mapri

34
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional serta memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Komitmen untuk mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan di strata pertama memiliki peran strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Puskesmas bermuara pada tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Dalam menjalankan fungsi tersebut, termasuk didalamnya menjalankan 7 program wajib puskesmas yang telah menjadi ketetapan secara nasional, setiap puskesmas khususnya di Kota Padang, selalu menemui masalah dan kendala sehingga target yang diharapkan belum tercapai. Puskesmas Ambacang merupakan salah satu dari beberapa puskesmas yang memiliki  program-program yang belum mencapai target yang ditetapkan DKK Padang. Dari 7 prgram dasar yang telah ditetapkan tersebut, terdapat subprogram dari ketujuh program dasar tersebut yang belum mencapai target yang ditetapkan DKK Padang, diantaranya adalah kunjungan  posyandu, penimbangan balita, sarana air bersih tempat-tempat umum yang belum memenuhi syarat,DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) yang belum memenuhi syarat, rumah sehat dan  jamban sehat yang belummemenuhi target, kunjungan ibu hamil dan bayi, serta masih tingginya angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Ambacang. Beberapa program yang belum mencapai target tersebut harus dicari permasalahan dan solusinya sehingga diharapkan pada waktu berikutnya target yang telah ditetapkan oleh DKK Padang pada khususnya bisa tercapai. Dengan tercapainya target tersebut tentu juga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Padang pada umumnya, masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ambacang pada khususnya.

Upload: nadia-ventiani

Post on 13-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mapri

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan kesehatan adalah bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional serta memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Komitmen untuk mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan dengan menyelenggarakan upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas sebagai penanggung jawab upaya kesehatan di strata pertama memiliki peran strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Puskesmas bermuara pada tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Dalam menjalankan fungsi tersebut, termasuk didalamnya menjalankan 7 program wajib puskesmas yang telah menjadi ketetapan secara nasional, setiap puskesmas khususnya di Kota Padang, selalu menemui masalah dan kendala sehingga target yang diharapkan belum tercapai. Puskesmas Ambacang merupakan salah satu dari beberapa puskesmas yang memiliki program-program yang belum mencapai target yang ditetapkan DKK Padang. Dari 7 prgram dasar yang telah ditetapkan tersebut, terdapat subprogram dari ketujuh program dasar tersebut yang belum mencapai target yang ditetapkan DKK Padang, diantaranya adalah kunjungan posyandu, penimbangan balita, sarana air bersih tempat-tempat umum yang belum memenuhi syarat,DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) yang belum memenuhi syarat, rumah sehat dan jamban sehat yang belummemenuhi target, kunjungan ibu hamil dan bayi, serta masih tingginya angka kejadian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Ambacang.Beberapa program yang belum mencapai target tersebut harus dicari permasalahan dan solusinya sehingga diharapkan pada waktu berikutnya target yang telah ditetapkan oleh DKK Padang pada khususnya bisa tercapai. Dengan tercapainya target tersebut tentu juga akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Padang pada umumnya, masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ambacang pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas?2. Apa saja masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ambacang berkenaan dengan enam program dasar puskesmas?1.3 Tujuan Penulisan1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam pelayanan kesehatan di lingkup Puskesmas.2. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Ambacang berkenaan dengan enam program dasar puskesmas.

BAB IIANALISA SITUASI

2.1. Gambaran UmumPuskesmas Ambacang terletak di salah satu kelurahan pada Kecamatan Kuranji kota Padang yaitu kelurahan Pasar Ambacang. Karena terletaknya puskesmas di kelurahan tersebut maka diberi nama Puskesmas Ambacang Kuranji sesuai dengan masukan dari berbagai pihak antara lain Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan sebutan Puskesmas Ambacang Kuranji Awalnya pelaksanaan program puskesmas ini masih bekerja sama dengan Puskesmas Kuranji, karena 4 kelurahan sebagai wilayah kerja Puskesmas Kuranji. Pada tahun 2006 telah berdiri sendiri dapat dilaksanakan secara mandiri dan berkesinambungan.

Gambar 2.1 Peta Wilayah kerja Puskesmas AmbacangSumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 20132.1.1 Kondisi GeografisSecara geografis wilayah kerja Puskesmas Ambacang berbatasan dengan kecamatan dan kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang. Batas - batas wilayah kerja Puskesmas Ambacang yaitu : Utara: Wilayah kerja Puskesmas Kuranji Timur: Wilayah kerja Puskesmas Pauh Selatan: Wilayah kerja Puskesmas Andalas Barat: Wilayah kerja Puskesmas NanggaloPuskesmas Ambacang terletak pada 0 55' 25.15", Lintang Selatan dan +100 23' 50.14" Lintang Utara dengan luas wilayah kerja Puskesmas Ambacang sekitar 12 Km2, mewilayahi 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Pasar Ambacang, Kelurahan Anduring, Kelurahan Ampang dan Kelurahan Lubuk Lintah dimana umumnya masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan mempunyai aksesibilitas yang mudah dari dan ke Puskesmas.Sketsa Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang dapat digambarkan Sebagai berikut:

Gambar 2.2 Geomapping Sarana Kesehatan Wilayah kerja Puskesmas Ambacang.Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

2.1.2DemografiJumlah penduduk yang menjadi tanggung jawab wilayah Puskesmas Ambacang selama tahun 2013 adalah : 48.519 jiwa dengan distribusi kependudukan menurut kelurahan sebagai berikut: Tabel 2.1 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas AmbacangTahun 2013NoKelurahanJenis KelaminJumlah

Laki-lakiPerempuan

1Psr Ambacang8.4058.99417.399

2Anduring6.7037.17213.875

3Lubuk Lintah4.8665.20710.073

4Ampang3.4663.7067.172

5Puskesmas23.44025.07948.519

2.1.3 Sarana Dan Prasarana KesehatanPuskesmas Ambacang pada saat ini telah memiliki sarana dan prasarana yang relatif lebih baik bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prasarana gedung puskesmas dengan dua lantai mampu dimanfaatkan sebagai pelayanan dan kegiatan administarsi/manajemen puskesmas. Begitu pula prasarana kendaraan roda 4 dan roda 2 telah mampu menjangkau pelayanan kesehatan terutama diluar gedung seperti posyandu, UKS dan UKGS serta pembinaan desa siaga (Poskeskel).2.1.4Data Sumber Daya Manusia KesehatanSumber daya manusia dalam sistem kesehatan .Tenaga kesehatan merupakan orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang berobat di Puskesmas Ambacang berjumlah 47 orang dan terdiri dari :Tabel 2.2 Tenaga Kesehatan dan Non kesehatanDi Puskesmas Ambacang Tahun 2013NOJenis PetugasStatus PegawaiPendidikan TerakhirJumlahKeterangan

PNSPTTSukaRela/HonorS 2S1D IVD IIID ISederajat SLTA

1Dokter Umum3---3----3

2Dokter Gigi2---2----2

3Sarjana Kesmas2--2-----2

4Bidan1261-12142-191 Tubel S2

5Perawat 5----4-15

6Perawat Gigi1-------11

7Kesling3----12--3

8Analis2-------22

9 Epidermiologi111

10Asisten Apoteker2-------22

11Nutrition (AKZI/SKM)2---2---2

12RR1-1-----22

13Sopir--1-----11

Jumlah3663293202945

2.2Visi dan MisiVisi Kecamatan Kuranji Sehat menuju Indonesia sehat 2015Misi Puskesmas Ambacang menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi dan Fungsi, dan Program PuskesmasMenurut Kepmenkes 128 Tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas menjelaskan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. (KEPMENKES 2004). Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (KEPMENKES 2004).Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Fungsi Puskesmas adalah mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif. Prioritas yang harus dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health service).Jadi, yang harus diketahui adalah bahwa peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.a. Fungsi Puskesmas 1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalamrangka menolong dirinya sendiri.b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis Maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakanprogram

b. Program PuskesmasBerikut ini adalah program wajib yang dilaksanakan di Puskesmas Ambacang untuk tahun 2014 :a. Promosi kesehatanb. Kesehatan lingkunganc. Kesehatan ibu dan anak serta KBd. Perbaikan gizi masyarakate. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menularf. Pengobatang. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Prokesmas).

Pelaksanaan kegiatan tersebut diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ( PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan pengembangan.

3.2 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

3.3 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan PuskesmasDalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-masalah. Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Faktor Internal Pelaksanaan ManajemenPelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling. Pada kegiatan perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap baik/sudah biasa. Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di Indonesia terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai dengan standar kesehatan. Tenaga medisJumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalnya program Posyandu yang sering mengalami grafik turun naik dilihat dari partisipasi masyarakatnya. Sumber keuangan PuskesmasSumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan Puskesmas memang belum dikatakan gratis secara keseluruhan padahal kebijakan pemerintah pusat dan daerah merancang untuk bebas biaya bagi puskesmas namun karena pengeluaran tersebut sehingga masih dipungut biaya-biaya tertentu untuk di puskesmas ambacang. Psiko-sosial antara tenaga medis dengan pendudukPerbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan Puskesmas.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya penduduk segan untuk datang ke Puskesmas.

Faktor Eksternal Kondisi GeografisKondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas. Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat dijangkau oleh penduduk yang bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain bertempat tinggal jauh dari Puskesmas. Pemerintah daerahPeran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan eksekutif yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang punggung pendapatan daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar. Keadaan Ekonomi PendudukKeadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang memadai. Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang yang demikian justru enggan datang ke Puskesmas. Kondisi Pendidikan PendudukMasalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama, karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan. Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh masyarakat dan lingkungannya. Peran Dinas KesehatanDinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.BAB IVPEMBAHASAN

Dalam menjalankan fungsinya sebagai sebuah Puskesmas, Puskesmas ambacang berupaya mencapai target pencapaian program terutama untuk program dasar puskesmas, namun masih terdapat masalah dan kendala dalam pelaksananannya. Tujuh program dasar puskesmas itu adalah:a) Promosi kesehatanb) Kesehatan lingkunganc) KB dan KIAd) Gizie) Pengobatan Umumf) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menularg) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Prokesmas).

4.1 Permasalahan 4.1.1Promosi Kesehatan

Tabel: 4.1 Pencapaian Program Promkes di Puskesmas AmbacangTahun 2013NOProgram PromkesSasaranTargetPENCAPAIANKeterangan

Kum /Abs%

1Penyuluhan Dalam Gedung Luar Gedung--96 Kali-97 Kali394 Kali101-

2Jumlah Posyandu Aktif-112113101

3Gedung Posyandu Sendiri Pinjam28-28-7212575

4Strata Posyandu- Pratama- Madya- Purnama- Mandiri--------01411307539.210.7

5Cakupan Penimbangan Balita Cakupan D/S Cakupan N/D

49682818

80%80 %

33352445

67.1386.76

- 12.87+ 6.76

6Poskeskel444100

7TOGA- Strata Pratama- Strata Madya- Strata Purnama------683 KK620 KK63 KK090.789.220

8UKK1551555837.42

9Poskestren111100

10Batra44441231.81

11SBH1100

12Posbindu111100

13PHBS Linakes ASI ekslusif Timbang Bayi & Balita Sarana Air Bersih CTPS Jamban Keluarga Pembasmi Jentik Makan Buah&sayur Aktifitas Fisik Tidak merokok dirumah126394611301249118011131156114611282336100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %1261946113012491180111311561146112858610076.588.397.492.785.392.393.985.923.36

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gedung tempat pelayanan posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ambacang yang terbanyak yaitu gedung di pinjam sebesar 75 % dari posyandu yang ada, Strata posyandu mandiri terdapat 10.7 %, dari 28 posyandu sedangkan cakupan kunjungan penimbangan balita D/S masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh DKK Padang sebesar 80 % sedangkan pencapaian puskesmas sebesar 67.13 % , Masyarakat yang memiliki Toga dengan strata Pratama sebesar 90.78 % dan madya sebesar 9,22 %, UKK yang dibina sebanyak 37,42 % dari 155 UKK yang ada, BATRA yang dibina sebanyak 31.81 % dari 44 Batra yang ada, sedangkan PHBS cakupan yang tertinggi yaitu persalinan oleh tenaga nakes sebesar 95.7 %

Data rekapan D/S posyandu wilayah kerja puskesmas Ambacang tahun 2013

Gambar 4.1 Grafik. Persentase D/S di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2013Sumber : Laporan tahunan pada Tahun 2013

Untuk kelurahan Pasar ambacang pencapaian D/S=67,96%, kelurahan Anduring D/S= 63,76%, Lubuk Lintah D/S =69,16%, Ampang D/S=68,80%, sedangkan target D/S yaitu 80%, dari grafik di atas dapat diketahui tidak ada kelurahan yang mencapai target untuk presentase D/S, dimana target yang diharapkan adalah 80%. Sedangkan D/S pencapaian puskesmas hanyalah 67,13%, hasil ini memang di bawah target namun mengalami kenaikan dari pencapaian tahun 2012 yang hanya 67,04% dan masih mempunyai ketimpangan yang cukup jauh yaitu 12,87%. Hal ini masih perlu menjadi perhatian dan kerja sama semua pihak baik lintas program maupun lintas sektor dalam rangka meningkatkan kunjungan posyandu.

Masalah: Jumlah kader/petugas yang sedikit Lokasi posyandu yang kurang strategis Bangunan posyandu yang masih kurang dari target sehingga harus menumpang Partisipasi masyarakat yang kurang karena kesibukan, sehingga kunjungan ke posyandu dan cakupan penimbangan balita kurang dari targetPemecahan Masalah1. Bagi posyandu yang pencapaian D/S yang masih rendah, harus di lakukan lagi kerjasama dengan lintas sektoral terutama pada bapak RT/RW yang kunjungan posyandunya masih di bawah target, dan mencarikan solusi bagi tempat posyandu tidak layak pakai dengan membuat tempat posyandu dengan bantuan swadaya masyarakat dan pemerintah. 2. Selain itu, masalah yang cukup terlihat sehingga membuat pencapaian dan D/S belum maksimal adalah honor kader sebagai petugas lapangan yang langsung berinteraksi dengan masyarakat yang tidak sebanding dengan beban tugas yang diembannya, hal ini mungkin bisa disampaikan kepada RT/RW agar adanya dana sukarela dalam pelaksanaan posyandu.3. Mengusahakan pengadaan bangunan posyandu sehingga pelaksanaan posyandu lebih kondusif dan meningkatkan minat masyarakat untuk datang4. Memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya kunjungan ke posyandu dan memantau tumbuh kembang balita melalui penimbangan balita 4.1.2 Kesehatan LinkunganSalah satu kendala utama dalam menentukan dampak bahaya lingkungan terhadap kesehatan manuasia adalah kesulitan didalam mengendalikan semua variabel terkait.Tabel 4.2 Cakupan Kunjungan Pasien ke Pojok Klinik Sanitasi Dengan Jenis Penyakit Di Puskesmas Ambacang Tahun 2013NOJenis PenyakitJumlah Kunjungan Pasienke Klinik Sanitasi

123456789 Diare ISPA DBD TB Kusta Gatal-gatal Campak Malaria Cacingan75 (21.06 %)138 (38.76 %)27 (7.58 %)13 (3.65 %)1 (0.28 %)94 (26.40 %)4(1.22 %)3 (0.84 %)1 (0.28 %)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan pasien yang berkunjung ke Pojok Klinik Sanitasi yaitu dengan diagnosa penyakit yang terbanyak yaitu Infeksi Saluran Bagian Atas (ISPA) sebesar 38.76 % yang paling sedikit dengan diagnosa penyakit yaitu cacingan dan kusta sebesar 0.28 %

Tabel: 4.3 Cakupan Program KESLINGNOKegiatanSasaranTarget (%)Yang DiperiksaMMSTMS

1TTU578242 (73.68 %)13 (30.95 %)29

2TPM757061 (93.33 %)45 (73.77 %)16

3SAB27811001827 (65.69 %)1367 (74.82 %)460

4Rumah5286821721 (32.55 %)1265 (73.50 %)456

5Jamban Sehat5273721692 (32.08 %)1181(67.79 %)511

6SPAL5286721613 (30.51 %)1353 (83.88 %)260

7Sampah506972202 (3.98)174(86.13 %)28

8Depot Air2410016 (66.66 %)8 (50 %)8

Di Puskesmas Ambacang Tahun 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kegiatan program kesling yang belum mencapai target yang tertinggi yaitu pemantauan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) Memenuhi Syarat (MMS) sebesar 50 %sedangkan targat ditetapkan DKK Padang sebesar 100 %, Sarana Air Bersih (SAB) diperiksa yang MMS sebesar 84.82 % target ditetapkan oleh DKK Padang sebesar 100%, Tempat-Tempat Umum (TTU) diperiksa yang MMS sebesar 30.95 %, target ditetapkan DKK sebesar 82 %.

Tabel 4.4. 10 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS AMBACANGTAHUN 2013NoNama PenyakitPENDERITA% PENDERITA

Laki-LakiPerempuanJumlahLaki-Laki Perempuan Jumlah

1ISPA2.4623.0465.50840.5734.8337.18

2Peny PULPA & Jaringan Periapikal 543 9361.4708.8010.709.92

3Reumatik Atritis 4231.0111.4437.1111.569.74

4Hipertensi 466 8571.3237.679.808.93

5Gastritis 445 7741.2197.338.858.23

6Demam yang tidak diketahui 525 6191.1448.657.077.72

7Penyakit Kulit Infeksi 549 5381.0879.046.157.33

8Penyakit Kulit Allergi 309 479 7885,095.475.32

9Diare 226 274 5003.723.133.37

10Persistensi 120 209 3291.972.392.22

JUMLAH6.0688.74314.811100 %100 %100 %

Pemecahan Masalah:Dalam hal program kesehatan lingkungan seperti sarana air bersih, jamban sehat, pengontrolan DAMIU, Tempat-tempat umum, rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Ambacang harus di optimalkan lagi sehingga yang belum memenuhi syarat bisa diberikan penyuluhan tentang dampak kesehatan yang ditimbulkan dan jika perlu diberikan rekomendasi untuk perbaikan fasilitas.Hendaknya ada kerja sama lintas program dari pengobatan umum dan kesling, dimana pasien yang berobat dengan penyakit berbasis lingkungan dapat dirujuk ke klinik sanitasi, sehingga di klinik sanitasi pasien tersebut akan diberikan penyuluhan dan didata, dan pasien dengan penyakit berbasis lingkungan dapat terpantau dengan kunjungan rumah untuk menilai keadaan lingkungannya. Hal ini juga bermanfaat untuk mengurangi angka penyakit berbasis lingkungan jika dijalankan berkesinambungan.

4.1.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah merukapak kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian.

Tabel : 4.5 Pencapaian Program KIA di Puskesmas AmbacangTahun 2013NOPROGRAMSasaranTargetPencapaianGAP

Kum ( Abs)%

IIIPROGRAM KIA & KB

1KIA IBU

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1)111098 %108998,11 +0,11

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)111093 %101791,62 -1,38

Cakupan Deteksi Dini Bumil Resti oleh Nakes111020 %23921,53 +1,53

Cakupan Kunjungan Bumil, Bulin, Bufas dengan Komplikasi Yang ditangani22272 %11150 %-22

Cakupan Linakes Yang Memiliki Kompetisi106093 %98993,30 + 0,30

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Pertama (KF 1)100989 %98797,82 +8,82

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Kedua (KF 2)100989 %89989,10 +0,10

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)100989 %81780,97 -8,03

2KIA ANAK

Cakupan Kunjungan KN 1100989 %96095,8 +6,8

Cakupan KN Lengkap100989 %94893,9+4,9

Cakupan Kunjungan Bayi100993 %89989,1-3,9

Cakupan DDTK Kontak Pertama Bayi100996595,6

Cakupan Kunjungan Balita395984 %377495,4+11,4

Cakupan Kunjungan APRAS686

Pelayanan Balita Sakit dengan MTBS386260 %238262,2+ 2,2

Cakupan Kunjungan Neonatal RESTI Yang Ditangani15175 %7046,3-28,7

3KELUARGA BERENCANA (KB)

Pserta KB Baru6789,7

Peserta KB Aktif554779,3

Peserta KB Drop Out3766,78

Peserta KB Pasca Persalinan34633,8

Peserta KB Aktif Gakin166377,8

Jumlah Peserta KB Baru

MKJP

IUD242,89

MOW/MOP10,12

IMPLAN202,40

NON MKJP

Suntik516,14

PIL455,42

Kondom354,21

Obat Vagina00

Lain-Lain00

MKJP + NON MKJP17621,2

- Jumlah Peserta KB Menurut Kontrasepsi

MKJP

IUD6879,87

MOW/MOP179/11056/0,15

IMPLAN2553,64

NON MKJP

Suntik305343,6

PIL112216,05

Kondom2603,72

Obat Vagina

Lain-Lain

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan KIA Ibu yang belum mencapai target yaitu cakupan kunjungan Bumil, Bulin dan Bufas dengan komplikasi yang ditangani sebesar 50 % sedangkan target yang ditetapkan oleh DKK sebesar 72 %, Cakupan Kunjungan Bufas lengkap (KF 3) sebesar 80,97 % target yang ditetapkan oleh DKK 89 %, sedangkan cakupan kunjungan Program KIA Anak yang tertinggi yaitu cakupan kunjungan Neonatal RESTI Yang Ditangani sebesar 46,3 % target ditetapkan DKK sebesar 75 %, sedangkan Cakupan Kunjungan Bayi 89,1 % target yang ditetapkan DKK sebesar 93 %.

Grafik 4.2 Cakupan Kunjungan Bumil , Bulin, Bufas Dengan Komplikasi Yang ditangani di Puskesmas Ambacang Tahun 2013Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

Grafik 4.3 Cakupan Peserta KB Aktif Di Puskesmas Ambacang PadangTahun 2013Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa masih rendahnya peserta KB aktif, yakni 79,3 %, dibandingkan dengan pasangan usia subur yang ada di wilyah kerja Puskesmas Ambacang.

Pemecahan masalah :1. Meningkatkan peran aktif puskesmas dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ibu hamil, Bulin, Bufas, dan bayi untuk keshatan Ibu dan anak sehingga tingkat morbiditas dan mortalitas ibu dan anak bisa di tekan2. Perlunya kerja sama lintas sektoral dalam meningkatkan jumlah kunjungangan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ber-KB terutama untuk pasangan usia subur

4.1.4 Program GiziGizi adalah suatu proses mengunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absospsi, transpormasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhandan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Ilmu gizi adalah pengetahuan tentang dalam hubungannya dengan kesehatan, atau pengetahuan tentang caramemberikan makanan dengan benar agar tubuh berada dalam keadaan sehat.

Tabel: 4.6 Cakupan Pencapaian Program Gizi di Puskesmas AmbacangTahun 2013 Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang 2013

NoProgram GiziSasaranTargetPencapaianGAP

Absolut%

1D/S496880%333567.13 %- 12.87

2N/D281880%244586.76 %+ 6.76

3T/B2818