fakultas hukum universitas trisakti · 2018-08-31 · melakukan perubahan terhadap ketentuan...
TRANSCRIPT
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
KETETAPAN
PARLEMEN MAHASISWA
MASYARAKAT MAHASISWA FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
NO: 003/TAP/Par-MMFH/X/10/2017
TENTANG
UNDANG – UNDANG PEMILIHAN RAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PARLEMEN MAHASISWA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
Menimbang
a. Bahwa pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan amahasiswa dalam
kehidupan beorganisasi sebagaimana diamanatkan dalam AD/ART MM-USAKTI.
b. Bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika masyarakat mahasiswa maka
diperlukan suatu pemilihan raya yang diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi
segenap masyarakat mahasiswa dan dilaksanakan berdasarkan asas lansung, umum, bebas, jujur
dan adil.
c. Bahwa pemilihan raya untuk memilih anggota parlemen dan badan eksekutif mahasiswa MM-
FH-USAKTI harus mampu menampung prinsip keterwakilan, akuntabilitas, dan legitimasi.
d. Bahwa ketetapan parlemen no.002/TAP/Par-MMFHUT/X/10/2016 sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan MM-FH-USAKTI akan pemilihan umum yang jujur dan adil.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu untuk
melakukan perubahan terhadap ketentuan mengenai pemilihan raya MM-FH-USAKTI.
Mengingat
1. Pasal 14 ayat (3) Anggaran Dasar MM-USAKTI
2. Pasal 22 ayat (1) Anggaran Rumah Tangga MM-USAKTI
3. Pasal 23 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga MM-USAKTI
Memutuskan
Menetapkan : Undang – Undang Parlemen Fakultas Hukum Universitas Trisakti Tentang
Pemilihan Raya
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Masyarakat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti (Selanjutnya disebut MM-FH-
Usakti adalah wadah formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di Fakultas Hukum
Universitas Trisakti yang mengadopsi nilai – nilai ketatanegaraan berasaskan kepada Pancasila,
Keadilan dan kekeluargaan.
2. Parlemen Mahasiswa MM-FH-USAKTI adalah Badan legislatif tingkat fakultas yang berada
di bawah Kongres Mahasiswa Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti (Kongres Mahasiswa
MM-USAKTI) yang dalam tugasnya berpedoman pada Naskah Konstitusi MM-USAKTI ,
PU/PP MM-FH-USAKTI, dan JUKLAK/JUKNIS Parlemen Mahasiswa MM-FH-USAKTI.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa adalah Lembaga Eksekutif tingkat fakultas yang sesuai dengan
Naskah Konstitusi MM-USAKTI dan pelaksanaan tugasnya berpedoman pada AD/ART MM-
USAKTI, PU/PP MM-FH-USAKTI, dan Ketetapan-Ketetapan yang dibuat oleh Parlemen MM-
FH- USAKTI.
4. Pemilihan Raya ( Selanjutnya disebut Pemira) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat
yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam MM-FH-
USAKTI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
5. Penyelenggara Pemira adalah Parlemen MM-FH-USAKTI aktif pada periode berjalan.
6. Pelaksana Pemira adalah Komisi Pemilihan Umum (selanjutnya disebut KPU) dan Panitia
Pengawas Pemira MM-FH-USAKTI ( selanjutnya disebut Panwaslu)
7. Pemilih adalah Mahasiswa perseorangan yang sedang menempuh sekurang – kurangnya 3
semester yang merupakan mahasiswa aktif.
8. Peserta pemira adalah mahasiswa perseorangan yang sedang menempuh semester 3 sampai
dengan semester 7 yang merupakan mahasiswa aktif.
9. Kampanye Pemira adalah kegiatan peserta Pemira untuk meyakinkan para pemilih dalam
menggambarkan visi dan misinya, baik dalam bentuk aktif maupun pasif.
10. Tempat Pemungutan Suara adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan
suara.
11. Tahapan penyelenggaraan pemira adalah rangkaian Pemira yang dimulia dari pendaftaran
peserta Pemira, verifikasi, tes narkoba, tes tertulis, penentuan nomor urut peserta, wawancara,
kampanye, tahap pencoblosan, penghitungan suara dan pengumuman peserta Pemira terpilih.
12. Legislative Learning adalah Pemberian materi dari Parlemen kepada calon anggota Parlemen
mengenai pengetahuan legislative dan keorganisasian baik di tingkat fakultas maupun
universitas.
13. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan peradilan
tentang suatu permohonan yang ia dengar sendiri, ia Iihat sendiri dan ia alami sendiri.
14. Ahli adalah orang yang mempunyai keahlian di bidang tertentu memberikan keterangan
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
untuk membuat terang suatu perkara guna kepentingan peradilan tentang suatu hal yang
menjadi kemampuan dan keahlian.
15. Alat Bukti Elektronik adalah alat bukti yang berasal dari informasi elektronik dan dokumen
elektronik.
16. Petunjuk adalah perbuatan , kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara
yang satu dengan yang lain, maupun dengan fakta itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi
suatu fakta hukum.
BAB II
ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN
Pasal 2
Asas
Pemira dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Pasal 3
Sifat
Pemira bersifat kekeluargaan dan demokratis.
Pasal 4
Tujuan
Pemira diselenggarakan dengan tujuan memilih anggota parlemen, Ketua dan Wakil Ketua
BEM.
BAB III
KPU FH
Pasal 5
(1) KPU FH dibentuk dan disahkan melalui Ketetapan Parlemen.
(2) Ketua dan Wakil ketua KPU dipilih oleh anggota KPU FH
(3) Ketua dan Wakil ketua KPU FH berasal dari mahasiswa yang pernah menjabat sebagai
anggota KPU FH minimal 1x periode berlansung yang telah demisioner dan sedang menempuh
sekurang – kurangnya semester 5.
(4) KPU FH merupakan lembaga yang memiliki sistem pengambilan keputusan one man one
vote.
Pasal 6
Keuangan KPU FH bersumber dari Anggaran Dana Kegiatan Mahasiswa dan Bantuan Fakultas.
Pasal 7
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
(1) Persyaratan menjadi anggota KPU FH:
a. Mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Trisakti yang sekurang – kurangnya sedang
menempuh semester 3.
b. Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sistem dan proses pelaksanaan Pemira.
c. Tidak terdaftar sebagai pengurus organisasi baik di tingkat fakultas, universitas maupun di luar
universitas.
(2) Anggota KPU FH dipilih dari mahasiswa yang mendaftarkan diri sebagai calon anggota KPU
FH kepada Parlemen.
(3) Penetapan keanggotaan KPU FH dilakukan oleh Parlemen mahasiswa setelah dilakukan
wawancara terhadap seluruh calon anggota KPU – FH.
(4) Seluruh proses wawancara yang dilakukan oleh Parlemen wajib direkam agar dapat dijadikan
bukti di kemudian hari.
(5) Proses wawancara yang dilakukan tanpa bukti rekaman dinyatakan tidak sah.
Pasal 8
(1) Anggota KPU FH terpilih berjumlah 15 orang.
(2) Anggota KPU FH tidak memiliki hak memilih.
(3) Anggota KPU FH berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan
(4) Anggota KPU FH dapat diberhentikan apabila:
a. melanggar kode etik
b. melanggar sumpah atau janji
c. terbukti melanggar asas Pemira
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai KPU FH akan diatur dalam JUKLAK/JUKNIS KPU.
BAB IV
PANWASLU
Pasal 9
(1) Panwaslu dibentuk oleh dan disahkan melalui ketetapan parlemen.
(2) Ketua dan wakil ketua panwaslu dipilih oleh anggota parlemen mahasiswa.
(3) Panwaslu merupakan lembaga yang memiliki sistem pengambilan keputusan one man one
vote.
Pasal 10
(1) Persyaratan menjadi anggota Panwaslu:
a. Mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Trisakti yang sekurang – kurangnya sedang
menempuh semester 3.
b. Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sistem dan proses pelaksanaan Pemira.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
c. Tidak terdaftar sebagai pengurus organisasi baik di tingkat fakultas, universitas maupun di luar
universitas.
(2) Anggota Panwaslu dipilih dari mahasiswa yang mendaftarkan diri sebagai calon anggota
Panwaslu FH kepada Parlemen.
(3) Penetapan keanggotaan Panwaslu FH dilakukan oleh Parlemen mahasiswa setelah dilakukan
wawancara terhadap seluruh calon anggota Panwaslu – FH.
(4) Seluruh proses wawancara yang dilakukan oleh Parlemen wajib direkam agar dapat dijadikan
bukti di kemudian hari.
(5) Proses wawancara yang dilakukan tanpa bukti rekaman dinyatakan tidak sah.
(6) Ketua Panwaslu berasal dari mahasiswa yang pernah menjabat sebagai anggota KPU FH
minimal 1x periode berlansung yang telah demisioner dan sedang menempuh sekurang –
kurangnya semester 5.
Pasal 11
(1) Anggota Panwaslu terpilih berjumlah 7 orang.
(2) Anggota Panwaslu tidak memiliki hak memilih.
(3) Anggota Panwaslu berhenti karena:
a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri;
c. Diberhentikan
(4) Anggota Panwaslu dapat diberhentikan apabila:
a. melanggar kode etik
b. melanggar sumpah atau janji
c. terbukti melanggar asas pemira
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Panwaslu akan diatur dalam JUKLAK/JUKNIS Panwaslu.
BAB V
PEMILIH
Pasal 12
Setiap pemilih hanya memiliki satu hak suara yang tidak dapat dialihkan maupun diwakilkan.
BAB VI
CALON ANGGOTA PARLEMEN
Pasal 13
(1) Calon anggota Parlemen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Trisakti
2. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3.00
3. Telah lulus sekurang – kurangnya rata – rata 21 SKS setiap semester.
4. Tidak terdaftar sebagai pengurus organisasi baik di tingkat fakultas, universitas maupun luar
universitas.
5. Bebas dari segala bentuk penyalahgunaan narkoba.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
(2) Ketua Parlemen dan Sekretaris Jendral Parlemen berasal dari mahasiswa yang sedang
menempuh sekurang – kurangnya semester 5 dan telah mengikuti Latihan Kepemimpinan
Tingkat Menengah.
(3) Ketua Parlemen berasal dari mahasiswa yang pernah menjabat sebagai anggota parlemen
minimal 1x periode.
BAB VII
CALON KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 14
Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Trisakti
2. Telah mengikuti Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa tingkat menengah.
3. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3.00
4. Telah lulus sekurang – kurangnya 110 SKS.
5. Tidak terdaftar sebagai pengurus organisasi baik di tingkat fakultas, universitas maupun luar
universitas.
6. Bebas dari segala bentuk penyalahgunaan narkoba.
BAB VIII
TAHAPAN PENYELENGARAAN PEMIRA PARLEMEN
Pasal 15
Tahapan penyelengaraan Pemira meliputi :
1. Pendaftaran peserta Pemira
2. Seleksi administrative peserta Pemira
3. Legislative Learning
4. Tes Tertulis peserta Pemira
5. Penentuan nomor urut
6. Tes wawancara peserta Pemira
7. Masa kampanye Pemira
8. Pemungutan suara
9. Perhitungan suara
BAGIAN PERTAMA
PENDAFTARAN PESERTA PEMIRA PARLEMEN
Pasal 16
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Waktu dan tempat penyelengaraan pendaftaran, serta tata cara dan mekanisme pelaksanaan
pendaftaran calon anggota parlemen ditentukan oleh KPU FH.
BAGIAN KEDUA
SELEKSI ADMINISTRATIF PEMIRA PARLEMEN
Pasal 17
(1) Seleksi administrative dilakukan oleh KPU FH berdasarkan ketentuan undang – undang ini.
(2) KPU FH wajib bersikap transparan dalam mengumumkan hasil seleksi administratif.
BAGIAN KETIGA
LEGISLATIVE LEARNING
Pasal 18
(1) Sebelum dilakukanya Tes Tertulis Pemira Parlemen, Parlemen wajib mengadakan legislative
bagi calon anggota parlemen.
(2) Calon anggota parlemen wajib mengikuti Legislative learning yang diadakan oleh Parlemen.
(2) Waktu, tempat, tata cara, dan mekanisme legislative learning ditentukan oleh Parlemen.
BAGIAN KEEMPAT
TES TERTULIS PEMIRA PARLEMEN
Pasal 19
(1) Waktu, tempat,tata cara, dan mekanisme penyelenggaraan tes tertulis bagi calon anggota
parlemen ditentukan oleh KPU FH.
(2) KPU wajib mengarsipkan hasil tes tertulis.
(3) Calon anggota parlemen dianggap gugur apabila tidak memenuhi standar nilai yang
ditetapkan dalam juklak/juknis KPU.
(4) KPU FH wajib memperlihatkan hasil tes tertulis kepada pihak yang berkepentingan apabila
dimintakan.
(5) KPU FH wajib bersifat transparan dalam mengumumkan hasil tes tertulis.
BAGIAN KELIMA
PENENTUAN NOMOR URUT CALON ANGGOTA PARLEMEN
Pasal 20
Penentuan nomor urut calon anggota Parlemen ditentukan oleh KPU.
BAGIAN KEENAM
TES WAWANCARA ANGGOTA PARLEMEN
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Pasal 21
(1) Waktu, tempat,tata cara, dan mekanisme penyelenggaraan tes wawancara bagi calon anggota
parlemen ditentukan oleh KPU FH.
(2) Calon anggota parlemen dianggap gugur apabila tidak mengikuti tes wawabcara yang
dilaksanakan oleh KPU FH.
(3) KPU FH wajib bersifat transparan dalam mengumumkan hasil tes wawancara.
BAGIAN KETUJUH
MASA KAMPANYE PEMIRA PARLEMEN
Pasal 22
(1) Kampanye dilakukan secara aktif dan pasif.
(2) Jadwal dan tata cara kampanye ditentukan oleh KPU FH.
(3) Penanggung jawab kampanye adalah masing – masing calon anggota parlemen.
(4) Dalam kampanye harus diutamakan penyampaian visi, misi, dan program secara lisan
maupun tertulis kepada masyatakat.
(5) Penyampaian materi kampanye dengan cara yang sopan, tertib dan bersifat lisan tertulis
kepada masyarakat.
(6) KPU FH Berkoordinasi dengan Fakultas untuk menetapkan lahan pemasangan alat peraga
untuk keperluan kampanye.
(7) Pemasangan alat peraga kampanye sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) oleh calon
anggota parlemen dilakukan dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh KPU FH.
(8) Pemasangan alat peraga kampanye harus dilakukan dengan memperhatikan etika dan
estetika.
(9) Calon anggota parlemen harus membersihkan alat peraga kampanye sesuai dengan waktu
yang ditetapkan KPU FH.
Pasal 23
Dalam kampanye dilarang :
1. Menghina pribadi, agama, suku, ras, dan golongan
2. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan, antar kelompok MM-FH-USAKTI
maupun antar golongan dan organ MM-FH-USAKTI
3. Menganggu ketertiban umum
4. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga calon anggota parlemen
Pasal 24
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
(1) Calon anggota Parlemen baik secara lansung maupun melalui orang lain dilarang
menjanjikan dan/atau memberikan uang dan/atau materi lainya untuk mempengaruhi pemilih.
(2) Calon anggota Parlemen baik secara lansung maupun melalui orang lain dilarang memaksa
dan mengancam dan/atau kekerasan untuk mempengaruhi pemilih
(3) Calon anggota Parlemen yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat
(1) dan/atau (2) akan dibatalkan pencalonannya.
(4) Tata cara pembatalan calon anggota Parlemen sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan oleh KPU FH.
BAGIAN KEDELAPAN
PEMUNGUTAN SUARA PEMIRA PARLEMEN
Pasal 25
Waktu dan tata laksana pemungutan suara Pemira parlemen MM-FH-USAKTI ditetapkan oleh
KPU FH.
Pasal 26
Jumlah, bentuk, ukuran dan warna surat suara untuk Pemira parlemen ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 27
Lokasi, bentuk dan tata letak tempat pemungutan suara diatur dan ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 28
(1) Untuk keperluan pemungutan suara disediakan kotak suara sebagai tempat suara oleh KPU
FH.
(2) Jumlah, bahan, bentuk, ukuran, dan warna kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 29
Surat suara dinyatakan sah apabila:
1. Dibuat dengan kertas yang ditentukan oleh KPU FH
2. Berisikan nomor urut yang telah ditentukan
3. Berisikan foto dan nama calon anggota parlemen
4. Ditandatangani oleh Ketua KPU FH
5, Dicap dengan cap asli dari KPU FH
BAGIAN KESEMBILAN
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
PENGHITUNGAN SUARA PEMIRA PARLEMEN
Pasal 30
(1) Penghitungan suara dilakukan oleh KPU FH dan Panwaslu setelah pemungutan suara
berakhir
(2) Sebelum penghitungan suaea dimulai, KPU FH dan Panwaslu menghitung:
a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih
b. Jumlah surat suara yang tidak terpakai
c. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos
(3) Penghitungan suara yang dilakukan KPU FH dan Panwaslu di tempat yang ditentukan oleh
KPU FH dan terbuka bagi MM-FH-USAKTI.
(4) MM-FH-USAKTI dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara kepada
Panwaslu apabila terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku di Universitas Trisakti.
(5) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh MM-FH-USAKTI sebagaimana dimaksud ayat (4)
dapat diterima, Panwaslu seketika itu juga mengadakan perbaikan.
(6) Segera setelah selesai penghitungan suara, Panwaslu membuat berita acara penghitungan
suara yang ditandatangani oleh Ketua Panwaslu dan sekurang – kurangnya 2 orang anggota
Panwaslu serta Ketua KPU FH.
(7) Panwaslu menyerahkan berita acara hasil penghitungan, surat suara dan alat kelengkapan
administrasi pemungutan dan penghitungan surat kepada KPU FH segera setelah penghitungan
suara.
(8) Saksi dalam penghitungan suara berjumlah 3 orang yang masing – masing terdiri dari
anggota KPU FH, Panwaslu, dan Parlemen.
BAB IX
TAHAPAN PENYELENGARAAN PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 31
Tahapan penyelengaraan Pemira meliputi :
1. Pendaftaran peserta Pemira
2. Seleksi administrative peserta Pemira
3. Tes Tertulis peserta Pemira
4. Penentuan nomor urut
5. Tes wawancara peserta Pemira
6. Masa kampanye pemiu
7. Debat
8. Pemungutan suara
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
9. Perhitungan suara
BAGIAN PERTAMA
PENDAFTARAN PESERTA PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 32
Waktu dan tempat penyelengaraan pendaftaran, serta tata cara dan mekanisme pelaksanaan
pendaftaran pasangan calon BEM ditentukan oleh KPU FH.
BAGIAN KEDUA
SELEKSI ADMINISTRATIF PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 33
(1) Seleksi administrative dilakukan oleh KPU FH berdasarkan ketentuan undang – undang ini.
(2) KPU FH wajib bersikap transparan dalam mengumumkan hasil seleksi administratif.
BAGIAN KETIGA
TES TERTULIS PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 34
(1) Waktu, tempat,tata cara, dan mekanisme penyelenggaraan tes tertulis bagi calon pasangan
calon BEM ditentukan oleh KPU FH.
(2) KPU wajib mengarsipkan hasil tes tertulis.
(3) KPU FH wajib memperlihatkan hasil tes tertulis kepada pihak yang berkepentingan apabila
dimintakan.
(4) KPU FH wajib bersifat transparan dalam mengumumkan hasil tes tertulis.
BAGIAN KEEMPAT
TES WAWANCARA CALON KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 35
(1) Waktu, tempat,tata cara, dan mekanisme penyelenggaraan tes wawancara bagi calon anggota
Pasangan Calon BEM ditentukan oleh KPU FH.
(2) KPU FH wajib bersifat transparan dalam mengumumkan hasil tes wawancara.
BAGIAN KELIMA
PENENTUAN NOMOR URUT CALON KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 36
Nomor urut pasangan calon BEM ditentukan oleh KPU FH
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
BAGIAN KEENAM
MASA KAMPANYE PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 37
(1) Kampanye dilakukan secara aktif dan pasif.
(2) Jadwal dan tata cara kampanye ditentukan oleh KPU FH.
(3) Penanggung jawab kampanye adalah masing – masing Ketua dan Wakil Ketua BEM.
(4) Dalam kampanye harus diutamakan penyampaian visi, misi, dan program secara lisan
maupun tertulis kepada masyatakat.
(5) Penyampaian materi kampanye dengan cara yang sopan, tertib dan bersifat lisan tertulis
kepada masyarakat.
(6) KPU FH Berkoordinasi dengan Fakultas untuk menetapkan lahan pemasangan alat peraga
untuk keperluan kampanye.
(7) Pemasangan alat peraga kampanye sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) oleh calon
Ketua dan Wakil Ketua BEM dilakukan dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh KPU
FH.
(8) Pemasangan alat peraga kampanye harus dilakukan dengan memperhatikan etika dan
estetika.
(9) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM harus membersihkan alat peraga kampanye sesuai
dengan waktu yang ditetapkan KPU FH.
Pasal 38
Dalam kampanye dilarang :
1. Menghina pribadi, agama, suku, ras, dan golongan
2. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan, antar kelompok MM-FH-USAKTI
maupun antar golongan dan organ MM-FH-USAKTI
3. Menganggu ketertiban umum
4. Merusak dan/atau menghilangkan alat peraga calon Ketua dan Wakil Ketua BEM
Pasal 39
(1) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM baik secara lansung maupun melalui orang lain dilarang
menjanjikan dan/atau memberikan uang dan/atau materi lainya untuk mempengaruhi pemilih.
(2) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM baik secara lansung maupun melalui orang lain dilarang
memaksa dan mengancam dan/atau kekerasan untuk mempengaruhi pemilih
(3) Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan/atau (2) akan dibatalkan pencalonannya.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
(4) Tata cara pembatalan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan oleh KPU FH.
BAGIAN KETUJUH
DEBAT
Pasal 40
Hari, Waktu, Tempat, tata cara dan mekanisme pelaksanaan debat bagi calon Ketua dan Wakil
Ketua BEM ditentukan oleh KPU FH.
BAGIAN KESEMBILAN
PEMUNGUTAN SUARA PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 41
Waktu dan tata laksana pemungutan suara Pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM MM-FH-
USAKTI ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 42
Jumlah, bentuk, ukuran dan warna surat suara untuk Pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM
ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 43
Lokasi, bentuk dan tata letak tempat pemungutan suara diatur dan ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 44
(1) Untuk keperluan pemungutan suara disediakan kotak suara sebagai tempat suara oleh KPU
FH.
(2) Jumlah, bahan, bentuk, ukuran, dan warna kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh KPU FH.
Pasal 45
Surat suara dinyatakan sah apabila:
1. Dibuat dengan kertas yang ditentukan oleh KPU FH
2. Berisikan nomor urut yang telah ditentukan
3. Berisikan foto dan nama calon anggota Ketua dan Wakil Ketua BEM
4. Ditandatangani oleh Ketua KPU FH
5, Dicap dengan cap asli dari KPU FH
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Pasal 46
Suara untuk calon BEM dinyatakan sah apabila pemilih menandai surat suara sesuai dengan
teknis pelaksanaan yang ditetapkan oleh KPU FH.
BAGIAN KESEPULUH
PENGHITUNGAN SUARA PEMIRA KETUA DAN WAKIL KETUA BEM
Pasal 47
(1) Penghitungan suara dilakukan oleh KPU FH dan Panwaslu setelah pemungutan suara
berakhir
(2) Sebelum penghitungan suaea dimulai, KPU FH dan Panwaslu menghitung:
a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih
b. Jumlah surat suara yang tidak terpakai
c. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos
(3) Penghitungan suara yang dilakukan KPU FH dan Panwaslu di tempat yang ditentukan oleh
KPU FH dan terbuka bagi MM-FH-USAKTI.
(4) MM-FH-USAKTI dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh
Panwaslu apabila terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang – undangan
yang berlaku di Universitas Trisakti.
(5) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh MM-FH-USAKTI sebagaimana dimaksud ayat (4)
dapat diterima, Panwaslu seketika itu juga mengadakan perbaikan.
(6) Segera setelah selesai penghitungan suara, Panwaslu membuat berita acara penghitungan
suara yang ditandatangani oleh Ketua Panwaslu dan sekurang – kurangnya 2 orang anggota
Panwaslu serta Ketua KPU FH.
(7) Panwaslu menyerahkan berita acara hasil penghitungan, surat suara dan alat kelengkapan
administrasi pemungutan dan penghitungan surat kepada KPU FH segera setelah penghitungan
suara.
(8) Saksi dalam penghitungan suara berjumlah ganjil yang masing – masing terdiri dari
Perwakilan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM, anggota KPU FH, Panwaslu, dan Parlemen.
(9) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dihindari apabila
dikecualikan pihak yang berkeberatan dapat melakukan musyawarah demi mufakat dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemira.
(10) Musyawarah yang dimaksud dalam ayat (9) apabila tidak mencapai kata mufakat dengan
tetap dilaksanakan penghitunganya dengan pihak yang berkeberatan dapat mengajukan
permohonan gugatan.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
BAB X
PENYELESAIAN SENGKETA
BAGIAN KESATU
PERMOHONAN
Pasal 48
Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia oleh pemohon dan kuasanya yang
diberikan kuasa untuk mengurus perkara.
Pasal 49
Terhadap Hasil Pemilihan Umum MM-FH-USAKTI Permohonan sengketa dapat diajukan
selambat-lambatnya satu (1) x 24 jam semenjak KPU menetapkan hasil Pemilihan Anggota
Parlemen dan calon anggota Ketua dan Wakil Ketua BEM.
Pasal 50
(1) Permohonan sengketa diajukan kepada Panwaslu.
(2) Mekanisme penyelesaian sengketa oleh Panwaslu akan diatur berdasarkan juklak/juknis
Panwaslu.
(3) Panwaslu wajib menyelesaikan sengketa paling lambat tiga (3) hari setelah permohonan
diterima.
(4) Apabila dalam jangka waktu tiga (3) hari sejak permohonan diterima, Panwaslu tidak dapat
menyelesaikan sengketa maka Panwaslu wajib menyerahkan sengketa tersebut ke Parlemen.
Pasal 51
Jangka Waktu Pemeriksaan Sengketa Hasil Pemilihan raya MM-FH-USAKTI wajib diputus
paling lambat tujuh (7) hari semenjak sengketa diserahkan kepada Parlemen.
Pasal 52
(1) Termohon adalah
a. KPU FH
b. Calon Anggota Parlemen MM-FH-USAKTI
c. Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.
(2) Pemohon dan Termohon dapat didampingi atau diwakili oleh kuasa hukum berdasarkan surat
kuasa khusus.
(3) Surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus ditunjukkan dan diserahkan
kepada parlemen pada saat musyawarah.
Pasal 53
Yang menjadi materi permohonan adalah penetapan perolehan suara hasil Pemira yang
diumukan oleh KPU.
Pasal 54
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
(1) Syarat Permohonan
1. Nama Pemohon
2. Nomor Pokok Mahasiswa Pemohon
3. Fakultas dan Jurusan Pemohon
4. Uraian mengenai perihal yang menjadi permohonan
5. Permintaan dari pemohon
(2) Pemohon wajib melampirkan Alat dan Barang Bukti yang mendukung pokok permohonan
yang diajukan.
(3) Apabila permohonan dibuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa pemohon, maka
permohonan harus disertai surat kuasa yang sah.
BAGIAN KEDUA
MUSYAWARAH
Pasal 55
Proses musyrawarah terbagi menjadi beberapa tahap:
1. Proses Jawab menjawab
2. Proses Pembuktian
3. Penyampaian kesimpulan
4. Proses Pengambilan Keputusan
Paragraf 1
Pembentukan Majelis Musyawarah
Pasal 56
(1) Musyawarah dipimpin paling sedikit oleh 2 orang anggota parlemen atau panwaslu
(2) Pimpinan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh sekurang –
kurangnya 1 orang dari kalangan professional
Paragraf 2
Ketidakhadiran para pihak
Pasal 57
(1) Dalam hal pemohon atau kuasanya tidak hadir di persidangan pada hari pertama dan pada
hari yang ditentukan dalam panggilan yang kedua tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, meskipun setiap kali dipanggil dengan patut, permohonan dinyatakan
gugur.
(2) Dalam hal termohon atau kuasanya tidak hadir di persidangan dua (2) kali berturut-turut
dan/atau tidak menanggapi permohonan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
meskipun setiap kali telah dipanggil dengan patut, maka majelis musyawarah melanjutkan sidang
pada sidang hari ketiga dengan agenda pembacaan permohonan dan pembuktian.
Paragraf 3
Proses Jawab Menjawab
Pasal 58
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Dalam hal para pihak memberikan kuasa untuk menghadiri atau mendampingi dalam
persidangan, sebelum sidang dilanjutkan hakim ketua sidang memeriksa surat kuasa yang
diberikan.
.
Pasal 59
(1) Dalam hal pemohon dan termohon hadir pada hari sidang yang ditentukan, maka pemohon
membacakan permohonannya di muka sidang.
(2) Dalam hal pemohon telah membacakan permohonannya, Termohon membacakan jawaban
atas dalil-dalil pemohon.
(1) Alat bukti yang sah mencakup:
a. surat-surat;
b. keterangan seorang saksi;
c. keterangan seorang ahli;
d. keterangan para pihak;
f. alat bukti elektronik; dan.
g. petunjuk.
Paragraf 4
Proses Pembuktian
Pasal 60
(2) Alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diperoleh secara tidak
melawan hukum.
(3) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Pasal 61
Majelis Musyawarah selanjutnya meneliti apakah semua saksi atau ahli yang dipanggil telah
hadir dan memberi perintah untuk mencegah jangan sampai saksi berhubungan satu dengan yang
lain sebelum memberi keterangan di musyawarah.
Pasal 62
(1) Para Pihak diberi kesempatan menyampaikan penjelasan singkat untuk menguraikan bukti
dan saksi atau ahli yang hendak diajukan oleh mereka pada persidangan;
(2) Sesudah pernyataan pembuka, saksi atau ahli memberikan keterangan;
(3) Urutan saksi atau ahli ditentukan oleh pihak yang memanggil;
(4) Pemohon mengajukan saksi, ahli, dan buktinya terlebih dahulu;
(5) Setelah pengajuan saksi dan bukti oleh permohon, termohon dapat menghadirkan bukti, ahli,
dan saksi.
(6) Pimpinan musyawarah menanyakan kepada saksi atau ahli keterangan tentang nama lengkap,
tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan
selanjutnya apakah ia dalam struktur organisasi yang sama dengan pihak yang dipanggil.
(7) Sebelum memberi keterangan, saksi atau ahli wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
cara agamanya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
tidak lain daripada yang sebenarnya.
Pasal 63
(1) Pemohon terlebih dahulu mengajukan pertanyaan kepada saksi atau ahli yang dihadirkan oleh
pemohon.
(2) Setelah pemohon selesai mengajukan pertanyaan, termohon dapat mengajukan pertanyaan
kepada saksi atau ahli.
(3) Pemohon dapat mengajukan pertanyaan kembali kepada saksi atau ahli untuk memperjelas
setiap jawaban yang diberikan kepada termohon.
(4) Termohon mengajukan pertanyaan kepada saksi atau ahli yang dihadirkan oleh termohon.
(5) Setelah termohon selesai mengajukan pertanyaan, pemohon dapat mengajukan pertanyaan
kepada saksi atau ahli.
(6) Termohon selanjutnya dapat mengajukan pertanyaan kembali kepada saksi atau ahli, untuk
memperjelas setiap jawaban yang diberikan kepada pemohon.
(7) Pimpinan Musyawarah dapat menolak pertanyaan yang diajukan oleh pemohon atau
termohon kepada saksi atau ahli, apabila hakim ketua sidang menilai bahwa pertanyaan tersebut
tidak relevan dengan perkara yang disidangkan dan menyebutkan alasannya mengapa pertanyaan
tertentu tidak diperbolehkan.
(8) Dalam hal diperlukan, Majelis Musyawarah berwenang mengajukan pertanyaan untuk
mengklarifikasi pertanyaan yang diajukan oleh pemohon atau termohon kepada saksi atau ahli.
(9) Majelis Musyawarah dapat meminta kepada saksi atau ahli segala keterangan yang dipandang
perlu untuk mendapatkan kebenaran.
Pasal 64
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli wajib memberikan keterangan ahli demi
keadilan.
(2) Semua yang memberikan keterangan ahli wajib mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya.
Pasal 65
Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di muyawawarah,
Pimpinan musyawarah dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan alat bukti
lain oleh para pihak kedalam persidangan.
Pasal 66
(1) Pimpinan Musyawarah memperlihatkan kepada pemohon atau termohon segala alat bukti
surat, elektronik dan barang bukti dan menanyakan kepadañya apakah ia mengenal benda itu.
(2) Jika perlu benda itu diperlihatkan juga oleh hakim ketua sidang kepada saksi atau ahli .
Paragraf kelima
Kesimpulan dan Musyawarah Majelis Musyawarah
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Pasal 67
Setelah proses pembuktian selesai, para pihak diberi kesempatan untuk mengajukan pendapat
dari para pihak yang berupa kesimpulan terhadap pandangan para pihak didalam proses
musyawarah.
Pasal 68
(1) Setelah mendengar kesimpulan dari para pihak, kemudian majelis musyawarah
bermusyawarah didalam ruang tertutup untuk mempertimbangkan segala sesuatu guna putusan
terhadap sengketa tersebut.
(2) Dalam rapat permusyawaratan dipimpin oleh Pimpinan musyawarah, setiap hakim wajib
menyampaikan pertimbangan atau pendapat tertulis terhadap permohonan
(3) Dalam hal musyawarah, majelis musyawarah telah sungguh-sungguh diusahakan tidak dapat
dicapai mufakat bulat, putusan diambil dengan suara terbanyak
(4) Dalam hal anggota majelis yang berbeda pendapat wajib menuliskan perbedaan pendapat
tersebut didalam putusan disertai dengan fakta dan pertimbangan hukum dari persidangan
Paragraf keenam
Putusan
Pasal 69
Semua Keputusan Musyawarah hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di
sidang terbuka untuk umum.
Pasal 70
Semua Keputusan Musyawarah bersifat final dan mengikat.
Pasal 71
Majelis Musyawarah tidak boleh mengeluarkan keputusan kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah hakim memperoleh keyakinan bahwa benar yang didalalilkan
oleh pemohon atau termohon.
Pasal 72
(1) Keputusan Musyawarah harus memuat :
a. Kepala putusan yang dituliskan berbunyi :”DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHAESA”;
b. nama, Nomor Pokok Mahasiswa, tempat kediaman, atau tempat kedududkan para pihak
yang bersengketa;
c. ringkasan permohonan dan jawaban yang jelas;
d. pertimbangan yang disusun secara jelas mengenai fakta dan keadaan beserta alat
pembuktian yang diperoleh didalam pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan
putusan;
e. pasal peraturan perundang-undangan dan alasan hukum yang menjadi dasar penentuan
putusan;
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
f. amar putusan tentang pokok sengketa dan kepada siapa biaya perkara dibebankan
dengan menyebutkan jumlah yang pasti;
g. hari dan tanggal rapat diadakan musyawarah majelis hakim, kecuali perkara yang diperiksa
oleh hakim tunggal;
h. hari dan tanggal putusan, nama hakim yang memutus, nama panitera dan keterangan
tentang hadir atau tidak hadirnya para pihak.
(2) Tidak terpenuhinya ketentuan ayat (1) pasal ini mengakibatkan putusan batal demi hukum.
Pasal 73
(1) Keputusan Musyawarah dapat berupa :
1. Permohonan ditolak
2. Permohonan dikabulkan
3. Permohonan tidak diterima
4. Permohonan gugur
(2) Terhadap putusan dengan pertimbangan majelis musyawarah yang menyatakan permohonan
tidak memenuhi syarat, amar putusan menyatakan permohonan tidak dapat diterima
(3) Terhadap putusan dengan pertimbangan majelis musyawarah yang menyatakan permohonan
beralasan, amar putusan menyatakan permohonan dikabulkan
(4) Terhadap putusan dengan pertimbangan majelis musyawarah yang menyatakan permohonan
tidak beralasan, amar putusan menyatakan permohonan ditolak
(5) Terhadap putusan dengan pertimbangan majelis musyawarah yang menyatakan permohonan
telah lewat jangka waktu atau pemohon tidak hadir setelah dipanggil secara patut atau
permohonan dinyatakan tidak diterima pada pemeriksaan pendahuluan, amar putusan
menyatakan permohonan gugur
Pasal 74
(1) Petikan surat keputusan musyawarah diberikan kepada para pihak, sesaat setelah putusan
diucapkan.
(2) Salinan surat keputusan musyawarah diberikan kepada para pihak .
(3) Salinan surat keputusan musyawarah wajib diberikan kepada para pihak paling lambat tujuh
hari setelah pembacaan keputusan oleh majelis musyawarah .
(4) Salinan surat keputusan musyawarah hanya dapat diberikan kepada orang lain dengan seizin
Pimpinan Musyawarah setelah mempertimbangkan kepentingan dari permintaan tersebut.
Pasal 75
Apabila sepuluh (10) hari semenjak putusan pengadilan diucapkan, para pihak tidak
melaksanakan kewajiban didalam putusan, Salah satu pihak dapat meminta pelaksanaan eksekusi
oleh majelis musyawarah.
Paragraf Ketujuh
Biaya Perkara
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Pasal 76
(1) Yang termasuk Biaya perkara adalah :
a. biaya register perkara dan biaya materai
b. biaya pemeriksaan ditempat lain dari ruang sidang dan biaya lain yang diperlukan bagi
pemutusan sengketa atas perintah pimpinan musyawarah
(2) Pihak yang diputus untuk membayar biaya perkara, wajib membayar biaya perkara kepada
Parlemen.
(3) Jika keputusan musyawarah menjatuhkan putusan pembebanan biaya perkara, kepada pihak
yang dibebankan putusan diberikan jangka waktu sepuluh (10) hari untuk membayar biaya
perkara tersebut, kecuali dalam putusan acara pemeriksaan cepat yang harus seketika dilunasi.
(4) Dalam hal terdapat alasan yang kuat, jangka waktu sebagaimana dimakud pada ayat (1) dapat
diperpanjang untuk paling lama sepuluh (10) hari
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 77
Dengan berlakunya Undang – Undang ini, maka Tap Parlemen no. 02/Tap/Par-
MMFHUT/X/10/2016 dinyatakan dicabut .
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 78
Ketetapan Parlemen ini mulai berlaku pada tanggal disahkan
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Ketetapan Parlemen ini dengan
menempatkannya dalam Fasilitas Informasi Parlemen.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG - UNDANG
MASYARAKAT MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
TENTANG PEMILIHAN UMUM
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Yang dimaksud pihak yang berkepentingan adalah calon anggota Parlemen yang bersangkutan
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pihak yang berkepentingan adalah Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM maupun tim susksesnya
Pasal 35
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
(1)
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Majelis musyawarah terdiri dari 2 anggota majelis dan pimpinan musyawarah.
Perwakilan dari Parlemen adalah Ketua Parlemen , Sekretaris Jenderal Parlemen , atau
Kordinator Komisi 5 Parlemen
Perwakilan dari Panwaslu adalah Ketua maupun Wakil Ketua Panwaslu
(2) Yang dimaksud kalangan professional adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti.
Pasal 57
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 58
Pasal 59
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Cukup Jelas
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Batas Waktu pengundangan adalah dua minggu dan setelah lewat batas waktu tersebut semua
orang dianggap telah mengetahui (fictie hukum). Yang dimaksud fasilitas informasi parlemen
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
adalah Papan Pengumuman Lobby FH Lantai Satu Gedung H Kampus A. Media-media lain
dapat digunakan oleh Parlemen tanpa mengurangi ketentuan ini.
PARLEMEN MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI
SEKRETARIAT: Gedung H Lantai VI Kampus A, UNIVERSITAS TRISAKTI
Jalan Kyai Tapa No. 1 Grogol - Jakarta Barat 11440 Telp. (021) 5663232 Ext. 109
Email : [email protected] ; LINE : @xss4969x
Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 31 Oktober 2017, Jam 19.31
Parlemen Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti
Ketua Parlemen
(Zaldy Saslika)