klp 7_ audit sistem informasi

26
MAKALAH “AUDIT KEUANGAN NEGARA” AUDIT SISTEM INFORMASI Dosen Pengampu: Dr. H. Ahmad Rifai Oleh : 1. Indah Mariana NIM: I2F014037 2. Mohammad Hasan. NIM: I2F014043 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM

Upload: tin-atin-supreh

Post on 13-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

audit sistem informasi yang dibuat oleh kelompok 7

TRANSCRIPT

Page 1: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

MAKALAH “AUDIT KEUANGAN NEGARA”

AUDIT SISTEM INFORMASI

Dosen Pengampu:Dr. H. Ahmad Rifai

Oleh :

1. Indah Mariana NIM: I2F014037

2. Mohammad Hasan. NIM: I2F014043

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSIPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM

2015

Page 2: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

BAB I

Pendahuluan

Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat,

persaingan yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan

tekhnologi mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan organisasi

akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam memanpaatkan teknologi informasi

secara optimal.

Pemanfaatan Teknologi Informasi saat ini sudah dirasakan di seluruh organisasi

baik di swasta maupun pemerintah. Pemanfaatan TI dibeberapa industri seperti

perbankan sudah sangat signifikan sehingga organisasi sangat bergantung kepada TI

dalam menjalankan operasionalnya. Pemanfaatan TI diharapkan dapat menunjang

pelaksanaan operasional organisasi dan pencapaian tujuan strategis organisasi.

Pemanfaatan TI memiliki beberapa risiko bawaan seperti hilangnya atau rusaknya data,

ketidaklengkapan atau ketidakakuratan data, inefsiensi penggunaan sumber daya TI,

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, sampai kepada tidak

tercapainya tujuan organisasi.

Sehubungan dengan tujuan dan risiko pemanfaatan TI tersebut, maka pemanfaatan

TI perlu dikendalikan dengan memadai, dimana pengendalian TI umumnya dibagi

menjadi dua kelompok yaitu Pengendalian Manajemen dan Pengendalian Aplikasi TI.

Pengendalian TI dilakukan dalam suatu rangkaian aktifitas pengendalian yang

mencakup kebijakan, prosedur, struktur organisasi dan aktifitas pengendalian. Untuk

dapat memperoleh keyakinan yang memadai mengenai kelayakan rancangan dan

kehandalan implementasi dari pengendalian TI tersebut maka perlu dilakukan evaluasi

independen oleh Auditor Teknologi Informasi.

Auditor Teknologi Informasi yang dimaksud disini mencakup definisi yang luas dari

fungsi Auditor Teknologi Informasi dimana didalamnya mencakup fungsi Auditor

Sistem Informasi dan Auditor Sistem Elektronik.

Page 3: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

BAB II

Pembahasan

1. Pengertian Audit

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan

seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan

kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens

dan Loebecke (1997, p.1).

Menurut Agoes, S. (1996, p.1) auditing adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan

dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan dapat memberikan pedapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut.

Menurut Mulyadi dan Kanaka (1998, p. 7), audit adalah suatu proses sistematis

untuk memperoleh dan mengevaulasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kejadian ekonomi dengan tujuan-tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa auditing adalah proses sistematik untuk

mengmpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai kejadian dan kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen untuk dapat

menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi terebut dengan kriteria-

kriteria yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Sistem Informasi

Menurut alter (1999, p. 42), sistem informasi adalah tipe khusus dari sistem

kerja yang menggunakan teknologi informasi untuk memperoleh, mengirim,

menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan menampilkan informasi sehingga dapat

mendukung satu atau lebih sistem kerja yang lain.

Menurut Mukhtar (1999, p.3), sistem informasi diartikan sebagai suatu

pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses,

Page 4: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

mengatur, mengontrol, dan malaporkan informasi untuk pencapaian tujuan

perusahaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kesatuan

komponen yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan,

dan melaporkan informasi kepada pengguna untuk pencapaian tujuan perusahaan.

3. Pengertian Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi (Informatin System Audit) atau EDP Audit (Electronic

Data Processing Audit) ataucomputer audit  adalah proses pengumpulan data dan

pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi

komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian internal yang

memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan serta

terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efesiensi

penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer (Ron Weber 1999:10).

Audit sistem informasi berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI

merupakan Audit Sistem Informasi adalah proses sistematis mengumpulkan dan

mengevaluasi bukti untuk menentukan secara independen dan obyektif apakah suatu

sistem informasi telah dapat melindungi aset, menjaga integritas data, dan

memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif, dengan menggunakan

sumber daya secara efisien, dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Menurut Gondodiyoto (2003, p. 151), audit sistem informasi merupakan sutau

pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara apalikasi

sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah

sutau sistem informasi telah disusun dan diimplementasikan secara efektif,efisien,

dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan asset yang memadai, serta

menjamin integritas data yang memadai.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa audit sistem informasi adalah proses

pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti audit untuk mengetahui apakah

sistem informasi yang berbasis computer dapat melindungi asset perusahaan,

menjaga integritas data dan mendukung tercapainya tujuan perusahaan secara efektif

dan efisien.

Page 5: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

4. Penggolongan Audit Sistem Informasi

a. Audit laporan keuangan (general audit on financial statement).

Audit terhadap sistem informasi akuntan berbasis teknologi informasi untuk

menilai apakah laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi

akuntansi tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Kualifikasi auditornya adalah akuntan beregister (CPA)/auditor eksternal

Panduan yang digunakan dalam audit adalah standar professional akuntan

public (SPAP)

Referensi model sistem pengendalian internalnya adalah committee of

sponsoring organization (COSO)

Bahan bukti utama audit adalah data akuntansi dan internal kontrol

b. Audit sistem informasi, sebagai kegiatan tersendiri yang terpisah dari audit

keuangan

Sebagai suatu audit operasional terhadap manajemen sumber daya informasi

untuk menilai apakah pengelolaan SI papda suatu irganisasi berjalan secara

efektif, efisien, dan ekonomis

Audit dilakukan oleh auditor internal (tidak menutup kemungkinan oleh

auditor eksternal)

Panduan audit mengacu pada standar atestasi yang dikeluarkan organisasi

profesi (IAI di Indonesia)

5. Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama

dari ketatakelolaan IT, yaitu :

a. Conformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi

difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu :

Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan)

dan Compliance (Kepatuhan).

b. Performance (Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi

difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu :

Effectiveness (Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).

Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber tujuan audit yaitu :

Page 6: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

a. Mengamankan asset

Aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup:

perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file

data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.

Sama halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu

dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak

karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data

dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak

diotorisasi.

b. Menjaga integritas data

Integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data

berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan

ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan

potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa

adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi

salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun

demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari

pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data,

dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan

harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.

c. Menjaga efektivitas sistem

Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai

tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui

kebutuhan pengguna sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah

sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user

(misalnya pengambil keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user

berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem

dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat

meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana

sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan

memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak

Page 7: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah

usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya.

Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem

(system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan

untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau

mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya

penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi

terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan

sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor

perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus

pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.

d. Mencapai efisiensi sumberdaya.

Suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia

menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang

dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai

sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana

komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya

seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat

sistem (system alternatif) harus berkompetisi untuk memberdayakan

sumberdaya yang ada tersebut.

6. Metode Audit

Menurut Weber (1999, p.55-57), metode audit meliputi:

a. Auditing around the computer

Merupakan suatu pendekatan audit dengan memperlakukan computer sebagai

black box, maksudnya metode ini tidak menguji langkah-langkah proses secara

langsung, tetapi hanya berfokus pada masukan dan keluaran dari sistem

computer. Diasumsikan bahwa, jika masukan benar akan diwujudkan pada

keluaran, sehingga pemrosesan juga dianggap benar tetapi tidak dilakukan

pengecekan terhadap pemrosesan secara langsung. Kelemahan dari pendekatan

ini jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itu berubah dan perlu

penyesuaian sistem, sehingga auditor tidak dapat menilai apakah sistem masih

Page 8: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

berjalan dengan baik. Keunggulan dari pendekatan ini adalah pelaksanaan audit

lebih sederhana, dan bagi auditor yang memiliki pengetahuan yang minim

bidang computer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.

b. Auditing through the computer

Merupakan suatu pendekatan audit yang berorientasi pada computer dengan

membuka black-box, dan secara langsung berfokus pada operasi pemrosesan

dalam sistem computer. Dengan asumsi bahwa apabila sistem pemrosesan

mempunyai pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyalahgunaan

tidak akan terlewat untuk dideteksi. Sebagai akibatnya keluaran tidak akan

terlewat untuk dideteksi. Sebagai akibatnya keluaran dapat diterima.

Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah dapat meningkatkan kekuatan

terhadap pengujian sistem aplikasi secara efektif, dimana ruang lingkup dan

kemampuan pengujan yang dilakukan dapat diperluas sehingga tingkat

kepercayaan terhadap kehandalan dari pengumpulan dan pengevaluasian bukti

dapat ditingkatkan. Selain itu, dengan memeriksa secara langsung logika

pemrosesan dari sistem aplikasi, dan diperkirakan kemampuan sistem dapat

menangani perubahan dan kemungkinan kehilangan yang terjadi di masa yang

akan datang. Kelemahan pendekatan audit ini adalah sebagai berikut:

1) Biaya yang dibutuhkan relative tinggi yang disebabkan jumlah jam kerja

yang banyak untuk dapat lebih memahami struktur pengendalian intern dari

pelaksanaan sistem aplikasi.

2) Membutuhkan keahlian teknik yang lebih mendalam untuk memahami cara

kerja sistem

c. Auditing with the compter

Merupakan suatu pendekatan audit dengan menggunakan computer sendiri

(audit software) untuk membantu melaksanakan langkah-langkah audit.

Auditing sistem informasi berdasarkan computer terdiri dari penggunaan

computer itu sendiri, teknik auditing dengan metode ini sangat berguna selama

pengujian substantive atas file dan record suatu perasahaan. Sebaliknya, teknik

auditing melalui computer adalah teknik yang membantu dalam pengujian

ketaatan.

Page 9: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

7. Tipe Prosedur Audit

Menurut Weber, tipe prosedur audit meliputi:

a. Prosedur untuk mendapatkan pemahaman dari pengendalian

Penyelidikan, inspeksi dan pengamatan dapat digunakan untuk memperoleh

pengertian apakah pengendalian telah tersedia, seberapa baik pengendalian

tersebut dirancang apakah pengendalian tersebut digunakan.

b. Tes pada pengendalian

Dengan cara yang dilakukan sebelumnya maka dapat diketahui apakah prosedur

berjalan secara efektif.

c. Tes substantif pada rincian transaksi

Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah transaksi telah dibukukan dengan

benar.

d. Tes substantif pada rincian dari neraca akuntansi

Tes ini memusatkan perhatian pada saldo akhir buku besar pada neraca dan rugi

laba.

e. Prosedur analisis untuk pengecekan kembali

Tes ini memusatkan perhatian pada hubungan antara data dengan tujuan audit.

Menurut Weber, ruang lingkup audit sistem informasi terdiri dari:

1. Pengendalian umum

Pengendalian yang berlaku umum ini artinya ketentuan-ketentuan yang berlaku

dalam pengendalian tersebut, berlaku untuk seluruh kegiatan komputerisasi di

perusahaan tersebut. Apabila pengendalian ini tidak dilakukan, ataupun

pengendaliannya lemah, maka dapat berakibat negative terhadap aplikasi.

Pengendalian umum terdiri dari:

a) Pengendalian top manajeman (top management control)

Pengendalian top management berfungsi untuk mengontrol peranan

menajemen dalam perencanaan kepemimpinan dan pengawasan funsgi

sistem. Top management bertanggungjawab terutama pada keputusan jangka

panjang.

Page 10: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

b) Pengendalian manajemen pengembangan sistem (system development

management control)

Pengendalian manajemen pengembangan sistem berfungsi untuk mengontrol

alternatif dari model proses pengembangan sistem informasi sehingga dapat

digunakan sebagai dasar pengumpulan dan pengevaluasian bukti.

Manajemen pengembang sistem bertanggungjawab untuk perancangan,

pengimplementasian dan pemeliharaan sistem aplikasi.

c) Pengendalian manajemen sumber data (data resource management)

Pengendalian manajeme sumber data berfungsi untuk mengontrol peranan

dan fungsi dari data administrator atau database administrator. Manajemen

sumber data bertanggungjawab untuk perancangan, perencanaan dan

persoalan pengendalian dalam hubungannya dengan pengguna data

organisasi.

Menurut Weber (1999, p.206), pengendalian sumber data yang baik adalah:

- Users harus dapat membagi data

- Data harus tersedia untuk digunakan kapan saja, dimanapun, dan dalam

bentuk apapun

- Data harus dapat dimodifikasi dengan mudah oleh yang berwenang

sesuai dengan kebutuhan user.

d) Pengendalian manajemen keamanan (security administration management

control)

Pengendalian manajemen keamanan mempunyai tugas untuk mengontrol

fungsi utama dari security administrator dalam mengidentifikasi ancaman

utama dari terhadap fungsi sistem informasi dan perancangan, pelaksanaan,

pengoperasian dan pemeliharaan terhadap pengeontrolan yang dapat

mengurangi kemungkinan kehilangan dari ancaman ini sampai tingkat uang

dapat diterima.

e) Pengendalian manajemen operasi (operation management control)

Pengendalian manajemen operasi berfungsi untuk meyakinkan bahwa

pengoperasian sehari-hari dari fungsi sistem informasi diawasi dengan baik.

Menurut Weber (1999, p.288), pengendalian manajemen operasi

Page 11: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

bertanggung jawab terhadap pengoperasian computer, pengoperasian

jaringan, persiapan dan pengentrian data, serta pengendalian produksi.

f) Pengendalian manajemen jaminan kualitas (quality assurance management

control)

Pengendalian manajemen jaminan kualitas bertigas untuk meyakinkan

bahwa pengembangan, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan dari

sistem informasi sesuai standar kualitas.

2. Pengendalian aplikasi

Pengendalian aplikasi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah

pengendalian intern dalam sistem yang terkomputerisasi pada aplikasi computer

tertentu sudah memadai untuk memberikan jaminan bahwa data dicatat, diolah,

dan dilaporkan secara akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan kebutuhan

manajemen. Pengendalian aplikasi dapat berupa:

a. Boundary controls

Pengendalian batas-batas sistem aplikasi (boundary controls) ialah bahwa

dalam suatu sistem aplikasi computer perlu jelas desainnya, mecakup hal-

hal:

- Ruang lingkup sistem

Suatu sistem komputerisasi harus jelas ruang lingkupnya: apa dokumen

inputnya, dari mana sumbernya, tujuan pengolahan datam dan siapa para

penggunana (user), siapa sponsornya (pemegang kewenangan).

- Subsistem dan keterkaitan

Sistem terdiri dari subsistem, modul, program, dan perlu kejelasan ruang

lingkupnya (boundary controls), dan keterkaitan (interfaces) antar

subsistem-subsistem atau modul-modul.

b. Pengendalian input

Menurut Weber, komponen dalam subsistem input bertanggung jawab dalam

membawa baik data maupun instruksi ke dalam sistem aplikasi. Kedua tipe

input harus disahkan, dan kesalahan-kesalahan yang terdeteksi harus

dikontrol supaya input akurat, lengkap, unik, dan tepat waktu.

1) Metode input data

Page 12: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

Metode input data meliputi:

Keyboarding, contoh: personal computer (PC)

Direct reading, contoh: automatic teller machine (ATM)

2) Perancangan dokumen sumber

Tujuan dari pengendalian terhadap perancangan dokumen sumber antara

lain mengurangi kemungkinan kesalahan data, meningkatkan

kesempatan pencatatan data, mengendalikan alur kerja, menghubungkan

pemasukan data ke sistem computer, meningkatkan kecepatan dan

ketepatan pembacaan data, dan sebagai alat referensi untuk mengecek

urutan-urutan pengisian. Dasar-dasar yang perlu diperhatikan untuk

penilaian dari perancangan dokumen sumber yang baik adalah:

Karakteristik dari medium kertas yang akan digunakan untuk

dokumen sumber, meliputi: pemilihan panjang dan lebar kertas,

kualitas kertas, banyaknnya rangkap yang dibuatkan untuk setiap

transaksi.

Layout dan style dari dokumen sumber

3) Perancangan layar masukan (entry) data

Dasar-dasar yang perlu diperhatikan untuk penilaian dari perancangan

layar masukan data adalah:

Apakah data digunakan untuk pemasukan data secara langsung atau

digunakan untuk memasukkan data dari dokumen sumber

Layar masukan harus mencerminkan bagaimana cara pemasukan fiel

data

Layar masukan harus mencerminkan dokumen sumber

4) Pengkodean data

Tipe-tipe pengkodean adalah:

Serial codes

Memberikan urutan nomor atau alphabet sebagai suatu objek,

terlepas dari kelompok objek tersebut. Hal ini dapat dikatakan

bahwa serial codes secara unik mengidentifikasi suatu ibjek.

Keuntungan utama dari pengkodean ini adalah kemudahan untuk

Page 13: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

menambahkan item baru dan juga pengkodean ini ringkas dan

padat.

Block sequences codes

Pengkodean dengan block sequences memberikan satu blok dari

nomor-nomor sebagai suatu kategori khusus suatu objek.

Kelompok utama dari objek suatu kategori harus ditentukan dan

disertai dengan suatu blok dari nomor-nomor untuk masing-masing

nilai dari kelompok tersebut. Keuntungan dari pengkodean ini

adalah memberikan nilai mudah diingat. Kesulitan yang dihadapi

adalah menentukan ukuran atau panjang dari kode.

Hierarchical codes

Hierarchical codes membutuhkan pemeliharaan serangkaian nilai

kelompok dari suatu objek yang akan dikodekan dan diurutkan

berdasarkan tingkat kepentingannya. Hierarchical codes lebih

berarti disbanding serial atau block sequence karena pengkodean

ini mendeskripsikan lebih banyak kelompok dari objek.

Association codes

Dengan association codes, kelompok dari bjek diberi kode dipilih,

dan kode yang unik diberikan untuk masing-masing nilai dari

kelompok tersebut. Kode tersebut dapat berupa numerik, alphabet,

atau alfanumerik. Pengkodean ini lebih cenderung salah jika tidak

ringkas, atau terdiri dari banyak campuran alphabet atau karakter

numeric. Dasar-dasar yang perlu diperhatikan untuk penilaian dari

pengkodea data adalah:

a) Panjang dari kode

b) Penggabungan alphabet dan numeric

c) Pilihan dan karakter

d) Penggunaan huruf besa dan huruf kecil

e) Urutan karakter yang dapat diperkirakan

5) Pengecekan digit (check digit)

Pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan check digit hanya

dilakukan pada field yang bersifat kritis. Pengecekan ini hanya dapat

Page 14: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

dilakukan dengan menggunakan mesin pada saat memasukkan atau

dengan program input.

6) Pengendalian batch

Pada sistem pengolahan data secara batch processing system, tiap

transaksi dibundel dalam jumlah lembar tertentu untuk direkam.

Pengendalian input dalam sistem batch dilakukan pada tahap;

Data capturing

Batch data preparation

Batch data entry

Validation

7) On-line realtime processing system

Cara pemrosesan data input yang lazim pada saat ini adalah dengan

online transaction processing system. Pada sistem tersebut data masukan

dientry dengan terminal atau jenis input device seperti automatic teller

machine (ATM). Meskipun on-line dapat digunakan dengan pola batch,

tetapi on-line dikaitkan dengan real time system, yang berarti update data

di computer bersamaan dengan terjadinya transaksi. Contoh sistem

pengelolaan data semcam ini adalah front office hotel, kegiatan oleh

teller di bank.

Pengendalian input dalam sistem on-line real time dilakukan pada tahap:

Entry data dan validation

Entry data lazimnya oleh pemakai langsung (misalnya customer)

maupun para petugas operasional

Masalah audit trail antara lain dalam bentuk existence controls harus

benar-benar diperhatikan.

8) Validasi data input

Tipe-tipe validasi data input:

Field checks

Record checks

Batch checks

File checks

9) Intsruksi input

Page 15: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

Dalam memasukkan instruksi ke dalam sistem aplikasi sering terjadi

kesalahan karena adanya intruksi yang bervariasi dan kompleks,

sehingga perlu menampilkan pesan kesalahan. Pesan kesalahan yang

ditampilkan harus dikomunikasikan pada user dengan jelas. Enam cara

untuk memasukkan intruksi ke dalam sistem informasi:

Menu driven language

Question answer dialog

Command languages

Form based languages

Natural languages

Direct manipulation interface

c. Pengendalian proses

Pengendalian proses adalah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan

sampai data (khususnya data yang sudah valid) menjadi eror karena adanya

kesalahan proses. Hal-hal yang memungkingkan terjadinya eror antara lain:

kesalahan rumus, kesalahan logika program, dan kesalahan teknis lainnya.

d. Pengendalian output

Pengendalian output menurut weber (1999, p.612-645) adalah pengendalian

yang menyediakan fungsi-fungsi yang dikelompokkan dalam isi dari data

yang akan disediakan, alur data yang akan diperbaiki dan disajikan untuk

user. Sehingga pada kesimpulannya pengendalan ini digunakan untuk

memastikan bahwa data yang diproses tidak mengalami perubahan yang

tidak sah oleh personil operasi computer dan memastikan bahwa hanya yang

berwenang saja yang menerima output yang dihasilkan.

Pengendalian output yang dilakukan berupa:

1) Mencocokkan data output (khususnya total pengendalian) dengan total

pengendalian yang sebelumnya telah ditetapkan yang diperoleh dalam

tahap input dari siklus pemrosesan.

2) Mereview data output untuk melihat format yang tepat, yang terdiri dari:

Judul laporan

Tanggal dan waktu pencetakan

Banyaknya copy laporan untuk masing-masing pihak yang berwenang

Page 16: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

Periode laporan

Nama program (termasuk versinya) yang menghasilkan laporan

Nama personil yang bertanggungjawab atas dikeluarkannya laporan

tersebut

Masa berlakunya laporan

Nomor halaman

Tanda akhir halaman.

3) Mengendalikan data input yang ditolak oleh computer selama

pemrosesan dan mendistribusikan data yang ditolak itu ke personil yang

tepat

4) Mendistribusikan laporan-laporan output ke departemen pemakai tepat

pada waktunya.

e. Communication control

Mengontrol pendistribusian pembukaan komunikasi subsistem, komponen

fisik, kesalahan jalur komunikasi, aliran dan hubungan, pengendalian

topologi, pengendalian akses hubungan, pengendalian atas ancaman

subversive, pengendalian jaringan, pengendalian arsitektur komunikasi.

Page 17: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

BAB III

Penutup

Berdasarkan uraian pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

Audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian

bahan bukti audit untuk mengetahui apakah sistem informasi yang berbasis computer

dapat melindungi asset perusahaan, menjaga integritas data dan mendukung tercapainya

tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

Audit terhadap sistem informasi yang digunakan oleh organisasi sangat

diperlukan untuk memperoleh keyakinan yang memadai terhadap sistem yang

digunakan apakah telah sesuai dengan standar agar tidak menyesatkan.

Audit sistem informasi tidak jauh berbeda dengan audit pada umumnya, baik

dari sisi pengertian maupun prosedur audit yang diterapkan.

Page 18: Klp 7_ Audit Sistem Informasi

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Republik Indonesia versi evaluasi 21 April 2014 tentang penetapan rancangan standar kompetensi kerja nasional indonesia kategori jasa profesional, ilmiah dan teknis golongan pokok kegiatan kantor pusat dan konsultasi manajemen golongan kegiatan konsultasi manajemen sub golongan kegiatan konsultasi manajemen kelompok auditor teknologi informasi menjadi standar kompetensi kerja nasional indonesia

Subaweh Imam. Audit Sistem Informasi. Bahan Kuliah tidak dipublikasikan.

Ikatan Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat: Jakarta.

Ron Weber .1999. Information System Control and Audit. Prentice-Hall, Inc: New Jersey.

http://2lucianasi2011.blogspot.com/