3.terapi aktivitas kelompok rpk

22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain. Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri. Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih. Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara TAK Kelompok B RPK Page 1

Upload: atik-cm-olivia-seonara

Post on 19-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.

TRANSCRIPT

Page 1: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya

orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi

dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan

hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin

terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan

orang lain.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan

yang lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang

harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,

kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri.

Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok

penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin,

diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih.

Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan

sejumlah pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu

agar pasien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang

lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal

yang sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga

pasien dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan

dengan orang lain.

Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan

kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan

tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul

sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi

marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang

menyulitkan karena secara kultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan.

Oleh karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak langsung.

TAK Kelompok B RPK Page 1

Page 2: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri

sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan

dengan langsung dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan

individu dan membantu mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan

fungsi positif marah.

Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien

dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya. Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien

yang mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK

pasien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan

2. Tujuan Khusus

a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik

c. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara verbal

(Pernyataan Asertif) dan Kegiatan Spiritual

d. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum

obat

TAK Kelompok B RPK Page 2

Page 3: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

BAB II

ISI

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. DEFINISI

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan

definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku

kekerasan secara verbal dan fisik. Sedangkan marah tidak harus memiliki tujuan

khusus. Marah lebih menunjuk kepada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu

dengan perasaan marah.

B. PENYEBAB PERILAKU KEKERASAN

kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas,

tegang, demam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status,

dan prestise yang tidak terpenuhi.

Frustasi : seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai

tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia

merasa terancam dan cemas. Jika tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu

dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya

misalnya dengan kekerasan.

Hilangnya harga diri : pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang

sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu

tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, gampang

tersinggung, gampang marah, dan sebagainya.

Kebutuhan akan status dan pretise : manusia pada umumnya mempunyai

keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui

statusnya.

TAK Kelompok B RPK Page 3

Page 4: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

C. RENTANG RESPON MARAH

Respon kemarahan dapat di fluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.

Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut:

Respon Adaptif Respons Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Gambar. Rentang Respons Perilaku Kekerasan

Sumber: Keliat (1999)

Keterangan:

1. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan

orang lain dan memberikan ketenangan.

2. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan

tidak dapat menemukan alternatif

3. Pasif : individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya

4. Agresif : perilaku yang menyertai marah

5. Kekerasan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya

kontrol

Tabel. Perbandingan antara perilaku asertif, pasif dan agresif/kekerasan

Pasif Asertif Agresif

Isi Pembicaraan Negatif dan

merendahkan diri,

contohnya

perkataan:

“Dapatkah saya?”

“Dapatkah kamu?”

Positif dan

menawarkan diri,

contohnya

perkataan:

“Saya dapat…”

“Saya akan…”

Menyombongkan

diri, merendahkan

orang lain, contoh

perkataan:

“Kamu selalu…”

“Kamu tidak

pernah…”

Tekanan suara Cepat lambat,

mengeluh

Sedang Keras dan ngotot

Posisi badan Menundukkan

kepala

Tegap dan santai Kaku, condong ke

depan

TAK Kelompok B RPK Page 4

Page 5: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

Jarak Menjaga jarak

dengan sikap

acuh/mengabaikan

Mempertahankan

jarak yang aman

Siap dengan jarak

akan menyerang

orang lain

Penampilan Loyo, tidak dapat

tenang

Sikap tenang Mengancam, posisi

menyerang

Kontak mata Sedikit/sama sekali

tidak

Mempertahankan

kontak mata

sesuai dengan

hubungan

Mata melotot dan

dipertahankan

Sumber: Keliat (1999)

D. GEJALA MARAH

Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan

pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa. Gejala-gejala atau

perubahan-perubahan yang timbul pada pasien dalam keadaan marah diantaranya

sebagai berikut :

a. Fisik

Mata melotot,/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah

memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.

b. Verbal

Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada

keras, kasar dan ketus.

c. Perilaku

Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,

amuk/agresif.

d. Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel,

tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan

menuntut.

e. Intelektual

Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang

mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.

f. Spiritual

TAK Kelompok B RPK Page 5

Page 6: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan

kreativitas terhambat.

g. Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.

h. Perhatian

Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

E. PERILAKU MARAH

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena system syaraf otonom

bereaksi terhadap sekresi

b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan

kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif, dan asesif. Perilaku asertif

adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat

mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik

maupun psikologis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk

mengembangkan diri pasien.

c. Memberontak (acting out)

Perilaku yang muncul basanya disertai akibat konflik perilaku “acting out”

untuk menarik perhatian orang lain.

d. Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain,

maupun lingkungan.

F. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada

penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan

mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri. Kemarahan

merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman.

TAK Kelompok B RPK Page 6

Page 7: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk melindungi

diri antara lain :

a. Sublimasi : menerima suatu pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat

untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.

Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada

obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok, dan sebagainya,

tujuannya adalah untuk mengurangi ketagangan akibat rasa marah.

b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau

keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang

menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan

sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu,

mencumbunya.

c. Resepsi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk

kealam sadar. Misalnya : seseorang anak yang sangat benci pada orang

tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang

diterimanya sejak kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak

baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan

akhirnya ia dapat melupakannya.

d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,

dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan

menggunakannya sebagai rintangan. Misalnya seseorang yang tertarik pada

teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.

e. Displacement : melepaskan perasaan yang tertekan bisaanya bermusuhan,

pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya

membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun marah karena ia

baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding

kamarnya. Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.

TAK Kelompok B RPK Page 7

Page 8: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

BAB III

RENCANA KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan resiko

perilaku kekerasan, yaitu

a. Hari/Tanggal : Kamis, 20 Maret 2014

b. Waktu : Pkl. 09.30 – 10.20 WITA

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)

Terapi kelompok (40 menit)

Penutup (5 menit)

d. Tempat : Ruang Agathis

B. SESI YANG DIGUNAKAN

Dalam terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi 4 sesi, yaitu :

a. SESI I : Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b. SESI II : Mencegah Perilaku Kekerasan melalui kegiatan fisik

c. SESI III : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara verbal (pernyataan

Asertif) dan

d. SESI IV : Mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan spiritual

e.

C. PESERTA TAK

a. Kriteria pasien

1) Pasien yang kooperatif

2) Kondisi fisik dalam keadaan baik

3) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas

4) Pasien dengan diagnosa yang sama

b. Proses seleksi

1) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria.

2) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.

3) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

TAK Kelompok B RPK Page 8

Page 9: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

4) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan

aturan main dalam kelompok.

D. ANTISIPASI MASALAH

a. Penanganan terhadap pasien yang tidak aktif dalam aktivitas

1) Memanggil pasien

2) Memberi kesempatan pada pasien untuk menjawab sapaan perawat atau

pasien lain

b. Bila pasien meninggalkan kegiatan tanpa izin

1) Panggil nama pasien

2) Tanyakan alasan pasien meninggalkan kegiatan

c. Bila pasien lain ingin ikut

1) Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada pasien yang

telah dipilih

2) Katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti

oleh pasien tersebut

E. URAIAN TUGAS DAN SUSUNAN PELAKSANAAN

a. Leader

Uraian tugas:

1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Memimpin jalannya terapi kelompok

3) Memimpin diskusi

b. Co-leader

Uraian tugas:

1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

3) Membantu memimpin jalannya kegiatan

4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer

Uraian tugas:

TAK Kelompok B RPK Page 9

Page 10: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,

tempat dan jalannya acara

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota

kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator

Uraian tugas:

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan

kegiatan

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Nama-Nama Tim Terapis

a. SESI I

Leader : Yoga Triono

Co Leader : Ayu Septiana

Observer : Desy Ratna Sari

Fasilitator : Atik Cimi

b. SESI II

Leader : Desy Ratna Sari

Co Leader : Atik Cimi

Observer : Yoga Triono

Fasilitator : Ayu Septiana

c. SESI III

Leader : Atik Cimi

Co Leader : Desy Ratna Sari

Observer : Ayu Septiana

Fasilitator : Yoga Triono

TAK Kelompok B RPK Page 10

Page 11: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

d. SESI IV

Leader : Ayu Septiana

Co Leader : Yoga Triono

Observer : Atik Cimi

Fasilitator : Desy Ratna Sari

F. RENCANA KEGIATAN

a. Memilih pasien yang mengikuti TAK sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan di Ruangan Pinus RSJD Sambang Lihum

b. Peserta TAK 8 orang

c. Persiapan waktu yang akan digunakan ada dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tabel Rincian Alokasi Waktu TAKNo. Kegiatan Alokasi

waktuKeterangan

1. Tahap orientasi: Memberi salam terapeutik :

salam dari terapis Evaluasi/validasi :

menanyakan perasaan pasien saat ini

Kontrak

5 menit Di pimpin oleh Leader

2. Tahap kerja: Sesi I Sesi II

10 menit10 menit

Di pimpin oleh LeaderDi pimpin oleh Leader

3. Tahap terminasi: Evaluasi Rencana tindak lanjut Kontrak yang akan datang

5 menit Di pimpin oleh Leader

TAK Kelompok B RPK Page 11

Page 12: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

d. Setting Tempat

: Leader : Fasilitator

: Co-leader : Observer

: Pasien

Jumlah Perawat

Mahasiswa Ners : 4 Orang

CI : 1 Orang

G. PROSES PELAKSANAAN

(Terlampir)

TAK Kelompok B RPK Page 12

Page 13: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

H. PROSES EVALUASI

1. Evaluasi input

• Tim berjumlah 4 orang dengan 1 Leader, 1 Co Leader, 1 Fasilitator, 1

Observer.

• Lingkungan nyaman

2. Evaluasi Proses

• Leader & Co Leader berada di samping pasien dan menjelaskan

peraturan permainan dengan jelas.

• Fasilitator menempatkan diri di samping pasien

• Observer menempatkan diri di samping barisan pasien untuk

mengawasi jalannya kegiatan.

• Minimal 6 orang pasien yang mengikuti permainan dapat mengikuti

kegiatan dari awal sampai selesai.

• Minimal 6 orang pasien aktif mengikuti kegiatan, maksimal 2 orang

yang keluar.

TAK Kelompok B RPK Page 13

Page 14: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

BAB IV

LAPORAN KEGIATAN

A. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DENGAN RPK

1. Hari/ tanggal pelaksanaan : Kamis, 24 April 2014

Waktu : 09.30- 10.00 WITA

2. Peserta TAK

Peserta TAK yaitu pasien dengan RPK di ruang Pinus, pasien dipilih

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, dan dipilih sebanyak 8 orang

pasien yang mengikuti TAK. Nama yang berpartisipasi dalam TAK:

1) Tn. HF

2) Tn. E

3) Tn. F

4) Tn. P

5) Tn. H

6) Tn. I

7) Tn. A

8) Tn. M

B. SETTING

1. Pasien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. ALAT

1. Karton dan Spidol Besar

2. Jadwal kegiatan pasien

3. Papan nama

4. Kertas bernomor

TAK Kelompok B RPK Page 14

Page 15: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

D. METODE

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Role play dan simulasi

E. TIM PELAKSANA

a. SESI I

Leader : Yoga Triono

Co Leader : Ayu Septiana

Observer : Desy Ratna Sari

Fasilitator : Atik Cimi

b. SESI II

Leader : Desy Ratna Sari

Co Leader : Atik Cimi

Observer : Yoga Triono

Fasilitator : Ayu Septiana

c. SESI III

Leader : Atik Cimi

Co Leader : Desy Ratna Sari

Observer : Ayu Septiana

Fasilitator : Yoga Triono

d. SESI IV

Leader : Ayu Septiana

Co Leader : Yoga Triono

Observer : Atik Cimi

Fasilitator : Desy Ratna Sari

Sesuai proposal yang diajukan, tim pelaksana dibagi menjadi 4 sesi dalam

dua kali TAK. Dimana sesi pertama yang menjadi terapis (leader) adalah Yoga

Triono. Yoga Triono membuka acara terapi aktivitas kelompok dengan waktu

yang disediakan 5 menit, berisi salam terapis kepada pasien, menanyakan

perasaan pasien dan masalah yang dirasakan, kemudian memperkenalkan nama

TAK Kelompok B RPK Page 15

Page 16: 3.Terapi Aktivitas Kelompok Rpk

dan panggilan terapis (pakai) papan nama dan menanyakan nama dan panggilan

semua pasien (pasien diberi papan nama), kemudian terapis melakukan kontrak

dengan menjelaskan tujuan kegiatan yaitu, mengenal perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan dan mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik, verbal,

dan melalui minum obat, terapis juga menjelaskan aturan main sebagai berikut,

jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin kepada terapis, lama

kegiatan 50 menit dan setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

Kemudian kegiatan berjalan sampai akhir sesuai dengan proposal pada

lampiran 1 dimana pada sesi 1 yang menjadi leader adalah Noorhidayah, Co

Leader adalah Valentino Benny K, Observer adalah Devi Magdalena Siagian, dan

Fasilitator adalah M. Syarwani.

Pada sesi 2 yang menjadi leader adalah Devi Magdalena Siagian, Co

Leader adalah M. Syarwani, Obeserver adalah Noorhidayah, dan Fasilitator

adalah Valentino Benny K.

Pada sesi 3 yang menjadi leader adalah M. Syarwani, Co Leader adalah

Devi Magdalena Siagian, Observer adalah Valentino Benny K, dan Fasilitator

adalah Noorhidayah.

Pada sesi 4 yang menjadi Leader adalah Valentino Benny K, Co Leader

adalah Noorhidayah, Observer adalah M. Syarwani dan Fasilitator adalah Devi

Magdalena Siagian. Tahap terminasi (evaluasi, tindak lanjut, dan kontrak)

kemudian dilanjutkan oleh Noorhidayah.

Sedangkan untuk penilaian evaluasi dan dokumentasi dapat dilihat pada

lampiran 1 dan 2.

TAK Kelompok B RPK Page 16