formulasi dan uji aktivitas antioksidan sediaan...

100
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI KULIT JERUK MANIS (Citrus aurantium Dulcis) DENGAN ASAM STEARAT SEBAGAI EMULGATOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi ANNISA ULFA MUTIARA 11141020000055 FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2018

Upload: truongminh

Post on 02-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI KULIT JERUK

MANIS (Citrus aurantium Dulcis) DENGAN ASAM

STEARAT SEBAGAI EMULGATOR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi

ANNISA ULFA MUTIARA

11141020000055

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2018

Page 2: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI KULIT JERUK MANIS

(Citrus aurantium Dulcis) DENGAN ASAM STEARAT SEBAGAI

EMULGATOR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

farmasi

ANNISA ULFA MUTIARA

11141020000055

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2018

ii

Page 3: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik

yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar

Nama : Annisa Ulfa Mutiara

NIM : 11141020000055

Tanda tangan :

Tanggal : 20 Agustus 2018

iii

Page 4: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Annisa Ulfa Mutiara

NIM : 11141020000055

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim

Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus aurantium

Dulcis) Dengan Asam Stearat Sebagai Emulgator

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Nelly Suryani, Ph.D., Apt

NIP. 196510242005012001

Pembimbing II

Ofa Suzanti Betha M.Si., Apt

NIP. 197501042009122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt

NIP. 197404302005012003

Page 5: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama

NIM

Program Studi

Judul Skripsi

: Annisa Ulfa Mutiara

: 11141020000055

: Farmasi

: Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim

Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus aurantium Dulcis)

Dengan Asam Stearat Sebagai Emulgator

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PEMBIMBING DAN PENGUJI

Ditetapkan di

Tanggal

:

Ciputat

: 20 Agustus 2018

v

Page 6: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik
Page 7: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

vi

ABSTRAK

Nama : Annisa Ulfa Mutiara

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Minyak

Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus aurantium Dulcis) Dengan Asam

Stearat Sebagai Emulgator

Minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis) memiliki aktivitas

antioksidan dikarenakan mengandung senyawa kimia yaitu limonen. Penelitian ini

bertujuan untuk memformulasikan minyak atsiri kulit jeruk manis menjadi sediaan

krim antioksidan dengan variasi konsentrasi TEA dan asam stearat yaitu krim F1

(1% : 10 %), F2 (2% : 12%), F3 (3% : 14%) dan menguji aktivitas antioksidan krim.

Ketiga formula krim minyak atsiri kulit jeruk manis F1, F2, dan F3 memiliki

kestabilan fisik yang baik selama penyimpanan 21 hari dengan parameter uji

organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, sifat alir, sentrifugasi, pengukuran

ukuran diameter globul, dan cycling test. Penelitian ini juga dilakukan uji

kandungan kimia menggunakan GCMS dengan hasil limonen sebagai antioksidan

tetap teridentifikasi pada sediaan krim F1, F2, dan F3 minyak atsiri kulit jeruk

manis selama 21 hari. Krim F1, F2, dan F3 minyak atsiri kulit jeruk manis memiliki

aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 dan AAI pada hari pertama secara

berturut-turut yaitu 117,88 µg/mL (AAI = 1,35), 130,63 µg/mL (AAI = 1,22), dan

136,01 µg/mL (AAI = 1,17) dan hari ke pulh dua satu secara berturut-turut 125,31

µg/mL (AAI = 1,27), 133,77 µg/mL (AAI = 1,19), dan 139,74 µg/mL (AAI = 1,14),

hasil tersebut menunjukkan ketiga formula krim memiliki aktivitas antioksidan

sedang.

Kata kunci : Minyak atsri kulit jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis), krim

antioksidan, stabilitas fisik, IC50, DPPH, TEA, asam stearat, GCMS

Page 8: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

vii

ABSTRACT

Name : Annisa Ulfa Mutiara

Program Study : Pharmacy

Tittle : Formulation and Antioxidant Activity Test of Sweet Orange Peel

Essential Oil Cream (Citrus aurantium Dulcis) With Stearic Acid As

Emulgator

Essential oil of sweet orange peel (Citrus aurantium Dulcis) has antioxidant activity

because it contains chemical compound, namely limonen. This study aims to

formulate essential oils of sweet orange peel into antioxidant cream preparation by

using of variation TEA and stearic acid concentration of F1 (1% : 10 %), F2 (2% :

12%), F3 (3% : 14%) and antioxidant activity test of cream. The three sweet orange

peel essential oil of cream formulas F1, F2, and F3 showed a good physical stability

during 21 days storage with parameters test such as organoleptic test, homogenity,

pH, viscosity, rheology, sentrifugation, droplets size, and cycling test. This study

also identifying chemical content of cream like limonen as antioxidant compound

with GCMS and the result showed limonen still indentified for 21 days storage in

three formulas. Formulas F1, F2, and F3 of sweet orange peel essential oil cream

have moderate antioxidant activity with IC50 and AAI values for the first day are

117,88 µg/mL (AAI = 1,35), 130,63 µg/mL (AAI = 1,22), and 136,01 µg/mL (AAI

= 1,17) and for the twenty-first day are 125,31 µg/mL (AAI = 1,27), 133,77 µg/mL

(AAI = 1,19), and 139,74 µg/mL (AAI = 1,14), the result showed the three cream

formulas have moderate antoxidant activity.

Keywords: Essential oil of sweet orange peel (Citrus aurantium Dulcis),

antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, TEA, stearic acid, GCMS

Page 9: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Alla SWT karena atas ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi denga judul “Formulasi dan Uji

Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus

aurantium dulcis) Dengan Asam Stearat Sebagai Emulgator”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Nelly Suryani, Ph.D., Apt dan Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran serta memberikan

masukan saran kepada penulis.

2. Dr. Arif Sumantri, M.KM selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing dan menerima keluh kesah selama perkuliahan

berjalan

5. Seluruh dosen Farmasi yang sudah membimbing dan memberikan ilmu

selama ini

6. Ibu tercinta, Inti istilah atas pengorbanan, kasih sayang, motivasi, dukungan

baik moril maupun materil, serta selalu memberikan doa tanpa henti yang

selalu menyertai setiap langkah penulis

7. Anis, Tika, Aprilyani, Rani, dan Sasa atas perhatian, semangat, dukungan

dan selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah penulis

selama ini

8. Nada, Khena, Nurma, Laela, Sri, Putri, Rika, Sri, Nuril, Maya, Sea,

Shoffiya, Sheila, Deani, Syifa Ezi, dan Rara atas perjuangan, dukungan,

motivasi, waktu umtuk selalu mendengarkan keluh kesah penulis, dan

perhasabatan yang begitu indah selama di bangku kuliah

viii

Page 10: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

9. Teman seperjuangan dalam proses penelitian Corry Priscilliana yang

selalu membantu dan memotivasi selama proses penelitian

10. Laboran Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

penulis selama proses penelitian

11. Teman-teman Farmasi Angkata 2014 yang selama perkuliahan berbagi suka

duka bersama, terimakasih atas kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin

tidak pernah putus.

12. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang turut membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang

membangun. Penulis juga mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat

khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal’alamin.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

ix

Page 11: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

NIM

Program Studi

Fakultas

Jenis Karya

: Annisa Ulfa Mutiara

: 1113102000055

: Farmasi

: Fakultas Ilmu Kesehatan

: Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,

dengan judul :

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM MINYAK

ATSIRI KULIT JERUK MANIS (Citrus aurantium Dulcis) DENGAN

ASAM STEARAT SEBAGAI EMULGATOR

Untuk dipublikasi di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas dengan

Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Jakarta, 20 Agustus 2018

Penulis

Annisa Ulfa Mutiara

x

Page 12: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik
Page 13: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….…...ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………….x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………......……………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..….......1 1.1.Latar Belakang…………………………………………………….....1

1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………2

1.3.Tujuan Penelitian………………………………………………….…3

1.4.Manfaat Penelitian…………………………………………………...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………..………………...4 2.1. Tanaman Jeruk Manis……………………………………………….4

2.1.1. Klasifikasi Tanaman…………………….………………...4

2.1.2. Sinonim…………...……………………………………….4

2.1.3. Morfologi……………………………………………….....4

2.1.4. Ekologi Dan Penyebaran……………………………...…...5

2.1.5. Kandungan Kimia………………………………………….5

2.1.6. Khasiat Tanaman…………………………………………..5

2.2. Minyak Atsiri……………………………………………...………...6

2.2.1. Definisi…………………………………………………….6

2.2.2. Kandungan Minyak Atsiri…………………………………6

2.2.3. Manfaat Minyak Atsiri…………………………………….6

2.2.4. Isolasi Minyak Atsiri………………………………………7

2.2.4.1. Metode Penyulingan……………………………..7

2.2.4.2. Metode Pengepresan……………………………..9

2.3. Kosmetik…………………………………………………………....10

2.3.1. Sejarah Kosmetik……………………………...……..…...10

2.3.2. Definisi Kosmetik…………………………………...…....10

2.3.3. Penggolongan Kosmetik………………………..………...11

2.3.4. Syarat Kosmetik………………………………….…….…12

2.4. Krim………………..……………………………………………….12

2.4.1. Definisi Krim……………………………………………..12

2.4.2. Syarat Sediaan Krim……………………………………...13

2.4.3. Tipe Krim………………………………………………....13

2.4.5. Komponen Krim………………………………………….13

2.4.5.1. Asam Stearat……………………………………13

2.4.5.2. Setil Alkohol……………...…………………….14

2.4.5.3. Stearil Alkohol…………………………..……...14

Page 14: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xii

2.4.5.4. Propil Paraben…………………………………..15

2.4.5.5. Metil Paraben…………………………………...15

2.4.5.6. Gliserin…………………………………………16

2.4.6.6. TEA…………………………………………….16

2.4.6.7. Aquades………………………………………...17

2.4.6. Stabilitas Sediaan Krim…………………………………..17

2.5. Kulit…………………………………………………………...……18

2.5.1. Anatomi Dan Fisiologi Kulit……………………………..18

2.5.2. Penetrasi Sediaan Topikal Melalui Kulit…………………19

2.6. Radikal Bebas………………………………………………...…….20

2.7. Antioksidan………………………………………...……………….21

2.7.1. Definisi……………………………………………..……..21

2.7.2. Penggolongan Antioksidan……………………………….21

2.7.3. Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH…….....22

2.8. Spektrovotometer UV-Vis……..…………………………………...24

2.9. GCMS………………………………………………………………24

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………....26 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………....26

3.2. Alat Dan Bahan……………………………………………….……26

3.2.1. Alat……………………………………………………….26

3.2.2. Bahan……………………………………………………..26

3.3. Prosedur Kerja………………………..…………………………….26

3.3.1. Penyiapan Bahan Uji……………………………………..26

3.3.2. Penentuan Komponen Minyak Atsiri Jeruk Manis……….27

3.3.3. Penentuan Komponen Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis...27

3.3.4. Formulasi Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis……….27

3.3.5. Proses Pembuatan Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis…….28

3.3.6. Pengujian Evaluasi Fisik Krim Minyak Atsiri…………...28

3.3.6.1. Uji Organoleptis………………………………..28

3.3.6.2. Uji Homogenitas………………………………..28

3.3.6.3. Uji pH…………………………………..……....29

3.3.6.4. Uji Viskositas & Rheologi……………………...29

3.3.6.5. Uji Stabilitas Mekanik Dengan Sentrifugasi…...29

3.3.6.6. Uji Cycling………………………………..…....29

3.3.6.7. Penentuan Tipe Krim……………………….…..29

3.3.6.8. Uji Pengukuran Globul…………………………29

3.3.7 Pembuatan larutan Uji Aktivitas Antioksidan….………....30

3.3.7.1. Pembuatan Larutan DPPH……………………...30

3.3.7.2. Penentuan Panjang Gelombang DPPH…………30

3.3.7.3. Pembuatan Larutan Blanko…………………….30

3.3.7.4. Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri………30

3.3.7.5. Pembuatan Larutan Uji Krim Minyak Atsiri…...31

3.3.7.6. Pembuatan Larutan Uji Basis Krim…………….31

3.3.7.7. Perhitungan Nilai IC50………………………....31

3.3.7.8. Perhitungan Nilai AAI………………………….32

3.8. Analisa Data………………………………………………………...32

Page 15: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….....33 4.1. Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Krim Minyak Atsiri ……..33

4.2. Hasil Formulasi Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis………..…..36

4.3. Hasil Evaluasi Fisik Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis……….37

4.3.1. Hasil Pengamatan Organoleptis…………………………..37

4.3.2. Hasil Pengamatan Homegenitas Fisik…………………….38

4.3.3.Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim……………………....38

4.3.4. Hasil Pengukuran Viskositas Dan Sifat Alir………….…..39

4.3.5. Hasil Uji Mekanik Dan Sentrifugasi……………….……..40

4.3.6. Hasil Pengujian Tipe Krim…………………………..…....41

4.4.7. Hasil Uji Pengukuran Globul Krim…………………...….42

4.4.8. Hasil Cycling Test………………………………………..42

4.4. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan……………………………..44

4.4.1. Hasil Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri…………...….44

4.4.2. Hasil Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri………..45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………..48

5.1. Kesimpulan…………………………………………………………48

5.2. Saran………………………………………………………………..48

DAFTAR PUSTAKA..…………………………..……………………………..49

Lampiran………………………………………….…………………………....54

Page 16: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formulasi Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis……...….………..27

Tabel 4.1 Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Minyak Atsiri Jeruk Manis .....…35

Tabel 4.2 Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Krim Minyak Atsiri……………..35

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis…………38

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Homogenitas Fisik Krim Minyak Atsiri Jeruk……38

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran pH Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis……….39

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Viskositas Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis……..40

Tabel 4.7 Pengamatan Uji Sentrifugasi Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis……..41

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Tipe Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis………..41

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengukuran Globul Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis…...…42

Tabel 4.10 Hasil Cycling Test Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis……………....43

Page 17: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Jeruk Manis .............................................................................. 4

Gambar 2.2 Alat penyulingan dengan air ................................................................... 8

Gambar 2.3 Alat penyulingan dengan air dan uap ................................................... 8

Gambar 2.4 Alat penyulingan dengan uap ................................................................. 9

Gambar 2.5 Struktur Asam Stearat ........................................................................... 14

Gambar 2.6 Struktur Setil Alkohol ........................................................................... 14

Gambar 2.7 Struktur Stearil Alkohol ........................................................................ 15

Gambar 2.8 Struktur Propil Paraben ......................................................................... 15

Gambar 2.9 Struktur Metil Paraben ........................................................................... 16

Gambar 2.10 Struktur Gliserin ................................................................................... 16

Gambar 2.11 Struktur TEA ........................................................................................ 16

Gambar 2.12 Bagian Kulit .......................................................................................... 19

Gambar 4.1 Spektrum Limonen Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis ...................... 34

Gambar 4.2 Spektrum F1 hari ke-1 dan Spektrum F1 hari ke-21 .......................... 34

Gambar 4.3 Spektrum F2 hari ke-1 dan Spektrum F2 hari ke-21 .......................... 34

Gambar 4.4.Spektrum F3 hari ke-1 dan Spektrum F3 hari ke-21 .......................... 35

Gambar 4.5. Grafik Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri .......................... 46

Gambar 6.1. Kurva sifat alir hari ke-1 ....................................................................... 69

Gambar 6.2. Kurva sifat alir hari ke-7 ...................................................................... 69

Gambar 6.3. Kurva sifat alir hari ke-14 .................................................................... 69

Gambar 6.4. Kurva sifat alir hari ke-21 .........................................................................

Page 18: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian…………………………………………... 54

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan…………………. 55

Lampiran 3. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri………….. 58

Lampiran 4. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Vitamin C…………….... 59

Lampiran 5. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F1……….... 60

Lampiran 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F2………… 61

Lampiran 7. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F3………… 62

Lampiran 8. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri …. 63

Lampiran 9. Perhitungan AAI……………………………………………….. 66

Lampiran 10. Organoleptis Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis………………. 67

Lampiran 11. Hasil Pengamatan Homogenitas Krim………………………... 68

Lampiran 12. Hasil Pengamatan Sifat Alir…………………………………... 69

Lampiran 13. Hasil Pengamatan Sentrifugasi……………………………….... 70

Lampiran 14. Hasil Pengujian Tipe Krim……………………………………. 71

Lampiran 15. Hasil Cycling Test…………………………………………….. 72

Lampiran 16. Hasil Statistik pH Krim……………………………………….. 73

Lampiran 17. Hasil Statistik viskositas Krim………………………………... 74

Lampiran 18. Hasil Statistik Ukuran Globul Krim…………………………... 75

Lampiran 19. Hasil Statistik Cycling Test ………………………………….... 76

Lampiran 20. Hasil Statistik Uji Antioksidan………………………………... 77

Lampiran 21. Hasil Analisa Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis……………..... 78

Lampiran 22. Hasil Analisa TEA…………………………………………….. 79

Lampiran 23. Hasil Analisa Asam Stearat……………………………………. 80

Page 19: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

xvii

Page 20: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

1

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis) merupakan tanaman yang berasal

dari Asia Tenggara terutama Indonesia. Di Indonesia, jeruk manis telah

dikembangkan di daerah Pacitan Jawa Timur dan daerah lainnya (Hardiyanto,

2004). Pada kulit jeruk manis terdapat kandungan minyak atsiri, yang mana minyak

atsiri mengeluarkan aroma yang sangat khas. Pada saat ini minyak atsiri telah

dimanfaatkan untuk kosmetik dan obat (Agusta, 2000). Pada kulit jeruk manis

(Citrus aurantium Dulcis) terkandung minyak atsiri yang didalamnya terdapat

kandungan berupa Limonen, D-Limonen, alpha pinen, alpha terpineol, β-myrcene,

linalool, citronellial, geranial dan sabinene (Cholke, 2017). Menurut penelitian

Frassineti (2011) pada aktivitas antioksidan minyak atsiri jeruk manis

menggunakan metode DPPH, menunjukkaan adanya inhibisi sebesar 60% terhadap

radikal bebas dengan konsentrasi 100 μg/mL–1000 μg/mL. Nilai IC50

mempengaruhi aktivitas antioksidan, yang mana jika IC50 bernilai < 200 μg/mL

dikatakan memiliki aktivitas antioksidan yang baik (Hanani, 2005).

Adanya aktivitas antioksidan pada minyak atsiri kulit jeruk manis dapat

dilakukan pemanfaatan limbah kulit jeruk manis dengan baik dan berpotensi untuk

pembuataan kosmetik sebagai perawatan kulit, misalnya pada kulit wajah. Saat ini

penggunaan kosmetik semakin meningkat terutama pada kosmetik dengan

antioksidan yang berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menetralisir radikal

bebas pada kulit (Suhery, 2016). Berdasarkan kemampuannya sebagai antioksidan

maka minyak atsiri kulit jeruk manis dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan

krim. Krim dengan antioksidan memberikan perlindungan pada kulit dari pengaruh

lingkungan (paparan sinar matahari dan polusi) dengan menghambat kerusakan dan

penuaan dini pada kulit (Mishra, 2010).

Sediaan krim banyak dipilih sebagai sediaan topikal karena mudah dalam

penggunaan, formulasi dan berfungsi sebagai pelindung yang baik, nyaman, dan

penyebarannya merata untuk kulit (Mita, 2015). Banyak pasien dan dokter lebih

Page 21: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

2

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

menyukai krim dibandingkan salep karena krim lebih mudah menyebar dan mudah

dibersihkan (Ansel, 2011). Tipe krim terbagi menjadi dua yaitu tipe krim minyak

dalam air (M/A) dan air dalam minyak (A/M),Pada umumnya krim dengan basis

minyak dalam air (M/A) lebih disukai oleh masyarakat daripada krim dengan basis

air dalam minyak (A/M) karena lebih mudah dicuci dengan menggunakan air dan

tidak licin saat diaplikasikan pada kulit, seperti pada bagian wajah dan ditunjukkan

untuk penggunaan kosmetik (Syamsuni, 2006).

Asam stearat memiliki peranan penting pada formulasi krim, yakni sebagai

emulgator anionik dan thickening agent pada krim tipe M/A dengan konsentrasi

sebesar 1-20 %. Penggunaan asam stearat pada formulasi krim biasanya

dikombinasikan dengan trietanolamin sebagai netralisasi dan akan terbentuk suatu

garam trietanolamin stearat yang bersifat anionik dan akan dihasilkan butiran halus

sehingga akan menstabilkan tipe krim minyak dalam air (M/A) (Rowe, 2009).

Berdasarkan pemaparan diatas maka dibuatlah formulasi krim untuk wajah

dengan tipe M/A yang berisikan zat aktif minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai

antioksidan. Formula krim M/A minyak atsiri kulit jeruk manis ini digunakan

konsentrasi emulgator asam stearat dan trietanolamin dengan beberapa variasi, dan

diharapkan formula krim yang dibuat adalah baik dan stabil secara fisik. Formula

krim yang paling baik dan stabil secara fisik juga akan diuji aktivitas

antioksidannya menggunakan metode DPPH dan dicari nilai IC50.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengaruh perbedaan konsentrasi emulgator asam stearat terhadap

stabilitas fisik krim tipe M/A minyak atsiri kulit jeruk manis ?

b. Apakah ada perbedaan aktivitas antioksidan krim minyak atsiri kulit

jeruk manis sebelum diformulasikan dengan sesudah diformulasikan

menjadi krim ?

c. Apakah ada perbedaan kandungan kimia krim minyak atsiri kulit jeruk

manis sebelum diformulasikan dengan sesudah diformulasikan ?.

Page 22: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

3

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi asam stearat terhadap

stabilitas fisik krim minyak atsiri kulit jeruk tiap minggunya selama 21

hari.

b. Mengetahui aktivitas antioksidan krim minyak atsiri kulit jeruk manis.

c. Mengetahui hasil kandungan kimia pada krim minyak atsiri kulit jeruk

manis.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pemanfaatan minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai krim antioksidan pada

wajah dengan variasi konsentrasi asam stearat sebagai emulgator,

mengetahui kandungan kimia krim minyak atsiri kulit jeruk manis dan

untuk mengetahui stabilitas fisik formulasi krim.

Page 23: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

4

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jeruk Manis

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Tanaman jeruk manis secara taksonomi mempunyai klasifikasi ilmiah

sebagai berikut : (Hausen B, 2007)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantium Dulcis (syn. Citrus sinensis)

Gambar 2.1 Tanaman Jeruk Manis (Citrus aurantium Dulcis)

[sumber : Hausen B, 2007, yang telah dikelola kembali]

2.1.2 Sinonim

Citrus aurantium Dulcis disebut juga Citrus sinensis dan dikenal dengan

jeruk manis. Buah jeruk manis dahulu juga berasal dari kota Pacitan sehingga

sebagian orang menyebutnya buah jeruk manis pacitan (Renita, 2015).

2.1.3 Morfologi

Tanaman jeruk manis mempunyai batang yang dapat mencapai ketinggian

6 m, bercabang banyak, tajuk daun bundar, dan berbuah satu kali setahun. Buah

jeruk manis memiliki bentuk bulat atau hampir bulat, berukuran besar, bertangkai

Page 24: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

5

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

kuat, memiliki kulit buah yang berwarna hijau sampai kuning mengkilat (Rukmana,

2003). Salah satu limbah dari buah jeruk manis adalah kulitnya, kulit buah tebalnya

0,3-0,5 cm, dari tepi bewarna kuning atau orange dan makin ke dalam bewarna

putih kekuningan sampai putih, berdaging dan kuat melekat pada dinding buah

(Renita, 2015).

2.1.4 Ekologi Dan Penyebaran

Jeruk manis berasal dari India, Timur laut, Cina selatan, dan Birma utara

telah dibudidayakan di Indonesia dan konon yang membudidayakan pertama kali

adalah orang cina bagian selatan (Indah, 2013). Penyebaran jeruk manis di

Indonesia sangat cepat yaitu terdapat di Pacitan, jeruk manis Pacitan (Jawa Timur)

dan jeruk manis Punten (Jawa Timur). Beberapa varietas jeruk manis yang telah

beradaptasi baik di berbagai daerah, salah satu diantaranya adalah jeruk manis

Pacitan (Hardiyanto, 2004).

2.1.5 Kandungan Kimia

Jeruk manis mempunyai rasa yang manis, kandungan air yang banyak dan

memiliki kandungan vitamin C yang tinggi pada daging buah. Vitamin C

bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat mencegah kerusakan sel

akibat aktivitas molekul radikal bebas. Sari buah jeruk manis mengandung 40-70

mg vitamin C per 100 ml, tergantung jenis jeruknya. Makin tua buah jeruk,

umumnya kandungan vitamin C semakin berkurang, tetapi rasanya semakin manis

(Kusuma, 2013).

Pada bagian kulit jeruk manis juga terdapat minyak atsiri yang berisi

kandungannya yaitu alpha pinene, citronellial, linalool, geranial, sabinene, B-

myrcene, limonene, dan neral (Cholke, 2017).

2.1.6 Khasiat Tanaman

Daging buah jeruk manis mempunyai memiliki kandungan vitamin C yang

tinggi. Vitamin C bermanfaat sebagai antioksidan dalam tubuh, yang dapat

mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas (Kusuma, 2013).

Page 25: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

6

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Kulit jeruk manis memiliki aktivitas sebagai antioksidan, yaitu pada minyak

atsiri dari kulit jeruk manis selain berfungsi sebagai antioksidan dapat juga sebagai

antibakteri (Kamal, 2013). Pada konsentrasi 100 µg/ml-1000 µg/ml minyak atsiri

jeruk manis telah memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH

(Frassinetti, 2011).

2.2 Minyak Atsiri

2.2.1 Definisi

Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau volatile oil

dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa

mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau

tumbuhan penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut

dalam air. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan

tambahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991).

2.2.2 Kandungan Minyak Atsiri

Minyak atsiri memiliki sifat khas yaitu tersusun atas berbagai macam

komponen persenyawaan kimia yang terbentuk dari karbon, hidrogen, dan oksigen

serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen dan belerang,

umumnya minyak atsiri terdiri dari senyawa golongan terpenoid dan fenil propan.

Minyak ini memiliki sifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan baik pengaruh

udara, sinar matahari dan panas (Sirait dkk., 1985).

2.2.3 Manfaat Minyak Atsiri

Saat ini minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan

tambahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991). Minyak atsiri pada industri banyak

digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik dan lain-lain.

Beberapa jenis minyak atsiri mampu bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi)

atau bahan obat suatu jenis penyakit. Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan

obat, sebagai contoh sebagai anti radang, antioksidan, hepatoprotektor, analgetik,

anestetik, antiseptik, psikoaktif dan anti bakteri (Agusta, 2000).

Page 26: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

7

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.4 Isolasi Minyak Atsiri

2.2.4.1 Metode Penyulingan

Penyulingan didefinisikan sebagai pemisahan komponen-komponen suatu

campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari

masing-masing zat tersebut (Guenther, 1987).

Penyulingan menggunakan air atau menggunakan uap air, merupakan tipe

penyulingan dari campuran cairan yang saling tidak melarut dan selanjutnya

membentuk dua fase. Penyulingan tersebut dilakukan untuk memurnikan dan

memisahkan minyak asiri dengan cara penguapan, dan proses penguapan tersebut

juga dimaksud untuk mengekstraksi minyak atsiri dari tanaman penghasil minyak

atsiri dengan bantuan uap air (Guenther, 1987). Cara memperoleh minyak atsiri

dalam tanaman salah satunya adalah dengan penyulingan, metode penyulingan

terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Penyulingan dengan air (water distillation)

Pada metode penyulingan air, seluruh bagian simplisia atau sampel

digerakkan oleh air mendidih. Sampel yang diisi longgar dan terendam dalam

air mendidih, sehingga partikel uap dapat kontak dengan semua partikel bahan

dan menguapkan minyak atsiri. Minyak atsiri akan berdifusi menuju epidermis.

Dalam penyulingan dengan air, kecepatan penyulingan perlu dipertahankan,

karena dengan mengatur kecepatan penyulingan, maka tumpukan dalam ketel

dapat dipertahankan dalam keadaan cukup longgar, sehingga menjamin

kelangsungan penetrasi uap ke dalam bahan dan dapat menguapkan minyak

atsiri. Penyulingan dengan air memiliki beberapa kelemahan, ekstraksi tidak

dapat berlangsung dengan sempurna walaupun simplisia atau sampel dirajang.

Selain itu, komponen minyak yang bertitik didih tinggi dan senyawa yang

bersifat larut dalam air tidak dapat menguap secara sempurna, sehingga minyak

yang tersuling mengandung komponen tidak lengkap sehingga mengakibatkan

kehilangan sejumlah minyak atsiri (Guenther, 1987).

Page 27: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

8

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Alat penyulingan dengan air

b. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation)

Metode penyulingan ini, sampel diletakkan di saringan berlubang.

Ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh dibawah

saringan. Ciri khas dari metode ini, adalah uap selalu dalam keadaan basah,

jenuh dan tidak terlalu panas, serta sampel yang disuling hanya

berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Guenther, 1987).

Keuntungan penyulingan air dan uap dibandingkan dengan

penyulingan air, adalah karena sampel yang disuling tidak terlalu terpapar

suhu yang sangat tinggi, hal ini karena penyulingan dengan air dan uap

merupakan metode penyulingan dengan tekanan uap jenuh yang rendah,

sehingga kerusakan minyak kecil (Guenther, 1987). Metode penyulingan

dengan air dan uap lebih efisien daripada metode penyulingan dengan air

karena jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil dan rendemen

minyak yang dihasilkan lebih besar (Guenther, 1987).

Gambar 2.3 Alat penyulingan dengan air dan uap

c. Penyulingan dengan uap langsung (Steam distillation)

Pada penyulingan ini, air tidak diisikan ke dalam ketel bersama

sampel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap panas pada tekanan

lebih dari 1 atmosfir, dihasilkan dari ketel uap yang letaknya terpisah, dan

kemudian dialirkan ke dalam tumpukan bahan di dalam ketel (Guenther,

1987).

Page 28: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

9

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Minyak atsiri hanya akan menguap setelah terjadi difusi cairan

minyak, dan akan berhenti sama sekali atau menurun aktifitasnya jika

simplisia atau sampl tersebut menjadi kering. Dalam kasus penyulingan uap

langsung, jika keluarnya minyak atsiri berhenti sebelum waktunya, maka

penyulingan perlu dilanjutkan dengan uap jenuh atau uap basah, sehingga

keluarnya minyak atsiri berlangsung kembali. Setelah minyak keluar maka

uap kelewat panas dapat digunakan kembali (Guenther, 1987).

Gambar 2.4 Alat penyulingan dengan uap

2.2.4.2 Metode Pengepresan

Pengambilan minyak atsiri secara mekanis dilakukan dengan metode

pengepresan. Biasanya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, dan kulit dari

tanaman jeruk. Cara ini hanya dilakukan apabila kandungan minyak atsiri dalam

bahan cukup banyak yaitu berkisar 30-70%, sehingga dapat dilihat tetes-tetes

minyaknya dengan mata telanjang atau dapat ditekan dengan tangan. Dua metode

umum dalam pengepresan mekanis, yaitu Hydraulic pressing (pengepresan

hidrolik) dan expeller pressing (pengepresan berulir). Hydraulic pressing

(pengepresan hidrolik), di mana bahan dipres dengan tekanan sekitar 2.000 lb/inch2

tanpa menggunakan media pemanas, sehingga metode ini sering juga disebut cold

pressing. Expeller pressing (pengepresan berulir), dimana untuk mengambil

minyak atau lemak perlu dilakukan proses pemanasan atau tempering terlebih

dahulu pada suhu sekitar 115,50C dan tekanan 15.000-20.000 lb/inch (Ulman,

2006).

2.3 Kosmetik

2.3.1 Sejarah Kosmetik

Istilah kosmetik berasal dari kata Yunani yakni “kosmetikos” yang berarti

“keahlian dalam menghias”, kosmos berarti hiasan. Perkembangan kosmetik sudah

Page 29: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

10

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

dimulai sejak abad ke-5 sebelum masehi di Mesir digunakan dalam hubungan

keagamaan. Seiring dengan negara Mesir, India pun sudah mengenal kosmetik,

yaitu dengan penggunaan salep, minyak dan pembalsaman mayat. Mesir dan India

membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep

aromatik, yang dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang dikenal sekarang

(Tranggono, 2007).

Kosmetik sudah dikenal manusia berabad-abad yang lalu terutama pada

abad ke–19 kosmetik menjadi bahan perhatian, baik tujuannya sebagai kecantikan

dan kesehatan. Sampai akhirnya pada abad ke–20 kosmetik mengalami

perkembangan, baik ilmu yang mempelajarinya dan industrinya (Tranggono,

2007).

Indonesia juga dikenal berbagai cara untuk merawat dan menghias tubuh

dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang berasal dari sumber daya alam

seperti dedaunan, bunga, akar dan buah-buahan. Keterangan mengenai cara merias

dan merawat tubuh diketahui dari relief yang pernah ditemukan di Indonesia. Candi

Borobudur, salah satu peninggalan sejarah pada abad ke-8 masehi, pada dindingnya

terdapat pahatan yang melukiskan pembuatan jamu, pahatan melukiskan

penumbukan campuran daun-daun yang kemudian dioleskan pada tubuh wanita

ditujukan untuk kesehatan dan kecantikan para pemakainya (Iswari, 2007).

2.3.2 Definisi Kosmetik

Menurut Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.4.1745

kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada

bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian

luar) atau gigi atau mukosa mulut terutama membersihkan, mewangikan, mengubah

penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara

tubuh pada kondisi baik. Sedangkan, Bahan kosmetik adalah bahan yang berasal

dari alam atau sintetik yang digunakan untuk memproduksi kosmetik.

2.3.3 Penggolongan Kosmetik

Menurut Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor:

HK.00.05.4.1745. Kosmetik golongan I yaitu kosmetik yang digunakan untuk bayi,

Page 30: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

11

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

kosmetik yang digunakan disekitar mata, rongga mulut dan mukosa, kosmetik yang

mengandung bahan dengan persyaratan kadar dan penandaan, kosmetik yang

mengandung bahan dan fungsinya belum lazim serta belum diketahui keamanan

dan kemanfaatannya. Sedangkan kosmetik golongan II adalah kosmetik yang tidak

termasuk golongan I.

Penggolongan menurut sifat dan cara pembuatan yaitu terdiri dari kosmetik

modern dan kosmetik tradisional. Kosmetik modern, dibuat dari bahan kimia dan

diolah secara modern. Sedangkan, kosmetik tradisional ada yang betul-betul

tradisional, misalnya mangir lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut

resep dan cara yang turun temurun. Semi tradisional, diolah secara modern dan

diberi bahan pengawet agar tahan lama. Hanya nama tradisional saja, tanpa

komponen yang benar-benar tradisional, dan diberi zat warna yang menyerupai

bahan tradisional (Tranggono, 2007).

Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit terdiri dari

kosmetik sebagai perawatan kulit (skin care cosmetics) dan kosmetik riasan

(dekoratif atau make up). Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics), jenis ini

perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya.

Kosmetik sebagai perawatan kulit seperti, untuk membersihkan kulit (cleanser),

kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), kosmetik pelindung kulit,

misalnya sunscreen cream, kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit

(peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi

sebagai pengamplas. Sedangkan, kosmetik riasan (dekoratif atau make up), jenis ini

diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan

penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik,

seperti percaya diri. Dalam kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat

besar. Kosmetik dekoratif terbagi menjadi dua golongan, yaitu seperti kosmetik

dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaian sebentar,

misalnya lipstik, bedak, pemerah pipi, eye-shadow, lalu ada juga kosmetik dekoratif

yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur, misalnya

kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan lain-lain (Tranggono,

2007).

Page 31: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

12

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.4 Syarat Kosmetik

Pada kosmetika, terutama untuk kosmetik yang digunakan pada bagian

kulit, persyaratan kosmetik yang baik adalah bila mempunyai pH sesuai dengan pH

kulit yaitu 4,5-6,5. Nilai pH penting untuk mengetahui tingkat keasaman dari

sediaan agar tidak mengiritasi kulit. (Aryani, 2015). Untuk kosmetik terutama

dalam bentuk sediaan topikal pada kulit jika memiliki pH lebih kecil dari 4,5 dapat

menimbulkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH lebih besar dari 6,5 dapat

menyebabkan kulit bersisik (Rahmawanty, 2015).

Menurut Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor : HK.

03.42.06.10.4556. Pada industry kosmetik dan semua pihak yang terkait dalam

seluruh pembuatan kosmetik mengacu pada petunjuk operasional pedoman cara

pembuatan kosmetik yang baik (CPKB).

2.4 Krim

2.4.1 Definisi Krim

Menurut Depkes RI (1995) krim adalah bentuk sediaan setengah padat

mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar

yang sesuai. Istilah krim secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah

padat yang mempunyai konsistensi filtrat cair di formulasi sebagai emulsi air dalam

minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk

produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-

asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air

dan lebih di tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).

2.4.2 Syarat Sediaan Krim

Syarat-syarat dasar krim yang baik dan ideal adalah stabil, lunak dan

homogen, mudah digunakan, cocok dengan zat aktif, bahan obat dapat terbagi halus

dan terdistribusi merata dalam dasar krim (Syamsuni, 2006).

Krim harus memenuhi beberapa persyaratan seperti stabil selama masih

dipakai untuk mengobati. Oleh karena itu, krim harus bebas dari inkompatibilitas,

stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada di dalam kamar. Semua zat dalam

Page 32: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

13

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

krim dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak serta homogen.

Umumnya, krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan

dari kulit. Obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada

penggunaan (Widodo, 2013).

2.4.3 Tipe Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-

asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air

dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim,

yaitu:

a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak. Misalnya cold cream adalah

sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan

nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari

butiran. Cold cream biasanya mengandung mineral oil dalam jumlah besar.

b. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air. Misalnya pada vanishing cream,

vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream

sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak atau film

pada kulit (Widodo, 2013).

2.4.5 Komponen Krim

2.4.5.1 Asam Stearat

Asam stearat memiliki pemerian kristal Putih atau kuning berwarna,

kristalin padat, atau putih dan memiliki rumus molekul C18H36O2. Kelarutan asam

stearat, mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, eter, larut

dalam etanol, heksan, dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air. Asam

stearate, inkomapatibel dengan hampir semua logam hidroksida dan zat

pengoksidasi (Rowe, 2009).

Asam stearat biasanya digunakan dalam pembuatan krim dengan netralisasi

menggunakan bahan alkalis yang digunakan dalam pembuatan krim seperti

trietanolamin. Asam stearat berfungsi sebagai emulgator dengan konsentrasi 1 –

20% pada sediaan krim (Rowe, 2009).

Page 33: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

14

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.5 Struktur Asam Stearat

[Sumber : Rowe, 2009]

2.4.5.2 Setil Alkohol

Setil alkohol memiliki pemerian serpihan putih atau granul seperti lilin,

berminyak memiliki baudan rasa yang khas. Setil alkohol memiliki rumus molekul

C16H34O. Setil alkohol mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutannya

meningkat dengan penigkatan temperatur, serta tidak larut dalam air. Setil alkohol

stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara sehingga tidak menjadi tengik

(Rowe, 2009).

Setil alkohol tidak kompatibel dengan oksidator kuat dan setil alkohol

berfungsi sebagai stiffening agent (2-10%) pada sediaan krim. Setil alkohol

merupakan alkohol dengan bobot molekul yang tinggi yang biasa digunakan juga

sebagai penstabil untuk emulsi minyak dalam air (Rowe, 2009).

Gambar 2.6 Struktur Setil Alkohol

[Sumber : Rowe dkk., 2009]

2.4.5.3 Stearil Alkohol

Stearil alkohol memiliki pemerian seperti butiran atau potongan lilin putih,

bau khas lemah, rasa tawar dengan rumus molekul C13H3O6. Kelarutan stearil

alkohol sukar larut dalam air, larut dalam etanol dan eter. Stearil alkohol stabil

terhadap asam dan alkali dan biasanya menjadi tengik. Stearil alkohol tidak

kompatibel dengan asam kuat dan oksidator kuat dan berfungsi sebagai emolien

dan pengemulsi dalam pembuatan krim (Rowe, 2009).

Page 34: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

15

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.7 Struktur Stearil Alkohol

[Sumber : Rowe dkk., 2009]

2.4.5.4 Propil Paraben

Propil paraben umumnya digunakan sebagai pengawet pada kosmetik, dan

produk formulasi lainnya (Rowe, 2009). Mempunyai aktifitas antimikroba dengan

spektrum luas pada rentang pH yang luas (Rowe, 2009). Meskipun memiliki

spektrum luas, antimikroba ini lebih efektif pada jamur sehingga umumnya

dikombinasikan dengan metil paraben (Rowe, 2009). Konsentrasi yang digunakan

sebagai pengawet adalah 0,01-0,6% (Wade 1994). Bahan ini memiliki karakteristik

kristalin, tidak berbau, dan berwarna putih (Rowe, 2009).

Gambar 2.8 Struktur Propil Paraben

[Sumber : Rowe, 2009]

2.4.5.5 Metil Paraben

Metil paraben adalah pengawet pada formulasi farmasetik dan kosmetik

(Rowe, 2009). Mempunyai aktifitas antimikroba dengan spektrum luas pada

rentang pH yang luas (Rowe, 2009). Memiliki karakteristik kristalin tidak berwarna

atau serbuk berwarna putih (Rowe, 2009). Konsentrasi yang digunakan sebagai

pengawet adalah 0,02-0,3 % (Rowe, 2009). Senyawa ini sukar larut dalam air, larut

dalam air panas, etanol 95%, dan metanol (Wade, 1994).

Gambar 2.9 Struktur Metil Paraben

[Sumber : Rowe dkk., 2009]

Page 35: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

16

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.5.6 Gliserin

Gliserin memiliki rumus molekul C3H8O3. Gliserin memiliki pemerian

cairan bening, tidak berwarna, tidak berbau, kental higroskopis, memiliki raa yang

manis berkisar 0,6 kali dari sukrosa. Dalam formulasi sediaan topikal dan kosmetik,

gliserin digunakan sebagai humektan (≤ 30%) dan emolien (≤ 20%). Gliserin larut

dalam etanol, air dan metanol, praktis tidak larut dalam minyak, benzene dan

kloroform, sukar larut dalam eter (Rowe, 2009).

Gambar 2.10 Struktur Gliserin

[Sumber : Rowe dkk., 2009]

2.4.5.7 Trietanolamin (TEA)

TEA memiliki rumus molekul C6H15NO3. Berupa cairan kental jernih, tidak

berwarna hingga berwarna kuning pucat dan memilki bau seperti amoniak. TEA

memiliki titik didih 335o C, titik leleh 20-21o C dan sangat higroskopis. TEA dapat

bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol dan air, larut dalam benzene

dan agak sukar larut dalam etil eter. Trietanolamin berfungsi sebagai agen

pengemulsi dengan konsentrasi 2-4% (Rowe, 2009).

Gambar 2.11 Struktur Trietanolamin

[Sumber : Rowe dkk., 2009]

2.4.5.8 Aquades

Aquadest merupakan air murni yang diperoleh melalui satu tahap

penyulingan. Air murni merupakan air yang bebas dari kotoran dan mikroba jika

dibandingkan dengan air biasa (Ansel, 1989). Bahan ini memiliki karakteristik tidak

berwarna maupun berbau.

Page 36: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

17

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.6 Stabilitas Sediaan Krim

Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama

disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan

salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat

pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat

dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok. Krim yang sudah diencerkan harus

digunakan dalam waktu satu bulan (Budiasih, 2008).

Ketidaktabilan dalam emulsi dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Flokulasi

Flokulasi merupakan asosiasi dari partikel-partikel dalam emulsi untuk

membentuk agregat yang lebih besar, yang mana dapat diredispersi dengan

pengocokan. Reversibilitas flokulasi ini tergantung pada kekuatan interaksi

antar droplet dan rasio volume fase (Siepmann, 2002).

b. Creaming

Creaming merupakan pemisahan dari emulsi menjadi beberapa lapis cairan,

dimana masing-masing lapis mengandung fase dispersi yang berbeda

(Anief, 1987). Creaming terjadi ketika droplet-droplet terdispersi atau

flokul-flokul terpisah dari medium pendispersi di bawah pengaruh gaya

gravitasi (Siepmann, 2002). Creaming dapat diminimalisir dengan

memperkecil ukuran droplet, menyamakan berat jenis dari kedua fase, dan

menambah viskositas dari fase kontinyu (Martin dkk., 1983).

c. Koalesen (breaking)

Koalesen terjadi ketika penghalang (barrier) mekanik atau listrik tidak

cukup untuk mencegah pembentukan droplet yang lebih besar yang dapat

memicu pemisahan sempurna (breaking). Koalesen dapat dihindari dengan

pembentukan lapisan antarmuka yang mengandung makromolekul atau

partikulat-partikulat padat (Siepmann, 2002).

d. Pecahnya emulsi (cracking)

Cracking atau pecahnya emulsi yang bersifat tidak dapat kembali (Anief,

1987). Hal ini dikarenakan lapisan pelindung disekitar bulatan-bulatan fase

terdispersi tidak ada lagi (Ansel, 2005).

Page 37: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

18

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5 Kulit

2.5.1 Anatomi Dan Fisiologi Kulit

Kulit adalah bagian yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi

utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Luas

kulit pada manusia rata-rata ± 2 meter persegi. Kulit terbagi atas dua lapisan

utama, yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan dermis

(korium, kutis, kulit jangat). Sedangkan subkutis atau jaringan lemak terletak

dibawah dermis (Tranggono, 2007).

Kulit terdiri dari dua lapisan yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis

yang merupakan lapisan epitel dan lapisan dalam yaitu dermis yang merupakan

suatu lapisan jaringan ikat. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang

paling atas sampai yang terdalam) yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (stratum Germinatum)

(Perdanakusuma, 2007).

Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis

terutama terdiri dari serabut kolagen dan elastin. Serabut-serabut kolagen menebal

dan sintesa kolagen akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Sedangkan

serabut elastin terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia

meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen akan

saling bersilang dalam jumlah yang besar dan serabut elastin akan berkurang

mengakibatkan kulit terjadi kehilangan kelenturanannya dan tampak berkeriput

(Perdanakusuma, 2007).

Lapisan subkutan merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari

lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara

longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda

menurut daerah tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai

darah ke dermis untuk regenerasi (Perdanakusuma, 2007).

Page 38: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

19

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Sama dengan jaringan pada bagian tubuh lainnya, kulit juga melakukan

respirasi dengan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Namun,

respirasi kulit sangat lemah. Kulit lebih banyak menyerap oksigen yang diambil

dari aliran darah, dan hanya sebagian kecil yang diambil langsung dari lingkungan

luar (udara). Begitu pula dengan karbondioksida yang dikeluarkan, lebih banyak

melalui aliran darah dibandingkan dengan yang diembuskan langsung ke udara.

Meskipun pengambilan oksigen oleh kulit hanya 1,5 persen dari yang dilakukan

oleh paru-paru, dan kulit hanya membutuhkan 7 persen dari kebutuhan oksigen

tubuh (4 persen untuk epidermis dan 3 persen untuk dermis), pernapasan kulit tetap

merupakan proses fisiologis kulit yang penting (Tranggono, 2007).

Gambar 2.12 Bagian Kulit

[Sumber : Perdanakusuma, 2007]

2.5.2 Penetrasi Sediaan Topikal Melalui Kulit

Penetrasi transepidermal dapat secara interseluler dan intraseluler. Penetrasi

interseluler merupakan jalur yang dominan, zat aktif akan menembus stratum

korneum melalui ruang antar sel pada lapisan lipid yang mengelilingi sel korneosit.

Difusi dapat berlangsung pada matriks lipid protein dari stratum korneum. Setelah

berhasil menembus stratum korneum obat akan menembus lapisan epidermis sehat

di bawahnya, hingga akhirnya berdifusi ke pembuluh kapiler (Milani, 2003).

Penetrasi secara intraseluler terjadi melalui difusi obat menembus dinding

stratum korneum sel korneosit yang mati dan juga melintasi matriks lipid protein

startum korneum, kemudian melewatinya menuju sel yang berada di lapisan bawah

sampai pada kapiler di bawah stratum basal epidermis dan berdifusi ke kapiler

(Milani, 2003).

Page 39: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

20

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisis penetrasi secara folikular muncul setelah percobaan in vivo.

Percobaan tersebut memperlihatkan bahwa molekul kecil dapat berpenetrasi tidak

hanya melewati sel-sel korneum, tetapi juga melalui rute folikular. Obat berdifusi

melalui celah folikel rambut dan juga kelenjar sebasea untuk kemudian berdifusi ke

kapiler (Schaefer, 2008).

Penetrasi krim jenis W/O jauh lebih kuat dibandingkan dengan O/W karena

komponen minyak menjadikan bentuk sediaan bertahan lama di atas permukaan

kulit dan mampu menembus lapisan kulit lebih jauh. Namun krim W/O kurang

disukai secara kosmetik karena komponen minyak yang lama tertinggal di atas

permukaan kulit. Krim O/W memiliki daya pendingin lebih baik dari krim W/O,

sementara daya emolien W/O lebih besar dari O/W (Sharma, 2008).

2.6 Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan suatu atom atau gugus atom yang memiliki satu

atau lebih elektron yang tidak berpasangan, bersifat sangat reaktif dan mempunyai

energi yang tinggi. Simbol dari suatu radikal bebas adalah sebuah titik yang

menggambarkan elektron yang tidak berpasangan (Fessenden, 1986).

Radikal bebas dalam tubuh bersifat sangat reaktif dan akan berinteraksi

secara destruktif melalui reaksi oksidasi dengan bagian tubuh maupun sel-sel

tertentu yang tersusun atas lemak, protein, karbohidrat, DNA, dan RNA sehingga

memicu berbagai penyakit seperti jantung koroner, penuaan dini dan kanker. Oleh

sebab itu dibutuhkan antioksidan untuk mengatasi radikal bebas (Reynertson,

2007).

Radikal bebas dapat timbul melalui dua mekanisme utama yaitu,

penimbunan energi (ionisasi air oleh radiasi, elektron terlepas dan terjadi radikal

bebas), dan interaksi antara oksigen (substansi lain dan elektron bebas dengan

reaksi oksidasi-reduksi). Dalam hal ini akan terbentuk radikal superoksid

(Underwood, 1994).

Page 40: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

21

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Antioksidan

2.7.1 Definisi

Antioksidan atau senyawa penangkap radikal bebas merupakan zat yang

dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu bahan yang berfungsi mencegah sistem

biologi tubuh dari efek yang merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang

menyebabkan oksidasi yang berlebihan. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa

senyawa antioksidan mengurangi resiko terhadap penyakit kronis seperti kanker

dan penyakit jantung koroner (Prakash, 2001).

Antioksidan dapat menetralisasi kerusakan yang disebabkan oleh radikal

bebas. Beberapa antioksidan endogen (seperti enzim superoxide-dismutase dan

katalase) yang dihasilkan oleh tubuh, sedangkan yang lain seperti vitamin A, C, dan

E merupakan antioksidan eksogen yang harus didapat dari luar tubuh seperti buah-

buahan dan sayur-sayuran (Iorio, 2007).

Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa

ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya

reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga

merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat

radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan

dihambat (Winarsi, 2011).

Antioksidan juga dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies

nitrogen reaktif (ROS/RNS) dan radikal bebas sehingga antioksidan dapat

mencegah penyakit-penyakit yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti

karsinogenesis, kardiovaskuler dan penuaan (Halliwell, 2004).

2.7.2 Penggolongan Antioksidan

Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan, terdapat penggolongan

antioksidan. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin.

Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation

peroksidase. Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan

enzim. Antioksidan vitamin mencakup a-tokoferol (vitamin E), B-karoten dan asam

askorbat (vitamin C) (Sofia, 2006).

Page 41: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

22

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi dua macam yaitu

antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan alami merupakan jenis antioksidan

yang berasal dari tumbuhan dan hewan (Purwaningsih, 2012). Antioksidan alami

yang berasal dari tumbuhan adalah senyawa fenolik berupa golongan flavonoid,

turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam organik polifungsional.

Antioksidan alami merupakan senyawa antioksidan yang terdapat secara alami

dalam tubuh sebagai mekanisme pertahanan tubuh normal maupun berasal dari

asupan luar tubuh (Tristantini, 2016).

Antioksidan sintetik merupakan senyawa yang disintesis secara kimia.

Seperti buthylatedhydroxytoluene (BHT), buthylated hidroksianisol (BHA) dan

tersbutylhydroquinone (TBHQ) secara efektif dapat menghambat oksidasi (Lie

dkk., 2012).

Menurut Karyadi (1997), antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya

dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Antioksidan Primer

Antioksidan ini mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru.

Senyawa ini mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak

negatifnya sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi, misalnya adalah SOD

(superoksid dismutase).

b. Antioksidan Sekunder

Antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya

reaksi berantai. Misalnya : Vitamin C dan Vitamin E.

c. Antioksidan Tersier

Antioksidan ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang

disebabkan radikal bebas. Misalnya enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel

yaitu metionin reduktase, yang dapat mencegah penyakit kanker.

2.7.3 Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

Salah satu cara untuk mengukur aktivitas antioksidan dapat dilakukan

dengan menggunakan metode 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazil (DPPH). DPPH

merupakan senyawa radikal bebas yang stabil. Metode peredaman radikal bebas

Page 42: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

23

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

DPPH didasarkan pada reduksi dari larutan metanol radikal bebas DPPH yang

berwarna oleh penghambat radikal bebas (Lupea, 2006).

Prinsip metode uji antioksidan DPPH didasarkan pada reaksi penangkapan

atom hidrogen oleh DPPH (reduksi DPPH) dari senyawa antioksidan. Reagen

DPPH berperan sebagai radikal bebas yang diredam oleh senyawa antioksidan yang

terkandung dalam sampel. Selanjutnya DPPH akan tereduksi menjadi senyawa

diphenyl picryl hydrazine (DPPH-H). Reduksi DPPH menjadi DPPH-menyebabkan

perubahan warna pada reagen DPPH, dari ungu menjadi kuning (Lupea, 2006).

Metode DPPH adalah yang metode paling sering dilaporkan digunakan

untuk skrining aktivitas antioksidan dari berbagai tanaman obat. Metode peredaman

radikal bebas DPPH didasarkan pada reduksi dari radikal bebas DPPH yang

berwarna oleh penghambat radikal bebas. Prosedur ini melibatkan pengukuran

penurunan serapan DPPH pada panjang gelombang maksimalnya, yang sebanding

terhadap konsentrasi penghambat radikal bebas yang ditambahkan ke larutan

reagen DPPH. Aktivitas tersebut dinyatakan sebagai konsentrasi efektif (effective

concentration), EC50 atau (inhibitory concentration) IC50 (Shivaprasad, 2005).

Nilai IC50 (Inhibition Concentration) adalah konsentrasi antioksidan

(μg/mL) yang mampu menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Suatu sampel

dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat

untuk IC50 bernilai 50-100 μg/mL, sedang jika IC50 bernilai 101-150 μg/mL, dan

lemah jika IC50 bernilai 151-200 μg/mL (Mardawati, 2008). Nilai IC50 diperoleh

dari perpotongan garis antara daya hambatan dan sumbu konsentrasi, kemudian

dimasukkan ke dalam persamaan y = a + bx, dimana y = 50 dan x menunjukkan

IC50 (Hanani, 2005). Harga IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara %

penghambatan serapan dengan berbagai konsentrasi (larutan uji). Pengukuran IC50

dilakukan dengan menggunakan rumus :

Page 43: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

24

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8 Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah instrumen teknik analisis spektroskopik

yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380

nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada

molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai

untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Sastrohamidjojo, 2001).

Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer

menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan atau yang

diabsorpsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat

untuk mengukur pebedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun

pembanding (Khopkar, 1990).

Mekanisme kerja dari spektrofotometer UV-Vis yang mana sinar dari

sumber sinar adalah sinar polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui

monokromator, kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang

berisi contoh maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh

detektor untuk diubah menjadi energi listrik ang kekuatannya dapat diamati oleh

alat pembaca (satuan yang dihasilkan adalah absorban atau transmitan)

(Sastrohamidjojo, 2001).

2.9 GCMS (Gas Chromatographic-Mass Spectrometry)

GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik dan senyawa volatil

yang menggunakan dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC)

untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS)

untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit. Kromatografi gas ini juga

mirip dengan distilasi fraksional, karena kedua proses memisahkan komponen dari

campuran terutama berdasarkan pada perbedaan titik didih (atau tekanan uap).

Namun, distilasi fraksional biasanya digunakan untuk memisahkan komponen-

Page 44: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

25

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

komponen dari campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada

skala yang lebih kecil (mikro) (Pavia, 2006).

Saat GC dikombinasikan dengan MS, akan didapatkan sebuah metode

analisis yang sangat bagus. Peneliti dapat menganalisis larutan organik,

memasukkannya ke dalam instrumen, memisahkannya menjadi komponen tinggal

dan langsung mengidentifikasi larutan tersebut. Selanjutnya, peneliti dapat

menghitung analisa kuantitatif dari masing-masing komponen. Sumbu z

menyatakan kelimpahan senyawa, sumbu x menyatakan spektrum kromatografi,

dan sumbu y menyatakan spektrum spektroskopi massa. Untuk menghitung

masing-masing metode dapat divisualisasikan ke dalam grafik dua dimensi (Pavia,

2006).

Keadaan sampel pada analisa GCMS harus dalam keadaan larutan untuk

diijeksikan ke dalam kromatografi. Pelarut harus bersifat volatil dan organik

(sebagai contoh heksana atau diklorometana). Jumlah sampel bergantung pada

metode ionisasi yang dilakukan, biasanya yang sering digunakan untuk analisis

sensivitas adalah sebesar 1 – 100 pg per komponen. Prinsip kerja dari suatu GCMS

yaitu sampel yang diinjeksikan ke dalam Kromatografi Gas akan diubah menjadi

fasa uap dan dialirkan melewati kolom kapiler dengan bantuan gas pembawa.

Pemisahan senyawa campuran menjadi senyawa tunggal terjadi berdasarkan

perbedaan sifat kimia dan waktu yang diperlukan bersifat spesifik untuk masing-

masing senyawa. Pendeteksian berlangsung di dalam Spektroskopi Massa dengan

mekanisme penembakan senyawa oleh elektron menjadi molekul terionisasi dan

pencatatan pola fragmentasi yang terbentuk dibandingkan dengan pola fragmentasi

senyawa standard yang diindikasikan dengan prosentase Similarity Index (SI)

(Pavia, 2006).

Page 45: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

26

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian II, Laboratorium

Penelitian I, Analisis Obat Makanan Halal Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian

dimulai pada bulan Januari sampai Juni 2018.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan adalah gelas ukur, beaker glass, cawan penguap,

timbangan analitik (KERN ABJ-NM/ABS-N), hot plate stirrer (IKA® RH Digital),

magnetic stirrer, termometer, homogenizer, viscometer HAAKE 6R, pH meter

digital (Horiba F-52, jepang) , sentrifugator, refrigerator, tabung sentrifugasi,

mikropipet (Rainin), spatula, batang pengaduk, spektrofotometer UV-Vis (Hitachi

U-2910), GCMS .

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus

aurantium dulcis), asam stearat, gliserin, setil alkohol, metil paraben, propil

paraben, stearil alkohol, TEA, metanol p.a, metanol HPLC, aquades, vitamin C,

DPPH (2-2-diphenyl-1-picrylhydrazyl).

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penyiapan Bahan Uji

Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak atsiri kulit

jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis) yang diperoleh dari CV.Equipment

Pharmacy di Semarang. Dibeli sebanyak 700 mL pada tanggal 2 Desember 2017.

Minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis) yang dibeli memiliki

certificate of analysis (COA). Pada COA minyak atsiri tersebut terdapat data

karakterisasi yang meliputi :

Page 46: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

27

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Organoleptis : Cairan berminyak, bewarna kuning sampai orange, berbau

khas buah jeruk

Berat jenis : 0,842 - 0,850

Rotasi optik : 97,7 0

Uji % aldehid : 1,15

3.3.2 Penentuan Komponen Kimia Dalam Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Minyak atsiri jeruk manis dilarutkan dengan metanol, kemudian minyak

atsiri di analisa dengan menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa, gas

pembawanya adalah helium dengan kecepatan aliran gas 1 mL/menit, dengan

tekanan kolom 1,1 psi. Suhu kolom di program dari 60o C sampai 250o C selama 50

menit dan volume yang diinjeksikan sebesar 1 µL (Cholke, 2017).

3.3.3 Penentuan Komponen Kimia Dalam Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Sebanyak 0,5 g krim dilarutkan dalam 5 mL metanol pa. kemudian krim

yang telah dilarutkan disaring menggunakan kertas saring hingga hasil saringan

yang didapatkan menjadi jernih. Pengerjaan penyaringan dilakukan duplo.

3.3.4 Formulasi Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Tabel 3.1 : Formula Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (telah dilakukan

optimasi)

Bahan

Konsentrasi (dalam %)

F1 F2 F3

Asam stearat 10 12 14

Minyak atsiri 1 1 1

Setil alcohol 1 1 1

Propil paraben 0,05 0,05 0,05

Stearil alcohol 1 1 1

Metil paraben 0,1 0,1 0,1

Gliserin 10 10 10

TEA 1 2 3

Aquadest Qs qs qs

Keterangan : F1 = Formula 1 ; F2 = Formula 2 ; F3 = Formula 3

[Sumber : Yadav, dkk., 2014 ; Rahayu dan Naimah, 2010 dengan modifikasi]

Page 47: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

28

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.5 Proses Pembuatan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Proses pembuatan krim diawali dengan penimbangan bahan-bahan, bahan

yang digunakan untuk pembuatan sediaan krim terdiri dari fasa air dan fasa minyak.

Bahan yang termasuk fasa air yaitu gliserin, metil paraben, TEA, dan aquades

dipanaskan diatas penangas air pada suhu 65oC – 70oC. Bahan yang termasuk fasa

minyak yatu asam stearat, setil alkohol, stearil alkohol, dan propil paraben

dileburkan pada suhu 65oC – 70oC sambil diaduk menggunakan hot plate magnetic

stirrer dengan kecepatan 200 rpm. Kemudian, fasa minyak ditambahkan sedikit

demi sedikit ke dalam fasa air dengan proses pengadukan dengan homogenizer

kecepatan 200 rpm selama 15 menit agar tidak terbentuk gelembung-gelembung

udara, lalu jika kedua fasa sudah tercampur baik, dinaikkan menjadi 800 rpm

selama 10 menit agar terbentuk basis krim. Setelah terbentuk basis krim

dimasukkan zat aktif (minyak atsiri kulit jeruk manis) selama 5 menit dan dicampur

sampai homogen. Krim yang terbentuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah

penyimpanan (Yadav, dkk., 2014 ; Rahmawati, 2010).

3.3.6 Pengujian Evaluasi Fisik Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Evaluasi sediaan minyak atsiri dilakukan untuk mengetahui kestabilan dari

sediaan krim yang telah dibuat. Evaluasi ini meliputi pengamatan krim minyak

atsiri jeruk manis yang telah dibuat, pada setiap minggu selama 21 hari (Sharon,

dkk., 2013).

3.3.6.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan secara visual, komponen yang di evaluasi

meliputi bau, warna, bentuk, dan tekstur sediaan krim (Azkiya, dkk., 2013).

3.3.6.2 Uji Homogenitas Fisik

Sejumlah krim yang akan diamati dioleskan pada kaca objek yang bersih

dan kering sehingga membentuk suatu lapisan yang tipis, kemudian ditutup dengan

kaca preparat (cover glass). Krim dinyatakan homogen apabila pada pengamatan

menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak

menggumpal (Khopkar, 1990).

Page 48: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

29

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6.3 Uji pH

Diambil krim secukupnya dan diukur pH nya menggnakan pH meter digital

yang sudah dikalibrasi menggunakan larutan dapar standar. (Prasad, dkk., 2014).

3.3.6.4 Uji Viskositas dan Rheologi

Pengukuran viskositas dan rheologi untuk sediaan krim dilakukan

menggunakan viskometer HAAKE 6R dan spindel nomor 7 dengan kecepatan

bervariasi yaitu 2 rpm, 4 rpm, 10 rpm, dan 20 rpm kemudian dibalik menjadi 20

rpm, 10 rpm, 4 rpm, dan 2 rpm. Sifat alir diperoleh dengan membuat kurva

rheogram antara tegangan geser dan laju geser. Pengukuran dilakukan tiap minggu

selama 21 hari (Dewi dkk, 2014).

3.3.6.5 Uji Stabilitas Mekanik Dengan Metode Sentrifugasi

Krim dimasukkan ke dalam tube sentrifugasi, kemudian di sentrifugasi

dengan kekuatan 5000 rpm selama 30 menit. Pengujian ini dilakukan untuk melihat

adanya pemisahan fase atau tidak (Buang, dkk., 2014).

3.3.6.6 Uji Cycling

Sediaan disimpan pada suhu 4ºC selama 24 jam dan dilanjutkan dengan

menyimpan sediaan pada suhu 40ºC selama 24 jam. Pengujian dilakukan sebanyak

6 siklus dan diamati terjadinya perubahan fisik dari sediaan pada awal dan akhir

pengujian yang meliputi organoleptik, homogenitas, dan pH (Dewi, 2014).

3.3.6.7 Penentuan Tipe Krim

Penentuan tipe krim dilakukan dengan teknik pewarnaan. Tiga tetes metilen

blue diteteskan dalam 3 tetes krim, kemudian diamati dengan mikroskop. Jika

emulsi berwarna seragam maka krim yang diuji berjenis m/a. (Ansel, 1989).

3.3.6.8 Uji Pengukuran Globul

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik, dimana

krim diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan ini

dilakukan pada pembesaran tertentu dan pengukuran distribusi ukuran partikel

(Kurniati, 2011).

Page 49: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

30

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan

3.3.7.1 Pembuatan larutan DPPH 0,4 mM

Serbuk DPPH dengan berat molekul 394,32 g/mol ditimbang 4 mg, lalu

dilarutkan dengan sedikit metanol p.a kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur

25mL, dan dicukupkan volumenya sampai tanda batas dengan metanol p.a

kemudian dihomogenkan dan larutan dijaga pada suhu rendah terlindung dari

cahaya (Djamal dan Wijiastuti, 2015).

3.3.7.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH 0,4 mM

Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,4 mM yang telah dibuat, lalu dimasukkan

dalam labu ukur 10 mL, lalu ditambahkan dengan metanol p.a sampai tanda batas,

kemudian dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit pada suhu 370C.

Kemudian, diukur serapannya pada panjang gelombang 400-600 nm menggunakan

spektrofotometer UV-Vis.

3.3.7.3 Pembuatan larutan Blanko

Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,4 mM dan dimasukkan dalam labu ukur 10

mL, lalu ditambahkan dengan metanol p.a sampai tanda batas, kemudian

dihomogenkan dan didiamkan selama 30 menit pada suhu 370C. Kemudian diukur

serapannya pada panjang gelomabang 516,2 nm (Rahmatika, 2017).

3.3.7.4 Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Sebanyak 25 mg minyak atsiri yang telah dilarutkan dengan metanol p.a di

dalam labu ukur 25 ml dibuat seri pengenceran dengan konsentrasi (40, 80, 160,

240,dan 320 μg/ml) lalu ditambahkan 1 ml larutan DPPH. Larutan uji dari masing-

masing konsentrasi didiamkan selama selama 30 menit pada suhu 370C di ruang

gelap dan diukur serapannya pada panjang gelombang 516,2 nm dengan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Vitamin C juga dianalisis sebagai kontrol

positif (Rahmatika, 2017).

Page 50: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

31

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7.5 Pembuatan Larutan Uji Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Sebanyak 2,5 gram krim minyak atsiri kulit jeruk manis dilarutkan dengan

metanol p.a di dalam labu ukur 25 ml, lalu dibuat seri pengenceran dengan

konsentrasi (40, 80, 10, 240, dan 320 μg/ml) ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian

ditabahkan 1 ml larutan DPPH ke dalam labu ukur tersebut, dicukupkan volumenya

sampai tanda batas dengan metanol p.a dan dihomogenkan, lalu didiamkan selama

30 menit pada suhu 370C pada ruang gelap dan diukur serapannya pada panjang

gelombang 516,2 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Rahmatika,

2017).

3.3.7.6 Pembuatan Larutan Uji Basis Krim

Sebanyak 2,5 gram basis krim ditimbang lalu dilarutkan dengan metanol p.a

dalam labu ukur 25 mL. Dibuat seri pengenceran dengan konsentrasi (40, 80, 160,

240 dan 320 μg/ml) dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditabahkan 1 ml larutan

DPPH ke dalam labu ukur tersebut, dicukupkan volumenya sampai tanda batas

dengan metanol p.a dan dihomogenkan, lalu didiamkan selama 30 menit pada suhu

370C pada ruang gelap dan diukur serapannya pada panjang gelombang 516,2 nm

dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Rahmatika, 2017).

3.3.7.7 Perhitungan nilai IC50

Nilai IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % penghambatan serapan

dengan berbagai konsentrasi (larutan uji). Pengukuran IC50 dilakukan dengan

menggunakan rumus (Boughendjioua, 2017):

% Inhibisi = �����

�� � 100 %

Ab = Nilai absorbansi blanko

As = Nilai absorbansi sampel

Konsentrasi sampel dan % inhibisi diplotkan masing-masing pada sumbu x

dan y untuk mendapatkan persamaan regresi linear. Persamaan tersebut digunakan

untuk mennentukan nilai IC50. Nilai IC50 merupakan konsentrasi efektif yang

dibutuhkan untuk mereduksi 50% dari total DPPH. Dihitung dengan menggunakan

Page 51: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

32

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

persamaan regresi linear, konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan nilai 50 sebagai

sumbu y (Tristiantini dkk., 2013).

3.3.7.8 Perhitungan Nilai AAI (Antioxidant Activty Index)

Nilai AAI dapat ditentukan dengan cara konsentrasi DPPH yang digunakan

dalam uji (ppm) dibagi dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm). Nilai AAI < 0,5

menandakan aktivitas antioksidan lemah, AAI > 0,5-1 menandakan aktivitas

antioksidan sedang, AAI >1-2 menandakan aktivitas antioksidan kuat, dan AAI >2

menandakan aktivitas antioksidan sangat kuat (Scherer dan Godoy, 2009).

3.3.8 Analisa Data

Hasil yang diperoleh dari pengamatan stabilitas fisik krim minyak atsiri

berupa data deskriptif dan kuantitatif. Data deskriptif diperoleh dari pengamatan

organoleptis, homogenitas, tipe krim dan sentrifugasi. Data kuantitatif diperoleh

dari pengujian pH, viskositas, ukuran diameter globul rata-rata dan aktivitas

antioksidan krim minyak atsiri. Data kuantitatif dianalisis secara statistik

menggunanakan program pengolah data statistik SPSS yang meliputi uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji parametrik (One-Way ANOVA dan Kruskal

Wallis ) (Andriani, 2016).

Page 52: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

33

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Dan Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Pada analisa kandungan kimia minyak atsiri kulit jeruk manis dengan

GCMS terdeteksi beberapa kandungan kimia yaitu alpha-pinene, beta-myrcene,

octanal, limonen, beta-linalool, decanal, d-carvone, dan octanal 2-

phenylmethylene. Dari spektrum yang didapat pada minyak atsiri kulit jeruk manis

(Gambar 4.1) menunjukkan bahwa limonen merupakan puncak tertinggi pada

waktu retensi 4,722, hal ini juga sesuai literatur yang mana limonen berpotensi

sebagai antioksidan (Gursoy, 2010).

Pada sediaan krim minyak atsiri kulit jeruk manis yang telah dibuat yaitu

F1, F2, F3 dianalisa kandungan kimianya. Dari analisa GCMS ini menunjukkan

parameter kestabilan kimia yang dilihat dari pola kromatogram yang muncul dan

adanya limonen selama penyimpanan 21 hari. Pada hasil analisa GCMS pada hari

ke-1 krim F1 (Gambar 4.2), F2 (Gambar 4.3), dan F3 (Gambar 4.4) terdapat

limonen yang berfungsi sebagai antioksidan pada waktu retensi 4,68, lalu terdeteksi

juga pada retensi 11,78 yaitu octadecanoic acid (asam stearat), retensi 4,26 gliserin,

retensi 10,97 n-hexadecanoic acid, retensi 7,79 metil paraben, dan retensi 7,763

trolamin, yang mana kandungan-kandungan selain limonen yang terdeteksi pada

analisa GCMS tersebut adalah kandungan dari bahan-bahan formula krim.

Pada analisa kimia GCMS secara kualitatif di hari ke-21 ketiga formula

tersebut masih terdapat kandungan limonen. Pola komatogram limonen dan waktu

retensi yang muncul pada ketiga formula tidak banyak mengalami perubahan

dengan analisa kimia menggunakan GCMS pada hari ke-1. Hal ini menunjukan

bahwa limonen stabil selama 21 hari pada krim F1 (Gambar 4.2), F2 (Gambar 4.3),

dan F3 (Gambar 4.4) karena hasil analisa masih menunjukkan adanya limonen dan

tidak banyak perubahan dari pola kromatogram.

Page 53: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

34

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.1 Spektrum Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Gambar 4.2 (a) Spektrum F1 hari ke-1 (b) Spektrum F1 hari ke-21

Gambar 4.3 (a) Spektrum F2 hari ke-1 (b) Spektrum F2 hari ke-21

Gambar 4.4 (a) Spektrum F3 hari ke-1 (b) Spektrum F3 hari ke-21

Limonen

Limonen

Limonen

Limonen

Limonen

Limonen

Limonen

Page 54: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

35

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Minyak Atsiri Jeruk Manis

No Waktu Retensi Komponen Quality

1 3,754 Alpha-pinene 96

2 4,273 Beta-Myrcene 96

3 4,387 Octanal 99

4 4,722 Limonen 99

5 5,302 Beta-linalool 95

6 6,193 Decanal 91

7 6,561 D-Carvone 95

8 9,800 Octanal, 2-phenylmethylene 99

Tabel 4.2 Hasil Analisa GCMS Kandungan Kimia Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Hari Krim Komponen Waktu Retensi Quality

Hari ke-1

F1

Limonen 4,68 99

Gliserin 4,26 83

Octadecanoic acid 11,78 11,78

N-hexadecanoic acid 10,97 94

F2

Limonen

Gliserin

Octadecanoic acid

N-hexadecanoic acid

4,68

4,25

11,75

10,88

97

83

95

94

Metil paraben 7.79 94

F3

Limonen

Gliserin

4,68

4,41

99

92

Octadecanoic acid 11,78 81

N-hexadecanoic acid 10,85 93

Metil paraben 7.79 94

Hari ke-21

F1

Limonen 4,68 94

Gliserin

N-hexadecanoic acid

4,26

10,97

83

94

Trolamin 7,76 91

F2

Limonen

Gliserin

4,68

4,25

97

80

Octadecanoic acid

N-hexadecanoic acid

11,78

10,88

95

94

Metil paraben 7.79 94

F3

Limonen

Gliserin

4,68

4,44

97

83

Octadecanoic acid 11,78 95

Metil paraben 7.79 95

Trolamin 7,76 91

Page 55: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

36

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Hasil Formulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Pada penelitian ini minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai bahan baku utama

dalam pembuatan sediaan krim. Formulasi sediaan krim yang digunakan, diambil

dari formulasi penelitian yang telah dilakukan oleh Yadav dkk (2014) dan

Rahmawati (2010), dengan beberapa modifikasi diantaranya yaitu penggunaan

minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai zat aktif, dan adanya perbandingan

konsentrasi antara asam stearat dengan trietanolamin yang digunakan dalam

formula krim. Pada formulasi krim ini fase minyak terdiri dari asam stearat yang

berfungsi sebagai emulgator, stearil alkohol sebagai thickening agent, setil alkohol

sebagai bahan pengeras, dan propil paraben sebagai pengawet pada fase minyak

krim. Fase air krim terdiri dari TEA yang berfungsi sebagai alkalizing agent,

gliserin sebagai humektan, metil paraben sebagai pengawet fase air, dan aquades

sebagai pelarut (Barel, 2001).

Krim minyak atsiri kulit jeruk manis dibuat dalam tiga formula dengan tipe

krim minyak dalam air (M/A), perbedaan dari ketiga formula tersebut terletak pada

konsentrasi asam stearat dan trietanolamin. Perbadingan asam stearat dan

tietanolamin yang digunakan pada formula krim yaitu krim F1 (10 % : 1 %), krim

F2 (12 % : 2 %), krim F3 (14% : 3%), pemilihan ketiga variasi tersebut digunakan

berdasarkan optimasi yang dilakukan untuk mendapatkan konsistensi dan stabilitas

krim yang baik.

Emulgator sangat penting dalam pembuatan sediaan krim untuk

menciptakan krim yang stabil, krim minyak atsiri jeruk manis ini menggunakan

kombinasi emulgator asam stearat dan trietanolamin (Rowe, dkk., 2009). Emulgator

asam stearat sebagai komponen pembentuk massa dan meningkatkan konsistensi

krim dan dipilihnya trietanolamin sebagai kombinasi emulgator dengan asam

stearat karena trietanolamin akan membentuk suatu emulsi M/A yang sangat stabil

apabila dikombinasikan dengan asam lemak bebas. Asam stearat adalah asam

lemak yang paling sesuai untuk dikombinasikan dengan trietanolamin karena asam

stearat tidak mengalami perubahan warna seperti halnya asam oleat (Jenkins, dkk.,

1957). Asam stearat bereaksi dengan trietanolamin menghasilkan suatu garam,

yaitu trietanolamin stearat dan akan dihasilkan butiran halus sehingga akan

Page 56: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

37

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

menstabilkan tipe krim minyak dalam air (M/A) (Aulton, 2002). Selain itu, Asam

stearat akan meningkatkan konsistensi krim dan membuat krim tampak lebih kaku

sementara trietanolamin menurunkan konsistensi krim sehingga krim lebih encer

dan mudah dituang (Rowe, dkk., 2009).

Pada pembuatan krim minyak atsiri ini dilakukan dengan cara

mencampurkan kedua fase yaitu fase minyak dan fase air dengan pemanasan secara

terpisah pada suhu 65oC – 70oC sambil diaduk menggunakan hot plate magnetic

stirrer dengan kecepatan 200 rpm. Kemudian, fasa minyak ditambahkan sedikit

demi sedikit ke dalam fasa air dengan proses pengadukan dengan homogenizer

kecepatan 200 rpm selama 15 menit agar tidak terbentuk gelembung-gelembung

udara, lalu jika kedua fasa sudah tercampur baik, dinaikkan menjadi 800 rpm

selama 10 menit agar terbentuk basis krim. Setelah terbentuk basis krim

dimasukkan zat aktif (minyak atsiri kulit jeruk manis) selama 5 menit dan dicampur

sampai homogen (Yadav, dkk., 2014 ; Rahmawati, 2010). Proses homogenisasi

merupakan proses penting karena pada proses ini terjadi emulsifikasi yang

bertujuan untuk memperkecil ukuran fase terdispersi agar terdispersi dengan baik

pada medium pendispersinya (Nabiela, 2013).

4.3 Hasil Evaluasi Fisik Sediaan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

4.3.1 Hasil Pengamatan Organoleptis

Hasil pengamatan organoleptis krim minyak atsiri kulit jeruk manis (Tabel

4.3) pada hari ke-1 menunjukkan bahwa krim F1, F2, dan F3 memiliki karakteristik

yang sama, yaitu bewarna putih, berbau khas, dan memiliki tekstur yang lembut

serta tidak lengket ketika diaplikasikan ke kulit. Krim yang disukai oleh masyarakat

adalah krim yang bertekstur lembut dan tidak memberikan rasa lengket agar terasa

lebih nyaman untuk diaplikasikan ke kulit tubuh (Christina, 2009). Setelah

penyimpanan selama 21 hari dilakukan kembali pengamatan organoleptis setiap

minggunya pada ketiga formula tidak mengalami perubahan warna, bau, dan tekstur

setiap minggunya (Tabel 4.3). Hal ini menunjukkan kestabilan pada ketiga formula

krim minyak atsiri kulit jeruk manis.

Page 57: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

38

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

4.3.2 Hasil Pengamatan Homogenitas Fisik

Homogenitas fisik bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya

bahan-bahan sediaan krim, seperti zat aktif, fase minyak dan fase air (Juwita, 2013).

Pengamatan homogenitas fisik krim pada F1, F2, dan F3 dilakukan selama 21 hari

tiap minggunya dan hasil pengamatan ketiga formula krim tersebut homogen

selama 21 hari (Tabel 4.4). Hal ini menunjukkan bahwa bahan-bahan dalam

pembuatan krim sudah tercampur dengan baik. Krim yang memenuhi syarat

homogenitas fisik yaitu tidak terlihat partikel kasar, yaitu jika dioleskan pada

sekeping kaca tidak adanya partikel dan pemisahan antara komponen penyusun

emulsi tersebut (Erungan, 2009).

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Homogenitas Fisik Krim Minyak Atsiri Jeruk

Homogenitas Fisik

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 + + + +

F2 + + + +

F3 + + + + Keterangan : (+) homogen, (-) tidak homogen

4.3.3 Hasil Pengukuran pH Sediaan Krim

Penyimpanan Warna Bau Tekstur

KRIM F1

Hari ke-1 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-7 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-14 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-21 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

KRIM F2

Hari ke-1 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-7 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-14 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-21 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

KRIM F3

Hari ke-1 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-7 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-14 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Hari ke-21 Putih Khas Lembut dan tidak lengket

Page 58: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

39

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada hasil pengukuran pH pada F1, F2, dan F3 menunjukkan semakin tinggi

konsentrasi asam stearat yang digunakan pada formula maka pH sediaan akan

semakin turun karena banyaknya gugus asam pada asam stearat (Tabel 4.5). Hasil

pengukuran pH krim F1, F2, F3 setiap minggunya mengalami peningkatan pH

(Tabel 4.5).

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran pH Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

pH

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 7,737 7,762 7,795 7,834

F2 7,668 7,672 7,687 7,779

F3 7,513 7,534 7,675 7,678

Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan dengan uji statistik

Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui normalitas data. Uji Kolmogorov Smirnov

menghasilkan nilai signifikansi 0,200 (p > 0,05), maka diketahui bahwa populasi

data uji memenuhi persyaratan uji normalitas. Selanjutnya dilakukan uji Test of

Homogenity of Variance Levene untuk mengetahui populasi data yang diuji

mempunyai varian yang homogen atau tidak. Hasil tes ini menunjukkan data uji

memiliki varian yang homogen dengan nilai signifikansi 0,648 (p > 0,05) sehingga

dapat dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA. Hasil analisis dengan One-Way

ANOVA pH ketiga formula menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna

yaitu 0,002 (p < 0,05). Perbedaan yang bermakna menunjukkan bahwa terdapat

bahan yang dapat mempengaruhi pH dari setiap formula yaitu seperti asam stearat

dan TEA. Meskipun berbeda bermakna tetapi pH tiap formula masih dalam nilai

rentang, yang mana menurut SNI 16-4399-1996, pH sediaan krim yang ideal

sebaiknya sesuai dengan pH fisiologis kulit yaitu 4,5-8 (Djajadisastra, 2004).

4.3.4 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

Pengukuran krim dengan viscometer HAAKE 6R dengan spindel R7 pada

kecepatan 2 rpm menunjukkan bahwa F3 menunjukkan viskositas yang lebih tinggi

daripada F1 dan F2 (Tabel 4.6), hal ini dikarenakan konsentrasi asam stearat pada

F3 lebih tinggi dibandingkan F1 dan F2. Asam lemak dalam formula ini adalah

asam stearat, sehingga semakin banyak jumlah asam stearat semakin banyak pula

Page 59: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

40

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

kandungan asam lemak yang menyebabkan krim semakin kental dan tingginya nilai

viskositas (Fitriana, 2015). Hal ini juga terlihat pada konsistensi tiap formula, yang

mana formula 3 memiliki konsistensi yang paling tinggi dan kaku dikarenakan

terkandung asam stearat dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibandingan F1 dan

F2. Nilai viskositas krim F1, F2, dan F3 pada hari ke-1 berturut-turut sampai

penyimpana hari ke-21 mengalami peningkatan (Tabel 4.6). viskositas emulsi akan

meningkat seiring dengan umur emulsi tersebut kemudian relatif stabil (Lachman,

1994).

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Viskositas Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Viskositas (cPs)

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 31400 62025 68600 86900

F2 70500 125100 170550 186700

F3 328200 447900 463900 511850

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov menunjukkan populasi

data uji memenuhi persyaratan uji normalitas yaitu pada nilai signifikansi 0,101 (p

> 0,05. Hasil uji Test of Homogenity of Variance Levene diperoleh nilai signifikansi

0,033 (p < 0,05) yang berarti populasi data uji memiliki varian yang tidak homogen

dan dapat dilanjutkan untuk uji Kruskall-Wallis Test. Hasil uji Kruskall-Wallis Test

menunjukkan bahwa perubahan nilai viskositas pada ketiga formula tidak berbeda

bermakna dengan nilai signifikansi 0,123 (p>0,05). Nilai viskositas yang

didapatkan (tabel 4.6) masih dalam nilai rentang yang mana viskositas sediaan krim

yaitu 30.000-700.000 cps (Buhse, 2003).

Hasil pengujian sifat alir menunjukkan bahwa ketiga sediaan krim memiliki

sifat alir tiksotropik dan tidak terjadi perubahan (Lampiran 12, halaman 69).

Berdasarkan literatur aliran tiksotropik merupakan sifat alir pada sediaan krim

karena memiliki konsistensi yang tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan

mampu berpentrasi yang baik ke dalam kulit (Martin, 2008).

4.3.5 Hasil Uji Stabilitas Mekanik dengan Metode Sentrifugasi

Pengamatan uji mekanik atau uji sentrifugasi merupakan salah satu

indikator kestabilan fisik krim. Prinsip dari uji sentrifugasi adalah pemisahan

Page 60: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

41

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

partikel berdasarkan berat partikel tersebut terhadap densitas menggunakan gaya

sentrifugal, semakin besar perbedaan rapat massa dari kedua cairan semakin mudah

dipisahkan dengan cara sentrifugasi (Agus, 2009). Sediaan yang stabil ditandai

dengan tidak terjadinya pemisahan fase, adanya pemisahan fase menyebabkan

umur simpan sediaan semakin cepat (Hadyanti, 2008).

Tabel 4.7 Pengamatan Uji Sentrifugasi Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Uji Sentrifugasi

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 - - - -

F2 - - - -

F3 - - - -

Keterangan : (+) terjadi pemisahan fase, (-) tidak terjadi pemisahan fase

Hasil pengamatan tiap minggu selama 21 hari dengan uji sentrifugasi 5000

rpm selama 30 menit ini menunjukkan bahwa ketiga formula sediaan krim tidak

mengalami pemisahan (Tabel 4.7), hal ini menunjukkan bahwa ketiga formula

tersebut stabil. Kecepatan sentrifugasi 5000 rpm selama 30 menit dianggap setara

dengan efek gaya gravitasi yang akan diterima krim dalam penyimpanan selama

satu tahun (Margisuci, 2015).

4.3.6 Hasil Pengujian Tipe Krim

Uji tipe krim dilakukan untuk mengetahui apakah krim yang dibuat tetap

pada tipe krim yang diharapkan atau tidak. Dari hasil pengamatan (Lampiran 14,

halaman 71) dengan mikroskop bahwa seiring dengan lamanya waktu penyimpanan

tipe emulsi krim F1, F2, F3 tidak berubah, yang mana bagian air akan bewarna biru

dikarenakan pewarna metilen blue yang diteteskan larut dalam air sedangkan

minyak tidak bewarna (Lachman, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa tipe emulsi

dari krim ketiga formula tetap minyak dalam air dan tidak mengalami perubahan.

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Tipe Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Uji Tipe Krim

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 M/A M/A M/A M/A

F2 M/A M/A M/A M/A

F3 M/A M/A M/A M/A

Page 61: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

42

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.7 Hasil Uji Pengukuran Globul Krim

Pengukuran globul dilakukan menggunakan mikroskop optis dengan

perbesaran 40x. Diameter globul pada penyimpanan 21 hari setiap minggunya

cenderung mengalami penurunan (Tabel 4.9). Pada ketiga formula ukuran globul

masih dalam rentang ukuran diameter globul yang normal pada sediaan krim yaitu

menurut literatur sekitar 0,5-50 µm (Budiman, 2008).

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengukuran Globul Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Ukuran Globul (µm)

Krim Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

F1 3,897 3,105 2.514 2,322

F2 3,490 2,827 2,754 2,634

F3 2,894 2,889 2,595 2,583

Pada hasil penelitian ketiga formula tiap minggunya ukuran globul semakin

menurun, menurut literatur semakin kecil distribusi ukuran globul maka semakin

tinggi viskositasnya (Djadidisastra, 2004), hal ini juga terbukti pada viskositas

ketiga formula yang semakin lama penyimpanan semakin naik (Tabel 4.9). Ukuran

globul juga merupakan indikator utama untuk mengetahui terjadinya creaming dan

koalesensi pada krim, semakin kecil ukuran globul maka kestabilan krim semakin

baik (Ansel, 2011). Pada hasil statistik didapatkan data yang normal pada uji

normalitas dan distribusi data homogen lalu dilanjutkan dengan menggunakan uji

One Way Annova dan didapatkan nilai yang tidak berbeda bermakna yaitu 0,786 (P

> 0,05).

4.3.8 Hasil Cycling Test

Cycling test bertujuan untuk menguji kestabilan krim, uji ini dilakukan pada

interval waktu (siklus) dan suhu yang biasanya lebih ekstrim dari kondisi

penyimpanan normal (Djajadisastra, 2004). Pada uji ini dilakukan penyimpanan

krim di dalam lemari pendingin pada suhu 4oC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke

dalam oven pada suhu 40oC selama 24 jam sebanyak 6 siklus (12 hari).

Page 62: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

43

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.10 Hasil Cycling Test Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Sebelum Cycling Test

Krim Warna Bau Tekstur pH Sentrifuse

F1 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,737 -

F2 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,668 -

F3 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,513 -

Sesudah Cycling Test

Krim Warna Bau Tekstur pH Sentrifuse

F1 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,588 -

F2 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,422 -

F3 Putih Khas Lembut, tidak lengket 7,361 -

Berdasarkan (Tabel 4.10), pada evaluasi organoleptis yang meliputi warna,

bau, dan tekstur pada krim F1, F2, F3 tidak mengalami perubahan setelah

dilakukannya cycling test. Pada uji sentrifugasi F1, F2, F3 dengan kecepatan 5000

rpm selama 30 menit tidak terjadi pemisahan fase sebelum dilakukan cycling test,

begitupun pada hasil setelah dilakukannya cycling test (sebanyak 6 siklus) krim F1,

F2 dan F3 tidak mengalami pemisahan fase ketika dilakukan uji sentrifugasi, hal ini

menunjukkan bahwa krim F1, F2 dan F3 memiliki formula dengan kestabilan yang

baik.

Pada pengukuran pH menunjukkan adanya penurunan pH setelah dilakukan

cycling test, adanya penurunan dikarenakan penyimpanan dilakukan pada kondisi

suhu yang ekstrem yaitu suhu rendah dan suhu tinggi, akan tetapi penurunan pH

tidak terlalu jauh dan masih dalam rentang nilai pH normal yaitu pH sediaan masih

pada rentang pH yang diatur oleh SNI nomor 16-4399-1996 sebesar 4,5-8,0 untuk

sediaan topikal. Data pH yang diperoleh pada uji sbelum dan sesudah cycling test

kemudian kemudian dianalisis dengan uji statistik dianalisis dengan independent t-

test menghasilkan nilai 0,127 (p > 0,05) yang mana rerata pH setelah cycling test

dan sebelum cycling test tidak berbeda bermakna. Dari hasil analisa-analisa data

tersebut menunjukkan bahwa ketiga formula krim memiliki pH yang stabil.

Page 63: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

44

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4 Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

dan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

4.4.1 Hasil pengujian Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Pengujian aktivitas antioksidan minyak atsiri dengan metode DPPH.

Metode DPPH dipilih karena mudah, cepat, peka, dan hanya memerlukan sedikit

sampel. Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH adalah

IC50 yaitu konsentrasi zat aktif atau sampel uji yang dibutuhkan untuk menangkap

radikal DPPH sebanyak 50% (Zou, 2004). Aktivitas antioksidan ditentukan dengan

metode DPPH yang memiliki prinsip penurunan intensitas absorbansi DPPH yang

sebanding dengan kenaikan konsentrasi senyawa antioksidan yang dinyatakan

dalam IC50 dan donasi atom hidrogen (H+) dari substansi yang diujikan kepada

radikal DPPH menjadi senyawa non radikal difenil pikril hidrazin yang ditunjukkan

oleh perubahan warna (Molyneux, 2004).

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan minyak

atsiri kulit jeruk manis sebagai zat aktif, krim minyak atsiri kulit jeruk manis yang

sudah diformulasikan sebagai sampel uji, kemudian dilakukan juga pada vitamin c

sebagai kontrol positif dan basis krim sebagai kontrol negatif. Setiap pengujian

dilakukan dengan berbagai konsentrasi. Sebelum dilakukannya pengukuran

aktivitas antioksidan, terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang

maksimum DPPH dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, panjang

gelombang maksimum yang didapat yaitu sebesar 516,2 nm, yang mana panjang

gelombang ini sebagai penentuan pengukuran absorbansi tiap uji aktivitas

antioksidan.

Berdasarkan hasil uji antioksidan pada minyak atsiri kulit jeruk manis

(lampiran 3, halaman 58) menunjukkan nilai IC50 sebesar 102,44 μg/mL

(AAI=1,56), yang mana aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit jeruk manis

berdasarkan nilai IC50 yaitu tergolong sedang, sedangkan pada vitamin C (kontrol

positif) diperoleh nilai IC50 sebesar 2,75 μg/mL termasuk golongan aktivitas

Page 64: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

45

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

antioksidan yang kuat dan aktivitas antioksidannya lebih tinggi dibandingkan

minyak atsiri kulit jeruk manis. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan

sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL, kuat jika nilai IC50 diantara 50-

100 μg/mL, sedang jika nilai IC50 diantara 100-150 μg /mL, dan lemah jika nilai

IC50 diantara 151-200 μg/mL. Semakin kecil nilai IC50 yang diperoleh, maka

semakin tinggi aktivitas antioksidan yang dimiliki (Molyneux, 2004).

Vitamin C merupakan senyawa pembanding yang paling sering digunakan

pada uji aktivitas antioksidan karena aktivitas antioksidannya yang sangat tinggi

(Lung, 2013). Vitamin C dapat langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik

dengan atau tanpa katalisator enzim. Reaksinya terhadap senyawa oksigen reaktif

lebih cepat dibandingkan dengan komponen lainnya (Suhartono, 2007).

Pada uji ini diketahui bahwa aktivitas antioksidan dari minyak atsiri kulit

jeruk manis berasal dari limonen, yang mana limonen diketahui berpotensi sebagai

antioksidan (Gursoy, 2010). Prinsip dari aktivitas antioksidan yang terjadi yaitu

adanya reaksi penangkapan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal

bebas untuk mendapatkan pasangan elektron (Furqon, 2016).

4.4.2 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH

pada krim minyak atsiri kulit jeruk manis. Basis krim sebagai kontrol negatif dan

krim minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai sampel uji dibuat masing-masing seri

konsentrasi yaitu 40; 80; 160; 240; 320 ppm lalu diukur dengan panjang gelombang

maksimum 516,2 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Berdasarkan uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada basis krim

(kontrol negatif) F1, F2, F3 diperoleh nilai IC50 beruturut-turut yaitu 277,49 μg/mL,

317,85 μg/mL, dan 342,88 μg/mL (Lampiran 5, halaman 60). Pada ketiga basis krim

tersebut menunjukkan tidak adanya aktivitas antioksidan karena nilai IC50 yang

diperoleh sudah lebih dari 200 μg/mL(Molyneux, 2004).

Page 65: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

46

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya, hasil aktivitas antioksidan krim minyak atsiri kulit jeruk manis

F1, F2, dan F3 hari ke-1 (Lampiran 8, halaman 63) diperoleh nilai IC50 berturut-

turut yaitu 117,88 μg/mL (AAI=1,35), 130,63 μg/mL (AAI=1,22) dan 136,01

μg/mL (AAI=1,17). Ketiga formula krim memiliki aktivitas antioksidan yang

sedang karena nilai IC50 diantara 100-150 μg/mL (Molyneux, 2004). Kemudian

krim F1, F2, F3 mengalami perubahan IC50 pada hari ke-21 dimana IC50 formula

krim berturut-turut adalah 125,31 μg/mL (AAI=1,27), 133,77 μg/mL (AAI=1,19)

dan 139,74 μg/mL (AAI=1,14) yang mana dilihat dari hasil IC50 aktivitas

antioksidan ketiga krim minyak atsiri kulit jeruk manis menurun tetapi masih

tergolong aktivitas antioksidan sedang (100-150 μg/mL) (Molyneux, 2004).

Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk

Manis Konsentrasi 40, 80, 160, 240, 320 μg/mL

Secara keseluruhan F3 memiliki nilai IC50 yang paling tinggi dan F1

memiliki IC50 yang paling rendah, yang mana aktivitas antioksidan F3 paling

rendah dibandingkan F1 dan F2. Hal ini dikarenakan konsentrasi asam stearat F3

lebih tinggi dibandingkan F1 dan F2. Kemampuan penghambatan radikal bebas

juga dipengaruhi oleh jumlah emulgator dalam sediaan. Semakin besar konsentrasi

emulgator yang digunakan dalam sediaan krim, aktivitas antioksidan mengalami

penurunan, disebabkan karena akan lebih banyak emulgator yang dilindungi

terhadap oksidasi oleh antioksidan zat aktif yang kemudian bereaksi dengan radikal

117,882130,634 136,011

125,317133,77 139,743

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

240

260

280

300

320

krim f1 krim f2 krim f3

IC5

0

Axis Title

Grafik Nilai IC50

hari ke-1

hari ke-21

Page 66: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

47

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

bebas DPPH dan menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan

(Hamzah, 2014).

Pengukuran aktivitas antioksidan krim minyak atsiri kulit jeruk manis

secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai IC50 ketiga formula pada konsentrasi

40, 80, 160, 240 dan 320 μg/mL mengalami penurunan aktivitas antioksidan pada

hari ke 21, namun penurunan yang terjadi bukan penurunan yang bermakna

berdasarkan hasil independent t-test yaitu didapatkan nilai 0,523 (p > 0,05).

Page 67: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

48

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketiga formula krim minyak atsiri jeruk manis F1 (TEA 1% : asam stearat

10%), F2 (TEA 2% : asam stearat 12%), dan F3 (TEA 3% : asam stearat

14%) memiliki kestabilan fisik yang baik tiap minggunya setelah

penyimpanan selama 21 hari.

2. Minyak atsiri jeruk manis memiliki aktivitas antioksidan sedang sebelum

diformulasikan menjadi krim dengan nilai IC50 sebesar 102,44 μg/mL.

ketika sudah difromulasikan menjadi krim, krim minyak atsiri F1, F2, dan

F3 memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 pada hari

pertama secara berturut turut 117,88 μg/mL (AAI = 1,35), 130,63 μg/mL

(AAI = 1,22), dan 136,01 μg/mL (AAI = 1,17) dan hari kedua puluh satu

secara berturut turut 125,31 μg/mL (AAI = 1,27), 133,77 μg/mL (AAI =

1,19), dan 139,74 μg/mL (AAI = 1,14), hasil tersebut menunjukan ketiga

formula krim memiliki aktivitas antioksidan sebagai antioksidan sedang.

3. Masih terdapat kandungan limonen pada krim selama 21 hari dengan analisa

GCMS

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah

1. Perlu dilakukan uji kadar komponen limonen dalam krim minyak atsiri kulit

jeruk manis (Citrus aurantium Dulcis).

2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut secara in-vivo untuk mengetahui

aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit jeruk manis.

3. Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri pada minyak atsiri kulit jeruk manis.

Page 68: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

49

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aboudaou, Malek. 2018. Solvent Free Microwave Green Extraction Of Essential

Oil Sweet Orange. Algeria : University Mouloud.

Agus, Budiman. 2009. Metode Sentrifugasi untuk pemisahan biodiesel dalam

proses pencucian. Jurnal riset industry Vol. III. No.173-178.

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika. Bandung : ITB

Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Cetakan Ke-15. Gadjah Mada University

Press.Yogyakarta.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Penerbit

Universitas Indonesia: Jakarta.

Ansel, H., Allen, L., Popovich, N. 2011. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms

and Drug Delivery Systems, 9th Edition, pp 398. Lippincott Williams &

Wilkins, Baltimore

Anwar, E. 2012. Eksipien dalan Sediaan Farmasi. Karakterissasi dan Aplikasi.

PT. Dian Rakyat: Jakarta

Aryany. 2015. Syarat Sediaan Kosmetik. Media Farmasi. Vol XII

Barel, Howard. 2001. Handbook Of Cosmetic Science And Technology Informa

Healthcare : USA

Buang, A. Trisnawati., dan Hartadi. 2014. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim

Antiaging Ekstrak Etanol Jamur Merang (Volvariella volvacea). Media

Farmasi. Vol. XII. No. 20.

Buhse. 2003. Viscosity Of Cream Pharmaceutical Science. USA

Boughendjioua. 2017. Chemical composition and biological activity of essential oil

of Mandarin (Citrus reticulate) cultivated in Algeria. Deaprtement of

natural science: Algeria

Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan 1.

Jakarta.

Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI,

Jakarta.

Page 69: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

50

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Kementrian Kesehatan RI.

Jakarta.

Dewi, Rosmala. 2014. Uji Stabilitas Fisik Formula Krim Ekstrak Kacang Kedelai.

Depok

Draelos, Z. D., danThaman, L. A. 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care

Product. Taylor and Francis Group : New York. Hal: 377.

Djajadisastra, 2004. Cosmetic Stability. Departemen Farmasi Fakultas matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok.

Djamil R., dan Wijiastuti E. 2015. Penapisan Fitokimia, Uji Aktivitas Ekstrak

Metanol Herba Seledri, Batang Daun Ashitaba dan Daun Petroseli

(Apiaceae). Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

El-Sayed, Walaa, Tahany G. M. Mohammad. 2014. Preparation and

Characterization of Alternative Oil-in-Water Emulsion Formulation of

Deltamethrin. Ameican journa of Experimental Agriculture 4(4): 405-414

Erungan. 2009. Pembuatan Skin Lotion. Teknologi Hasil Perikanan Indonesia

Fitriana. 2015. Optimasi Formula Krim Antibakteri Buah Manggis Menggunakan

Asam Stearat. Jakarta

Frassinetti, S. 2011. Antioxidant Activity of citrus spp. London

Guenther. 1987. Minyak Atsiri. Diterjemahkan oleh R.S. Ketaren dan R. Mulyono.

Jakarta, UI Press.

Gursoy, Nevcihan. 2010. Evaluation Of The Chemical Composition And

Antioxidant Activity Of Peel Oil. Turkey.

Hadyanti.2008.Pengaruh Tretinoin Terhadap Penetrasi Kafein dan Aminofilin

Sebagai Antiselulit Dalam Sediaan, Krim, Gel, dan Salep Secara In Vitro.

Universitas Indonesia. Depok

Hausen B. 2007. Citrus sinensis Allergiepflanzen, Pflanzenallergene, ecomed

Verlagsgesell.Landsberg.

Hamzah, Nursalam. 2014. Pengaruh Emulgator Terhadap Aktivitas Antioksidan

Krim Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella. Makasssar

Hanani, E., Mun’im, A. & Sekarini, R. 2005. Identifikasi Senyawa Antioksidan

Dalam Spons Callyspongia sp Dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol. II, No.3

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. ITB : Bandung

Page 70: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

51

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Hardiyanto. 2004. Kekerabatan Genetik Spesies Jeruk. Malang : Balai Tanaman

Jeruk

Indah, Supriyanto. 2013. Keajaiban Kulit Buah. Jakarta : Penebar Swadaya

Jenkins, G.L., Grande, D.E., Brecht, E.A., Sperandio, B.J., 1957. Scoville's the Art

of Compounding. 9th Edition. The Blakiston Division, McGraw Hill., New

York

Kamal. 2013. Penentuan Kadar Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis. Sumedang :

Universitas Padjajaran

Khopkar, S.. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia

Kusuma. 2013. Pengaruh Pasteurisasi Terhadap Kualitas Jus Jeruk Pacitan.

Widya Teknik Vol. 6 (2): 142 – 143

Kurniati, Novi. 2011. Uji Stabilitas Fisik Dan Aktivitas Antioksidan Formula Krim

Mengandung Ekstrak Kulit Buah Delima. Skripsi Program Studi Farmasi

Universitas Indonesia: Depok

Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teoridan Praktek Farmasi Industri, Edisi

III. Penerbit Universitas Indonesia, UI – Press :Jakarta

Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri

Farmasi Edisi III, 1119-1120, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Lung. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Vitamim A,C, E Dengan Metode DPPH.

Bandung

Margisuci. 2015. Formulasi Dan Uji Stabilitas Sediaan Krim Biji Lengkeng Dengan

Kombinasi Emulgator Sintetik. Yogyakarta

Martin, Alfred. 2008. Farmasi Fisika II . UI Press : Jakarta

Mishra, A.K. 2010. Formulation And Evaluation Of Antioxidant Suncreen Herbal

Oil. International Journal Of Biomedical Research.

Mita, Nur. 2015. Formulasi Krim Antioksidan Dari Buah Kakao.

Kalimantan:Universitas Mulawarman

Molyneoux, Philip. 2004. DPPH for estimating antioxidant activity. United

Kingdom

Musfiroh, E., dan Syarief S. H. 2012. Uji Aktivitas Peredaman Radikal Bebas

Nanopartikel Emas dengan Berbagai Konsentrasi sebagai Material

Antiaging dalam Kosmetik.UNESA Journal of Chemistry Vol. 1(2). : 18-25.

Page 71: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

52

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Prakash, A., Rigelhof, F., dan Miller, E.2001. Antioxidant Activity. Medallion

Laboratories Analytical Progress, Vol 19 (2).

Rahmawati, Dewi. 2010. Formulasi Krim Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring.

Surakarta

Rahayu, Pudji. 2010. Pembuatan formulasi krim anti nyamuk dari fraksi minyak

sereh. Jakarta timur : Kementrian Perindustrian RI

Rahmatika, Amelia. 2017. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim

Ekstrak Etanol 70 % Daun Ashitaba (Angelica Keiskei) Dengan Setil

Alkohol Sebagai Stiffening Agent. Skripsi Program Studi Farmasi Uin Syarif

Hidayatullah : Jakarta

Rahmawanty, Dina. 2015. Formulasi dan Evaluasi Masker Wajah Peel-Off

Mengandung Kuersetin Dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan

Gliserin."Media Farmasi. 12 (1): 17-32.

Renita, Debora. 2015. Uji Daya Terima Selai Kulit Jeruk Manis. Sumatera Utara

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The

Pharmaceutical Press, London.

Setiawati. 2014. Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Setil Alkohol Sebagai

Pengental Terhadap Stabilitas Fisik Krim. Fakultas Farmasi, Universitas

Muhamadiyah : Jakarta.

Sharon, N., Anam, S., dan Yuliet,.2013. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak

Etanol Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L., Merr). Jurnal of Natural

Science Fakultas Farmasi MIPA, Universitas Tadulako. ,Vol 2 (3) :111-122

Scherer, R., dan Godoy, H.T. 2009.Antioxidant Activity Index (AAI) By The 2,2

Diphenyl-1-Picrylhydrazyl Method. Food Chem. 112, 654-658.

Syamsuni. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Tranggono. 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta; Hal. 11, 90-93, 167.

Tristantini, D., Alifah I., Bhayangkara T.P., dan Jason G.J. 2016. Pengujian

Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH pada Daun Tanjung

(Mimusops elengi L).Program Studi Teknik Kimia dan Teknologi

Bioproses. Universitas Indonesia, Depok : Jawa Barat. ISSN 1693-4393.

Widodo, H. 2013. Ilmu Meracik Obat Untuk Apoteker. D-Medika : Yogyakarta

Winarsi H. 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas.Kanisius : Yogyakarta.

Page 72: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

53

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Yadav, Prasssad. 2014. Novel Approach for Development and Characterization of

Effective Mosquito Repellent Cream Formulation Containing Citronella

Oil. India : Herbal medicinal Product Departement.

Zou Y., Lu Y., Wei D. 2004. Antioxidant Activity of Flavonoid Rich Extratc of

Hypericum perforatum L In Vitro. J Agric Food Chem : China

Page 73: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

54

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian

Minyak Atsiri Kulit Jeruk

Manis

Analisa kandungan

minyak atsiri dengan

GCMS

Penentuan panjang

gelombang DPPH

Pembuatan sediaan krim

minyak atsiri kulit jeruk

manis dengan perbandingan

konsentrasi asam stearat Pengukuran aktivitas

antioksidan minyak atsiri

kulit jeruk manis dengan

metode DPPH Evaluasi fisik sediaan krim

setiap minggu dalam 21 hari

Pengukuran aktivitas

antioksidan sediaan krim

minyak atsiri kulit jeruk manis

dengan metode DPPH

Perhitungan % inhibisi

Nilai IC50 dan AAI

Analisa data

Page 74: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

55

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji Aktivitas Antioksidan

- Pembuatan larutan DPPH 0,4 mM

Diketahui :

0,4 mM = 0,0004 M

M = 0.0004 M (konsentrasi yang akan dibuat)

V = 25 mL

Mr DPPH = 349,32

Rumus :

M = � (����)

� x

���

� (� ) 0,0004 M =

� (����)

���,�� x

���

�� �

W = 0,0039432 gram

= 3,9432 mg

Jadi serbuk DPPH yang ditimbang adalah 3,9432 mg (4 mg)

- Pembuatan larutan vitamin c (kontrol positif)

Larutan induk vitamin c 10 mg serbuk vitamin C dilarutkan

dalam 100 ml metanol pro analisa.

Larutan vitamin c uji antioksidan Dibuat konsentrasi larutan

menjadi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm dalam labu ukur 10

mL. Setiap konsentrasi ditambahkan DPPH 1 mL dan metanol p.a

sampai tanda batas

- Pembuatan larutan uji minyak atsiri kulit jeruk manis

Konsentrasi larutan induk 1000 ppm

�� �� ������ ������ ����� ����� �����

�� � ������� �.� = 1000 ppm

Konsentrasi larutan 40 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 40 ppm

V1 = 0,4 mL = 400 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk 1000

ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 80 ppm

V1M1 = V2M2

Page 75: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

56

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

V1.1000 ppm = 10 mL . 80 ppm

V1 = 0,8 mL = 800 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk 1000

ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 160 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 160 ppm

V1 = 1,6 mL = 1600 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 240 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 240 ppm

V1 = 2,4 mL = 2400 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 320 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 320 ppm

V1 = 3,2 mL = 3200 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

- Pembuatan larutan uji krim minyak atsiri kulit jeruk manis dan basis krim

Konsentrasi larutan induk 1000 ppm

��� ���� ����

� ���� ������ ������ =

! ���� ����

�,��� ���� ������ ������

X = 2,5 gram krim

Dalam 2,5 gram krim mengandung 25 mg minyak atsiri kulit jeruk manis

�� �� ������ ������ ����� ����� �����

�� � ������� �.� = 1000 ppm

Konsentrasi larutan 40 ppm

V1M1 = V2M2

Page 76: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

57

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

V1.1000 ppm = 10 mL . 40 ppm

V1 = 0,4 mL = 400 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk 1000

ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 80 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 80 ppm

V1 = 0,8 mL = 800 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk 1000

ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 160 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 160 ppm

V1 = 1,6 mL = 1600 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 240 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 240 ppm

V1 = 2,4 mL = 2400 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Konsentrasi larutan 320 ppm

V1M1 = V2M2

V1.1000 ppm = 10 mL . 320 ppm

V1 = 3,2 mL = 3200 µL (Jumlah yang dipipet dalam larutan induk

1000 ppm ). Kemudian ditambahkan dengan larutan DPPH 1 mL dan

metanol p.a sampai tanda batas.

Page 77: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

58

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,73

0,73 0,73

0,73

2. Absorbansi Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Sampel Uji Konsentrasi (ppm) Rata-rata

absorbansi

% inhibisi

Minyak atsiri

kulit jeruk manis

40 0,45 37,56

80 0,39 45,35

160 0,28 61,47

240 0,15 78,61

320 0,10 85,20

Persamaan nilai IC50 minyak atsiri kulit jeruk manis

Persamaan regresi linier :

y = a + bx

y = 0,1776x + 31,805

50 = 0,1776x + 31,805

X = 102,44 μg/mL (IC50)

Page 78: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

59

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Vitamin C

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,70

0,70 0,69

0,69

2. Absorbansi Vitamin C

Sampel Uji Konsentrasi (ppm) Rata-rata

absorbansi

% inhibisi

1 0,43 38,19

2 0,38 45,92

Vitamin C 3 0,33 52,93

4 0,29 58,61

5 0,22 67,86

Persamaan nilai IC50 vitamin c

Persamaan regresi linier :

y = a + bx

y = 7,2466x + 31,001

50 = 7,2466x + 31,001

X = 2,62 μg/mL (IC50)

Page 79: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

60

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F1

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,72

0,72 0,72

0,72

2. Absorbansi Basis Krim F1

Sampel Uji Konsentrasi (ppm) Rata-rata

absorbansi

% inhibisi

40 0,67 7,16

80 0,62 13,91

Basis Krim F1 160 0,51 29,34

240 0,40 44,85

320 0,32 56,38

Persamaan nilai IC50 basis krim F1

Persamaan regresi linier :

y = a + bx

y = 0,1796x + 0,1621

50 = 0,1796x + 0,1621

X = 277,49 μg/mL (IC50)

Page 80: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

61

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F2

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,72

0,72 0,72

0,72

2. Absorbansi Basis Krim F2

Sampel Uji Konsentrasi (ppm) Rata-rata

absorbansi

% inhibisi

40 0,68 5,60

80 0,65 10,10

Basis Krim F1 160 0,54 25,26

240 0,45 37,92

320 0,36 49,72

Persamaan nilai IC50 basis krim F2

Persamaan regresi linier :

y = a + bx

y = 0,1616x – 1,3659

50 = 0,1616x – 1,3659

X = 317,85 μg/mL (IC50)

Page 81: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

62

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Basis Krim F3

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,726

0,726 0,726

0,726

2. Absorbansi Basis Krim F3

Sampel Uji Konsentrasi (ppm) Rata-rata

absorbansi

% inhibisi

40 0,71 2,25

80 0,67 7,21

Basis Krim F3 160 0,59 18,27

240 0,47 34,26

320 0,39 46,46

Persamaan nilai IC50 basis krim F3

Persamaan regresi linier :

y = a + bx

y = 0,1616x – 5,4019

50 = 0,1616x – 5,4019

X = 342,88 μg/mL (IC50)

Page 82: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

63

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Pengujian Aktivitas Antioksidan Krim Minyak Atsiri Kulit

Jeruk Manis

1. Absorbansi DPPH

Absorbansi DPPH Rerata Absorbansi DPPH

0,66

0,66 0,66

0,66

2. Absorbansi Krim F1 Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Konsentrasi

(ppm)

Rerata absorbansi % inhibisi

Hari ke-1 Hari ke-21 Hari ke-1 Hari ke-21

40 0,42 0,43 36,64 38,82

80 0,33 0,39 49,97 44,44

160 0,31 0,33 52,72 52,76

240 0,22 0,24 66,65 65,42

320 0,14 0,15 78,43 78,12

Perhitungan IC50 :

Hari ke-1 : y = a + bx

y = 0,1374x + 33,803

50 = 0,1374x + 33,803

X = 117,88 μg/mL (IC50)

Hari ke-21 : y = a + bx

y = 0,1388x + 32,606

50 = 0,1388x + 32,606

X = 125,31 μg/mL (IC50)

Page 83: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

64

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Krim F2 Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Konsentrasi

(ppm)

Rerata absorbansi % inhibisi

Hari ke-1 Hari ke-21 Hari ke-1 Hari ke-21

40 0,42 0,44 36,64 36,89

80 0,35 0,40 49,97 43,22

160 0,32 0,33 52,72 52,05

240 0,42 0,24 66,65 64,71

320 0,15 0,15 78,43 77,60

Perhitungan IC50 :

Hari ke-1 : y = a + bx

y = 0,1371x + 32,09

50 = 0,1371x + 32,09

X = 130,63 μg/mL (IC50)

Hari ke-21 : y = a + bx

y = 0,1432x + 30,844

50 = 0,1432x + 30,844

X = 133,77 μg/mL (IC50)

Page 84: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

65

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Krim F3 Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Konsentrasi

(ppm)

Rerata absorbansi % inhibisi

Hari ke-1 Hari ke-21 Hari ke-1 Hari ke-21

40 0,43 0,44 35,04 36,51

80 0,35 0,41 46,18 41,09

160 0,32 0,34 50,77 51,72

240 0,24 0,25 63,15 64,47

320 0,15 0,16 77,13 76,61

Perhitungan IC50 :

Hari ke-1 : y = a + bx

y = 0,1394x + 31,04

50 = 0,1394x + 31,04

X = 136,01 μg/mL (IC50)

Hari ke-21 : y = a + bx

y = 0,1445x + 29,807

50 = 0,1445x + 29,807

X = 139,74 μg/mL (IC50)

Page 85: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

66

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Perhitungan AAI (Antioxidant Activity Index)

AAI = "#$%&$'()%* +,,- .)$/ 0*/1$)2)$ (334)

5*6)* 78�� %)43&6

1. AAI vitamin c = 9� 334

�,9�� 334 = 60,85

2. AAI minyak atsiri kulit jeruk manis = 9� 334

��,��� 334 = 1,56

3. AAI F1 hari ke-1 = 9� 334

:,;;� 334 = 1,35

4. AAI F1 hari ke-21 = 9� 334

��,�: 334 = 1,27

5. AAI F2 hari ke-1 = 9� 334

��,9�� 334 = 1,22

6. AAI F2 hari ke-21= 9� 334

��,::� 334 = 1,19

7. AAI F3 hari ke-1 = 9� 334

�9,� = 1,17

8. AAI F3 hari ke-21= 9� 334

��,:�� = 1,14

Page 86: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

67

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Organoleptis Krim Minyak Atsiri Jeruk Manis

Keterangan : Organoleptis krim F1 bewarna putih & tak berubah selama 21 hari

Keterangan : Organoleptis krim F2 bewarna putih & tak berubah selama 21 hari

Keterangan : Organoleptis krim F3 bewarna putih & tak berubah selama 21 hari

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Keterangan : Krim F1, F2, dan F3 memiliki organoleptis yang stabil dengan warna putih,

tekstur lembut dan tidak lengket yang tidak berubah selama penyimpanan 21 hari.

Page 87: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

68

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Pengamatan Homogenitas Krim

Keterangan : Homogenitas krim F1 tidak terdapat partikel selama 21 hari

Keterangan : Homogenitas krim F2 tidak terdapat partikel selama 21 hari

Keterangan : Homogenitas krim F3 tidak terdapat partikel selama 21 hari

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Keterangan : Krim F1, F2, dan F3 memiliki homogenitas yang baik selama 21 hari dengan

ditandai tidak adanya partikel yang terlihat dan ketiga krim tidak kasar saat dioleskan pada

object glass

Page 88: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

69

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Pengamatan Sifat Alir

1. Kurva Sifat Alir Krim F1, F2 , F3

0

20

40

0 50 100 150

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F1 hari 1

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F2 hari ke-1

0

10

20

30

0 20 40 60kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F3 hari ke-1

Gambar 6.1 Kurva sifat alir hari ke-1 F1, F2, F3

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F1 hari ke-7

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat air F2 hari ke-7

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F3 hari ke-7

Gambar 6.2 Kurva sifat alir hari ke-7 F1, F2, F3

0

10

20

30

0 50 100kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F1 hari ke-14

0

10

20

30

0 50 100kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F2 hari ke-14

0

20

40

0 50 100kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F3 hari ke-14

Gambar 6.3 Kurva sifat alir hari ke-14 F1, F2, F3

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F1 hari ke-21

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F2 hari ke-21

0

10

20

30

0 50 100

kec

epat

an g

eser

(rp

m)

tegangan geser (torque)

sifat alir F3 hari ke-21

Gambar 6.4 Kurva sifat alir hari ke-21 F1, F2, F3

Keterangan : Berdasarkan grafik krim F1, F2, F3 menunjukkan bahwa ketiga krim

memiliki sifat alir tiksotropik dan tidak terjadi perubahan sifat alir selama 21 hari sehingga

krim dinyatakan stabil

Page 89: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

70

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Pengamatan Sentrifugasi

Keterangan : Sentrifugasi krim F1 stabil dikarenakan tidak terpisah

fase krimnya selama 21 hari

Keterangan : Sentrifugasi Krim F2 stabil dikarenakan tidak terpisah

fase krimnya selama 21 hari

Keterangan : Sentrifugasi Krim F3 stabil dikarenakan tidak terpisah

fase krimnya selama 21 hari

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21

Page 90: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

71

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Pengujian Tipe Krim

Keterangan : Tipe Krim M/A F1

Keterangan : Tipe Krim M/A F2

Keterangan : Tipe Krim M/A F3

Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Keterangan : Bagian berbentuk lingkaran adalah fase minyak (a), sedangkan bagian yang

larut bewarna biru adalah fase air (b)

(a)

(b)

(a) (b)

(a)

(b)

Page 91: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

72

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Cycling Test

Keterangan : Sentrifugasi Cycling Test Hari ke-1

Keterangan : Sentrifugasi Cycling Test Hari ke-21

Keterangan : F1, F2, F3 tidak mengalami perpisahan fase krim selama 21 hari saat

disentrifugasi yang mana krim tersebut stabil.

F1 F2 F3

F1 F2 F3

Page 92: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

73

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Statistik pH Krim

1. Uji Normalitas One Sample-Kolmogrov Smirnov Test

Kesimpulan : pH krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Kesimpulan : pH krim menunjukkan data yang homogen

3. Uji One-Way Anova

Kesimpulan : Secara umum terdapat perbedaan bermakana pada setiap

formula krim

Page 93: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

74

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Hasil Statistik viskositas Krim

1. Uji Normalitas One Sample-Kolmogrov Smirnov Test

Kesimpulan : Viskositas krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Kesimpulan : Viskositas krim menunjukkan data yang tidak homogen

3. Uji Kruskal Wallis

Kesimpulan : Secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakana pada

setiap formula krim

Page 94: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

75

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Hasil Statistik Ukuran Globul Krim

1. Uji Normalitas One Sample-Kolmogrov Smirnov Test

Kesimpulan : ukuran globul krim terdistribusi normal

2. Uji Homogenitas Levene

Kesimpulan : Ukuran Globul krim menunjukkan data yang homogen

3. Uji One-Way Anova

Kesimpulan : Secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakana pada

setiap formula krim

Page 95: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

76

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Hasil Statistik Cycling Test

1. Uji Independent Sample t-Test

Kesimpulan : Secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakana pada

setiap formula krim

Page 96: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

77

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Hasil Statistik Uji Antioksidan Krim Minyak Atsiri Kulit Jeruk

Manis

1. Uji Independent Sample t-Test

Kesimpulan : Secara umum tidak terdapat perbedaan yang bermakana pada

setiap formula krim

Page 97: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

78

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Sertifikat Analisis Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis

Page 98: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

79

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Sertifikat Analisis TEA

Page 99: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

80

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Sertifikat Analisis Asam Stearat

Page 100: FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42438/1/Annisa... · antioxidant cream, physical stability, IC50, DPPH, ... Kosmetik

81

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta