metopen pemasaran
DESCRIPTION
jkasdiudasjlTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi dan Globalisasi yang begitu pesat,
berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia
usaha saat ini.Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan harus memiliki
strategi perusahaan yang dapat memahami perilaku konsumen.Perusahaan yang baik
adalah memahami betul siapa konsumennya dan bagaimana mereka berprilaku.
Pemaham mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada
keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha yang telah melampaui batas
Negara.
Dunia teknologi Informasi memang selalu menarik untuk diamati terutama
yang berkaitan dengan telekomunikasi. Ini ditandai dengan perkembangan internet,
kemudian disusul dengan teknologi telepon seluler yang begitu cepat dan canggih
sehingga setiap orang tertarik untuk memiliki. Sekarang ini setiap orang tidak hanya
memiliki suatu produk karena fungsinya saja, tetapi juga rasa bangga dan pengakuan
yang didapatkan dari memiliki produk tersebut.
Teknologi dalam telepon seluler merupakan salah satu daya tarik untuk
menarik perhatian konsumen untuk membeli. Desain atau model unik serta teknologi
1 | P a g e
yang digunakan seperti kamera, bunyi panggilan serta fasilitas yang dapat berinternet
merupakan daya tarik untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Seiring berkembangnya zaman, ponsel tidak hanya digunakan untuk
berkomunikasi via telepon atau sms, namun konsumen menginginkan lebih sehingga
fitur ponsel pun semakin beragam. Sejak internet mulai booming di Indonesia,
internet menjadi fitur yang wajib ada dan berubah menjadi fungsi dari ponsel itu
sendiri selain digunakan untuk telepon dan sms. Maka tak heran bila ponsel dengan
harga paling murah wajib memenuhi tiga syarat yaitu dapat digunakan untuk telepon,
SMS, dan internet.
Kebutuhan dan keinginan yang semakin kompleks, menutut semua fitur dan
fungsi dapat terintegrasi dalam satu gadget, munculah produk smartphone untuk
menjawab kebutuhan tersebut karena ponsel saja dinilai kurang cukup untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam.
Selain itu, pola masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran tren berkat
kemajuan media internet membuat mereka menjadi gemar sharing dan sosialisasi
untuk menjaga eksistensi diri.
Indonesia, Negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa merupakan pasar
yang besar dalam hal pengguna perangkat komunikasi (ponsel). Lembaga riset digital
marketing Emarketer memproyeksikan pada tahun 2016 akan ada 62,2 juta pengguna
smartphone , sedangkan di tahun 2017 akan ada 74,9 juta pengguna. Adapun pada
2 | P a g e
tahun 2018 sampai dengan 2019, terus tumbuh mulai dari 83,5 juta hingga 92 juta
mobile phone user di Indonesia, Emarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016
hingga 2019 penggunaan smartphone di Indonesia akan terus tumbuh. Angka
pertumbuhannya pun fantastis. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi
negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina,
India, dan Amerika.
Banyak merek smartphone yang masuk ke Indonesia, salah satunya adalah
PT. Samsung Electronics Indonesia (SEI) yang mampu menjadi pemimpin
smartphone dengan produk andalannya Galaxy series. Berdasarkan riset lembaga
Growth for Knowledge (GfK) seperti yang dikemukakan oleh Budi Janto, Direktur
Bisnis PT. Samsung Electronics Indonesia per Maret 2012, Samsung menjadi merek
nomor satu untuk kategori smartphone Android dengan pangsa pasar tercatat 80%
dan computer tablet 40% disbanding merek lain untuk kategori smartphone Android.
Perilaku konsumen Indonesia yang unik menjadi tantangan tersendiri bagi
penjualan produk Samsung, karena pengguna ponsel di Indonesia memiliki motif
yang berbeda dengan pengguna ponsel di Negara-negara lain, terutama Amerika,
Eropa, atau Negara-negara maju salah satunya adalah penerimaan produk
berteknologi tinggi seperti lifestyle.
3 | P a g e
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu bagaimana meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk smartphone
Samsung Galaxy Series. Selanjutnya pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah faktor daya tarik iklan produk smartphone Samsung Galaxy Series
berpengaruh terhadap minat beli konsumen ?
2. Apakah faktor budaya mempengaruhi minat beli smartphone Samsung galaxy
series?
3. Apakah faktor sosial mempengaruhi minat beli smartphone Samsung galaxy
series?
4. Apakah faktor pribadi mempengaruhi minat beli smartphone Samsung galaxy
series?
5. Apakah faktor psikologis mempengaruhi minat beli smartphone Samsung galaxy
series?
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan batasan-batasan
pembahasan masalah yaitu:
4 | P a g e
Pembahasan faktor sosial, personal, psikologis, budaya dapat mempengaruhi prilaku
konsumen dalam minat beli produk Smartphone Samsung Galaxy Series.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengkaji faktor iklan yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
minat beli produk Smartphone Samsung Galaxy Series.
2. Untuk menganalisis pengaruh faktor budaya terhadap minat beli smartphone
Samsung galaxy series?
3. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial terhadap minat beli smartphone
Samsung galaxy series?
4. Untuk menganalisis pengaruh faktor pribadi terhadap minat beli smartphone
Samsung galaxy series?
5. Untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis terhadap minat beli smartphone
Samsung galaxy series?
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan pengetahuan untuk
penelitian-penelitian di bidang pemasaran terutama yang berkenaan dengan minat
beli konsumen.
5 | P a g e
2. Penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat mengetahui lebih mendalam
mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen
terutama bagi produk smartphone untuk diterapkan kedepan.
6 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Perilaku Konsumen
Keputusan konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan
dipilihnya menerangkan tentang perilaku konsumen dipasaran, Perilaku konsumen
menurut schiffman, kanuk (2004, p.8) “Perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam
pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan
jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen”.
Teori perilaku konsumen yang berkembang akhir-akhir ini didasarkan pada
kebutuhan ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan
menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimumkan
kepuasan (utilitas). Pada menentuan kuantitas tersebut, konsumen dihadapkan pada
kendala pendapatan dan harga komoditas. sementara itu, preferensi dan variabel yang
lain dianggap tetap atau konstan yang disebut dengan istilah ceteris paribus
American Marketing Association dalam Peter dan Olson (1999)
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan
kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran dalam
hidup mereka.
7 | P a g e
Menurut Peter dan Olson (1999) sifat dari perilaku konsumen yaitu:
1. Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi
dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan masyarakat luas selalu
berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan
pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit.
Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada
saat dan tempat lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan
inovasi-inovasi secara berkala untuk meraih konsumennya.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan
manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami
bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan
tersebut dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan
nilai bagi konsumen.
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam kata lain
seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai
gantinya
8 | P a g e
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler
(2009) :
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari
lembaga-lembaga penting lainnya.
Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah
laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
1. Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku
yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga
penting lainnya.
2. Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan
pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk
kelompok ras, dan wilayah geografis.
3. Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan
para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
9 | P a g e
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-
nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
1. Peran dan status adalah terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan
seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam
masyarakat.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal
dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau
atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.
10 | P a g e
2.1.2. Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli
Iklan bias menjadicarayangefektif dari segi biaya untuk mendistribusikan
pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau mendidik orang.
Bahkan dalam lingkungan media yang penuh tantangan saat ini, iklan yang baik
akan menghasilkan hasil yang memuaskan (Kotler dan Keller,2009). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Kopalle danLehman (1995) dalam Navarone (2003)
tentang pengaruh periklanan terhadap kesuksesan produk, dinyatakan bahwa
pengaruh periklanan dapat menarik minat beli konsumen, serta menumbuhkan
prioritas membeli konsumen dan pembelian ulang konsumen.Berdasarkan hal
tersebut, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H2 : Daya tarik iklan berpengaruh positif terhadap minat beli
2.1.3. Daya Tarik Iklan
Periklanan menurut Kotler dan Keller (2009) adalah semua bentuk
terbayar atas presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor
yang jelas.Periklanan didefinisikan sebagai bentuk dari komunikasi bukan
pribadi yang dibayar dimana sponsor atau perusahaan diidentifikasi (Lamb,2001)
Adapun jenis - jenis utama periklanan yang dikemukakan oleh Lamb (2001):
11 | P a g e
1. Periklanan Institusi
Bentuk dari periklanan yang didesain untuk meningkatkan citra sebuah
perusahaan daripada mempromosikan suatu produk tertentu. Dikenal juga dengan
periklanan sokongan (advocacy advertising), khususnya digunakan
untuk melindungi terhadap sikap negatif konsumen dan meningkatkan
kredibilitas perusahaan di antara konsumen yang telah menyukai posisinya.
2. Periklanan Produk
Periklanan produk mempromosikan manfaat suatu produk maupun jasa
tertentu. Tahap produk ini dalam siklus hidupnya sering kali menentukan
jenis iklan produk yang akan digunakan :
a. Periklanan Perintisan
Periklanan perintisan bertujuan untuk merangsang permintaan primer
terhadap produk atau kategori produk baru dengan menawarkan pelanggan suatu
informasi yang mendalam tentang manfaat suatu kelas produk.
b. Periklanan Bersaing
Bentuk periklanan yang didesain untuk mempengaruhi permintaan atas
merek tertentu. Sering kali promosi menjadi kurang informatif dan lebih
menekankan untuk menarik emosi konsumen.
12 | P a g e
c. Periklanan Perbandingan
Periklanan yang secara langsung atau tidak langsung membandingkan dua
atau lebih merek yang bersaing pada satu atau lebih atribut tertentu. Banyak
pemasang iklan yang menggunakan periklanan perbandingan terhadap
merek mereka sendiri, tujuannya memperlihatkan perkembangan produk
merek tersebut.
Kotler dan keller (2009) menyatakan bahwa tujuan iklan/sasaran iklan adalah
tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan
pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan iklan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Iklan Informatif
Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang
produk atau fitur baru produk yang nada.
2. Iklan Persuasif
Iklan ini bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan
pembelian produk atau jasa. Beberapa iklan persuasif menggunakan iklan
komparatif, yang membuat perbandingan eksplisit tentang atribut dua merek
atau lebih.
13 | P a g e
3. Iklan Pengingat
Bertujuan menstimulasikan pembelian ulang produk dan jasa.
4. Iklan Penguat
Iklan ini bertujuan meyakinkan pembeli bahwa saat ini mereka
melakukan pilihan tepat.
Media periklanan adalah saluran yang digunakan pemasang iklan dalam
Komunikasi massa (Lamb, 2001). Saat ini ada enam media periklanan yaitu :
1. Koran
Keuntungan dari iklan koran termasuk fleksibilitas geografi dan tepat
waktu. Iklan koran membuat penjual lokal dapat menjangkau target
pasarnya hampir setiap hari dengan biaya yang masuk akal. Akan
tetapiruang lingkup yang sempit menjadi kelemahan tersendiri.
2. Majalah
Dibandingkan dengan media massa lainnya, biaya periklanan di majalah
biasanya lebih tinggi. Tetapi biaya per pelanggan potensial mungkin lebih
rendah, karena majalah lebih sering ditargetkan pada pelanggan khusus dan
dengan demikian meraih lebih banyak pelanggan potensial. Misalnya PC
14 | P a g e
Week sebagai majalah komputer terkemuka, tentu iklan yang efektif disini
adalah iklan yang berkaitan dengan hardware dan software computer.
3. Radio
Radio mempunyai beberapa kekuatan sebagai media periklanan yaitu
selektivitas dan segmentasi pemirsa, pemirsa diluar rumah yang besar,
rendah biaya per unit dan biaya produksi, tepat waktu dan fleksibilitas
geografis. Namun tidak adanya perlakuan visual dan umur iklan yang
pendek menjadi sebagian kelemahan radio.
4. Televisi
Televisi adalah media audiovisual, hal ini memberikan para pemasang
iklan dengan banyak kesempatan kreatif. Warta periklanan di televisi dapat sangat
mahal, khususnya bagistasiun jaringan dan stasiun kabel populer.
5. Media Luar Ruang
Media luar atau iklan di luar rumah merupakan iklan yang fleksibel, media
yang murah dengan bentuk yang beragam. Misalnya meliputi
papanreklame, balon udara raksasa, dan lain-lain. Keunggulan utama dari
iklan luar ruang ini dibandingkan dengan media lainnya adalah bahwa frekuensi
eksposurnya sangat tinggi, dan lagi jumlah gangguan dari iklan pesaing
sangat rendah.
15 | P a g e
6. Internet
Iklan di internet memiliki keunggulan untuk mampu menjangkau terget
pemirsa yang sempit, rentang waktu yang pendek, biaya yang masuk akal.
Kelemahannya sulit untuk mengukur efektivitas iklan dan tidak semua
konsumen dapat mengakses internet.
Iklan merupakan bagian dari promosi produk dengan memberikan
informasi kepadapasar akan adanya suatu produk baik berupa barang atau
jasa. Keberhasilan suatu iklan ditentukan oleh efektifitas iklan tersebut.
Menurut Tjiptono (2008) faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih
media iklan adalah :
a. Dana yang digunakan untuk iklan
Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang
mempengaruhi bauran iklan, perusahaan yang memiliki dana yang lebih
besar kegiatan iklannya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan
yang memiliki dana terbatas.
b. Sifat Pasar
Beberapa sifat pasar yang mempengaruhi sifat bauran ini meliputi luas pasar
secara geografis, konsentrasi pasar, macam pembeli.
16 | P a g e
c. Jenis Produk
Strategi iklan yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh
jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri.
d. Tahap-Tahap Dalam Siklus Kehidupan Barang
Strategi yang diambil untuk mengiklankan barang dipengaruhi oleh
Tahap-tahap siklus kehidupan barang yaitu tahap perkenalan,
pertumbuhan, kedewasaan dan tahap kejenuhan.
Menurut Bendixen (1993 dalam Bachriansyah, 2011), untuk melakukan
pendekatan kepada konsumen dan agar pesan mudah diterima, perlu
juga digunakan daya tarik (appeals). Daya tarik yang digunakan dalam
pesan iklan harus memiliki tiga karakteristik :
1. Daya tarik itu bermakna (meaningful), yaitu menunjukkan manfaat yang
membuat konsumen lebih menyukai atau lebih tertarik pada produk itu.
2. Daya tarik itu harus khas/berbeda (distinctive), harus menyatakan apa yang
membuat produk lebih baik dari produk-produk pesaing.
3. Pesan iklan itu harus dapat dipercaya (believable), yaitu menunjukkan
kebenaran iklan mengenai produk yang ditamp
17 | P a g e
2.1.3. Minat Beli
Menurut Kinnear dan Taylor (1995 dalam Bachriansyah, 2011) , minat beli
adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli
benar – benar dilaksanakan. Minat beli merupakan bagian dari perilaku dalam sikap
mengkonsumsi di masa yang akan datang yang bertujuan untuk memaksimumkan
prediksi terhadap keputusan pembelian yang benar – benar dilakukan oleh konsumen.
Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila
manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk
mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi dan sebaliknya
apabila manfaat yang dirasakan jauh lebih kecil dibanding pengorbanan yang
diberikan,maka konsumen akan cenderung untuk beralih ke produk lain yang sejenis.
Menurut Sridhar Samu (1999dalam Dwityanti, 2008) salah satu indikator bahwa
suatu produk sukses atau tidak di pasar adalah seberapa jauh tumbuhnya minat beli
konsumen terhadap produk tersebut. Menurut Ferdinand (2002 dalam Dwityanti,
2008), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
18 | P a g e
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Menurut Ajay dan Goodstein (1998 dalam Rahma, 2007) menyatakan bahwa
jika kita ingin mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari
apa yang dipikirkannya, dengan demikian akan didapatkan bagaimana proses
informasi itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang
dinamakan “The Buying Process” (Proses Pembelian) meliputi lima hal :
1. Need (kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak
harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk
melakukan pembelian.
2. Recognition (Pengenalan), kebutuhan belum cukup untuk merangsang terjadinya
pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan
sesuatu untuk memenuhinya.
3. Search (Pencarian), merupakan bagian aktif dalam pembelian yaitu mencari jalan
untuk mengisi kebutuhan tersebut.
19 | P a g e
4. Evaluation (Evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat
selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.
5. Decision (Keputusan), langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima. Lima tahap diatas
merupakan suatu proses dimana kita dapat memberikan suatu informasi persuasif
yang spesifik untuk mempengaruhinya.
2.1.4. Keputusan Pembelian
keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusanpembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli. Kotler dan
Amstrong(201). Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses
pemecahan masalah-masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu
maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam14
memutuskan produk dan merek apa yang akan dibeli. (Harper W.Boyd,Jr danOrvile
C. Walker,Jr. 200).
2.1.4.1. Proses keputusan pembelian
Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam factor yang
mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara
konsumen melakukan keputusan pembelian.
20 | P a g e
1. Peran pembelian
Kita dapat membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan
pembelian:
1. Pencetus : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
produk atau jasa.
2. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau saranya mempengaruhi
keputusan.
3. Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan mengenai setiap
komponen keputusan pembelian apakah membeli atau tidak membeli.
4. Pembeli : orang yang melakukan pembeliannyang sesunguhnya.
5. Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
tertentu.
2. Perilaku pembelian
Ada empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat perbedan antarmerek :
1. Perilaku pembelian yang rumit.Perilaku pembelian yangrumit terdiri dari
proses tiga langkah. Pertama, pembelimengembangkan keyakinan tentang
21 | P a g e
produk tertentu. ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia
membuat pilhan pembelian yang cermat.
2. Perilaku pembelian pengurangan ketidaknyamanan. Kadang-kadang
konsumen sangat erlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedan
antaramerek.
3. Perilaku pembelian karena kebiasan. Banyak produk dibeli pada kondisi
rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedan antarmerek yang
signifikan.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi. Beberapa situasi pembelian ditandai
oelh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedan antarmerek
signifikan.
2.1.4.2. Jenis-jenis keputusan pembelian konsumen
Proses pengambilan keputusan yang digunakan konsumen ketika melakukan
pembelian bervariasi. Dan hal itu dikelompokan menjadi empat kategori menurut
(1) apakah konsumen memilki tingkat keterlibatan produk yang tinggi atau rendah
dan (2) apakah konsumen terlibat dalam pencarian informasi16dan evaluasi
merek alternatif secara mendalam atau melakukan pengambilan keputusan secara
rutin. Harper W.Boyd,Jr dan Orvile C. Walker,Jr (200:121)
22 | P a g e
2.1.4.3. Proses pengambilan keputusan konsumen
Menurut( Kotler dan Keler, 208). Ketika membeli produk, secara umum
konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti :
1. Pengenalan masalah,
2. Pencarian informasi,
3. Evaluasi alternatif,
4. keputusan pembelian,
5. Perilaku pasca pembelian
Lima tahapan ini mewakil proses secara umum yang mengerakan konsumen
dari pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah petunjuk
untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat suatu keputusan.
2.1.5. Pengertian Smartphone
Definisi smartphone menurut Wikipedia yaitu :
Smartphone adalah telepon genggam berteknologi tinggi yang berbasis pada
platform komputasi, dengan kemampuan komputasi yang lebih canggih dan
konektivitas yang lebih tinggi dari telepon genggam pada
umumnya.Smartphonesebenarnya sudah ada sejak tahun 1993 yang bernama SIMON
dirancang oleh IBM. Namun, produk smartphone yang booming di Indonesia .
23 | P a g e
Kelebihan smartphonedibanding handphone biasa memiliki banyak fitur yang
memfasilitasi para penggunanya untuk terhubung dengan internet, melakukan
sosialisas di media sosial, serta melakukan kegiatan yang bersifat menghibur.
2.1.6. Sistem fitur yang ada dalam Smartphone
Beberapa fitur yang ada dalam Smartphone diantaranya adalah :
1. Android
Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat
seluler layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet.
2. Symbian
Symbian adalah system operasi tak bebas yang dikembangkan oleh Symbian
Ltd yang dirancang untuk digunakan di perangkat smartphone. Mirip seperti
sistem operasi di dekstop, Symbian mampu melakukan operasi
secara multithreading, multitasking dan pengamanan terhadap memori.
3. Blackberry
BlackBerry adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh Research
In Motion untuk perusahaan BlackBerry dimana sistem operasi ini dibuat
khusus untuk smartphone. Sistem operasi ini menyediakan multitasking dan
mendukung perangkat input khusus yang telah diadopsi oleh RIM untuk
24 | P a g e
digunakan dalam handheld, khususnya trackwheel, trackball, dan yang paling
baru ilah trackpad dan touchscreen.
4. IOS
IOS adalah sistem operasi perangkat mobile yang dikembangkan dan
didistribusikan oleh Aplle Inc. Sistem operasi ini pertama diluncurkan tahun
2007 untuk iPhone dan iPod Touch, dan telah dikembangkan untuk
mendukung perangkat Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV
5. Windos Phone
Windows Phone adalah sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh
Microsoft dan merupakan pengganti platform Windows Mobile. Tidak seperti
pendahulunya, Windows Phone ditujukan pada pasar konsumen.
Dari beberapa fitur diatas, kebanyakan masyarakat Indonesia
menggunakan sistem android, karena fitur yang lengkap dan harga yang tidak
terlalu mahal membuat masyarakat Indonesia menggunakannya, salah satunya
Smartphone Samsung.
2.1.7. SAMSUNG Group
Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar
dunia. Didirikan oleh Lee Byung-chull dan Kang Gary pada 1 Maret 1938
di Daegu, Korea, perusahaan ini beroperasi di 58 negara dan memiliki
lebih dari 208.000 pekerja. Samsung sampai saat ini juga menjadi salah
25 | P a g e
satu brand terbesar di Dunia dengan mengeluarkan smartphone yang
menjadi jawara dalam persaingan bursa pasar gadget Salah satunya adalah
Samsung Galaxy.
Sekarang ini, Samsung beroperasi di 6 bidang bisnis, yaitu
telekomunikasi (telepon genggam dan jaringan), Peralatan Rumah Tangga
Digital (termasuk mesin cuci, oven gelombang mikro, kulkas, pemutar VHS
dan DVD, dll), media digital, LCD, semikonduktor, dan kendaraan bermotor
(Termasuk alat berat).
26 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Metodologi Penelitian
Jenis metodologi penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif.
Metodologi penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat menemukan, membuktikan dan mengembangkan suatu
pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono : 2004)
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai dalam
mengumpulkan data-data yang diperoleh dalam rangka pengujian penelitian. Adapun
teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
Angket
Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relative singkat. Maka
disebarkan angket kepada sampel penelitian (Arikunto, 2006).
3.3. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu maupun perorangan yang diperoleh melalui angket.
27 | P a g e
b. Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak-pihak lain.
Merupakan data yang diperoleh dari obyek penelitian.
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Menurut Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Dari pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini meliputi
sebagian Mahasiswa/i di Stie Madani Balikpapan yang menggunakan
smartphone Samsung galaxy series. Adapun jumlah sebagian Mahasiswa/i
di Stie Madani Balikpapan adalah sebanyak 30 responden.
3.4.2. Sampel
Sampel adalah objek yang merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi, dimana pengambilan sampel yang
dilakukan harus mewakili/representatif dari populasi (Arikunto : 2006).
3.5. Defenisi Operasional variabel
Operasional variabel merupakan definisi atau uraian-uraian yang menjelaskan
dari suatu variabel-variabel yang akan diteliti dan mencakup indikator-indikator yang
ada pada masing-masing variabel. Dengan adanya uraian tersebut maka penulis akan
lebih mudah mengukur variabel yang ada.
28 | P a g e
3.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.6.1. Analisis Deskriptif
a. Verifikasi Data
Yaitu memeriksa kembali kuisioner yang telah di isi oleh responden untuk
memastikan apakah semua pertanyaan sudah dijawab dengan lengkap oleh
responden.
a. Menghitung Nilai Jawaban
Menghitung frekuensi dari jawaban yang telah diberikan oleh responden
atas setiap item pertanyaan yang diajukan
b. Menghitung Rata-rata Skor Total Item Dengan Mengunakan Rumus
RS=4SS+3 S+2TS+1STSn
Dimana: SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
n = Total Responden
c. Menghitung nilai rata-rata jawaban responden dengan menggunakan
rumus
29 | P a g e
Mean=∑h=1
n
xi
n
3.6.2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk menguji
kelayakan data kuisioner dengan menggunakan tahapan pengujian sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006) validitas mengambarkan bahwa pertanyaan
yang digunakan mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
(valid). Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
instrument pengukuran yang digunakan, artinya mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur.
2. Uji Reliabilitas
Gujarati (1997:71) mendefenisikan uji reliabilitas sebagai uji yang
digunakan untuk menbuktikan kehandalan dari item-item pertanyaan
yang digunakan. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya
kekurangan dalam penggunaannya.
3. Multiple Regression/Regresi Berganda
30 | P a g e
Analisis regresi berganda berfungsi untuk menganalisis hubungan dan
pengaruh antara satu variabel terikat terhadap dua / lebih variabel bebas.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk
menaksir nilai-nilai yang berhubungan dengan X (variabel independen),
dengan kata lain dapat digunakan juga ketika kita ingin mengetahui
bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel
independen atau predictor, secara individual (Arikunto : 2006).
4. Uji Hipotesis
a. Uji R2
Koefisien determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Semakin besar nilai R2 (mendekati satu) semakin baik hasil regresi
tersebut karena variabel independen secara keseluruhan mampu
menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya semakin mendekati
angka nol berarti semakin buruk hasil regresinya, karena variabel
independen secara keseluruhan tidak mampu menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2005). Koefisien determinan (R2) di uji dengan
menggunakan statistik pada program SPSS.
31 | P a g e
b. Uji F
Uji F adalah bagian uji statistik yang digunakan untuk membuktikan
pengaruh variable independen terhadap variable dependen secara
serentak (simultan). Pengujian uji F diuji dengan menggunakan
statistik pada program SPSS. Dalam melakukan estimasi data maka
digunakan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5 % (0.05). Kriteria
pengujian adalah:
1) Jika nilai signifikansi < α maka keputusannya Ho ditolak dan Ha
diterima berarti dapat disimpulkan variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
simultan.
2) Jika nilai signifikansi > α maka keputusannya adalah Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti dapat disimpulkan variabel independen
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
simultan.
c. Uji t
Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka dilakukan uji t. Uji t merupakan uji statistik yang digunakan
untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen maka digunakan uji t. Pengujian
uji t diuji dengan menggunakan aplikasi SPSS. Dalam melakukan
32 | P a g e
estimasi data maka dipergunakan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5
%. Kriteria pengujiannya adalah:
1) Jika nilai signilfikansi < α maka keputusannya Ho ditolak dan Ha
diterima berarti dapat disimpulkan variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.
2) Jika nilai signifikansi > α maka keputusannya adalah Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti dapat disimpulkan variabel independen
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
parsial.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 | P a g e
Bab ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil analisis data penelitian dan
pembahasannya. Langkah aal yang dilakukan adalah pengujian instrumen penelitian
yang meliputi uji validitas dan realibilita yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukurdalam melakukan fungsi ukurnya, serta mengukur
tingkat kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Hal ini
dilakukan untuk menjamin kebenaran serta kualitas data penelitian yang diperoleh.
Selanjutnya adalah menginterpretsikan hasil-hasil pengujian yang telah dilakukan.
Namun sebelum hal tersebut dilakukan, bab ini akan menjelaskan hasil-hasil analisis
statistik deskriptif untuk memahami profil responden yang di studi.
4.1. ANALISIS DESKRIPTIF RESPONDEN
Jumlah sempel yang digunakan dalam peneliian ini adalah 30 responden.
Karakteristik responden diperoleh dari data diri yang terdapat dalam kuesioner pada
bagian identitas responden yang meliputi umur, jenis kelamin, dan status pekerjaan.
Responden yang menjadi sempel dalam penelitian ini harus memiliki karakteristik :
a. Responden tersebut sedang menggunakan produk Smartphone
Samsung Galaxy Series
b. Setiap responden mempunyai kesempatan sekali dalam pengisian
kuesioner
34 | P a g e
c. Setiap responden bebas menerima atau menolak survei, dan tidak ada
ikatan kekerabatan, intimidasi atau hadiah-hadiah dalam bentuk
apapun yang dapat mempengaruhi penurunan keyakinan terhadap
kualitas data yang diperoleh
Dari total kuesioner yang disebar tersebut, jumlah yang kembali adalah
sebanyak 30 set kuesioner. Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian kuesioner oleh
responden sebesar 100%. Hal ini tersebut mengindikasikan baha respon responden
untuk mengisi kuesioner penelitian, dan mengembalikannya adalah tinggi. Dalam hal
ini peneliti menyebar sejumlah 30 kuesioner sendiri untuk memastikan pengembalian
kuesioner oleh responden.
Dalam pengumpulan data primer ini, peneliti tidak menemukan adanya
kuesioner yang rusak, baik karena jaaban responden yang tidak lengkap atau karena
responden mengisi lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan yang sama. Oleh kaena
itu, seluruh kuesioner yang terkumpul dapat dianalisis secara statistik. Hasil analisa
karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan atau
status pada tabel berikut
35 | P a g e
Tabel IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
Dibawah 20 tahun 6 20%
21 – 25 tahun 23 77%
Diatas 25 tahun 1 3%
jumlah 30 100%
Sumber : Data primer diolah
Tabel IV.1 diatas menunjukan bahwa persentase responden yang terkumpul
berdasarkan usia adalah responden dengan usia 20 - 25 tahun sebanyak 23 responden
(77%), diikuti usia dibawah 20 tahun sebanyak 6 responden (20%) dan diatas 25
tahun 1 respoden (3%).
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 4 13%
Wanita 26 87%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer diolah
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pelajar/Mahasiswa 18 60%
36 | P a g e
Swasta 12 40%
Wiraswasta - -
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer diolah
Tabel IV.2 diatas menunjukkan bahwa persentase responden yang terkumpul
berdasarkan jenis kelaminnya adalah Wanita sebanyak 26 responden (87%) dan pria
sebanyak 4 responden (13%). Disisi lain untuk jumlah responden yang dikelompokan
berdasarkan status pekerjaan pada Tabel IV.3 yang paling banyak adalah responden
dengan status pekerjaan Pelajar/ Mahasisiwa sebanyak 18 responden (60%), diikuti
yang berstatus pekerjaan 12 responden (40%) dan sedangkan wiraswasta tidak ada.
4.2. ANALISIS INSTRUMEN PENELITIAN
4.2.1. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Uji validitas ini didasarkan pada rumus r
tabel dan taraf signifikasi pada tabel ini adalah 0,05 atau 5% dengan jumlah sampel
30 responden.
Untuk penelitian ini diperoleh rtabel sebagai berikut.
n-2 = 30-2 = 28
maka hasil rtabel:
37 | P a g e
rtabel = 0,374
uji ini dilakukkan untuk mengetahui validitas butir-butir pernyataan dari
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan teknik corrected item-total correlation.
Jika rhitung < rtabel berarti butir pernyataan dinyatakan valid dan sebaliknya jika
rhitung < rtabel berarti pernyataan tidak valid.
Uji ini pada spss for windows 16 dapatdilihat pada kolom corrected item-total
correlation yang merupakan nilai rhitung untuk masing-masing pernyataan. Apabila
rhitung berada di atas rtabel berarti valid. Dengan demikian, jika rhitung > 0,374
berarti pernyataan tersebut valid, dan jika < 0,374 berarti tidak valid.
Tabel IV.4
Hasil uji validitas instrument
Variabel Item pernyataan Corrected item-total correlation
rtabel Ket.
P1 0,542 0,374 Valid
P2 0,536 0,374 Valid
P3 0,558 0,374 Valid
P4 0,649 0,374 Valid
I1 0,718 0,374 Valid
I2 0,724 0,374 Valid
I3 0,628 0,374 Valid
I4 0,668 0,374 Valid
38 | P a g e
Pk1 0,438 0,374 Valid
Pk2 0,770 0,374 Valid
Pk3 0,615 0,374 Valid
Pk4 0,801 0,374 Valid
Sumber: hasil output SPSS yang diolah.
Berdasarkan hasil uji validitas dari tabel diatas diketahui bahwa masing-masing item pernyataan memiliki rhitung > rtabel (0,374) dan bernilai positif. Dengan demikian butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.
4.2.2. Uji realibilitas Reliabilitas suatu pengukur menunjukan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrument yang mengukur suatu konsep. Menurut Nunnaly dalam Ghosali (2002), pengujian statistik crobach’alpha, instrumen dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,60.
Tabel IV.5Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variable Reliability coefficient
Cronbach alpha keterangan
Produk (X1) 4 pernyataan 0,616 ReliableIklan (X2) 4 pernyataan 0,765 Reliable
Pengambilan Keputusan (Y)
4 pernyataan 0,737 Reliable
Sumber: hasil output SPSS yang diolah.
Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variable cronbach alpha > 0,60. Dengan demikian variable (produk, iklan, dan pengambilan keputusan) dapat dikatakan reliabel.
4.2.3. Uji normalitasUji normalitas data dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Tingkat kenormalan data sangat penting, karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapata mewakili populasi.
39 | P a g e
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.
4.2.4. Uji multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan kondisi variable independen dalam
model regresi yang saling berkorelasi sempurna. Hal ini menjadikan persamaan regresi yang diperoleh tidak tepat dalam menjelaskan pengaruh x terhadap y. ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factors). Niai VIF yang kecil menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi (sempurna) antara variable x dalam model regresi. Batasan nilai untuk variable dikatakan berkolinieritas tinggi jika diperoleh nilai VIF untuk independen lebih besar dari 10.
40 | P a g e