tugas metopen
DESCRIPTION
wow sekali yaTRANSCRIPT
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN KAS PADA
PT. KIA MOBIL INDONESIA CABANG SEMARANG
Tugas Matakuliah
“METODOLOGI PENELITIAN”
Disusun Oleh
NURUL QOMARIAH
7211312010
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... ........ 1
1.2 Penjelasan Judul ..................................................................................... ........... ........ 2
1.3 Rumusan Masalah............................................................................... ................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... ........ 3
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... ........ 3
1.5.1 Bagi Penulis ............................................................................................. ........ 3
1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan ............................................................................. ........ 3
1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain .................................................................. ........ 3
1.6 Metode Penelitian.............................................................................................. ........ 4
1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan ..................................................................... ........ 4
1.6.2 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................... ........ 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ................................................................ 5
2.2 Fungsi Pengendalian Intern ................................................................................ ........ 5
2.3 Tujuan Pengendalian Intern ................................................................................ ........ 5
2.4 Ciri - Ciri Pokok dari Sistem Pengendalian Intern ................................................ 6
2.4.1 Struktur Organisasi ...................................................................................... ........ 6
2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan ................................................... 6
2.4.3 Praktek yang Sehat ....................................................................................... ........ 7
2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap .......................................................................... ........ 7
2.5 Pengawasan - Pengawasan Tambahan ................................................................. 8
2.5.1 Laporan ................................................................................................ ........ 8
2.5.2 Standar Atau Budget .............................................................................................. 9
2.5.3 Staff Audit Intern ....................................................................................... ........ 9
2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ...................................................................... 9
2.6.1 Dokumen yang digunakan ............................................................................. ........ 10
2.6.2 Catatan akuntansi yang digunakan .................................................................. 11
2.6.3 Fungsi yang terkait ....................................................................................... ........ 12
i
2.7 Sistem Dana Kas Kecil ...................................................................................... ........ 13
2.7.1 Dokumen yang digunakan ............................................................................ ........ 14
2.7.2 Catatan akuntansi yang digunakan .............................................................. ........ 16
2.7.3 Fungsi yang terkait .................................................................................. ........ 16
2.8 Unsur - Unsur Pengendalian Intern ............................................................... ........ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai,
akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit
badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mancapai keuntungan maksimum.
Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan
tujuan sosial, dalam hal ini perusahaan berupaya menciptakan laba, menciptakan pelanggan,
dan menjalankan upaya upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan
masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga, kuantitas, waktu pelayanan,
kegunaan produk, dan lain-lain sedemikian rupa yang merupakan salah satu ciri produk
perusahaan tersebut.
Persaingan yang terjadi didunia usaha pada saat ini juga semakin ketat, sehingga
menyebabkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan semakin banyak dan
semakin komplek. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah mengenai
pengendalian intern pengeluaran kas yang baik, karena kas sering terjadi kecurangan
sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik, maka akan
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen
yang baik dengan menerapkan pengendalian intern yang memadai agar tercapai pengelolaan
yang lebih efektif dalam kegiatan perusahaan. Pengendalian intern yang memadai tidak
menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang merugikan perusahaan dapat
dihindarkan sama sekali, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut diusahakan dapat
seminimal mungkin. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan upaya inovatif yang
berkesinambungan agar perusahaan mampu mencapai tujuannya dalam jangka panjang,
sehingga dapat menarik perhatian masyarakat banyak dan pada akhirnya akan mendorong
kenaikan penjualan. Demikian halnya dengan perusahaan perusahaan dagang yang terdiri dari
berbagai macam sistem yang bekerja di dalamnya. Perusahaan yang bergerak di dalam
bidang perdagangan barang adalah suatu perusahaan yang banyak diminati oleh masyarakat.
Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan dagang tersebut haruslah mengelola usahanya secara
efektif dan efisien agar dapat menjaga kelangsungan hidup usahanya dan pada akhirnya
tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan perencanaan awal perusahaan.
1
Menanggapi hal tersebut, penulis mencoba mengevaluasi suatu sistem pengendalian intern
pada sistem pengeluaran kas PT. KIA MOBIL INDONESIA cabang Semarang. Penulis
tertarik pada sistem pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA cabang Semarang
dikarenakan kas merupakan harta yang paling lancar (liquid), yang paling mudah
disembunyikan dan dihilangkan.Oleh karena itu sistem pengendalian kas perlu disusun
dengan cermat, berhati-hati dan lengkap. Pengendalian intern pada pengeluaran kas tersebut
meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan
dengan pengamanan aktiva.
Hal yang mendasari penulis untuk meneliti pada perusahaan yang dituju adalah
dengan mengetahui apakah terdapat selisih antara anggaran yang telah ditentukan oleh
perusahaan dengan realisasi yang terjadi pada perusahaan. Keadaan tersebut dapat dihindari
dengan diterapkannya sistem perencanaan pengeluaran kas yang efektif, perusahaan dapat
mengatur, mengarahkan dan mengamati hal yang berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas
perusahaan baik menggunakan cek maupun uang tunai dengan kas kecil, sehingga dapat
mencegah adanya kecurangan, penyelewengan, serta pemborosan dana yang dilakukan oleh
pihak yang tidak bertanggungjawab di dalam perusahaan tersebut. Umumnya perusahaan
ingin mendapatkan keuntungan yang optimal dan tujuan tersebut dilakukan dengan menekan
dan menghindari kecurangan dan penyelewengan yang akan merugikan perusahaan dan
sistem pengendalian intern dapat menanggulangi masalah tersebut. Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis mengambil judul “ SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELUARAN
KAS PADA PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Semarang” .
1.2 Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam judul Tugas Akhir ini, maka penulis akan
memberikan penjelasan judul sebagai berikut:
Sistem
Adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang
disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan
Pengendalian Intern
Adalah seluruh sistem dan prosedur yang diterapkan manajemen untuk
menjaga harta perusahaan dari kelalaian / kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan.
2
Pengeluaran kas
Adalah kas yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berupa cek dan dana kas
kecil PT KIA MOBIL INDONESIA Cabang Semarang Adalah tempat yang
digunakan sebagai pengamatan untuk penulisan tugas akhir. Berdasarkan dari
penjelasan judul di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai judul sebagai berikut:
Suatu tindakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan
mengenai pengeluaran kas yang dilakukan pada PT. KIA MOBIL INDONESIA.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan Tugas Akhir ini, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
Bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern pengeluaran kas pada PT. KIA
MOBIL INDONESIA Cabang Semarang?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem pengendalian intern
pengeluaran kas pada PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang Semarang.
I.5 Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Penulis
1. Sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang selama ini dipelajari dalam
perkuliahan dengan praktik nyata di perusahaan.
2. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan serta memperoleh gambaran tentang
sistem pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL INDONESIA Cabang
Semarang.
1.5.2 Bagi Pihak Perusahaan
Sebagai bahan masukan untuk kemudian melakukan perbandingan dengan apa yang
selama ini telah dilakukan, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan perusahaan selanjutnya. Diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai pentingnya sistem pengendalian intern pengeluaran kas di PT. KIA MOBIL
INDONESIA Cabang Semarang.
1.5.3 Bagi Masyarakat dan Pihak Lain
Sebagai bahan pembanding bagi karya tulis dan sebagai salah satu bahan referensi
lain yang membahas permasalahan serupa dan mungkin berguna bagi mereka yang berminat
menelaah lebih lanjut.
3
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Agar dalam penyusunan tugas akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan maka
ruang lingkup pembahasan hanya pada sistem pengendalian intern pada pengeluaran kas di
PT. KIA MOBIL INDONESIA cabang Semarang
1.6.2 Prosedur pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
1. Interview
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara atau hanya
tanya jawab dengan pihak yang terkait dalam perusahaan.
2. Pemanfaatan data
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang diperoleh
dari pihak perusahaan.
3. Kuisioner
Yaitu, suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan kuisioner yang akan
diisi oleh pihak perusahaan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Michell Suharli (2006:174) Sistem Pengendalian Intern adalah seluruh sistem dan
prosedur yang diterapkan manajemen untuk menjaga harta perusahaan dari kelalaian /
kesalahan, kecurangan, ataupun kejahatan, selanjutnya menurut Bambang hartadi (1992:3)
Sistem pengendalian inten merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian
data-data administrasi seperti misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar dan melurus.
Lebih lanjut dalam buku Auditing yang ditulis oleh Al Haryono Jusup (2001:252) laporan
Coso mendefinisikan Sistem pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk
mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kesesuaian dengan undang-undang peraturan yang berlaku
3. Efektifitas dan efesiensi operasi.
2.2 Fungsi Pengendalian Intern
Menurut Nugroho Widjajanto (2001:234) pengendalian intern mempunyai dua fungsi
utama, yaitu:
1. Mengamankan sumberdaya organisasi dari penyalahgunaan dan menjaga kecermatan data
akuntansi
2. Mendorong efisiensi operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan manajemen
yang telah digariskan dapat tercapai.
2.3 Tujuan Pengendalian intern
Menurut Mulyadi (2001:163) Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
5
Selain itu Menurut Baridwan (1993:13) Suatu Sistem Pengendalian Intern yang baik
akan berguna untuk:
1. Menjaga keamanan harta milik suatu orgnanisasi
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Memajukan efisiensi dalam operasi
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijakan manajemen yang
telah ditetapkan lebih dahulu.
2.4 Ciri-ciri pokok dari Sistem Pengendalian Intern adalah:
Menurut Baridwan (1993:14) Ciri-ciri pokok dari sistem pengeluaran kas adalah:
1. Sruktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tepat
2. Suatu wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, utang-utang, pendapatan-
pendapatan, biaya-biaya.
3. Praktek yang yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas dan fungsi-
fungsi di setiap bagian dalam organisasi.
4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggungjawabnya.
2.4.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang tepat bagi perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lain.
Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan disebabkan oleh berbagai hal
seperti jenis, luas perusahaan, banyaknya cabang, dan lain-lain.
Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah
pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya
penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Selain itu organisasi yang
disusun harus dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas,
jangan sampai terjadi overlap fungsi masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat
bagi adanya suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan
fungsi-fungsi operasional, penyimpanan, dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi ini
diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.
2.4.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam perusahaan merupakan alat bagi
manajemen untuk mengadakan pengendalian terhadap operasi dan transaksi transaksi yang
terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data
akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar. Susunan rekening-
rekening dalam buku besar biasanya disebut chart of accounts. Dalam buku Sistem
6
Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode yang ditulis oleh Baridwan (1993:15) menurut
AICPA susunan rekening yang baik harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan
lainnnya dengan ekonomis
2. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti
harta-harta, utang-utang, pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya yang harus dirinci
sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen di dalam melakukan pengawasan
operasi perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap rekening.
4. Memberikan batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan-pendapatan,
dan biaya-biaya.
5. Membuat rekening-rekening kontrol apabila diperlukan.
Pengendalian terhadap operasi dan transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui prosedur-
prosedur yang ditetapkan lebih dahulu. Prosedur-prosedur ini akan disusun untuk seluruh
kegiatan yang ada dalam perusahaan. Dalam setiap prosedur akan digunakan dokumen-
dokumen yang merupakan bukti terjadinya transaksi dan juga sebagai dasar untuk
pencatatan transaksi-transaksi tersebut.
2.4.3 Praktek yang Sehat
Praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan tugasnya
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi mencatat jurnal
pada saat ada pengeluaran kas melalui kas kecil. Apabila semua pegawai melakukan
pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan tidak asal saja, sebelum membuat laporan
pengeluaran kas, bagian akuntansi harus betul-betul menghitung dan memeriksa bukti kas
keluar, maka diharapkan terdapat suatu pengendalian intern yang cukup baik. Praktek yang
sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada di perusahaan, sehingga pekerjaan
suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian lainnya. Pengecekan ini dapat terjadi bila
struktur organisasi dan prosedur yang disusun itu sudah memisahkan tugas dan wewenang
sehingga tidak ada satu bagianpun dalam perusahaan yang mengerjakan suatu transaksi dari
awal sampai akhir.
2.4.4 Pegawai yang Cukup Cakap
Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tindakannya suatu sistem
pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasinya yang tepat, prosedur-
prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat yang diminta,
7
bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern juga tidak akan berjalan dengan baik.
Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, langkah langkah harus
dimulai sejak penerimaan pegawai baru. Jika ada penerimaan pegawai baru, hendaknya
dilakukan seleksi dan test tulis agar dapat ditentukan apakah calon pegawai yang
bersangkutan memenuhi kriteria yang diinginkan. Apabila pegawai sudah diterima bekerja
dalam perusahaan, perlu diadakan latihan-latihan agar dapat meningkatkan kecakapan
pegawai tersebut. Hal ini dilakukan agar pegawai dapat selalu mengikuti perkembangan
perusahaan. Pegawai yang cukup cakap untuk suatu pekerjaan bukan berarti pegawai yang
tingkat pendidikannya paling tinggi, sehingga gajinya juga besar, perlu dipertimbangkan agar
dapat memperoleh pegawai yang cukup cakap tetapi juga ekonomis.
2.5 Pengawasan-Pengawasan Tambahan
Menurut Baridwan (1992:16) untuk menjamin berlakunya sistem pengendalian intern
dengan baik, selain terpenuhinya keempat ciri-ciri diatas, diperlukan beberapa pengawasan
tambahan yang terdiri dari laporan, budget atau standar dan suatu staff audit intern. Berikut
ini pembahasan mengenai masing-masing pengawasan tambahan tersebut:
2.5.1 Laporan
Laporan merupakan alat bagi suatu bagian dalam perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya. Laporan-laporan ini diserahkan kepada atasan
dengan maksud agar atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pekerjaan-pekerjaan
sudah dilaksanakan. Agar atasan dapat selalu mengetahui hasil kegiatan perusahaan, biasanya
disusun laporan-laporan secara operasional. Apabila terjadi suatu keadaan yang sangat
menyimpang, kadang-kadang diperlukan untuk menyusun laporan sebelum waktunya,
sehingga data yang dilaporkan sebagian akan berisi taksiran-taksiran. Dalam buku Sistem
Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode yang ditulis oleh Zaki Baridwan (1993: 17)
Heckert &Wilson menyatakan 5 prinsip dasar agar suatu laporan dapat berfungsi dengan baik
adalah sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan itu harus disusun
sesuai dengan tanggung jawab suatu bagian dalam perusahaan. Laporan-laporan ini dibuat
bertingkat sesuai dengan tingkat yang ada dalam struktur organisasi.
2. Pengecualian, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang disusun itu hendaknya
menunjukkan hal-hal yang menyimpang dari standart atau budgetnya. Maksud dari prinsip
ini ialah agar manajemen dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang menyimpang
tersebut.
8
3. Perbandingan, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang disusun hendaknya
dibandingkan dengan data lain agar lebih mempunyai arti. Perbandingan itu dapat
dilakukan dengan data lain agar lebih mempunyai arti. Perbandingan ini dapat dilakukan
dengan standart atau budget atau dengan realisasi periode sebelumnya.
4. Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang lebih tinggi harus
lebih ringkas, sehingga dapat memberikan ruang lingkup yang lebih luas.
5. Komentar, yaitu prinsip bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi beberapa komentar dari
pihak yang menyusun. Maksud pemberian komentar ini adalah agar pembaca laporan
dapat segera mengetahui hal-hal penting yang ada dalam laporan tersebut.
2.5.2 Standar atau Budget
Standar atau Budget merupakan alat untuk mengukur realisasi. Apabila manajemen
menginginkan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan bagian-bagian dalam
perusahaan maka manajemen harus menyediakan alat-alat untuk mengukur realisasi. Alat
pengukur ini seperti yang telah disebutkan di muka adalah standar atau budget, dengan
adanya standar atau budget maka laporan laporan bisa disusun dengan membandingkan
antara realisasi dengan standarnya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.
2.5.3 Staff Audit Intern
Staff audit intern merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang tugasnya
melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah diterapkan.
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja itu sesuai atau
menyimpang dari yang sudah diterapkan, karena prosedur-prosedur itu disusun dengan tujuan
untuk mengadakan suatu sistem pengawasan intern yang lain. Hasil dari pemeriksaan ini,
manajemen dapat mengetahui apakah ketetapan-ketetapan yang sudah ada itu dipatuhi atau
tidak.
2.6 Sistem Akuntansi Pengeluaran kas
Menurut S Munawir (2002: 115) Jenis penggunaan kas yang utama adalah sebagai
berikut:
1. Dividen tunai
2. Pembayaran utang
3. Pembelian saham
4. Pembelian ktiva tetap
5. Pembelian selain aktiva tetap
9
Menurut Mulyadi (2001: 455), pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber
utama, yaitu: pengeluaran kas dengan cek, dan dengan uang tunai melalui sistem pendanaan
kas kecil.
Pengeluaran Kas dengan Cek
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran
kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil),
dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan dengan salah satu diantara
dua sistem: fluktuating system dan imprest system.
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:
1. Menggunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang
namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek, dengan demikian pengeluaran kas
dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud oleh pihak
pembayar.
2. Pihak luar terlibat, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas
perusahaan. Penggunaan cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi
pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara periodik mengirimkan rekening
koran bank kepada perusahaan nasabahnya.Rekening bank inilah yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam
di dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, pengeluaran
kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek
dengan dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak yang
menerima pembayaran.
2.6.1 Dokumen yang Digunakan:
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah
1. Bukti kas keluar (BKK)
2. Cek
3. Permintaan cek
1. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasier sebesar
yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dokumen ini berfungsi juga sebagai surat
pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber
bagi pencatatan berkurangnya utang.
10
2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek.
Ada dua pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran: (1) Check issuer membuat cek
atas nama, atau (2) Check issuer membuat cek atas unjuk. Cek atas nama dibuat dengan cara
mengisi nama orang atau perusahaan yang akan menerima pembayaran melalui cek. Cek atas
unjuk merupakan cek yang bisa langsung dicairkan ke bank. Siapa saja yang bisa
menunjukkan (menyerahkan) cek berhak menerima penyerahan uang dari bank sebesar
sebesar yang tercantum di dalam cek.
3. Permintaan cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran
kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran
kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang
memerlukan kas menulis permintaan cek kepada fungsi akuntansi untuk kepentingan
pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi
keuangan untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.
2.6.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
2. Register cek
1. Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam pencatatan transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian,dan untuk
mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumber yang dipakai
sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran adalah faktur dari pemasok yang telah di
cap “lunas” oleh fungsi kas.
2. Register Cek
Dalam pencatatan utang dengan vouucher payable system, transaksi untuk mencatat
transaksi pembelian digunakan dua jurnal: register BKK dan register cek. Register BKK
digunakan untuk mencatat utang yang timbul, sedangkan register cek digunakan mencatat
pengeluaran kas dengan cek. Regiter cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan-
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain.
Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, register cek ini
11
digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang telah dilakukan endorsement oleh
penerima pembayaran
2.6.3 Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
2. Fungsi kas
3. Fungsi akuntansi
4. Fungsi pemeriksaan intern
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan
untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada
fungsi akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari
kepala fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan voucher payable system,
bagian utang kemudian BKK (voucer), untuk memungkinkan bagian kasier mengisi cek
sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas.
2. Fungsi Kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab
dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via
pos atau membayarkannya langsung kepada kreditur. Pada umumnya pembayaran kepada
kreditur dilakukan dengan pemindahbukuan. Jika bank-bank dinegara kita telah dihubungkan
dengan sistem komputer dalam pelayanan clearing-nya, prosedur pembayaran dengan cek
yang dikirim melalui pos akan lebih mudah.
3. Fungsi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi bertanggung
jawab atas:
1. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan. Dalam struktur
organisasi, fungsi ini berada ditangan Bagian Kartu Persediaan dan Bagian kartu Biaya.
2. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
Fungsi ini berada di tangan bagian jurnal.
3. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan kesahihan
dokumen pendukung yang dipakai sebesar dasar pembuatan BKK.
12
4. Fungsi Pemeriksaan Intern
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung jawab
untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya
dengan dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas pada buku besar). Fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo
kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
2.7 Sistem dana Kas Kecil
Menurut Mulyadi (2001:529) Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan
pengeluaran kas dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara:
1. Sistem saldo berfluktuasi, dan
2. Sistem tetap
Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil
2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga
setiap saat saldo rekening berfluktuasi
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan
dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Dalam sistem ini saldo rekening dana
kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Dalam imprest system, penyelenggaran dana kas kecil dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening
dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak boleh berubah dari yang telah
ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau
diturunkan.
2. Pengeluaran dana kas kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan
oleh pemegang dana kas kecil.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam
kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali dana kas kecil ini dilakukan
dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas.
Rekening dana kas kecil tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil, dengan
demikian pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan cara periodik
atau secara mendadak menghitung dana kas kecil. Jumlah uang yang ada ditambah dengan
13
permintaan pengeluaran kas kecil yang belum dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran
kas kecil, harus sama dengan saldo rekening dana kas kecil yang tercantum dalam buku
besar. Baik dengan imprest system maupun dengan fluktuating fund-balance system,
penyelenggaraan dana kas kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur yaitu:
1. Prosedur pembentukan dana kas kecil
2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil
3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat keputusan dari direktur
keuangan mengenai jumlah dana yang disisihkan ke dalam dana kas kecil dan tujuan
pembentukan dana tersebut. Pengeluaran dana kas kecil dimulai dengan adanya permintaan
pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai yang ditujukan kepada pemegang dana kas kecil.
Pemakai dana kas kecil berkewajiban mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas kecil
dengan membuat pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil yang dilampiri dengan
bukti-bukti pendukungnya. Dalam imprest sistem, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri
dengan dokumen pendukungnya disimpan sementara oleh pemegang dana kas kecil untuk
digunakan nanti dalam pengisian kembali dana kas kecil. Dalam sistem saldo berfluktuasi
bukti pengeluaran kas kecil diserahkan pemegang dana kas kecil ke bagian jurnal untuk
dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil. Jika dana kas kecil sudah menipis saldonya,
pemegang dana kas kecil mengisi formulir permintaan pengisian kembali kas kecil. Formulir
ini dilampiri dengan bukti-bukti pendukungnya dan dikirimkan ke bagian utang untuk
diproses dalam pengisian kembali dana kas kecil.
2.7.1 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Bukti kas Keluar
2. Permintaan pengeluaran kas kecil
3. Bukti pengeluaran kas kecil
4. Permintaan pengisisan kembali kas keci
1. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada
fungsi kas sebesar yang terrcantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem dana kas kecil,
dokumen ini diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian
kembali dana kas kecil.
14
2. Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk meminta uang ke
pemegang dana kas kecil. Bagi pemegang dana kas kecil, dokumen ini berfungsi sebagai
bukti telah dikeluarkannya dana kas kecil oleh pemegang dana kas kecil.
Dokumen ini diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut nama pemakai dana kas
kecil.
3. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan pemakaian
dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti pengeluaran kas kecil dan
diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil. Dalam imprest
system, bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya disimpan
dalam arsip sementara oleh pemegang dana dana kas kecil untuk keperluan pengisisan
kembali dana kas kecil. Dalam imprest system tidak dilakukan pencatatan bukti pengeluaran
kas kecil dalam catatan akuntansi. Dalam fluktuating fund-balance system, bukti pengeluaran
kas kecil dilampiri dengan dokumen pendukungnya diserahkan oleh pemegang dana kas kecil
kepada fungsi akuntansi untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
4. Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil untuk meminta kepada bagian
utang agar dibuatkan BKK guna pengisian kembali kas kecil. Dalam sistem dana kas kecil
dengan imprest system, jumlah yang diminta untuk pengisian kembali dana kas kecil adalah
sebesar jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti
pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam arsip pemegang dana kas kecil. Dalam sistem
dana kas kecil dengan fluktuating fundbalance system, pengisian kembali dana kas kecil tidak
didasarkan pada jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluarran
kas kecil, namun sesuai dengan kebutuhan pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh
pemegang dana kas kecil. Dengan demikian, jumlah pengisian kembali dana kas kecil dalam
fluktuating fund-balance system dapat lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah dana kas
kecil yang telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam bukti pengeluaran
kas kecil.
2.7.2 Catatan Akuntansi yang Digunakan
15
Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
2. Register cek
3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil
1. Jurnal Pengeluaran kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.
Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas
adalah bukti kas keluar yang telah dicap lunas oleh fungsi kas.
2. Register cek
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil.
3. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal
ini sekaligus berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat
pengeluaran dana kas kecil.
2.7.3 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Fungsi kas
2. Fungsi akuntansi
3. Fungsi pemegang dana kas kecil
4. Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai
5. Fungsi pemeriksaan intern
1. Fungsi Kas
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi BKK,
memintakan otorisasi, dan menyerahkan BKK kepada pemegang dana kas kecil pada saat
pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil
2. Fungsi akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi bertanggungjawab atas:
1. Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan.
2. Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil
3. Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau register
cek
16
4. Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil
(fluktuating fund-balance system)
5. Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan
cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan
kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan BKK
3. Fungsi pemegang dana kas kecil
Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpangan dana kas kecil, pengeluaran dana
kas kecil sesuai dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk, dan permintaan
pengisian kembali dana kas kecil.
4. Fungsi Pemeriksaan Intern
Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggungjawab atas perhitungan dana kas kecil secara
periodik dan pencocokan hasil perhitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga
bertanggungjawab atas pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo dana kas kecil yang ada
di tangan pemegang dana kas kecil.
2.8 Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2001: 518) Unsur-unsur pengendalian intern adalah sebagai
berikut:
1. Organisasi
a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari
fungsi penyimpanan, agar data akuntansi yang tercatat dalam catatan akuntansi dijamin
keandalannya. Sistem kas, didalamnya ada fungsi penyimpanan kas yang dipegang oleh
bagian kasier harus dipisahkan dengan fungsi akuntansi kas yang dipegang oleh bagian
jurnal, yang menyelenggarakan register check atau jurnal pengeluaran kas dan jurnal
penerimaan kas. Dengan pemisahan ini, catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawas semua mutasi kas yang disimpan oleh
fungsi penyimpanan kas.
17
b. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasier
sejak awal sampai akhir.
Unsur pengendalian intern mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih
dari satu fungsi agar tercipta adanya internal check. Dalam transaksi kas, bagian kasier
adalah pemegang fungsi penerimaan kas, pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas.
Transaksi penerimaan kas dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas,
dan fungsi akuntansi. Transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi
pembelian,penerimaan barang, fungsi akuntansi, dan fungsi pengeluaran kas. Dengan
pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh oleh lebih dari satu fungsi
ini, kas perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dapat dijamin ketelitiannya.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Pengeluaran kas Harus Mendapat Otorisasi dari Pejabat yang Berwenang
Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan
menggunakan dokumen BKK. Berdasarkan BKK ini kas perusahaan berkurang dan
catatan akuntansi dimutakhirkan.
b. Pembukuan dan Penutupan Rekening Bank Harus Mendapatkan Persetujuan
dari Pejabat yang Berwenang.
Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pembukaan dan penutupan
rekening bank mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak. Rekening giro
perusahaan di bank merupakan sarana untuk menerima dan mengeluarkan perusahaan, jika
terjadi pembukaan dan penutupan rekening giro di bank tanpa otorisasi dari pejabat yang
berwenang, akan terbuka kemungkinan penyaluran penerimaan kas perusahaan ke
rekening giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan pribadi
karyawan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Hartadi. 1992.Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan
Manajemen & Audit. Edisi kedua.Yogyakarta: BEP yogyakarta.
Haryono Jusup. 2001. Auditing (pengauditan). Yogyakarta: Bagian penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Michell Suharli. 2006. Akuntansi untuk bisnis jasa dan dagang. Edisi pertama.Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba empat
Nugroho Widjajanto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
S. Munawir. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Edisi pertama. Yogyakarta: Liberty
yogyakarta.
Zaki Baridwan. 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. BPFE:
Yogyakarta.