriston. Pada awal tahun 1990, para peneliti mulai mempelajari kemungkinan

penggunaan misoprostol tunggal sebagai metode terminasi pada kehamilan. Walau regimen yang

optimal masih dalam penelitian, banyak bukti yang telah didapatkan yang menunjukkan

misoprostol dapat digunakan sebagai obat tunggal pada terminasi kehamilan.12,13,14 Efektifitas

yang tinggi dan insiden yang rendah terhadap efek samping menyebabkan misoprostol banyak

digunakan sebagai metode untuk terminasi medisinalis.5,15

Misoprostol murah, stabil di suhu ruangan, mudah dibawa, mudah digunakan dan tidak

memerlukan pendinginan bahkan pada lingkungan yang panas.5,2,14 Sehingga misoprostol

memiliki potensi untuk digunakan secara luas di negara berkembang. Disamping hal itu beberapa

negara melarang akses terhadap misoprostol akibat kegunaannya untuk aborsi. Sehingga

ketersediaanya bervariasi antar berbagai negara.5,13

Penggunaan misoprostol sebagai agen tunggal abortus medisinalis saat ini menjadi area

penelitian berbagai pihak. Peneliti amerika latin dan asia timur telah mengeksplorasi regimen

pervaginam dan sublingual, berbagai dosis dan berbagai jadwal pemberian. Secara keseluruhan

studi ini menunjukkan bahwa misoprostol merupakan modalitas yang efektif, namun beberapa

regimen dari penelitian tersebut memerlukan jadwal pemberian yang rumit, serta kesulitan

pengawasan dan penilaian.5

Page 15: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

15

Walaupun saat ini penelitian terus berlanjut untuk mencari regimen yang optimal dengan

misoprostol tunggal, regimen yang direkomendasikan pada terminasi kehamilan dengan usia

kehamilan ≤ 63 hari adalah pemberian misoprostol pervaginam 800µg. Dosis ini diulang setelah

24 jam. Terdapat bukti bahwa efektifitas dari regimen ini dapat ditingkatkan jika misoprostol

dilembabkan terlebih dahulu dengan air sebelum dimasukkan ke vagina.5

Dosis tunggal misoprostol 800µg pervaginam direkomendasikan untuk terminasi

kehamilan pada trimester pertama.5,16,17,18 Sebagai alternatif, misoprostol 600µg peroral dapat

pula digunakan. Pengobatan dapat diulang 2 kali dengan interval 3 jam, namun diperlukan

penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efektivitas dosis berulang dengan misoprostol.19

Review dari penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa efektifitas misoprostol untuk

terminasi kehamilan tergantung kepada rute adminsitrasi, dosis, jadwal pemberian dan usia

kehamilan dengan rentang antara 65% - 93%.5,13 Regimen rekomendasi untuk usia kehamilan ≤

63 hari didasarkan pada penelitian yang memberikan angka keberhasilan antara 85% - 90%.5

Pada satu penelitian mendapatkan penggunaan misoprostol 400µg peroral dan 400µg

intravagina memiliki angka keberhasilan sampai 91.8%, dengan waktu rata-rata ekspulsi jaringan

10,2 jam untuk primigravida dan 9.2 jam untuk multigravida.15 Pemberian misoprostol secara

oral kurang efektif dibandingkan dengan pemberian misoprostol pervaginam (RR, 3.00; 95 % CI,

1.44 - 6.24) dan berhubungan dengan lebih banyak efek samping seperti mual dan diare.10

Pada wanita yang tidak berhasil mendapatkan abortus komplit dengan regimen ini,

diperlukan intervensi vakum. Alasan untuk dilakukan aspirasi vakum ini termasuk perdarahan

lama atapun berat, abortus inkomplit atau kehamilan yang menetap.5,20

Tidak didapatkan regimen yang baku untuk terminasi kehamilan dengan misoprostol

untuk kehamilan trimester kedua, namun pada satu penelitian didapatkan penggunaan

misoprostol dengan loading dose 800µg pervaginam dilanjutkan dengan dosis 400µg per oral

memiliki keberhasilan yang sama dengan dosis 400µg per vaginam. Dengan waktu rata – rata

yang dibutuhkan 15.9 ± 2.3 jam pada pemberian peroral dan 21.1 ± 3.5 jam pada pemberian

Page 16: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

16

pervaginam21. Tidak didapatkan penelitian untuk loading dose yang aman, namun pada

penelitian sebelumnya penggunaan misoprostol 800µg tidak menimbulkan gangguan yang

berat.22,23

Pada penelitian lain yang membandingkan misoprostol 200µg, 400µg dan 600µg

pervaginam per 12 jam pervaginam pada trimester kedua mendapatkan keberhasilan terminasi

dalam 48jam untuk masing – masing regimen adalah 70,6%, 82% dan 96%. Angka keberhasilan

tersebut tidak dipengaruhi oleh paritas. Dan pada penelitian tersebut didapatkan pula bahwa

terdapat perbedaan bermakna pada efek samping dosis 600µg dengan dosis lainnya.24

Grafik 2. Dosis misoprostol berdasarkan usia kehamilan

Page 17: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

17

Beberapa penelitian yang menggunakan misoprostol untuk terminasi kehamilan terdapat

pada tabel berikut:

Penelitian Usia

Kehamilan

Sampel Rute Protokol Efektifitas

Jain, et al (2002)14

56 days 125 PV 800µg misoprostol yang dilembabkan diberikan pervaginam. Dosis diulang tiap 24 jam sampai 3 dosis jika aborsi tidak terjadi. Penelitian ini terrandomisasi double blind, terkontrol placebo membandingkan misoprostol tunggal dengan mifepriston-misoprostol

Total 88% Setelah dosis I 72 % Setelah dosis II 86% Setelah dosis III 88%

Tang, et al (2002)25

12 minggu 50 PO 600µg misoprostol sublingual. Dosis diberikan setiap 3 jam sampai dosis maksimum 5 kali

Total 86% 7mgg 100%

9mgg 89%

Carbonell, et al (2001)26

42 – 63 days 300 PV 1000µg misoprostol yang dilembabkan diberikan secara individual (dirumah). Dosis diulang tiap 24 jam dengan dosis maksimum 3 kali

Total 93% aborsi komplit (69% dalam 24 jam)

Bugaldho, et al (2000)23

42 hari 103 PV 800µg misoprostol yang dilembabkan diberikan pervaginam. Dosis diulang satu minggu kemudian jika aborstus tidak komplit

After 1 dosis 87,1% (71,8% dalam 24 jam) After 2 dosis 92%

Ngai, et al (2000)27

9 minggu 1) 40 2) 40

1) PV 2) PV

1) 800µg misoprostol yang dilembabkan diberikan pervaginam. Dosis diulang pada hari 3 dan 5

1) Total 85%

2) Total 65%

Page 18: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

18

2) 800µg misoprostol kering diberikan pervaginam. Dosis diulang pada hari 3 dan 5

Carbonell, et al (1999)22

35 – 63 hari 720 PV 800µg misoprostol diberikan secara individual dirumah. Dosis diulang setiap 24 jam sampai maksimum 3 dosis

Total 89,4% (65,4% setelah dosis pertama)

Tabel 3. Berbagai Regimen Penelitian Misoprostol

Regimen misoprostol tunggal memiliki potensi yang baik, aman dan efektif untuk

terminasi kehamamilan pada negara berkembang. Bagaimanapun regimen misoprostol tunggal

tidak seefektif regimen misoprostol-mifepriston ataupun misoprostol-metotreksat.5,14,20

Pada penelitian didapatkan bahwa penggunaan misoprostol untuk terminasi kehamilan

pada trimester kedua, pada wanita dengan riwayat operasi seksio caesarea, tidak didapatkan

kejadian ruptur uteri, sehingga misoprostol dapat digunakan secara aman.28,29

Pada pemberian misoprostol terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:5

1. Kehamilan non ektopik

2. Tidak terdapat kontraindikasi

3. Bersedia untuk menjalani aspirasi vakum atau dilatasi dan kuretase jika diindikasikan

4. Kesulitan untuk akses terhadap mifepriston atau metotreksat

Kontraindikasi untuk penggunaan misoprostol tunggal adalah:5

1. Kecurigaan atau terbukti suatu kehamilan ektopik

2. Alergi terhadap misoprostol

3. Terdapat IUD insitu

Page 19: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

19

Lebih jauh lagi wanita dengan infeksi uterus, anemia berat, gangguan kardiovaskuler dan

cerebrovaskuler, koagulopati atau sedang dalam terapi antikoagulan dan hipertensi diekslusi dari

penelitian maka tidak memenuhi syarat untuk penggunaan misoprostol.5

Beberapa efek samping seperti kram perut dan perdarahan, merupakan tanda dari abortus

itu sendiri. Banyak wanita dan klinisi melaporkan kram dan nyeri perut serupa dengan nyeri

menstruasi yang berat. Perdarahan pervaginam dapat bervariasi secara signifikan pada lama dan

beratnya. Perdarahan dapat lebih berat dari perdarahan menstruasi yang banyak dan berlansung

berminggu-minggu. Mayoritas dari penelitian yang menggunakan misoprostol tunggal

melaporkan rata-rata perdarahan terjadi selama 2 minggu.5,20

Efek samping yang dilaporkan adalah mual, muntah, diare, pusing, demam, menggigil

kemerahan dan nyeri abdomen. Pada wanita yang mengalami nyeri perut setelah pemberian

misoprostol, 25% lebih berat dari nyeri menstruasi. Pada sebagian besar kasus dapat diatasi

dengan analgetik oral.5,10,20

Pada salah satu penelitian didapatkan efek samping yang paling umum ditemukan adalah

menggigil pada 17,3% kasus, mual dan muntah (10,2%), nyeri kepala (7,1%) nyeri abdomen

(79,6%) sedang diare ditemukan pada 4,1% kasus15,21

Komplikasi dari aborsi medisinalis seperti perdarahan dan infeksi, jarang ditemukan.

Perdarahan yang memerlukan tranfusi terdapat pada sekitar 0,2% kasus. Infeksi jauh lebih

sedikit.10

Misoprostol dapat menimbulkan paralisis fasialis congenital yang disebut sebagai

sindrom mobius. Pada suatu penelitian membandingkan penggunaan misoprostol pada trimester

pertama kehamilan antara 96 ibu dengan bayi menderita sindrom mobius dan 96 ibu dengan bayi

menderita kelainan neural tube. Diantara ibu dengan bayi sindrom mobius, 47% mendapatkan

misoprostol pada kehamilan, dibandingkan dengan 3% pada bayi dengan kelainan neural tube.

Sindrom mobius merupakan kelainan yang jarang ditemukan, ditandai dengan paralisis fasialis

menetap. Sindrom ini terjadi akibat gangguan pada perkembangan 2 saraf cranial yang

Page 20: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

20

penting.5,25 Pada kepustakaan lain disebutkan pada penelitian yang menggunakan hewan

didapatkan efek teratogenik dari misoprostol yang paling umum ditemukan adalah equinovarus

diikuti oleh kelainan saraf sentral VII, VI, V dan XII serta agenesis dari jari.30

Bagaimanapun hubungan kausal yang jelas antara misoprostol dan deformitas fetus

belum ditemukan. Wanita yang menggunakan misoprostol harus diingatkan kemungkinan

teratogenik dari obat ini.5,30

Page 21: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

21

KERANGKA TEORI

Misoprostol

(PGE 1)

Rute

Usia Kehamilan Reseptor Paritas

Protein G

fosfolipase C

cAMP

Protein kinase C Inositol trifosfat

Kontraksi miosin Ca 2+

KONTRAKSI MIOMETRIUM

Indikasi Terminasi

EKSPULSI

Page 22: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

22

KERANGKA KONSEP

Usia Gestasi Dosis

Paritas Indikasi Terminasi

EKSPULSI

Waktu

Efek samping

Page 23: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu uji klinis dengan randomisasi berdasarkan pendekatan

tersamar ganda (Randomized Controlled Clinical Trial with double blind approach) dengan

desain paralel independen. Dilakukan intervensi yang berbeda pada dua kelompok sampel untuk

kemudian diketahui apakah didapatkan perbedaan efektivitas penggunaan misoprostol dosis

600µg per oral dibandingkan dengan dosis 400µg per oral tiap 6 jam pada kehamilan ≤ 22

minggu.

III.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dengan melakukan intervensi terhadap

pasien yang datang pada periode Januari 2009 sampai dengan September 2009.

III.3. SUBYEK PENELITIAN

Pemilihan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subyek penelitian adalah

setiap kasus kegagalan kehamilan yang datang ke RS Cipto Mangunkusumo dan RS Fatmawati

pada periode yang sudah ditentukan sebelumnya, memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan

serta bersedia mengikuti penelitian.

III.4. KRITERIA PENERIMAAN DAN KRITERIA PENOLAKAN

III.4.1. Kriteria Penerimaan

- Kehamilan non ektopik dengan usia kehamilan ≤ 22 minggu berdasarkan rumus Naegel

ataupun Ultrasonografi

- Bersedia untuk mengikuti penelitian

Page 24: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

24

III.4.2. Kriteria Penolakan

- Kecurigaan atau terbukti suatu kehamian ektopik

- Terdapat IUD insitu

- Alergi atau terdapat riwayat alergi misoprostol

- Anemia berat yang membutuhkan transfusi

- Terdapat gangguan atau dalam pengobatan kardiovaskuler ataupun koagulopati

- Terdapat kecurigaan suatu infeksi pada uterus

III.5. PERHITUNGAN BESAR SAMPEL

Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( zα(2PQ) + z(P1Q1 + P2Q2))2

n1 = n2 =

(P1 – P2)2

n = jumlah sampel awal

P1 = Angka keberhasilan terminasi dengan misoprostol 600µg pada kehamilan ≤ 22

minggu (95%)

P2 = Angka keberhasilan terminasi dengan misoprostol 400µg pada kehamilan ≤ 22

minggu (70%)

Q = 1 - P

Page 25: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

25

Zα = derajat suatu batas kepercayaan, dengan nilai α=0,05; Zα = 1,96

Z = derajat suatu power penelitian, dengan nilai =20% ; Z = 0,842

P = ½ (P1 + P2) = ½ (0,95 + 0,70) = 0,825

Dengan perhitungan :

( 1,96(2x0,825 x0,175) + 0,842(0,95x0,05 + 0,7x0,3))2

nA1 = nA2 =

(0,95 – 0,7)2

Sehingga didapatkan sampel masing-masing n1=n2= 35

Maka n = 2x35 = 70 sampel

III.6. KRITERIA DROP OUT

- Terdapat tanda – tanda alergi berat terhadap misoprostol dalam masa pengobatan

- Terdapat efek samping misoprostol yang berat dan memerlukan tindakan medis khusus

ataupun operatif

- Menolak melanjutkan sebagai subyek penelitian

III.7. VARIABEL PENELITIAN

III.7.1. Variabel Terikat

- Evakuasi hasil konsepsi

- Efek Samping

Page 26: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

26

III.7.2. Variabel Bebas

- Dosis

- Paritas

- Usia gestasi

- Indikasi terminasi

III.8. KEGIATAN PENELITIAN

III.8.1. Tahap persiapan :

- Bimbingan

- Pembuatan usulan penelitian

III.8.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

- Pengumpulan dan intervensi terhadap subyek penelitian

- Persiapan perangkat pengolahan data

III.8.3. Tahap Pengolahan Data

- Pemeriksaan kelengkapan data

- Pembuatan tabel data

- Pengolahan data sesuai uji kemaknaan dan penyajian

Page 27: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

27

III.9. CARA KERJA

Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan dipilih dengan metode consecutive sampling,

dimana setiap pasien yang memenuhi kriteria dimasukkan sebagai subyek penelitian. Subyek

dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dengan sebelumnya dilakukan randomisasi dengan

menggunakan blok randomisasi. Ditentukan setiap blok terdiri dari 10 sampel sehingga terdapat

7 blok untuk keseluruhan jumlah sampel. Dari setiap blok dilakukan randomisasi dengan tabel

randomisasi, diberikan kode A untuk kelompok perlakuan A dan kode B untuk kelompok

perlakuan B. Kelompok perlakuan A mendapatkan misoprostol 600µg peroral tiap 6 jam dan

kelompok perlakuan B mendapatkan misoprostol 400µg per oral tiap 6 jam.

Ketersamaran pada penelitian ini merupakan double masking dimana peneliti dan pasien

tidak mengetahui jenis perlakuan pada masing – masing kelompok. Misoprostol dimasukkan

kedalam sampel penelitian yang diberi kode A untuk dosis 800µg dan kode B untuk dosis 600µg.

Pada kelompok subyek A dan B dilakukan penilaian keberhasilan terminasi kehamilan dalam

waktu 6 jam setelah penggunaan misoprostol dengan pemeriksaan fisik dan USG transvaginal

jika diperlukan. Jika tidak didapatkan abortus komplit, maka pemberian misoprostol diulang,

dengan dosis yang sesuai dengan kelompok masing-masing subyek penelitian. Jika pada

penilaian ulang 48 jam setelah pemberian misoprostol tidak didapatkan abortus komplit, maka

terminasi kehamilan dinyatakan gagal dan pasien disiapkan untuk menjalani evakuasi baik

dengan kuretase ataupun dengan oksitosin dosis tinggi jika diperlukan. Evakuasi dengan kuretase

juga dilakukan pada pasien dengan perdarahan banyak. Pada subyek penelitian yang berhasil

mendapatkan abortus komplit dilakukan penilaian waktu yang diperlukan untuk mencapai

keadaan tersebut.

Selain keberhasilan terminasi kehamilan, pada pasien juga dilakukan penilaian efek

samping penggunaan misoprostol berupa perdarahan pervaginam, kram pada perut, mual dan

muntah serta diare. Kram dikelompokkan berdasarkan beratnya; kelas 1, sesuai dengan nyeri

menstruasi; kelas 2, nyeri lebih berat dari menstruasi namun masih dapat ditoleransi; kelas 3,

nyeri lebih berat dari menstruasi dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Perdarahan

Page 28: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

28

pervaginam digolongkan menjadi 4 kelas; kelas 1, perdarahan spotting; kelas 2, perdarahan

sesuai dengan perdarahan menstruasi; kelas 3, perdarahan lebih berat dari menstruasi; kelas 4,

perdarahan lebih berat dari menstruasi sampai menimbulkan kecemasan pada pasien. Diare

dikelompokkan berdasarkan beratnya menjadi; kelas 1, frekuensi <5 kali perhari; kelas 2,

frekuensi ≥ 5 kali perhari. Mual dan muntah dikategorikan menjadi; 1. Ringan (frekuensi muntah

<5 kali per hari), 2. Sedang (frekuensi muntah 5 – 10 kali per hari), 3. Berat (frekuensi muntah ≥

10 kali per hari).

Page 29: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

29

YA

III.10. RANCANGAN PENELITIAN

YA

Tidak

Pengumpulan subyek penelitian yang

datang ke RSCM dengan cara

consecutive sampling

Memenuhi kriteria penerimaan dan

penolakan? Ekslusi

Variabel Luaran:

- Keberhasilan terminasi (abortus komplit) - Efek samping (kram, perdarahan, mual, muntah, diare)

Misprostol 400µg po per 6 jam

Misprostol 600µg po per 6 jam

Randomisasi

Page 30: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

30

III.11. BATASAN OPERASIONAL

1. Kegagalan kehamilan: Merupakan kegagalan kehamilan berupa kematian mudigah,

abortus insipiens, abortus inkomplit ataupun blighted ovum yang terjadi pada kehamilan

≤ 22 minggu yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik dan USG transvaginal.

2. Efektivitas terminasi kehamilan: Keberhasilan terminasi dinilai berdasarkan tercapainya

abortus komplit dengan menggunakan misoprostol dalam waktu ≤ 48 jam. Dinyatakan

gagal jika dalam waktu ≤ 48 jam tidak tercapai abortus komplit.

3. Abortus Komplit: Merupakan pengeluaran seluruh hasil konsepsi dari kavum uteri pada

kehamilan dibawah 22 minggu yang dinilai dengan pemeriksaan fisik dan atau

ultrasonografi.

4. Anemia berat: Anemia berat merupakan anemia dengan nilai Hb ≤ 7 g/dL atau yang telah

menimbulkan gangguan hemodinamik dan memerlukan transfusi PRC.

5. Kehamilan Ektopik: Merupakan kehamilan diluar uterus yang didiagnosa dengan

pemeriksaan fisik, anamnesa dan USG

6. IUD Insitu: Merupakan keadaan dimana terdapatnya IUD didalam uterus yang didiagnosa

dari ananesa, pemeriksaan fisik dan USG

7. Infeksi Uterus: Merupakan infeksi pada terus yang didiagnosa berdasarkan

didapatkannya discharge vagina yang bau disertai demam, leukositosis dengan atau tanpa

nyeri abdomen

8. Alergi Misoprostol: Suatu reaksi anafilaksis setelah konsumsi misoprostol, yang ditandai

hipotensi, takikardia sampai penurunan kesadaran

9. Kram dikelompokkan berdasarkan beratnya; kelas 1, sesuai dengan nyeri menstruasi;

kelas 2, nyeri lebih berat dari menstruasi namun masih dapat ditoleransi; kelas 3, nyeri

lebih berat dari menstruasi dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari.

10. Perdarahan pervaginam digolongkan menjadi 4 kelas; kelas 1, perdarahan spotting; kelas

2, perdarahan sesuai dengan perdarahan menstruasi; kelas 3, perdarahan lebih berat dari

menstruasi; kelas 4, perdarahan lebih berat dari menstruasi sampai menimbulkan

kecemasan pada pasien.

Page 31: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

31

11. Diare dikelompokkan berdasarkan beratnya menjadi; kelas 1, frekuensi <5 kali perhari;

kelas 2, frekuensi ≥ 5 kali perhari. Mual dan muntah dikategorikan menjadi; 1. Ringan

(frekuensi muntah <5 kali per hari), 2. Sedang (frekuensi muntah 5 – 10 kali per hari), 3.

Berat (frekuensi muntah ≥ 10 kali per hari).

III.12. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Seluruh data dari sampel penelitian dicatat pada formulir penelitian yang mencakup usia,

paritas dan riwayat terminasi kehamilan sebelumnya serta variabel luaran ( abortus komplit dan

efek samping berupa kram, perdarahan, mual, muntah dan diare ) dari masing-masing kelompok

perlakuan untuk diedit dan dikoding. Data direkam dalam cakram magnetis mikro komputer dan

dilakukan validasi. Pada data yang sudah bersih dilakukan tabulasi dan diolah secara statistik

menggunakan program SPSS 11.5. Pada data kuantitatif dihitung nilai mean dan SD beserta

tingkat kepercayaan 95% nya. Dilakukan analisa kesetaraan antara masing-masing kelompok.

Hubungan antara dua variabel kualitatif dinilai dengan uji Chi Square atau uji mutlak Fisher,

sedangkan hubungan antara variabel kualitatif dikotom penelitian dan variabel kualitatif ordinal

dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Pengambilan kesimpulan statistik dilakukan dengan

batas kepercayaan sebesar 5%.

III.13. MASALAH ETIKA

1. Semua subyek penelitian akan mendapat penjelasan mengenai tujuan, prosedur

penelitian, keuntungan dan kerugian penelitian.

2. Setelah mendapat penjelasan, subyek berhak untuk menyetujui atau menolak menjadi

peserta penelitian.

3. Subyek akan diberi penjelasan mengenai hasil prosedur terapi.

4. Hasil pemeriksaan dan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan.

5. Apabila terjadi kegagalan terminasi kehamilan maka akan dilakukan evakuasi hasil

konsepsi dengan kuretase atau dengan oksitosin dosis tinggi jika diperlukan

6. Penelitian akan diajukan ke komite etik untuk mendapat pengesahan sebelum dimulai.

Page 32: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian dari Januari 2009 sampai September 2009 terhadap subjek

yang memenuhi kriteria inklusi di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI – RSCM. Selama

kurun waktu tersebut didapatkan 70 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, yang

dibagi menjadi dua kelompok dengan teknik randomisasi blok. Masing – masing kelompok

mendapatkan perlakuan berbeda dan dilakukan penilaian keberhasilan terminasi kehamilan serta

keluhan perdarahan, kram, diare dan muntah untuk masing – masing kelompok tersebut.

IV.1 Karakteristik Subjek

Pada penelitian didapatkan rentang usia subjek antara 17 – 45 tahun dengan rerata usia 29

tahun dan sebagian besar subjek (51,4%) termasuk dalam kelompok usia 21 – 30 tahun. Subjek

terbanyak pada golongan pendidikan SMA (54,2%) dan sebagian besar bekerja sebagai ibu

rumah tangga (72,8%) serta terutama subyek merupakan multigravida (55,7%). Dilakukan

penilaian kesetaraan pada karakteristik subyek antara kelompok perlakuan dengan misoprostol

400µg dan 600µg, tidak didapatkan perbedaan bermakna pada karakteristik subyek penelitian

(p > 0,05).

Sebagai indikasi terminasi kehamilan pada penelitian ini paling banyak ditemukan adalah

kematian mudigah, diikuti oleh blighted ovum (44,2% dan 24,2%). Terdapat 5 subjek (10,4%)

dilakukan terminasi dengan indikasi kelainan congenital, masing – masing 2 diantaranya

merupakan anensefalus dan hidrops fetalis dan 1 diantaranya adalah higroma coli. Tidak

didapatkan perbedaan bermakna indikasi terminasi kehamilan antara kelompok perlakuan

dengan misoprostol 400µg dan 600µg (p > 0,05).

Page 33: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

33

Kharakteristik subyek Kelompok

Nilai p 400µg ( n = 35)

600µg (n = 35)

Kelompok umur subyek < 21 thn

21 – 30 thn >30 thn

7

17 11

4

19 12

0.615

Pendidikan subyek SD/SMP SMA Akademi atau diatasnya

7

21 7

11 17 7

0.519

Pekerjaan subyek Ibu Rumah Tangga Bekerja

24 11

27 8

0.591

Paritas Primi Multi

17 18

14 21

0.630

Alasan induksi BO Kematian mudigah KKM Missed/Sisa konsepsi IUFD

9

14 2 3 7

8

17 3 5 2

0.430

Tabel 4. Karakteristik subjek penelitian

Pada penelitian didapatkan sebagian besar subyek memiliki usia gestasi < 12 minggu

(54,3%) dengan median 12 ± 4 minggu. Berdasarkan statistik tidak didapatkan perbedaan

bermakna pada distribusi usia kehmilan antara kedua kelompok subyek tersebut (p = 0,337)

Usia Gestasi Kelompok

Nilai p 400 (n=35)

600 (n=35)

< 12minggu 13 – 22 minggu

17 18

21 14 0,337

Tabel 5. Perbadingan usia kehamilan antara kelompok subyek

Page 34: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

34

IV.2. Efektivitas Misoprostol

Hasil perlakuan pada kedua kelompok subjek menunjukkan penggunaan misoprostol

400µg dan misoprostol 600µg per oral tiap 6 jam untuk terminasi kehamilan pada kegagalan

kehamilan usia ≤ 22 minggu memberikan hasil yang baik (88,5% dan 91,4%).

Dosis Misoprostol Berhasil Gagal p

400µg 600µg

31

32

4

3 1,000

Tabel 6. Keberhasilan menurut kelompok perlakuan

Pada analisa kemaknaan tidak didapatkan perbedaan bermakna keberhasilan terminasi

pada kedua kelompok perlakuan, dengan nilai p = 1,000 (fisher exact) dan RR = 1,03 (0,88 –

1,21).

Dosis Misoprostol Ekspulsi

p ≤ 24 jam

24 – 48 jam

400µg 600µg

14

16

17

16 0,701

Tabel 7. Perbandingan dosis dan keberhasilan ekspulsi pada usia kehamilan ≤ 22 minggu

Dilakukan penilaian lama terjadinya ekspulsi jaringan konsepsi, dari 63 subyek yang

berhasil terjadi ekspulsi komplit jaringan konsepsi didapatkan rerata lama tercapainya ekspulsi

jaringan adalah 22 jam ± 8 jam dengan waktu tercepat 6 jam dan paling lama 32 jam. Lama

ekspulsi yang paling banyak didapatkan adalah 28 jam (30,2%). Didapatkan pula 45,1% subyek

pada kelompok misoprostol 400µg mencapai ekspulsi dalam ≤ 24 jam dibandingkan 50%

subyek pada kelompok misoprostol 600µg.

Berdasarkan analisa statistik tidak didapatkan perbedaan bermakna waktu ekspulsi

jaringan antara kelompok perlakuan menggunakan misoprostol 400µg dan 600µg dengan nilai p

= 0,701 dan RR = 0,824 (0,306 – 2,217)

Page 35: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

35

IV.3. Efek Samping Misoprostol

Pada penelitian ini didapatkan seluruh subyek penelitian mengeluhkan perdarahan

pervaginam dan kram dengan berbagai tingkat beratnya keluhan. Sedangkan keluhan muntah

tidak ditemukan pada 37,1% subyek dan keluhan diare tidak ditemukan pada 27,1% subyek.

Efek Samping Kelompok

Nilai p 400µg (n = 35)

600µg (n = 35)

Keluhan Kram Sesuai Menstruasi Lebih dari menstruasi Mengganggu aktivitas

2

32 1

0 14 21

0,000 (KS)

Perdarahan Sesuai Menstruasi Lebih dari Menstruasi Menimbulkan kekhawatiran

18 17 0

3 21 11

0,003 (KS)

Muntah Tidak Ada < 5 kali 5 – 10 kali

24 11 0

2 31 2

0,000 (KS)

Diare Tidak Ada < 5 kali

15 20

4 31 0,003

Tabel 8. Efek samping berdasarkan kelompok perlakuan

Pada penelitian didapatkan keluhan kram yang melebihi menstruai merupakan keluhan

yang paling sering ditemukan (65,7%) dari keseluruhan subyek, namun keluhan kram yang

menganggu aktivitas paling banyak ditemukan pada kelompok misoprostol 600µg (60%)

dibandingkan dengan kelompok misoprostol 400µg (2,9%). Keluhan perdarahan pada kelompok

perlakuan dengan misoprostol 400µg sebagian besar sesuai dengan menstruasi (51,4%)

sedangkan pada kelompok dengan misoprostol 600µg keluhan perdarahan sebagian besar

melebihi menstruasi (60%). Begitu pula dengan keluhan muntah, sebagian besar subyek pada

kelompok misoprostol 600µg mengeluhkan muntah < 5 kali/ hari (88,6%) sedangkan keluhan

Page 36: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

36

yang sama hanya ditemukan pada sebagian subyek pada kelompok misoprostol 400µg (31,4%).

Keluhan diare pada kelompok 400µg hanya ditemukan pada 20 subyek (57,1%) sedangkan pada

kelompok 600µg ditemukan pada 31 subyek (88,6%) dengan frekuensi < 5 kali/ hari.

Pada analisa kemaknaan terhadap keluhan – keluhan tersebut, didapatkan nilai p masing

– masing 0,000; 0,003 dan 0,000 untuk keluhan kram, perdarahan dan muntah dengan

perhitungan Kolmogorov – Smirnov. Sedangkan untuk keluhan diare didapatkan nilai p = 0,003

dengan Chi – Square. Dengan batas kemaknaan p < 0,05 maka didapatkan perbedaan bermakna

pada beratnya keluhan efek samping antara kelompok perlakuan dengan misoprostol 400µg dan

600µg dimana efek samping pada penggunaan misoprostol 600µg lebih berat dibandingkan

dengan penggunaan misoprostol 400µg.

Page 37: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

37

BAB V

PEMBAHASAN

Telah berhasil dikumpulkan 70 subyek yang bersedia mengikuti penelitian serta telah

dilakukan pengacakan secara tersamar berganda terhadap subyek – subyek tersebut. Tujuan

utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan perbandingan efek samping

penggunaan misoprostol 400µg dan 600µg pada rute oral untuk terminasi pada kegagalan

kehamilan usia ≤ 22 minggu. Penelitian ini didasarkan atas belum didapatkannya regimen baku

penggunaan misoprostol pada terminasi kehamilan di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit

Cipto Mangunkusumo.

V.1. Karakteristik Suyek

Pada penelitian ini didapatkan subyek sebanyak 70 orang dengan karakteristik sosio –

demografi yang berbeda. Didapatkan subyek terbanyak pada kelompok usia 21 – 30 tahun

dengan tingkat pendidikan SMA. Umumnya pasien merupakan ibu rumah tangga dan sudah

pernah hamil sebelumnya Indikasi terbanyak untuk terminasi kehamilan adalah kematian

mudigah dengan usia kehamilan umumnya dibawah 12 minggu. Pada penilaian statistik tidak

didapatkan perbedaan bermakna karakteristik subyek antara kelompok 400µg dan 600µg dimana

didapatkan kesetaraan pada karakteristik subyek.

Paritas, usia gestasi dan indikasi terminasi kehamilan merupakan hal yang dapat

mempengaruhi keberhasilan.5,13 Didapatkan ekspulsi komplit pada multigravida lebih cepat

terjadi dibandingkan dengan primigravida.10 Namun hal ini disangkal oleh penelitian lain dimana

pada penelitian tersebut tidak didapatkan hubungan bermakna keberhasilan terminasi dengan

paritas.26 Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian hubungan kemaknaan antara usia gestasi,

diagnosa dan paritas subyek dengan keberhasilan terminasi pada kedua kelompok perlakuan

karena hal tersebut memerlukan desain penelitian yang berbeda.

Page 38: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

38

V.2. Efektivitas Misoprostol

Keberhasilan terminasi medisinalis dengan misoprostol baik sebagai regimen tunggal

maupun bersama mifepriston dengan berbagai regimen memiliki angka keberhasilan antara 70 –

95%.5,10-12 Dibandingkan dengan kuretase yang memiliki angka keberhasilan > 99%, misoprostol

dapat digunakan sebagai alternatif terapi medisinalis pada kegagalan kehamilan.5 Sebagian besar

penelitian menggunakan rute pervaginam dikarenakan pemberian melalui rute per oral dapat

meningkatkan efek samping gastrointestinal, namun pemberian rute ini memiliki kenyamanan

penggunaan lebih tinggi pada pasien. Pada penelitian ini didapatkan angka keberhasilan 88,5%

untuk kelompok perlakuan dengan misoprostol 400µg dan 91,4% untuk kelompok perlakuan

dengan misoprostol 600µg. Pada analisa kemaknaan tidak didapatkan perbedaan bermakna

efektivitas misoprostol 400µg dibandingkan dengan misoprostol 600µg untuk terminasi pada

kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu [p = 1,000 dan RR = 1,03 (0,88 – 1,21)].

Dilakukan penilaian lama terjadinya ekspulsi jaringan konsepsi pada seluruh sampel, dari

63 sampel yang berhasil didapatkan terminasi pada kehamilan ≤ 22 minggu, tidak didapatkan

perbedaan bermakna pada waktu tercapainya ekspulsi jaringan antara kelompok perlakuan

dengan misoprostol 400µg dan misoprostol 600µg (p = 0,701 dan RR = 0,824 (0,306 – 2,217)).

Rerata waktu tercapainya ekspulsi jaringan didapatkan 22 ± 8 jam. Dari penelitian sebelumnya

terhadap kehamilan trimester kedua dengan menggunakan misoprostol 800µg dilanjutkan dengan

400µg per oral, didapatkan ekspulsi jaringan memerlukan waktu rata – rata 15,9 ± 2,3 jam.21

Perbedaan waktu ekspulsi tersebut dapat disebabkan karena sebagian besar subyek penelitian ini

merupakan kegagalan kehamilan pada trimester 1 (54,3%) dengan rata – rata usia kehamilan

13 ± 4 minggu sedangkan pada penelitian tersebut rata – rata usia kehamilan adalah 20,7 ± 2,1

minggu. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan keberhasilan terminasi kehamilan

berhubungan dengan usia gestasi.5,13 Pada penelitian ini tidak dilakukan penilaian hubungan

kemknaan antara usia gestasi dengan keberhasilan terminasi kehamilan.

Page 39: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

39

V.3. Efek Samping Misoprostol

Terminasi kehamilan trimester dua dengan misoprostol 200µg, 400µg dan 600µg

pervaginam didapatkan efek samping berupa muntah, diare dan perdarahan. Tidak diperlukan

pengobatan khusus untuk keluhan – keluhan tersebut, hanya analgesia ringan. Secara statistik

didapatkan keluhan pada dosis 600µg berbeda bermakna dengan kedua kelompok dosis

lainnya.24 Sedangkan pada pemberian rute pervaginam dengan misoprostol 800µg diikuti dengan

400µg melalui rute oral didapatkan keluhan yang ringan yang dapat ditoleransi.21-23

Pada penelitian ini didapatkan keluhan kram yang sampai mengganggu aktivitas pada 21

subyek (60%) dengan misoprostol 600µg, sedangkan pada kelompok subyek dengan misoprostol

400µg hanya didapatkan 1 subyek (2,9%) dengan keluhan tersebut. Begitu pula pada keluhan

perdarahan, pada kelompok misoprostol 600µg didapatkan 11 subyek (31,4%) dengan keluhan

perdarahan yang mengkhawatirkan, hal ini tidak didapatkan pada kelompok misoprostol 400µg.

Keluhan muntah yang mencapai 5 – 10 kali dalam 24 jam ditemukan pada 2 subyek (5,6%) pada

kelompok misoprostol 600µg dan hal ini tidak ditemukan pula pada kelompok misoprostol

400µg. Perbedaan yang nyata secara klinis juga ditemukan pada keluhan diare, pada kelompok

dengan misoprostol 600µg didapatkan 31 subyek (88,6%) dengan keluhan diare < 5 kali/ hari

sedangkan pada kelompok misoprostol 400µg hanya didapatkan 20 subyek (57,1%). Tidak

seluruh pasien mengeluhkan muntah dan diare, terdapat 37,1% pasien yang tidak mengeluhkan

terjadinya muntah dan 27,1% pasien yang tidak mengeluhkan diare.

Dilakukan penilaian kemaknaan secara statistik, didapatkan hasil yang sesuai dengan

kepustakaan. Ditemukan perbedaan bermakna beratnya keluhan efek samping penggunaan

misoprostol baik untuk kram, perdarahan, muntah maupun diare pada dosis 600µg dibandingkan

dengan 400µg (p = 0,000; p = 0,003; p = 0,000 dan p = 0,003).

Penelitian sebelumnya pada kepustakaan menyatakan bahwa penggunaan misoprostol

aman untuk terminasi kehamilan pada pasien dengan riwaayat operasi seksio caesarea sampai

dengan usia kehamilan 24 minggu.28,29 Pada penelitian didapatkan 2 subyek dengan riwayat dua

Page 40: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

40

kali operasi seksio caesarea dan 1 subyek dengan riwayat satu kali operasi seksio caesarea pada

kehamilan sebelumnya. Kedua subyek dengan riwayat dua kali operasi seksio caesarea

mendapatkan misoperostol 400µg dan 600µg, sedangkan satu subyek dengan riwayat satu kali

mendapatkan misoprostol 600µg. Pada ketiga subyek penelitian berhasil didapatkan ekspulsi

komplit dari jaringan konsepsi dan tidak ditemukan kejadian ruptura uteri maupun keluhan efek

samping yang berat. Untuk mengetahui hubungan kemaknaan dan keamanan penggunaan

misoprostol diperlukan penelitian lebih lanjut dengan subyek penelitian yang lebih besar.

Page 41: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Efektivitas terminasi pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu menggunakan

misoprostol 400µg dan 600µg melalui rute oral mencapai angka 88,5% dan 91,4%

2. Tidak didapatkan perbedaan bermakna angka keberhasilan terminasi menggunakan

misoprostol 400µg dibandingkan dengan misoprostol 600µg melalui rute oral pada

kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu

3. Didapatkan perbedaan bermakna pada beratnya keluhan efek samping berupa kram,

perdarahan, muntah dan diare pada penggunaah misoprostol 600µg dibandingkan dengan

misoprostol 400µg

4. Misoprostol dosis 400µg dan 600µg melalui rute oral aman digunakan untuk terminasi

pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu

Saran

1. Penggunaan misprostol dosis 400µg tiap 6 jam melalui rute oral direkomendasikan untuk

terminasi pada kegagalan kehamilan usia ≤ 22 minggu

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara paritas dan indikasi

terminasi dengan keberhasilan terminasi kehamilan dengan misoprostol

3. Untuk keamanan penggunaan misoprostol pada pasien dengan riwayat operasi seksio

caesarea memerlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel penelitian yang lebih besar

Page 42: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

42

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

1. The Alan Guttmacher Institute (AGI). Sharing Responsibility: Women, Society and Abortion

Worldwide. New York: AGI; 1999

2. World Health Organization. Safe Abortion: Technical and Policy Guidance for Health Systems. Geneva: WHO; 2003. 35 p. In: http://www.who.int/reproductive-health/unsafeabortion/index.html cited at 3/4/2007

3. WHO. Highlights of 2003. In: http://www.who.int/reproductive-health/publications

/highlights/ hrp-2003A4.pdf cited at 3/4/2007

4. Elul B, Ellertson C, Winikoff B, Coyaji K. Side effects of mifepristone-misoprostol

abortion versus surgical abortion. Contraception 1999; 59: 107-14.

5. Foster AM, DPhil AM. Medication Abortion: A guide for Health Profesionals. In:

http://www.ibisreproductivehealth.org cited at 3/4/2007

6. Jain JK et al. A prospective randomized double blinded, placebo-controlled trial

comparing mifepristone and vaginal misoprostol to vaginal misoprostol alone for elective

termination of early pregnancy. Human Repsroduction 2002; Vol.17 No.6 p.1477-82

7. National library of medicine. Misoprostol Tablet; 2006. In: http://www.nlm.nih.gov cited

at 2/4/2007

8. Uddin Khan et al. Oral, Rectal and Vaginal Pharmacokinetics of Misoprostol. American

College of Obstetricians and Gynecologists 2004; 103: 866-870

9. Sanborn BM, Ku CY, Shlykov S, Babich.L. Molecular signaling through G-protein

coupled receptors and the control of intracellular calcium in myometrium. J Soc Gynecol

Investig. 2005;12:479-87

10. Kulier R, Gülmezoglu AM, Hofmeyr GJ, Cheng LN, Campana A. Medical methods for

first trimester abortion. Cochrane Database Syst Rev 2004;1:CD002855

11. Trupin SR. Abortion; 2006. In: http://www.emedicine.com cited at 30/3/2007

12. Grossman D. Medical Methods for First Trimester Abortion: RHL commentary. The

WHO Reproductive Health Library, no.9, 2006.

Page 43: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

43

13. Daponte A et al. The use of vaginal misoprostol for second trimester pregnancy

termination in woman with previous single caesarean section. Contraception 2006; 74:

324-27

14. Jain J, Dutton C, Harwood B, Meckstroth K, Mishell D. A prospective randomize, double

blinded, placebo-controlled trial comparing mifepristone and vaginal misoprostol to

vaginal misoprostol alone for elective termination of early pregnancy. Human

Reproduction 2002; 17 (6): 1477-82

15. Elsheikh A., Antsaklis A., Mesogitis S., Papantoniou N., Rodolakis A., Vogas E.,

Michalas S. Use of misoprostol for the termination of second trimester pregnancies.

Archives of Gynecology and Obstetrics 2001; 265 (4): 204-6

16. Heard MJ, Stewart GM, Buster JE, Carson SA, Miller HJ. Outpatient management of

missed abortion with vaginal misoprostol [abstract]. Obstetric and Gynecology 2002;99(4

Suppl):20S.

17. Kovavisarach E, Jamnansiri C. Intravaginal misoprostol 600 µg and 800 µg for the

treatment of early pregnancy failure. International Journal Gynecology and Obstetrics,

Suppl 2005;90:208-12.

18. Ngoc NTN, Blum J, Westheimer E, Quan TTV, Winikoff B. Medical treatment of missed

abortion using misoprostol. International Journal Gynecolology and Obstetrics, Suppl

2004;87:138-42.

19. Tang OS, Lau WNT, Ng EHY, Lee SWH, Ho PC. A prospective randomized study to

compare the use of repeated doses of vaginal with sublingual misoprostol in the

management of first trimester silent miscarriage. Human Reproduction 2003;18:176-81.

20. Blanchard. K, Winikoff B, Ellertson C. Misoprostol used alone for termination of early

pregnancy: A review of the evidence. Contraception 1999; 59: 209-17.

21. Deborah M. Feldman. A randomized comparison of two regimens of misoprostol for

second-trimester pregnancy termination. American Journal of Obstetric and Gynecology

2003; 189:709-13

22. Carbonell J, Varela L, Velazco A, Tanda R, Cazebas E, Sanchez C. Early abortion with

800µg of misoprostol by the vaginal route. Contraception 1999; 59: 219-25

Page 44: Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600μg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400μg Per Oral

Rahmedi Rosa Efektivitas Penggunaan Misoprostol 600µg Dibandingkan Dengan Misoprostol 400µg

Per Oral Untuk Terminasi Kehamilan pada Kegagalan Kehamilan Usia ≤ 22 Minggu

44

23. Bugaldho A, Mocumbi S, Faundes A, David E. Termination of pregnancies of < 6 weeks

gestation with a single dose of 800µg vaginal misoprostol. Contraception 2000; 61: 47-50

24. Herabutya et al. Second trimester abortion using intravaginal misoprostol. International

Journal Gynecology and Obstetric 60 (1998) 161 – 165

25. Tang O, Miao B, Lee S, Ho P. Pilot study on the use of repeated doses of sublingual

misoprostol in termination of pregnancy up to 12 weeks gestation: Efficacy and

acceptability. Human Reproduction 2002; 17 (3): 654-8

26. Carbonell J, Rodrigues J, Aragon S, Velazco A, Tanda R, Sanchez C, Brambio S, Chami

S, Valero F. Vaginal misoprostol 1000µg for early abortion. Contraception 2001; 63:

131-6

27. Ngai S, Tang O, Chan Y, Ho P. Vaginal misoprostol alone for medical abortion up to 9

weeks of gestation: Efficacy and acceptability. Human Reproduction 2000; 15 (5): 1159-

62

28. Jan E. Dickinson. Misoprostol for Second-Trimester Pregnancy: Termination in Women

With a Prior Cesarean Delivery. The American College of Obstetricians and

Gynecologists 2005; 105 (2)

29. Alexandros Daponte. The use of vaginal misoprostol for second-trimester pregnancy

termination in women with previous single cesarean section. Contraception 74 (2006)

324– 327

30. Briggs GG, Freeman RK, Yaffe SJ: Drugs in Pregnancy and Lactation. 6th ed.

Philadelphia, Pa: Lippincott Williams & Wilkins; 2001