kontraktur depuytren.pptx
TRANSCRIPT
SELAMAT PAGICemuanya….Tetap cemumut yaaa
KONTRAKTUR DEPUYTREN
DefinisiKontraktur Dupuytren, penyakit dari fasia palmaris, hasil dalam penebalan dan pemendekan band fibrosa di tangan dan jari (Verheyden, 1983).
Deformitas depyutren adalah kontraktur progresif lambat pada fasia pilmunaris yang mengakibatkan fleksi jari manis dan kelingking namun sering juga pada jari tengah .
gambar
Epidemologi
Insiden ini meningkat biasanya setelah usia 40 tahun , keadaan ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.
Depuytren merupakan penyakit yang spesifik ,dan sering terjadi pada orang orang dari skandavia atau orang orang keturunan Eropa Utara, penyakit ini disebut penyakit Viking ,
lanjutan
Berdasarkan data yang ada bahwa penyakit ini dapat diakibatkan oleh trauma, diabetes,alkoholisme,terapi epilepsy dengan fenitoin.
Namun tidak dapat diketahui sepenuhnya mengapa faktor di atas dapat mengakibatkan penyakit ini,
Namun ada dugaan bahwa fenotoin dapat menyebabkan gangauan jaringan ikat.
Pada trauma tangan : meskipun ada spesifikulasi bahwa depyutren mugkin disebabakan oleh trauma fisik seperti tenaga kerja manual atau lainnya yang pekerjaany sering mengunakan tanganAkan tetapi Tidak ada bukti yang dapat membuktikan bahwa resiko kerja yang spesifik mengarah ke Resiko terjadinya Kontraktur Depyutren , .
Etiologi• Penyebab utama secara pasti terhadap penyakit
ini sepenuhnya belum diketahui, namun Penyakit depuytren ini kemungkinan disebabkan oleh kelainan genetik. Beberapa studi mengatakan autosom dominan membawa kelainan tersebut
• Kontraktur depuytren terjadi karena kesalahan dalam pertumbuhan dan regulasi dari fibroblast, yang dihasilkan dari perubahan kromosom pada trisomi 8 seperti perubahan yang terjadi pada neoplasma, pada fibroblast terjadiny proliferasi yang tidak terkendali yang menyebabkan kontraktur ini
Tanda dan gejalaGejala dari peyakit depuytren biasanya terdapat benjolan dan celah telapak tangan . benjolan biasanya keras dan mengikuti kulit. ketebalan cord dapat bekembang panjang dari telapak tangan sampai ke satu jari atau lebih, biasa yang tekena adalah jari manis dan kelingking. Cord sering di anggap sebagai tendon ,akan tetapi cord itu bukan lah tendon ia berada di antara tendon dan kulit, cord inilah yang membengkokkan dan mengakibatkan jari menjadi kontraktur .
lanjutan
Gejala yang sering dikeluhkan adalah sulit meregangkan jari jari. Karena jari jari selalu menekuk ke telapak tangan , maka sering pasien mengeluhkan sulitnya beraktifitas saat menggunakan tangan
• Terdapat benjolan di jari tangan berkembang menjadi seperti tali
• Penebalan garis di telapak tangan • Pada saat dilakukan pemerikasaan
ditemukan penebalan jaringan (fibrosis) dan keterbatasan gerak.
Video **
PATHOFISIOLOGIPathofisiologi dasar kontraktur depuytren adalah proliferasi fibroblast, proliferasi terjadi secara tidak terkendali,dan hal yang ini sepenuhnya belum diketahui. Penyakit ini berkembang dalam beberapa tahap , tahap proliferasi ini ditandai dengan perkembangan bintil atau nodul, lesi pathognomonic dari kontraktur depyutren (Nodul tadi terdiri dari fibroblast dan kolagen), nodul sering tampak /terletak di dekat lipatan Palmaris distal tetapi mungkin dapat juga ditemukan pada daerah yang lain bahkan di jari, setelah adanya nodul fase selanjutnya adalah keadaan yang lebih lanjut dimana Cord mulai berkembang dari proksimal ke nodul , dan alur atau lubang lubang dikulit menunjukan adanya fiksasi kulit facia yang mendasarinya , selama fase ini myofibroblas menggantikan fibroblas, myofibroblas mampu memproduksi kolagen dan menyebabkan kontraksi karena mengandung myofibril dalam sel , muofibroblas juga memiliki hubungan antar sel satu sama lain ,yang memungkinkan untuk terjadinya peningkatan kekuatan kontraktil. Ini ditemukan tidak hanya dalam nodul dan cord tetapi juga bisa tertadap di seluruh facia Palmaris.
LANJUTAN
Kemudian Aponeurosis Palmaris menebal , biasanya didepan jari manis , facia yang menebal dan mengerut bagian distalnya kemudian akan menarik ke posisi fleksi dan perlekatankulitnya megerutkan kulit ke telapak tangan
pathway
Penatalaksanaana. Pembedahan• Fasiotomi
Fasiotomi adalah tindakan menyayat fasia yang terlibat, dan dapat membetikan bantuan jangka pendek tetapi juga tingkat kekambuhan sangat tinggi. Prosedur ini dapat memperbaiki keadaan suatu kontraktur tapi kemungkinan tidak akan memperbaiki kelainan bentuk.
lanjutan
• FasciectomyMerupakan tindakan menghilangkan sebagian fasia yang tidak normal sebanyak mungkin . akan tetapi prosedur ini tidak umum/ jarang dilakukan ,dikarenakan dapat terjadi resiko hematoma dan edema pasca operasi yang berkepanjangan dan kekakuan. Fasciectomi dilakukan dengan melakukan insisi di pinggir dari benjolan biasanya sayatan berbentuk “Z” .
Video fasciectomi
Video pembedahan/ penanganan
Penatalaksanaan lainya• Aponeurotomy needle
Aponeurotomy adalah teknik minimal invsif dimana penyisipan jarum kecil melalui cord yang melemah dan manipulasi . keuntungan dari tindakan ini adalah intervensi minimal tanpa sayatan dan sangat vepat kembali ke keadaan normal tanpa perlu rehabilitasi ,tetapi Nodul tidak diangkat dan hal ini memungkinkan penyakit dapat kambuh kembali.
VIDEO
Penatalaksanaan lainnya- Terapai Radiasi - ROM
Komplikasi
Kontraktur depyutren dapat membuat pasien sulit untuk menjalankan fungsi tertentu menggunakan tangan , kebanyakan pasien mengalami ketidaknyamanan dan ketidakmampuan dalam melakukan suatu seperti menulis dan yang lainya. Dan apabila keadaan semakin parah maka dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kemampuan untuk membuka tangan
Asuhan keperawatan
a. Pengkajian• Anamnase• Riwayat penyakit sekarang• Riwayat penyait keluarga
b. Pemeriksaan FisikPada saat pemeriksaan fisik tangan biasanya ditemukan : - Terdapat Nodul dan alur di telapak tangan - kulit memucat saat mengekstensikan tangan - adanya deformitas - Nodul teras lunak saat di Palpasi - Cord proximal sampai ke nodule biasanya terasa sakit - Sulit unutk meregangkan jari
Diagnosa keperawatan Pre Operasi• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
Kontraktur• Gangguan cintra tubuh berhubungan dengan penyakit• Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan
ancaman yang dirasakan• Ansietas berhubungan dengan prosedur invsife• Kurang pengetahuan berhubungan informasi mengenai
penyakit
Post operasi • Nyeri berhubungan dengan Pembedahan • Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
pembedahan
Dx 1: Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Kontraktur
Tujuan : Pasien menunjukan tingkat mobilitas,adanya pergerakan sendi dan otot ,adanya perpindahan, klien dapat mengekstensikan jari nya
kriteria hasil: derajat fleksi pada salah satu atau lebih yang ada pada jari klien dapat berkurang (dapat sedikit menggerakan jarinya) Intervensi :• Berikan terapi aktivitas : mobilitas sendi: Penggunaan pergerakan tubuh aktif
dan pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki sendi • Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan
akan peralatan pengobatan yang tahan lama• Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif/pasif unutk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot• Rujuk ke ahli terapi fisik • Awasi seluruh kegiatan mobilitas dan bantu pasien jika diperlukan
Hasil yang diharapkan: • Tingkat mobilitas: kemampuan untuk melakukan pergerakan yang bermanfaat• Pelaksanaan berpindah: adanya kemampuann untuk mengubah posisi jari
kearah ekstensi• Darajat fleksi pada jari berkurang
• Dx 2: Ganguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit Tujuan; Ganguan citra tubuh berkurang yang ditunjukan dengan citra tubuh yang positif
Intervensi:• Tentukan apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan ke
dalam citra tubuh pasien• Pantau frekuansi pernyataan yang mengkritik diri • Beri dorongan kepada pasien dan keluarga untuk
mengungkapkan perasaan dan untuk berduka• Bantu pasien dan keluarga unutk mengidentifikasi mekanisme
koping dan kekuatan personal dan pengakuan keterbatasan• Dengarkan pasien/ keluarga secara aktif danakui realitas
adanya perhatian terhadap perawatan ,kemajuan dan prognosis
Hasil yang diharapkan:• Citra tubuh: persepsi yang positif terhadap penampilan dan
tubuh sendiri• Harga diri: adanya penyesuaian diri dan harga diri
• Dx3 : Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan ancaman yang dirasakan
Tujuan : Konflik dalam pengambilan keputusan berkurang ,ditunjukan melalui kemampuan memproses informasi dan partisipasi: keputusan perawatan keperawatanIntervensi:• Memberikan informasi dan dukungan unutk pasien yang membuat keputusan
tentang perawatan kesehatan• Kaji pemahaman pasien tentang pilihan ayang tersedia• Evaluasi tingkat ketegangan dan distress pasien• Dukungan pembuatan keputusan: tentukan apakah ada perbedaan antara
pandangn pasein terhadap kondisinya dan pandangan dari pemberi perawatan kesehatan
• Informasikan kepada pasein dan keluarga mengenai pendangan alternatifdalam penyelesaian masalah : berikan informasis yang diminta pasien
Hasil yang diharapkan:• Pembuatan keputusan : kemampuan unutk memilih dianatara dua alternative
atau lebih• Pemprosesan informasi: kemampuan untuk mendapatkan ,mengorganisasi
dan menggunakan informasi• Partisipasi: keputusan perawatan kesehatan; keterlibatan individu dalam
memilih dan mengevaluasi pilihan perawatan kesehata
• Dx4: Ansietas berhubungan dengan Prosedur Invasif Tujuan: Individu menyatakan peningkatan
kenyamanan psikologis dan fisiologisIntervensi: • Kaji tingkat ansietas : ringan, sedang, berat• Beri kenyamanan dan ketentraman hati
- Dampingi klien- Jangan membuat tuntutan atau meminta klien
membuat keputusan - Berbicara denganperlahan dan tenang,
mengunakan kalimat yang pendek dan sederhana - Perlihatkan rasa empati (misal ,datang dengan
tenang, menyentuh, membiarkan menangis, berbicara)
lanjutan
• Ajarkan penghentian ansietas untuk digunakan bila situasi yang menimbulkan stress tidak dapat dihindari (Grainger,1990)- Melihat ke atas- Kontrol pernapasan- Menurunkan bahu- Memperlambat pikiran - Mengubah suara- Memberikan petunjuk pada diri sendiri- Perubahan perspektif - membayangkan melihat
situasi dari jauh• Bantu klien yang sedang marah (Thomas 1989) - Identifikasi adanya marah ( missal perasaan frustasi, ansietas)- Jangan memutuskan (menghentikan ) : mendengarkan keluhan pasien
• Dx5: Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi tentang penyakit
Tujuan: - pengetahuan pasien / keluarga meningkat- Keluarga dan pasien mengerti tentang penyakit- keluarga dan pasien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien
Intervensi: • Kaji tingkat pendidikan keluarga klien : pendidikan merupakan
salah satu faktor penentu tingkat pengetahuan seseorang• Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien : untuk mengetahui
seberapa jauh informasi yang telah mereka ketahui,sehingga pengetahuan yang nantinya akan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan keluarga
• Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kontraktur depyutren melalui penkes: untuk meningkatkan pengetahuan
• Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti : untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang sudah dipahami
Post Operasi
• Dx1: Nyeri berhubungan dengan Pembedahan Tujuan : Nyeri yang dirasakan pseien berkurangKriteria hasil: pasien melaporkan nyeri berkurang., mengungkapkan metode untuk meredakan nyeri, mendemostrasikan penggunaan keterampilan, relaksasi sesuai indikasi untuk situasi individu
Intervensi:• Pemberian Analgesik: penguanaan agen farmakologi untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri• Kaji skala nyeri yang komprehensif, frekuesnsi, kualitas intensitas
attau keparahan nyeri• Ajarkan teknik manajemen nyeri dan relaksasi napas dalam• Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri Hasil yang diharapkan :
• Nyeri yang di alami pasien dapat berkurang bahkan hilang • Pasien dapat mengunakan tindakkan mengurangi nyeri dengan
anelgetik yang telah diberikan dan nonanalgetik secara tepat• Pasien dapat mengenali faktor penyebab dan mengunakan
tindakan yang diajarkan untuk mencegah nyeri
• Dx2: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahanTujuan: menunjkan adanya penyembuhan luka
Intevensi: • Catat lokasi ,luas dari luka• Lakukan perawatan luka / kulit secara rutin yang dapat meliputi• Pertahankan jaringan sekitar terbebas dari drainase dan
kelembaban yang berlebihan • Lindungi klien dari kontaminasi fekal atau urin • Bersihkan dan balut insisi pembedahan mengunakan prinsip
prinsip sterilisasi atau tindakan aseptic• Ajarkan perawatan luka insisi pembedahan ,termasuk tanda
dan gejala infeksi , cara unutk mempertahankan luka insisi tetap kering saat mandi.
• Kosultasikan pada dokter tentang implementasi pemberian makanan dan nutrisi secara enteral atau parental untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan luka
Hasil yang diharapkan • Menunjukan penyembuhan luka: adanya penyatuan kulit, tidak
adanya tanda tanda infeksi
• Dx3: Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasiveTujuan: pasien terbebas dari tanda atau gejala infeksi
Intervensi :• Pantau tanda dan gejala infeksi • Kaji faktor yang meningkatkan seeangan infeksi (missal usia
yang lanjut, imunitas yang rendah) • Instruksikan untuk menjaga higienis pribadi untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi• Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi faktor di
linngkungna mereka , gaya hidup, dan praktik kesehatan yang meningkatkan resiko infeksi.
Hasil yang diharapkan• Pasien dan keluarga memahami dan mengenal pencegahan
dan pengendalaian infeksi • Pasein dapat menjaga luka akibat pembedahan agar tidak
terkontaminasi bakteri• Pasien dapat menjaga kebersihan dirinya dan luka yang
dialaminya
TERIMA KASIH