- c & d (1) penggunaan obat rasional (por) rev 1

53
COMPOUNDING AND COMPOUNDING AND DISPENSING DISPENSING PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG Bandung Bandung , , APRIL APRIL 20 20 15 15

Upload: imut-mainah

Post on 18-Aug-2015

248 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

compounding

TRANSCRIPT

COMPOUNDINGANDDISPENSINGCOMPOUNDINGANDDISPENSINGPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKERSEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNGBandung Bandung,,APRIL APRIL 20 2015 151. PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR), DLL.1. PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR), DLL.2. GOODPHARMACYPRACTICE(GPP)2. GOODPHARMACYPRACTICE(GPP)3. SKRINING/PENGKAJIAN RESEP.3. SKRINING/PENGKAJIAN RESEP.4. PERHITUNGAN DALAM COMPOUNDING AND 4. PERHITUNGAN DALAM COMPOUNDING AND DISPENSING.DISPENSING.5. SIMULASI DAN PRAKTEK SERTA STUDI 5. SIMULASI DAN PRAKTEK SERTA STUDI KASUS DALAM COMPOUNDING AND KASUS DALAM COMPOUNDING AND DISPENSING.DISPENSING.. PELAYANAN RESEP YANG BERBASIS . PELAYANAN RESEP YANG BERBASIS PERIMBANGAN RATIO MAN!AAT DAN BIAYAPERIMBANGAN RATIO MAN!AAT DAN BIAYA". OBAT STERIL DAN OBAT TETES NON STERIL". OBAT STERIL DAN OBAT TETES NON STERILPENGGUNAAN OBAT RASIONALPENGGUNAAN OBAT RASIONAL(POR) (POR) 1Masyarakat Indonesia dikepung ribuan merek obat. Anda boleh percaya atau tidak, lebih dari 40 persen obat jadi yang beredar di Indonesia tidak rasional. Selain justru bisa membahayakan kesehatan, juga merupakan pemborosan.ILUSTRASI#Tak kurang dari Ketua mum !engurus "esar Ikatan #armakologi Indonesia dan $uru "esar #armakologi #akultas Kedokteran ni%ersitas $adjah Mada !ro& dr I'an ('iprahasto, MMedSc, !h( menyatakan keprihatinan ini dalam 'a'ancara di )akarta ** Mei lalu.!ada dekade *+,0-an, (irektur )enderal !enga'asan .bat dan Makanan (epartemen Kesehatan /!.M (epkes0 1I 'aktu itu, !ro&. (r. Midian Sirait, menarik 2,3 merek obat dan obat kombinasi dari peredaran karena dinilai tidak rasional dan ada bukti dari sejumlah negara mengenai aspek keamanan dan khasiatnya.Menurut !ro&. I'an, sekarang ada lebih dari *4.,00 merek obat jadi di Indonesia dan sekitar 4.000 di antaranya diperkirakan tidak rasional. .bat-obat itu masuk dan diterima (irektorat )enderal !.M (epkes ketika belum ada sistem e%aluasi obat yang baik. 5ontohnya obat tetes mata, obat mag 6 tukak lambung, obat &lu, serta obat batuk campuran..bat batuk campuran, misalnya, mencampurkan antitusi& untuk menekan batuk yang terus-menerus dan ekspektoran diindikasikan untuk batuk berlendir. 7al ini tidak logis. .bat tetes mata juga tidak rasional karena mencampurkan obat steroid dan antibiotik.8g lebih tidak masuk akal lagi adalah obat mag yg mencampurkan berbagai jenis obat yg sebagian bertentangan indikasinya, seperti Al hidroksida, Mg hidroksida, skopolamin, semitikon 6 dimetikon /utk menetralkan as lambung0, ka&ein yg menyegarkan hingga penenang seperti codein.Tentang obat-obat penghilang nyeri campuran dg steroid yg banyak menimbulkan e&ek samping, seperti gagal ginjal 6 moonface, I'an menegaskan bah'a obat-obat analgetik seharusnya tidak boleh dikombinasikan dg steroid. 9yatanya, di apotek-apotek daerah tersedia obat kombinasi 9SAI(, misalnya &enilbutason dg steroid seperti prednison, 6 %itamin. Ini sama sekali tidak rasional 6 dapat membahayakan pasien.7arga Sipro&loksasin merek dagang /branded generic0 yg patennya sudah habis th 200: ber%ariasi mulai 1p *.200 hingga lebih dari 1p 2+.000, padahal sipro&loksasin generik hanya 1p :43."ayangkan, harga obat generik bermerek ada yg hampir seratus kali lebih mahal dibandingkan obat generik biasa, padahal isi dan khasiatnya sama.(an sebenarnya obat generik bermerek hanyalah ; jiplakan< obat originator yang dibuat dg riset mahal.C$%&'&()&, *&+)&,&'&- &.&* / +$0&12&( 34'-$, 56+-,6 +63&7 -$%&(56, +&%&7 '&8,&7 *$(1&(11&8 40&- 1$($,2' 0$,*$,$' +$0&1&2 940&- 8&-$(9. P&3&7&%, *&7&%()& 7&,1& 40&- 1$($,2' 0$,*$,$' +&*& +$'&7 -23&' ,&+24(&%. (i tengah belantara ribuan merek obat, mulai dari yang generik dan esensial hingga obat-obat merek dagang baik yang originator maupun obat generik bermerek, konsumen harus cerdas.>B1umlah desa (>.??B!ASILITAS KESEHATAN #&S ( ==6Puskesmas (:.966'potik(=.5:6Toko *bat (:.66BSDM !ARMASI#PUSKESMAS(1.=44):.'poteker ( :== 5.TTK ( >6@RUMAH SAKIT /RSUD (33):. 'poteker ( :5:5.TTK( >>@TTK -Tenaga Teknis Kefarmasian.,'T'& +#,'K'$%,'T'& +#,'K'$%C ,ebih dari >9D obat-obatan di dunia ,ebih dari >9D obat-obatan di dunia diresepkan dan diberikan secara tidak diresepkan dan diberikan secara tidak tepat, tidak efektif, dan tidak eEsientepat, tidak efektif, dan tidak eEsienC Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, :0= penduduk dunia kesulitan :0= penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses memperolehobat mendapatkan akses memperolehobat esensialesensial harus dilakukan upaya untuk harus dilakukan upaya untuk tercapainya Ftercapainya Fcost e#ecti$e medical cost e#ecti$e medical inter$entioninter$entionGGP#$%%)$''$ *+'T &'S!*$',, P#$%%)$''$ *+'T &'S!*$',, 8/4H8/4HC )ntuk meningkatkan efektiitas dan eEsiensi )ntuk meningkatkan efektiitas dan eEsiensi belanja obatbelanja obat sebagai salah satu upaya sebagai salah satu upaya cost cost e#ecti$e medical inter$entionse#ecti$e medical inter$entionsC 3empermudah akses masyarakat untuk 3empermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat dengan harga terjangkaumemperoleh obat dengan harga terjangkauC 3encegah dampak penggunaan obat yang 3encegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat membahayakan pasientidak tepat yang dapat membahayakan pasienC 3eningkatkan kepercayaan masyarakat 3eningkatkan kepercayaan masyarakat -pasien.terhadap mutu pelayanan kesehatan-pasien.terhadap mutu pelayanan kesehatanPOR MEMENUHI PRINSIP POR MEMENUHI PRINSIP 3 T=!AT (IA$9.SIS(A9 T=!AT I9(IKASI T=!AT (IA$9.SIS(A9 T=!AT I9(IKASI3 S=SAI (=9$A9 I9(IKASI !=98AKIT S=SAI (=9$A9 I9(IKASI !=98AKIT3 T=!AT !=MI>I7A9 ."AT T=!AT !=MI>I7A9 ."AT3 T=!AT (.SIS T=!AT (.SIS3 T=!AT 5A1A !=M"=1IA9 T=!AT 5A1A !=M"=1IA93 T=!AT I9T=1?A> @AKT!=M"=1IA9 T=!AT I9T=1?A> @AKT!=M"=1IA93 T=!AT >AMA !=M"=1IA9 T=!AT >AMA !=M"=1IA93 @AS!A(A T=17A(A! =#=K SAM!I9$ ."AT @AS!A(A T=17A(A! =#=K SAM!I9$ ."AT3 T=!AT I9#.1MASI T=!AT I9#.1MASI3 T=!AT !=9I>AIA9 K.9(ISI !ASI=9 T=!AT !=9I>AIA9 K.9(ISI !ASI=93 ."AT 8A9$ (I"=1IKA9 7A1S =#=KTI# (A9 AMA9 (=9$A9 MT."AT 8A9$ (I"=1IKA9 7A1S =#=KTI# (A9 AMA9 (=9$A9 MT T=1)AMI9 S=1TA T=1S=(IA S=TIA! SAAT (=9$A9 7A1$A T=1)A9$KA T=1)AMI9 S=1TA T=1S=(IA S=TIA! SAAT (=9$A9 7A1$A T=1)A9$KA3 T=!AT TI9(AK >A9)T / T=!AT TI9(AK >A9)T /FOLLOW UP FOLLOW UP0 03 T=!AT !=98=1A7A9 ."AT / T=!AT !=98=1A7A9 ."AT /DISPENSING DISPENSING0 03 !ASI=9 !AT7 T=17A(A!!=1I9TA7 !=9$."ATA9 8A9$ (I"T7KA9 !ASI=9 !AT7 T=17A(A!!=1I9TA7 !=9$."ATA9 8A9$ (I"T7KA938 38MEMBUTUHKAN IN!ORMASI OBAT YANG BENAR DAN LENGKAPPENGGUNAAN OBAT RASIONALPENGGUNAAN OBAT RASIONALPENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN TIDAK RASIONAL, APABILA #TIDAK RASIONAL, APABILA #CPolypharmacyPolypharmacyCPenggunaan antibiotik secara tidak Penggunaan antibiotik secara tidak tepat dosis dan indikasinyatepat dosis dan indikasinyaCPenggunaan injeksi yang berlebihanPenggunaan injeksi yang berlebihanCPemberian resep yang tidak sesuai Pemberian resep yang tidak sesuai dengan indikasi klinis dan diagnosisdengan indikasi klinis dan diagnosisCS"amedikasi yang tidak tepatS"amedikasi yang tidak tepatSTRATEGI PENINGKATAN STRATEGI PENINGKATAN PORPOR41 41REGULASI/KEBIJAKANREGULASI/KEBIJAKANEDUKASIEDUKASIMANAJERIALMANAJERIALFINANSIALFINANSIALUPAYA UNTUK MENDORONG UPAYA UNTUK MENDORONG PORPOR1.1.STRATEGI REGULASISTRATEGI REGULASIC 3enyusun pedoman0standar klinis3enyusun pedoman0standar klinisC 3enyusun Daftar *bat #sensial 3enyusun Daftar *bat #sensial $asional -D*#$.$asional -D*#$.C 3enyusun peraturan0legislasi yang 3enyusun peraturan0legislasi yang tepat dan dilaksanakan secara tepat dan dilaksanakan secara konsistenkonsisten )P'4' )$T)K 3#$D*&*$% )P'4' )$T)K 3#$D*&*$% P*&P*&2.2.STRATEGI EDUKASISTRATEGI EDUKASI3 I(